Satu... Dua... Tiga...
Langkah kaki tergesa-gesa mencari tempat sembunyi, terburu-buru meninggalkan seorang anak kecil yang menutup matanya sampai hitungan berakhir. Saat kedua matanya terbuka, semua orang menghilang. Tidak ada satu pun yang berada di sekitarnya.
Kepala bergerak menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari orang-orang yang bersamanya tadi. Dengan tawa kecil, ia berlari berusaha mencari keberadaan mereka. Si kecil itu mencari ke belakang pohon, ke samping rumah tetangga, ke belakang mobil yang terparkir di belakang, untuk menggantikan posisinya sebagai pencari.
![]() |
Photo by Caleb Woods on Unsplash |
Namun...
Saat aku membuka kedua mataku selepas menghitung sampai sepuluh, semua hal yang dulu pernah terjadi tidak semenyenangkan itu. Semua orang pergi dan aku benar-benar sendiri. Semua orang seolah bersembunyi. Saat aku mencari mereka, jangankan untuk menggantikan posisiku, menjadikan mereka sandaran seperti dahulu kala saja rasanya sudah sungkan.
Pernahkah kamu ingat saat teman-temanmu berusaha menenangkanmu saat kamu sedang menangis karena terjatuh dari sepeda? Pernahkah kamu ingin keluar malam hari demi bermain dengan teman-temanmu dan melihat kembang api di malam hari dan berharap hari itu tak akan pernah berakhir? Pernahkah kamu tak pernah merasa lelah dan sangat amat bahagia saat kamu bermain dengan sahabat-sahabatmu? Pernahkah kamu dengan mantap menyebutkan cita-citamu yang hebat itu?
Apa yang terjadi sekarang?
Apakah teman-temanmu masih ada untuk menenangkanmu saat kamu menangis sendirian di kamarmu?
Apakah melihat kerlip bintang di langit cukup menenangkan perasaanmu yang kalut itu?
Apakah kamu masih merasakan semangat di setiap kamu membuka mata?
Apakah kamu masih berpegang teguh dengan angan-anganmu yang indah itu?
Apakah semua itu bisa kamu lewati dengan mudah?
Kamu mungkin pernah mengira cita-cita cukup diraih dengan kerja keras. Kamu mungkin pernah mengira apa yang kamu miliki tak akan pernah hilang dari genggamanmu. Kamu mungkin mengira jika kenyataan tak akan mendorongmu keras hingga jatuh dengan penuh luka... dan pada akhirnya kamu menyadari bahwa hidup ini bukanlah dongeng yang selalu kamu dengarkan sebelum tidur.
Apakah kehidupan orang dewasa menyenangkan sama seperti apa yang kamu dambakan?
Apakah kamu masih tertawa tulus seperti kala itu?
Apakah kamu masih sekuat tenaga berjuang dan tetap bertahan?
Apakah kamu masih tertawa tulus seperti kala itu?
Apakah kamu masih sekuat tenaga berjuang dan tetap bertahan?
Apakah kamu tidak lelah?
Inspired by:
Written by Michiko♡
Tidak ada komentar:
Posting Komentar