Tampilkan postingan dengan label Social. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Social. Tampilkan semua postingan

11 Juni 2021

Lidah Bermata Pisau

9:50 AM 0 Comments
Kamu pernah sakit hati karena lidah seseorang walaupun perkataannya jujur? Iya, kejujuran emang menyakitkan karena kita terlalu senang hidup di dalam kebohongan. 

Aku juga pernah merasa sakit hati ketika mendapatkan komentar jujur dari orang-orang di sekitarku. Sebagian ada yang berkata jujur tentang penampilanku, sebagian ada yang berkata jujur tentang tubuhku, sebagian ada yang berkata jujur tentang perilakuku, sebagian ada yang berkata jujur tentang masa depanku yang dianggap kelam. Sebagian dari kejujuran mereka membuat aku terluka. 

Komentar-komentar itu semua datang dari lidah manusia. Bagaimana bisa lidah yang selembut itu bisa mengiris hati seseorang? 

Lidah Bermata Pisau
Namanya juga manusia, makhluk sosial, kita pasti akan menemukan orang yang macam-macam perilakunya dalam hidup kita. Salah satunya, orang yang ceplas-ceplos dan nggak bisa filter omongannya sendiri. 

Kadang-kadang, tingkah mereka itu lucu sekali karena polos dan jujur. Akan tetapi, di beberapa situasi, kadang-kadang mereka menjengkelkan karena ucapan jujurnya yang menyakiti hati. Entah karena dosis kejujurannya terlalu berlebihan, atau aku yang terlalu bawa perasaan. 

Katanya, segala sesuatu yang berlebihan itu nggak baik, bukan? Sekalipun itu sebuah kebaikan yang berlebihan? Ya... menurutku sih iya. Apalagi kalau keburukan yang berlebihan ya? Pasti hancur sudah dunia ini. 

Kalau dipikir-pikir, menjadi orang yang jujur itu sebenarnya sebuah kelebihan yang banyak dicari orang, apalagi saat kita hidup di dunia yang penuh dengan kebohongan. Akan tetapi, sepertinya dunia terlalu mencintai rupa kebohongan yang manis sehingga saat kita menjumpai kejujuran, hal itu akan sangat menyakiti perasaan kita. 

"Kok kamu jadi jelek gitu, kenapa sekarang jerawatnya jadi banyak banget?" tanya seorang wanita yang sedang menggendong bayinya saat pertemuan keluarga yang diadakan setahun sekali. 

"Kamu sekarang gendut banget ya. Beratmu berapa sekarang?" tanya seorang teman SMA saat pertemuan alumni. 

"Belum kerja juga? Kamu mau jadi apa? Pengangguran?" tanya seorang pria paruh baya yang sudah lelah menanggung beban keluarga. 

"Daftar ke sini nggak diterima, daftar ke situ nggak diterima. Nggak usah sekolah lah, percuma kalau bodoh. Nanti cuma buang-buang duit," keluh seorang wanita yang frustrasi dengan anaknya yang nggak kunjung dapat sekolah baru. 

Cuma basa-basi? Masih zaman basa-basi dengan menyakiti hati orang lain? Baca deh Adab Silaturahmi, supaya basa-basi nggak lagi menyakiti perasaan orang lain.

Beberapa orang yang menerima komentar itu akan membalas dengan sebuah reaksi: mengeluh atau berubah. 

Ya sudah, kalau begitu tinggal berubah, apa susahnya? Mengeluh juga nggak menyelesaikan masalah. Anggap saja masukan dari orang lain. 

Feedback atau masukan memang penting dalam pengembangan diri tetapi sampaikanlah dengan cara yang nggak menyakiti hati dan pahami juga kondisinya. Coba bayangkan saja, bagaimana rasanya kalau kamu sedang berjuang membuang hal-hal yang membuat kamu nggak percaya diri tetapi komentar orang lain justru menjatuhkan mentalmu dan membuatmu jadi semakin nggak percaya diri? 

Kalau kamu mengalami hal yang sama, apakah kamu akan langsung berubah setelah mendapatkan komentar yang seperti itu? 

Bagiku, hal ini menjadi pelajaran yang sangat berharga. Aku nggak suka dengan penyampaian kejujuran yang menyakiti hati. Maka, hal ini pun akan jadi pengingat untuk diriku sendiri untuk nggak melakukan hal yang sama. Sebelum menghakimi atau mengomentari orang lain, ada baiknya kita berkaca terlebih dahulu.


Komentar negatif itu bisa menghancurkan kepercayaan diri yang dibangun bertahun-tahun hanya dalam satu detik saja. Coba bayangkan, berapa banyak kepercayaan diri orang lain yang bisa kamu hancurkan hanya dengan kata-kata dari lidahmu saja? Berapa banyak hati yang berdarah karena sayatan ucapanmu? 

Kita sudah tahu bagaimana rasanya ketika orang lain mengomentari kekurangan kita, maka jangan lakukan hal yang sama. 

Lidah itu tajam. Jauh lebih tajam daripada pedang. 

Kalau kamu gak bisa menggunakan pedang dengan baik, sebaiknya kamu simpan saja pedang itu daripada melukai orang lain. Sama halnya seperti lidah, jika kamu tidak bisa bertutur kata yang baik, sebaiknya kamu diam saja daripada tutur katamu itu menyakiti orang lain. 

Sayang banget kan kalau lidah digunakan untuk berucap hal yang menyakiti hati orang lain. Padahal, lidah bisa digunakan untuk bertutur kata dengan baik yang bakal sangat menyenangkan hati orang lain. Contohnya, kalau kita mengucapkan 3 kata ajaib yang bisa membuat orang lain tersenyum. 

Ketahui 3 kata ajaib selengkapnya di artikel: 3 Miracle Words

Kalau kamu mendapatkan komentar negatif dari orang lain, apa yang kamu lakukan? 

Yuk, berbagi tips menghadapi komentar negatif di kolom komentar!

Have a nice day, 


Michiko♡

Picture design by nadhishafa

18 Desember 2020

5 Strategi Move On Paling Ampuh

4:42 PM 0 Comments
Kalian pernah nggak, merasa kesulitan untuk melupakan seseorang yang sudah pergi? Terutama orang yang pernah mengisi relung di dalam hati. Pasti untuk melupakan orang yang pernah singgah dan memberikan beberapa kenangan indah di masa lalu itu nggak semudah yang dibayangkan. Akan tetapi, kita harus ingat bahwa selalu ada jalan dalam setiap kesulitan. 

Mungkin, beberapa dari kita ada yang masih terjebak dalam nostalgia. Mungkin, beberapa dari kita ada yang masih dihantui kenangan-kenangan yang seharusnya sudah dilupakan. Mungkin, beberapa dari kita ada yang masih kesulitan untuk keluar dari ingatan masa lalu yang dinikmati sendiri. Mungkin, beberapa dari kita juga ada yang belum bisa melupakan kisah bersama orang yang telah pergi walaupun waktu telah jauh berlalu, misalnya enam bulan, satu tahun, tiga tahun, lima tahun, bahkan sepuluh tahun.
Ilustrasi hati yang terluka by Nadhira Shafa
Beberapa masalah yang muncul dalam hidup ini selalu ada solusinya, guys, termasuk masalah percintaan dan per-move-on-an. Hanya saja, kendalanya antara kita sudah menemukan solusinya atau belum. Sebenarnya, solusi untuk permasalahan ini ada banyak banget. Kendala yang kedua, kita mau atau nggak untuk mengeksekusinya. Nah, pada postingan kali ini aku akan membahas tentang stategi move on agar nggak terjebak dengan masa lalu secara terus menerus. Simak beberapa poin berikut ini ya.

1. Niat

Niat adalah kunci penting untuk segala perbuatan. Seperti yang disebutkan suatu pepatah:
Setiap perbuatan tergantung pada niatnya.
Tanpa niat, kita nggak akan punya kemauan untuk melakukan sesuatu karena bawaannya jadi malas untuk melakukannya. Dalam kasus ini, niat itu paling penting dari semua poin yang akan disebutkan. Sebab, mau sebanyak apa pun tips move on yang kita cari tetapi kita nggak punya niat untuk mengeksekusinya, maka semua itu akan sia-sia. Percuma kan, kalau hanya tahu teorinya tetapi nggak bisa praktiknya. Maka dari itu, sebelum mencari cara untuk move on, siapkan hati dan tekad terlebih dahulu supaya perjalanan move on jadi lancar. Nggak enak kan kalau kita sedang proses move on tiba-tiba ada teman yang ngomongin dia, bikin gagal move on lagi karena niatnya setengah-setengah padahal saat itu progresnya sudah 70 persen misalnya. Sayang banget kan kalau kita harus mengulang dari awal.

Jadi, mau dikasih tahu tips move on sampai mulut berbusa pun kalau nggak niat, nggak akan pernah bisa move on. Ujungnya, pasti beralasan dan keras kepala kalau dikasih tahu. Jadi, buat teman-teman semua yang mau move on, harap untuk kuatkan niat terlebih dahulu.

2. Ikhlas

Ikhlas merupakan salah satu kunci yang selalu digunakan untuk move on. Untuk apa move on kalau kita belum mengikhlaskan orang itu pergi. Biasanya, kalau kita nggak ikhlas akan kepergian seseorang, itu akan membuat kita jadi menyimpan sebuah dendam, entah dendam kepada manusia atau mengutuk langit atas semua takdirnya. Dendam kepada manusia membuat kita semacam merasa bahagia kalau orang yang telah pergi meninggalkan kita itu menderita, entah dia performanya turun di kantor atau sekolah atau kampus, ditinggalkan kekasih barunya, atau dia merasa sedih. Hal ini membuat kita terlihat nggak berempati banget kan kelihatannya kalau kita merasa senang di atas penderitaan orang lain. Dendam terhadap takdir lebih ekstrim lagi, biasanya hal itu bisa membuat kita mengutuk langit dan bersumpah serapah serta berteriak "apakah hidup itu adil?".

Orang-orang yang datang ke dalam hidup kita, baik kita mengenalnya atau hanya berpapasan di ruang publik, itu ada tujuannya. Orang-orang itu dikirim ke dalam hidup kita dengan suatu alasan, antara dia datang sebagai pendamping hidup kita selamanya atau dia datang untuk menyampaikan suatu pelajaran hidup yang bisa kita pelajari untuk ke depannya. Lagipula setiap pertemuan selalu ada perpisahan. Orang-orang yang hadir dalam hidup kita diibaratkan sebagai sebuah buku kehidupan yang sedang kita baca, jika orang itu pergi berarti buku itu telah habis kita baca dan kita harus berpindah untuk membaca buku yang lain agar mendapatkan pelajaran hidup yang baru. Maka dari itu, kita harus ikhlas untuk melepaskan orang yang telah pergi.

Baca juga tentang pelajaran hidup: Belajar Bersyukur dari Drama Korea: 18 Again

3. Berusaha untuk Move On

Sebelum pasrah dengan keadaan, kita harus berusaha terlebih dahulu. Usaha apa saja yang bisa dilakukan untuk move on? Banyak banget! Usaha itu bentuknya bervariasi, tergantung individu masing-masing. Kita bebas mau memilih yang mana, kita bebas mau melakukan apa sebagai upaya untuk move on. 

Caranya adalah mencari hal yang mengalihkan perhatian kita terhadap orang yang membuat kita susah move on. Contohnya ada banyak banget, misalnya kita melakukan banyak kesibukan agar pikiran kita nggak punya kesempatan untuk memikirkan kenangan-kenangan yang bisa membuat kita jadi terpuruk. Kita juga bisa bergaul dengan teman-teman agar nggak merasa kesepian dan otak pun nggak memikirkan hal yang nggak diperlukan. Contoh yang lainnya, memperluas koneksi dengan lawan jenis. Hal ini dilakukan bukan menjadikannya sebagai pelampiasan lho tetapi untuk memanipulasi pikiran kita sendiri. Otak jadi akan memahami kalau lawan jenis yang ada di dunia ini nggak cuma dia aja. Biasanya, move on itu karena kita menganggap orang itu adalah satu-satunya yang bisa membahagiakan kita, padahal kenyataannya nggak. Maka dari itu, kita butuh distraksi supaya perhatian kita teralihkan.

Seandainya hal tersebut masih belum cukup membantu kita untuk move on, hal ini bisa menjadi langkah paling ekstrim untuk diterapkan tetapi jangan dibawa dendam ya, cukup untuk pelajaran pribadi saja dan nggak perlu menjelekkan dia di hadapan orang lain. Jangan menganggap dia adalah orang yang sempurna karena kesempurnaan hanya milikNya. Ingat kekurangan dia yang nggak bisa ditoleransi. Tulis saja sifat-sifat dia yang membuat jengkel dan hal-hal menyakitkan yang pernah dia lakukan. Kita cenderung gagal move on karena teringat pada kenangannya yang indah tetapi lupa kalau dia juga pernah melakukan hal-hal yang menyakiti kita atau membuat kita menangis misalnya. Nah, mungkin hal itu bisa menjadi sebuah penghalang. Penghalang agar kita mengurungkan niat untuk kembali bersama dia karena nggak cuma kenangan baik yang kita ingat tetapi kenangan buruk yang pernah kita dapatkan juga.

Baca ini jika kamu punya salah satu tujuan untuk dicapai: Konsistensi, Kunci Ajaib Pengabul Mimpi

4. Biarkan waktu memulihkan segalanya

Setelah melakukan berbagai usaha secara konsisten, baru lah kita pasrah terhadap keadaan. Biarkan waktu yang memulihkan segalanya. Kita nggak perlu memaksakan waktu untuk cepat menyembuhkan luka atau membuat kita cepat move on. Seperti halnya luka fisik, kita butuh waktu yang berbeda-beda untuk menyembuhkannya atau mengobati gejalanya. Luka di hati juga sama, membutuhkan waktu untuk menyembuhkannya dan mengobati gejalanya. Gagal move on adalah salah satu gejalanya. Jadi, nggak usah terburu-buru. Cukup konsisten saja melakukan upaya untuk move on, sisanya biar waktu yang berbicara.

5. Jangan terpengaruh

Jangan pernah terpengaruh oleh lingkungan yang membuat kita mengingat kenangan-kenangan indah. Saat kita sedang berprogres untuk move on pasti selalu ada batu yang menghalangi, bisa berupa kerikil atau bongkahan batu raksasa yang membuat kita terhenti. Misalnya, ada teman yang membicarakan tentang dia dan berkata kalau kita cocok dengan dia dan sebagainya, jangan membuat ucapannya sebagai patokan untuk hati kita. Kita yang tahu apa yang telah dilalui, lingkungan hanya melihat dari sudut pandang ketiga sebagai pengamat. Mereka nggak tahu isi hati kita, nggak tahu apa yang dilalui oleh kita. Maka dari itu, kalau sudah niat untuk move on, jangan terpengaruh. Poin ini berkaitan dengan poin pertama, yaitu niat. 

Untuk kalian yang sedang berusaha keras untuk move on dan terus berjalan untuk melanjutkan hidup, semangat ya! Pasti akan ada manusia yang jauh lebih baik sebagai pengganti orang yang telah memutuskan untuk pergi karena setiap manusia berhak untuk dicintai dan mendapatkan orang yang mampu mengisi tangki cintamu. ( Baca juga tentang tangki cinta di sini: 5 Bahasa Cinta, Kunci Hubungan yang Harmonis )

Singkatnya, itu lah strategi move on yang menurutku paling ampuh. Kalian punya strategi move on andalan juga? Coba yuk berbagi tips move on di kolom komentar, siapa tahu teman-teman kita ada yang butuh tips-tips untuk move on juga.

Sekian tulisan untuk hari ini, sampai jumpa di lain kesempatan.
Have a nice day,


Michiko ♡

Illustration by Nadhira Shafa

26 November 2020

5 Bahasa Cinta, Kunci Hubungan yang Harmonis

7:30 PM 0 Comments

"Kamu enggak pernah mengerti aku!"

"Kamu enggak sayang sama aku!"

"Kamu enggak pernah ada sedikit pun waktu buat aku!"

"Kamu enggak bisa ya, berkorban sedikit aja buat aku?"

"Dasar buaya, bisanya cuma gombal!"


Pernah enggak sih kalian dengar kata-kata seperti yang aku tulis barusan?

Atau kalian pernah mengatakannya kepada seseorang?

To be honest, aku sendiri pernah mengatakan hal yang seperti itu kepada kedua orang tuaku. Walaupun mereka selalu bilang kalau mereka sayang aku, tapi aku tetap menyangkal dan enggak mempercayainya. Ternyata, itu karena bahasa cinta yang kita gunakan berbeda, guys!


Hah, apa itu bahasa cinta? Kok kayak bahasa alay lebay gitu ya? Hahahahaha.


Bahasa cinta atau love language adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dari hati ke hati. Selayaknya dalam ilmu linguistik, kita mengenal dialek atau bahasa untuk berkomunikasi seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa China, dan lain sebagainya, perasaan kita juga punya bahasanya sendiri lho, guys! Chapman (2010) dalam bukunya yang berjudul The 5 Love Languages: The Secret to Love That Lasts, membagi bahasa cinta menjadi lima jenis: Word of affirmation (pengakuan), Quality time (waktu yang berkualitas),  Receiving gift (hadiah), Acts of Service (pelayanan), dan Physical Touch (sentuhan fisik).


1. Words of Affirmation (Pengakuan)

Bahasa cinta yang satu ini mengandalkan ucapan verbal untuk mengomunikasikan rasa cinta. Ungkapan tersebut bisa berupa pujian, kata-kata penyemangat, pengakuan tentang perasaan, atau ungkapan rasa cinta. Misalnya:

"Kamu cantik banget hari ini."

"Aku beruntung banget punya kamu, kamu itu pengertian, cantik, blablabla..."

"Terima kasih ya, kamu sudah mengerti aku."

"Aku bangga banget sama kamu."


Mereka yang bahasa cintanya adalah word of affirmation (pengakuan), bagi mereka ucapan itu sangat penting! Jadi, buat kalian yang mungkin pacarnya, istri/suaminya, anaknya, temannya dan kerabat lain yang berkomunikasi dengan bahasa cinta ini, sebaiknya kalian sering-seringlah mengungkapkan apa yang kalian rasakan atau sekadar membuat mereka senang dengan ucapan-ucapan baik yang kalian ungkapkan untuk menyampaikan bahwa kalian itu mencintai mereka.


( Baca juga: 3 Miracle Words )


2. Quality Time (Waktu yang Berkualitas)

Bahasa cinta yang satu ini mengandalkan kebersamaan dengan orang tercinta untuk mengomunikasikan rasa cinta. Selama orang yang dicintai berada di sisinya, orang yang bahasa cintanya quality time akan merasa kalau mereka sangat dicintai walaupun ketika bersama orang tercintanya mereka enggak melakukan apa-apa, hanya sekadar mengobrol ringan, nonton TV bersama, melakukan kegiatan atau hobi bersama.


Mereka yang bahasa cintanya adalah quality time (waktu yang berkualitas), bagi mereka waktu itu sangat penting! Jadi, buat kalian yang mungkin pacarnya, istri/suaminya, anaknya, temannya dan kerabat lain yang berkomunikasi dengan bahasa cinta ini, sebaiknya kalian sering-seringlah menyisihkan sedikit waktu untuk bertemu, mendengarkan mereka ketika sedang berbicara dan jangan sibuk main HP, menghabiskan waktu untuk berlibur atau melakukan hobi bersama, ada di sisi mereka selama kalian bisa melakukannya, kalau sedang LDR alias long distance relationship pun sering-seringlah menghubungi mereka melalui chat, telepon, atau video call. Pokoknya, yang penting kalian ada di sisi mereka, mereka sudah merasa kalau kalian mencintai mereka tanpa harus mengungkapkannya!


( Baca kiat-kiat LDR di sini: Long Distance Relationship )


3. Receiving Gift (Hadiah)

Bahasa cinta yang satu ini mengandalkan hadiah dalam mengomunikasikan rasa cinta. Enggak perlu hadiah yang mewah atau mahal, hadiah kecil pun akan terasa sangat berharga. Bahkan, kehadiran kalian juga bisa jadi kado yang terindah kok buat mereka yang menggunakan bahasa cinta ini. Dengan menerima hadiah dari orang tercinta, mereka yang berkomunikasi dengan bahasa cinta receiving gift (menerima hadiah) akan berpikir kalau, "Oh, dia ingat sama aku" atau "Dia memikirkan aku". Hadiah yang diberikan kepadanya merupakan simbol rasa cinta dari orang tercintanya, tanda kalau kalian enggak pernah lupa atau berhenti memikirkan dia.


Mereka yang bahasa cintanya adalah receiving gift (menerima hadiah), bagi mereka hadiah itu sangat penting! Jadi, buat kalian yang mungkin pacarnya, istri/suaminya, anaknya, temannya dan kerabat lain yang berkomunikasi dengan bahasa cinta ini, sebaiknya kalian sering-seringlah memberi hal-hal atau benda seperti setangkai bunga mawar misalnya, sering traktir dia makanan atau jajan, memberinya cemilan atau masakan buatan kalian, atau sepulang liburan/keluar kota membawa oleh-oleh untuk orang yang kalian cinta. Dengan begitu, mereka akan sangat merasa bahwa kalian tidak pernah melupakannya, juga merasa sangat berharga dan dicintai.


4. Act of Service (Pelayanan)

Bahasa cinta yang satu ini mengandalkan uluran tangan atau pelayanan dalam mengomunikasikan rasa cinta. Pelayanan atau bantuan itu bisa berupa hal-hal yang bisa membantu meringankan pekerjaan yang sering dilakukan. Misalnya, membantu membereskan rumah, membantu mengerjakan PR atau tugas, berbagi tugas dalam rumah tangga, atau hal-hal yang berupa pelayanan bagi mereka yang menggunakan bahasa cinta act of service (pelayanan). Bahasa cinta ini secara tidak langsung membuat mereka yang berkomunikasi dengan bahasa cinta ini merasa bahwa orang tercintanya mencintai mereka karena memberikan aksi bukan hanya sekadar basa-basi. 


Mereka yang bahasa cintanya adalah act of service (pelayanan), bagi mereka aksi itu sangat penting! Jadi, buat kalian yang mungkin pacarnya, istri/suaminya, anaknya, temannya dan kerabat lain yang berkomunikasi dengan bahasa cinta ini, sebaiknya kalian sering-seringlah membantu mereka dalam mengerjakan hal-hal yang sering dilakukan, setidaknya untuk meringankan tugas atau beban mereka. Mereka akan merasa sangat dicintai karena kalian berbicara dengan aksi, tidak membiarkan mereka berada dalam kesulitan. 


5. Physical Touch (Sentuhan Fisik)

Bahasa cinta yang satu ini mengandalkan sentuhan fisik dalam mengomunikasikan rasa cinta. Sentuhan fisik itu tidak selalu tentang hal-hal yang berbau seksual, tetapi bisa berupa hal-hal kecil seperti pelukan hangat, kecupan mesra, genggaman tangan yang erat, atau belaian rambut yang lembut. Bahasa cinta ini seolah menyalurkan rasa cinta dengan aliran sentuhan fisik dan membuat mereka yang berkomunikasi dengan bahasa cinta physical touch (sentuhan fisik) merasa nyaman berada di dekat orang tercinta. 


Mereka yang bahasa cintanya adalah physical touch (sentuhan fisik), bagi mereka sentuhan itu sangat penting! Jadi, buat kalian yang mungkin pacarnya, istri/suaminya, anaknya, temannya dan kerabat lain yang berkomunikasi dengan bahasa cinta ini, sebaiknya kalian sering-seringlah memberikan pelukan hangat ketika mereka membuat kalian senang, mengusap kepalanya saat kalian merasa bangga terhadap mereka, memberikan kecupan manis sebagai tanda bahwa kalian sedang mengungkapkan rasa cinta. Tanpa harus mengungkapkan cinta secara verbal, sentuhan itu akan berbicara sebagai "juru bicara" tentang rasa cinta yang ada dalam hati kalian kepada orang yang kalian cinta.


Nah, setiap manusia memiliki bahasa cinta yang berbeda-beda, guys! Jangan sampai kalian salah ya dalam mengomunikasikannya. Seperti sebuah mobil yang memiliki tangki bahan bakar yang diisi sesuai dengan jenis mobilnya, manusia juga memiliki tangki cinta yang harus diisi sesuai dengan bahasa cintanya. Jika tangki mobil diisi dengan bahan bakar solar, premium, pertalite, pertamax, dan lain sebagainya, maka tangki cinta manusia juga diisi dengan kelima bahasa cinta yang sudah disebutkan sebelumnya. 


Kalau kalian ingin memahami pasangan atau orang-orang tercinta juga, kalian boleh tuh tanya mereka berkomunikasi dengan bahasa cinta yang mana atau bisa menggunakan web untuk melihat bahasa cinta yang dominan kalian gunakan, salah satunya di web 5lovelanguages (klik di sini) atau kalian bisa cari web lain di google.


Kalau kalian dominan pakai bahasa cinta yang mana, guys


Baiklah, segitu dulu tulisan untuk hari ini. Jangan lupa untuk tetap bahagia dan spread love kepada semua orang ya!

Have a nice day,


Michiko ♡


Sumber:

Photo by Hannah Wright on Unsplash

Chapman, G. D. (2010). "The 5 Love Languages: The Secrets To Love That Lasts". Chicago: Northfield Publishing. 

8 November 2020

IDN App Hadir dengan Segudang Inovasi, Informasi, dan Ramah untuk Semua Generasi

3:50 PM 0 Comments
Pernah enggak sih, seharian main sosial media tapi masih aja ketinggalan informasi terkini? 
Atau sering kebingungan saat tongkrongan membicarakan isu dunia, tapi kamu enggak paham isi pembicaraannya?

Serius, aku pernah ada di posisi itu. Itu adalah hal yang paling membuat aku merasa jadi orang yang paling ketinggalan informasi.

Photo by Paul Hanaoka on Unsplash

Suatu hari, aku berselancar di salah satu platform sosial media. Isi platformnya normal, sebagaimana kegunaan sosial media pada umumnya, untuk hiburan dan lapak diskusi. Suatu ketika ada isu yang tiba-tiba viral tapi enggak tahu asal-usulnya dari mana dan kenapa bisa jadi perbincangan dunia maya. Pokoknya, tiba-tiba saja banyak yang omongin. Rasanya kayak ketinggalan informasi jauh banget, padahal 24 jam sehari enggak pernah lepas dari smartphone. Akhirnya, aku harus cari kata kunci yang berhubungan dengan obrolan masyarakat yang lagi viral itu. Tetapi, kendalanya adalah hal-hal yang viral itu justru ketutupan dengan hal yang lain yang sama sekali enggak ada hubungannya, bahkan kadang enggak jarang juga membuang waktu untuk kepo tapi ujungnya enggak dapat informasi apa-apa. 

Lebih parahnya lagi, ketika tongkrongan juga obrolin hal yang sama kayak di sosial media. Haduh, enggak bisa gabung bahas obrolan di dunia nyata maupun di dunia maya, itu rasanya sedih banget,  kayak orang yang kudet alias kurang update

Kalian pernah merasakan hal yang sama? 
Tenang, aku punya solusinya supaya bisa tetap up to date dengan berita terkini dan enggak merasa bingung lagi kalau tongkrongan bahas isu-isu di dunia.

Caranya adalah download aplikasi berita untuk mengetahui informasi terkini. 

🔊: "Tapi aku enggak suka baca berita! Membosankan! Isinya clickbait semua!"

Eits, tunggu dulu! 
Kali ini baca berita enggak akan terasa membosankan lagi, kok! Sebab, sekarang sudah ada IDN App yang menawarkan fitur-fitur kece yang menarik banget supaya baca berita gak gitu-gitu aja. 

Yuk, simak fitur IDN App punya segudang inovasi! 

1. Tampilan aplikasi yang simple dan elegan

IDN App punya tampilan aplikasi yang simple banget. Kalian akan mudah mencari berita terbaru atau berita terpopuler karena tata letak fitur-fiturnya mudah banget untuk diakses. Fitur Home menyediakan rekomendasi berita terpopuler, berita terbaru, artikel yang cocok dengan minatmu. Kalau mencari berita pun tinggal klik kolom explore dan cari berita yang kamu mau ketahui. Gampang banget, kok. Tidak perlu pusing menggunakannya, kamu bisa dengan mudah dapat semua beritanya. Aplikasinya juga cocok digunakan oleh semua kalangan, mulai dari golongan muda sampai tua, kakek, nenek, ayah, ibu, anak, bahkan cucu. Pokoknya, mudah banget deh buat digunakan. Jelas, aplikasi ini memudahkan kalian agar bisa baca berita kapan pun dan di mana pun!

2. Rekomendasi berita terkini dan artikel terlengkap!

Mau tahu isu terkini? Mau tahu berita yang sedang populer? Mudah banget! Aplikasi baca berita ini akan merekomendasikan berita-berita viral dan up to date anti hoax. Jadi, kalian enggak akan kesulitan lagi untuk mencari isu-isu terkini dan tetap bisa bergabung dengan obrolan di tongkrongan kalian.

Enggak cuma itu, di IDN App juga terdapat artikel-artikel yang berkualitas dan tentunya bermanfaat. Kalian bisa memilih topik berita atau artikel sesuai dengan minat kalian. 

Kalian tertarik dengan isu politik? Kalian bisa dapatkan beritanya di aplikasi ini.
Kalian tertarik dengan gosip terkini? Ada juga lho di aplikasi ini.
Kalian tertarik dengan kuliner? Aplikasi ini punya rekomendasi wisata kuliner dan resep makanan lezat.
Kalian tertarik dengan travelling? Aplikasi ini bisa membantu kalian dengan tips-tips bermanfaat dan rekomendasi tempat wisata.
Kalian butuh hiburan? Enggak kalah gaul, ada artikel tentang humor juga, lho!

Pokoknya, artikel dan beritanya lengkap banget deh! Satu aplikasi bisa mencakup semua topik yang mau kamu ketahui.

3. Fitur tanya jawab untuk berdiskusi

Biasanya kalau kita berdiskusi, selain di tongkrongan, pasti selalu di sosial media. Sekarang ada inovasi terbaru, kita bisa diskusi lewat aplikasi berita! Aplikasi ini menawarkan fitur Tanya Jawab untuk berdiskusi, anti-mainstream banget, kan? 

Nah, buat kamu yang mau tanya tips atau sekadar diskusi, bisa banget pakai fitur ini. Selain itu, ada pilihan topik pertanyaan agar jawabannya enggak out of topic. Memudahkan kamu banget, kan?

4. Pssst— bisa dapat uang juga lho!

Mau dapat uang tambahan? Kamu bisa banget dapat uang dengan menggunakan aplikasi ini!

IDN Times memberikan kesempatan buat kamu, para penulis, untuk mengirimkan artikel. Fitur Tulis Artikel yang tersedia di aplikasi ini akan memudahkan kamu untuk mengajukan artikel yang ingin kamu terbitkan. Bahkan, kamu bisa menulis artikel hanya dengan modal smartphone saja. 

Baru pertama kali menulis? Belum ada pengalaman menulis artikel atau berita? Tenang aja! IDN App memberi banyak tips bermanfaat yang bisa membantu kamu untuk menerbitkan artikel ke IDN Times. Jadi, bisa sekalian belajar juga, kan? Plus, dapat cuan! 🤪

Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Keren banget, kan? Satu aplikasi bisa punya banyak fungsi. 

Download IDN App sekarang dan dapatkan banyak manfaat dari aplikasinya. Yuk, buruan, tunggu apa lagi? Download aplikasinya sekarang!


31 Oktober 2019

Uluran Tangan Tak Berwujud

12:31 AM 0 Comments
Bosan. Aku duduk manis di atas jok angkutan umum antarkota yang posisinya terletak di bagian paling belakang. Di sisi kananku terdapat jendela lebar yang terpampang membatasi pandanganku akan dunia luar yang sedang sibuk berputar. Mataku terpaku pada kendaraan yang melintas berlawanan arah dengan pemandangan bangunan-bangunan yang bergerak melintas sekilas pada penglihatanku. Sinar matahari menyorot lurus ke arah mataku menembus kaca film yang melapisi kaca jendela angkutan umum antarkota ini, cahayanya tidak begitu terik sebab waktu sudah memasuki sore hari ketika aku melirik ke arah jam tangan analog yang melekat pada pergelangan tanganku. Hari ini, aku tidak terburu-buru untuk kembali pada rutinitasku yang membosankan karena saat ini aku sedang membutuhkan suasana atau pengalaman baru yang mungkin dapat aku pelajari hikmah dan manfaatnya—daripada hanya sekadar duduk di kursi sambil mendengarkan cerita-cerita dosen yang terkadang ngalor ngidul tidak berarah jauh melenceng dari topik pembahasan mata kuliah. 

Sesekali aku menyandarkan punggungku ke belakang sambil menghela napas. Barangkali aku bisa mempercepat laju bis dengan embusan napasku seperti embusan asap knalpot pada bus ini agar aku cepat sampai di tujuan tapi semua itu mustahil, hanya imajinasiku saja. Sesekali pula aku menyandarkan kepalaku ke samping kanan sehingga pelipisku menyentuh kaca jendela bus yang bergetar karena pergerakan mesin. Getarannya mengocok isi kepalaku seperti segelas susu kocok, kepalaku pusing dan membuatku terasa mual. Aku kembali menegakkan kepalaku yang bersandar pada kaca jendela agar tidak menyentuhnya lagi.  

Aku tidak bisa berselonjor saat kakiku terasa pegal atau ketika pinggangku butuh sedikit peregangan agar tidak terasa kaku karena aku tidak memiliki banyak ruang gerak—di sisi kiriku terdapat tiga orang laki-laki yang duduk berdampingan dan kami berempat duduk saling berhimpitan. Jika boleh aku menebak umur mereka, mungkin laki-laki di sebelahku ini sudah memiliki seorang cucu sebab di ujung kelopak matanya terdapat kerutan yang menandakan bahwa sepertinya beliau beberapa tahun lebih tua dari ayahku. Bapak tua ini memeluk tas besar berwarna biru tua yang beliau letakkan di atas pangkuannya. Di sebelah kiri bapak tua itu, duduk seorang laki-laki muda mungkin seumuranku atau ia sedikit lebih tua dariku. Pemuda itu memiliki perawakan jangkung dan kaki yang jenjang sebab bisa kulihat kakinya menapak cukup jauh jika dibandingkan orang-orang di sekitarnya. Ia memeluk tas ransel hitam yang ia letakkan di atas pangkuannya. Sedangkan pria di sebelah kiri pemuda itu, aku tidak dapat melihatnya dengan jelas karena terhalang perawakan dua laki-laki yang aku sebutkan sebelumnya. Di depanku, dua orang wanita paruh baya duduk bersebelahan, terdiam memperhatikan jalanan di luar jendela angkutan—atau mungkin tertidur pulas. Kemudian, pada sebuah jok yang terletak di dekat pintu yang terbuka lebar, seorang laki-laki berkumis—mungkin seumuran dengan ayahku—duduk sambil mencondongkan badannya ke depan dan menundukkan kepala memperhatikan aspal yang bergerak mundur ketika bus ini melaju. Dua buah jok lebar yang terletak di belakang sopir terisi penuh dengan dua orang yang duduk pada masing-masing jok, begitu pula jok yang letaknya di samping sopir juga terisi penuh oleh dua orang yang duduk berhimpitan. Angkutan umum ini sudah penuh tetapi tetap saja sopir bus selalu berhenti ketika ada calon penumpang yang memberhentikannya di tepi jalan sehingga beberapa penumpang yang baru saja menaiki bus harus berdiri dengan kedua kakinya di sepanjang perjalanan. Hal itu membuat suasana di dalam angkutan umum ini semakin sesak.

Tidak ada yang menarik dari sebuah angkutan yang sesak. Aku masih tetap merasa bosan walaupun angkutan umum ini ramai dan sesak. Tidak ada seseorang pun yang dapat aku ajak untuk berbicara—sebenarnya aku terlalu malu untuk membuka percakapan—aku sibuk dengan pemikiranku sendiri yang tidak berarah. Mataku mulai terasa berat karena diriku yang dibalut rasa bosan. Mulutku terbuka lebar menghisap udara segar yang ada di sekitarku sebanyak-banyaknya, aku menguap—entah karena mengantuk atau bosan, bisa jadi keduanya. Sopir kembali menginjak rem dan membuat aku tersungkur dan wajahku hampir membentur sandaran jok depan yang tepat berada di depan wajahku. Beruntung, tanganku lebih gesit untuk menahan tubuhku sebelum kepalaku membentur sandaran jok di depanku. Ada calon penumpang yang hendak menumpang pada angkutan umum ini. Angkutan yang semula kupikir sangat sesak dan tidak dapat diisi penumpang lagi, rupanya masih menyisakan ruang untuk calon penumpang itu. Mungkin ada beberapa penumpang yang turun sebelumnya karena angkutan yang semula sesak ini mulai terasa lebih longgar. Barangkali begitu tetapi aku tidak menyadarinya karena terlalu sibuk memikirkan diriku sendiri.

Biasanya, aku tidak peduli pada calon penumpang yang akan menumpang pada angkutan umum ini. Tetapi, dua orang calon penumpang yang akan menumpang ini menarik perhatianku karena angkutan umum ini berhenti cukup lama sehingga mataku terpaku ke arah pintu masuk.

Seorang laki-laki muda, sepertinya seumuranku, menaiki tangga angkutan lalu mencari posisi yang tepat untuk berdiri. Ia berdiri mengisi celah antara jok kanan di depanku dan jok kiri yang terletak di dekat pintu. Ia menggendong tas ransel hitam yang terdapat tulisan nama sebuah yayasan di dekat resleting tasnya. Pemuda itu mengenakan jaket berwarna cokelat yang kelihatan agak kebesaran sehingga lengan jaketnya menjuntai ke bawah menutupi tangannya. Satu lagi pemuda laki-laki yang mengenakan jaket abu-abu berusaha menaiki tangga angkutan ini menyusul di belakangnya. Kedua tangan pemuda berjaket abu-abu itu berpegangan pada kedua sisi pintu, ia berusaha mendorong badannya untuk menaiki tangga angkutan agar bisa masuk. Bisa aku dengar percakapan kecil mereka.

"Tolong bantu pegang ini," ucap pemuda berjaket abu-abu.

Awalnya, aku tidak paham apa maksudnya meminta bantuan untuk memegang "sesuatu". Namun akhirnya, aku paham apa yang ia maksud saat mendapati pemuda berjaket abu-abu itu menyodorkan sebuah tongkat kruk kepada pemuda berjaket cokelat. Rupanya, salah satu kaki pemuda berjaket abu-abu itu tidak dapat berfungsi dengan baik. Pemuda berjaket cokelat itu menerima tongkat kruk dan memegangnya dengan tangan kanannya. Ia menoleh ke kanan lalu kembali melirik kawannya dengan cepat, ia terlihat kebingungan, sepertinya ia ingin membantu pemuda berjaket abu-abu untuk menaiki tangga namun sulit.

Aku heran. Mengapa ia harus kebingungan? Lagipula dia hanya perlu mengulurkan tangan kirinnya dan memegang tongkat kruk dengan tangan kanannya.

Setelah itu, pemuda berjaket cokelat itu menyelipkan bantalan ketiak tongkat kruk di ketiak kirinya lalu mencondongkan badannya ke depan sambil mengulurkan tangan kanannya untuk membantu pemuda berjaket abu-abu masuk ke dalam angkutan. Satu lagi yang mengejutkan, aku baru saja mengetahui jika pemuda berjaket cokelat itu rupanya hanya memiliki satu tangan saat aku melihat ia mengempit tongkat kruk di ketiaknya. Kain lengan jaket cokelat yang menjuntai itu terlihat amat tipis seperti tak berisi di bagian bawahnya, amat berbeda saat kutelusuri ke bagian atas dekat bahu masih terlihat tebal berisi karena bahu dan lengan atasnya. Sebelumnya, aku mengira jika lengan jaketnya yang kebesaran itu hanya menutupi kedua tangannya.

Angkutan umum ini kembali melaju. Aku fokus memperhatikan dua orang penumpang yang baru saja menaiki angkutan ini. Pemuda berjaket cokelat itu bertumpu dengan kedua kakinya sambil tangan kanannya memegang pipa besi yang tergantung di atas langit-langit angkutan, sedangkan pemuda berjaket abu-abu itu duduk di dekat pintu sambil memegangi tongkat kruk miliknya. Perhatianku terpaku pada pemuda berjaket cokelat yang sedang berdiri sambil bergelantungan pada pipa besi, badannya terayun-ayun setiap angkutan ini berbelok ke kanan dan ke kiri sebab ia hanya mengerahkan seluruh beban tubuhnya pada satu tangannya.

Saat angkutan berhenti untuk menurunkan penumpang, tubuh pemuda berjaket cokelat itu terayun ke depan hampir tersungkur. Beruntung, tangannya mencengkeram pipa besi dengan kuat sehingga ia tidak terjungkal setiap kali sang sopir menginjak rem. Seorang penumpang turun dari angkutan, meninggalkan sebuah tempat duduk, aku pikir pemuda itu akan menduduki tempat duduk yang kosong itu karena keadaannya yang tidak memungkinkan untuk tetap berdiri sepanjang perjalanan. Ternyata, dugaanku salah. Ia justru mempersilakan seorang laki-laki yang mungkin berumur empat puluh tahun untuk menduduki tempat duduk yang kosong tersebut.

"Mas saja yang duduk," tolak bapak tersebut dengan halus. Sepertinya bapak itu tahu kalau pemuda berjaket cokelat itu lebih membutuhkan kursi itu daripada dirinya.

Pemuda berjaket cokelat itu tersenyum sambil melangkah ke samping kiri dan melekatkan punggungnya pada jok di sebelah kirinya untuk memberi jalan kepada bapak itu. "Tujuan saya dekat kok, sebentar lagi juga sampai. Silakan bapak duduk saja."

Akhirnya, bapak itu pun mengalah dan berjalan melewati celah yang diberikan oleh pemuda berjaket cokelat itu kemudian menduduki kursi kosong yang baru saja disediakan untuknya. Pemuda berjaket cokelat itu kembali pada posisi semula.

Beberapa menit kemudian, jarak yang ditempuh angkutan ini sudah cukup jauh. Aku kembali terheran. Pemuda berjaket cokelat ini tidak kunjung turun padahal tadi ia berkata kalau tujuannya sudah dekat. Aku pikir, mungkin sebentar lagi. Namun, aku kembali terheran lagi saat bapak yang dipersilakan untuk duduk olehnya turun dari angkutan lebih dulu daripada ia. Aku kembali berdebat dengan pemikiranku sendiri. Mungkin pemuda ini mengutamakan orang yang lebih tua sehingga ia mempersilakan tempat duduk untuk bapak yang tadi.

Tempat duduk kembali kosong. Bukankah seharusnya  pemuda itu bisa duduk tanpa ragu? Sebab para penumpang yang berdiri hanya beberapa dan jauh terlihat lebih muda daripada ia. Namun, pemuda itu tidak melakukannya. Ia menoleh sejenak memperhatikan keadaan sekitarnya. Ada sekitar tiga orang yang tidak duduk, salah satunya adalah seorang mahasiswi yang menyandarkan kepalanya pada sandaran jok di depannya sebagai tumpuan kepalanya. Ia terlihat lemas dan agak pucat, mungkin ia mabuk perjalanan. Pemuda berjaket cokelat itu memberikan tempat duduk kosong itu kepada mahasiswi tersebut. Mahasiswi itu tersenyum sambil mengucapkan terima kasih dengan sebuah anggukan kepala menyapa pemuda itu. Ia melewati pemuda itu lalu duduk di tempat yang baru saja pemuda itu berikan.

Beberapa menit berlalu, jarak yang ditempuh pun semakin jauh. Pemuda berjaket cokelat itu menurunkan tas ransel hitam dari punggungnya. Ia cukup kesulitan saat menopang ransel itu agar tidak membentur orang lain dan tidak pula terhempas ke bawah atau menggelinding ke arah pintu keluar. Tidak hanya itu, ia lebih kesulitan lagi untuk menahan keseimbangan tubuhnya saat ia sedang membuka resleting tas untuk mengambil sesuatu di dalamnya. Angkutan tetap melaju dan membuat pemuda itu harus menahan tubuhnya hanya dengan topangan kedua kakinya yang terbuka selebar bahu. Setelah selesai dengan urusannya, pemuda itu kembali meraih pipa besi di atas kepalanya dan membiarkan tasnya tergeletak di bawah sana.

Beberapa waktu berlalu, angkutan pun berhenti. Pemuda berjaket cokelat itu melangkahkan kaki menuju pintu keluar sambil menyeret tas yang tergeletak di depan kakinya. Aku pikir, ia akan meninggalkan temannya—pemuda berjaket abu-abu—lalu membiarkan temannya turun dari angkutan sendirian. Dugaanku lagi-lagi salah. Pemuda berjaket cokelat itu meletakkan tasnya di atas tanah lalu kembali mendekati pintu angkutan. Ia mengambil tongkat kruk dari tangan temannya lalu membungkuk untuk meletakkannya di atas permukaan trotoar. Ia kembali berdiri tegak lalu mengulurkan tangannya untuk membantu pemuda berjaket abu-abu berdiri.

Pemuda berjaket abu-abu itu memegang tangannya lalu mengerahkan beban tubuhnya dengan berpegangan pada tangan temannya. Ketika ia sudah berdiri, tangan kanan pemuda berjaket cokelat melingkar pada pinggangnya lalu mengangkat tubuhnya tanpa keraguan sedikitpun sampai ia menapakkan kakinya di atas tanah. Pemuda berjaket cokelat pun meraih tongkat kruk yang tergeletak di tanah lalu memberikannya kepada pemiliknya.

Wow.

Aku benar-benar tak mampu berucap sepatah kata pun.

Pemuda itu melakukan hal yang terbaik yang mampu ia lakukan untuk orang lain. Walaupun dirinya sendiri memiliki kekurangan fisik, tetapi ia memiliki kelebihan nurani yang amat besar.

Aku kembali termenung. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri sambil menatap ke arah dua telapak tanganku yang menengadah. Aku mempunyai dua tangan dan sepuluh jari yang masih utuh, apa yang sudah aku lakukan untuk membantu orang lain dengan kedua tanganku ini? Jika pemuda itu mampu membantu banyak orang dengan satu tangan saja, mengapa aku belum melakukan apa pun untuk orang lain?


Illustration by Nadhira Shafa


Jika seseorang yang hanya memiliki satu tangan saja dapat membantu orang lain, bagaimana dengan kita yang mempunyai dua tangan yang masih utuh? Pasti bisa membantu orang lain lebih banyak lagi, bukan?

Sudahkah kau membantu orang lain hari ini?

23 Oktober 2019

Rest In Peace, Sulli

3:27 PM 0 Comments
Pada tanggal 14 Oktober 2019, dunia hiburan Korea berduka atas kepergian Choi Jinri atau yang dikenal sebagai Sulli mantan personil girlband F(x). Diduga Sulli mengakhiri hidupnya, diketahui ia telah lama mengidap depresi dan mungkin semakin memburuk karena banyak sekali hate comments yang ia terima.

Hari ini aku hanya akan menuliskan opiniku terkait kasus ini, it's pure about social life. Aku akan membahas tentang bagaimana jari-jari manusia ataupun ucapan manusia dapat membunuh seseorang.

Lidah lebih tajam daripada pedang.
Kita semua tahu, teknologi berkembang pesat dan mempengaruhi kehidupan seluruh kalangan masyarakat di dunia. Teknologi dan internet tidak hanya menjangkau dan menghubungkan satu negara saja, bahkan internet dan teknologi dapat menghubungkan seluruh dunia. Salah satu teknologi informasi yang berkembang dan dikenal seluruh kalangan masyarakat adalah sosial media. Hampir seluruh masyarakat dari berbagai kalangan umur menggunakannya, dari mulai anak kecil seumuran SD sampai orang dewasa pun mungkin menggunakannya. Hal ini memang bagus kaitannya dengan perkembangan zaman karena dapat dimanfaatkan dalam kehidupan masyarakat. Tetapi apakah hal ini selalu memiliki dampak yang bagus bagi masyarakat?

Perkembangan teknologi dan informasi mungkin bisa menjadi sesuatu yang menguntungkan jika penggunanya adalah orang yang cerdas dan bijak dalam penggunaan sosial media. Tetapi hal itu justru akan merugikan apabila tidak digunakan dengan bijak.

Sebagai contoh, satu orang bisa jadi ia memiliki satu akun sosial media atau lebih, bahkan ada yang merahasiakan profil penggunanya alias akun bodong. Karena profil penggunanya yang tidak dapat dilihat, ia jadi seenaknya mengkritik orang lain dan berkomentar pada postingan orang lain bahkan sampai menuliskan kata-kata yang tidak pantas pada postingan seseorang.

Lalu apa hubungannya antara komentar dan kematian seseorang?

Mari kita ambil satu contoh dari kasus kematian mendiang Sulli.
Ketika Sulli keluar dari grupnya, netizen berkata, "Ia egois, tidak memikirkan nasib personil yang lain."
Ketika Sulli berpacaran dengan seseorang yang lebih tua, netizen berkata, "Dia berpacaran dengan om?"
Ketika Sulli tidak memakai bra karena alasan kenyamanan, netizen berkata, "Dia cari perhatian."
Ketika Sulli dikabarkan meninggal, netizen berkata, "Mati sia-sia."

Begitu jahatnya komentar yang dilontarkan oleh ratusan bahkan ribuan pengguna sosial media padahal mereka sama sekali tidak mengetahui alur kehidupan orang yang mereka komentari atau bahkan mereka pun tak pernah berkenalan atau bertatap muka secara langsung.
Apakah sejahat itu ketikan seseorang?
Apakah kalian dapat memikirkan perasaannya ketika orang lain asal saja menilai kehidupan orang lain padahal mereka tak mengetahui apa pun alasan di balik itu semua?
Apakah seseorang harus selalu tampil sempurna di hadapan orang lain tanpa cacat sedikit pun?

Kalian boleh mengkritik seseorang tetapi gunakanlah kata-kata yang membangun, bukan dengan kata-kata yang menjatuhkan atau cenderung menyudutkan seseorang.

Kalian mungkin pernah mendengar sebuah pepatah "Lidah lebih tajam daripada pedang". Maksud dari lidah ini adalah perkataan atau ucapan yang disampaikan kepada orang lain ini amat tajam seperti pedang. Jika kita asal berkomentar dan melontarkan ucapan menyakitkan kepada orang lain tanpa berpikir, kita dapat membunuh seseorang: entah itu membunuh karakternya atau benar-benar membunuh orang tersebut.

Korea Reomit pernah berkata dalam sebuah video, "Jika seseorang bunuh diri karena hate comments, apa itu masih bisa disebut bunuh diri?"

Terlepas dari artis atau bukan, kita semua manusia yang mempunyai hati dan pikiran. Stop bullying, stop hate comments. Berbijaksanalah dalam berkomentar, spread love not hate.


Rest in peace, Choi Jinri.

30 Juni 2019

Adab Silaturahmi

2:16 PM 0 Comments
Haloooo!
Kembali lagi bersama saya di channel ini. Hohohoho. Well, ini merupakan postingan penutup di bulan Juni. Semoga menjadi sebuah postingan yang bermanfaat.

Kali ini, aku akan membahas tentang adab bersilaturahmi. Aku gak akan bawa-bawa hadits ataupun dalil, pokoknya gak ada sangkut pautnya dengan agama. Gak sama sekali. Soalnya aku bukan ustadz. Wkwkwk.
#Ya iyalah, situ cewek. XD

Mengapa aku angkat tema ini? Sebab, banyak orang yang sering merasa tersinggung dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ketika kumpul bersama keluarga besar, seperti lebaran, tahun baru, natal, imlek, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, aku mengambil judul "Adab Silaturahmi" untuk postingan ini. Aku akan membahas "what should we do and don't ketika berkumpul bersama keluarga besar".


illustration by dribbble on Pinterest

Kita pasti sering mendengar topik-topik obrolan yang "cukup" menyinggung, seperti: 
"Kapan lulus?"
"Kapan nikah?
"Gendutan ya"
"Masuk jurusan anu mau jadi apa?"
Kesal rasanya. Mulut kok bisa enteng banget kalau ngomong. Mungkin bagi yang bertanya, itu hanya pertanyaan biasa saja, tapi kalau bagi yang ditanya? Serius, itu merupakan pertanyaan yang membuat hati berbunyi "kretek". 

"Cuma basa-basi buat membuka obrolan kok, gak usah dimasukkan ke dalam hati."
Haruskah basa-basi dengan pertanyaan atau pernyataan yang menghakimi dan cukup menyinggung perasaan orang lain? No! Yang ada, orang yang disapa malah bete duluan karena pertanyaan itu dan justru sama sekali gak minat buat melanjutkan obrolan.

Lalu, bagaimana cara basa-basi yang gak menyinggung perasaan? Kita bisa mengganti pertanyaan-pertanyaan itu dengan pertanyaan yang lebih "halus". Simak poin-poin berikut ya. 

1. Kapan Lulus?

👩 Semester berapa sekarang?
👦 Semester delapan.
👩 Kapan lulus?
👦 ....... Wallahu alam.

Buat mahasiswa tingkat akhir, pasti ini merupakan topik yang sangat amat sensitif banget sekali. Saking sensitif sampai pemborosan kata tuh. Apalagi, kalau mahasiswa lagi pusing banget cari tema dan bahan buat dibahas dalam skripsi. Jauh-jauh deh dari pertanyaan ini kalau gak mau di"gas" sama mereka. XD

Lalu harus tanya apa dong? Begini.

"Sekarang lagi sibuk ngapain nih?"

Itu lebih baik, bukan? Setidaknya, kita gak tiba-tiba menghakimi dia. Bisa jadi, dia gak cuma sedang sibuk dengan kuliahnya saja. Mungkin saja, dia kerja part-time sambil kuliah untuk mencari pengalaman terlebih dahulu atau sedang dalam proses mengerjakan skripsi. Pembuatan skripsi gak hanya semalam jadi, itu masih sering direvisi dosen pembimbing ya, tolong. :)

Buang deh jauh-jauh pertanyaan yang cukup menyinggung perasaan orang lain dan mulai pahamilah apa penyebab dia belum lulus kuliah saat ini. Sebab, pertanyaan "kapan" itu gak jelas jawabannya. Kalau aku sebagai orang yang ditanya pun, mana aku tahu jawabannya. Masa depan yang tahu kan hanya Tuhan. Hehehe.

2. Kapan kerja? Kapan nikah? Kapan punya momongan?

Setelah lulus kuliah:
🧔👩 Kapan kerja?
👶 Gak tahu, mau lanjut S2 dulu.
Setelah kerja:
🧔👩 Kapan nikah?
👦 ........jodohnya aja belum ada. :"(
Setelah nikah:
🧔👩 Kapan punya anak?
👨 ASDFGHJKL. Om dan tante kapan mati?! >:O

Seorang fresh graduate pasti kupingnya panas dengar pertanyaan "kapan kerja?". Yang sudah kerja dan masih jomblo pun, pasti kupingnya panas kalau dengar pertanyaan, "kapan nikah?". Sudah nikah pun masih ditanya, "kapan punya momongan?"

Haduh. Haduh. Lagi-lagi pertanyaan kapan. Mana saya tahu, tanteee ooom neneeek kakeeek mbaaah. 🙄

Jangan tanya kayak gitu deh ya. Sebaiknya, ganti saja dengan pertanyaan lain.

"Setelah ini punya rencana apa untuk ke depannya?"

Berusahalah untuk mendengarkan orang lain, bukan menghakimi seseorang. Rencana setiap individu itu berbeda, ada yang baru lulus ingin kerja, ada yang ingin melanjutkan S2, ada yang ingin langsung nikah, ada yang tidak ingin/tidak bisa punya anak karena suatu alasan, ada yang ingin menghabiskan masa mudanya sebelum menikah. 

Jangan sama ratakan rencanamu dengan rencana orang lain. Jodoh, rezeki, dan jalan kehidupan itu gak ada yang tahu kecuali Sang Pencipta. Kalau masih tanya "kapan", gak sekalian saja tanya kapan mati? Biar hidup gak selalu memikirkan dunia. :)

3. Gendutan ya. Ih kok jerawatan sih?

👩 Gendutan ya.
👧 .....ya terus?
👩 Kok jerawatan?
👧 .....ya terus? Gue harus bilang WOW gitu?

Ini namanya body shaming. Jelas, itu komentar yang amat gak berbobot sebenarnya. Buat apa sih mengomentari tubuh orang lain? Gendut, kurus, putih, hitam, jerawatan, atau glowing, bukan urusan siapa pun selain empunya si tubuh.

Lemak atau jerawat itu murni efek dari pola hidup dan reaksi tubuh. Kalau dia jerawatan, kurusan, atau gendutan, mungkin karena pola hidupnya yang sedikit berantakan atau stres atau lainnya. Dengan berkomentar hal yang "menyinggung" seperti itu, justru menimbulkan tekanan yang bisa menyebabkan dia tambah stres dan membuat seseorang menjadi tidak percaya diri. Haruskah bentuk tubuh dan wajah menyesuaikan ekspektasi orang lain? 

Daripada berkomentar tentang bentuk tubuh, mengapa tak coba kita ganti pertanyaan itu dengan mengomentari baju yang dia pakai, misalnya:

"Style-mu keren. Baju itu beli di mana? Kasih tahu dong cara mencocokkan outfitnya."

Itu tak akan menyinggung perasaan orang lain, bukan? Yang ditanya pun, pasti menjawab dengan senang hati daripada harus menjawab komentar "gendutan" dengan segala kedongkolan yang merambat dalam hati.

4. Masuk jurusan ini mau jadi apa?

Ini nih! Ini! Pertanyaan yang menyinggung mahasiswa jurusan "yang tidak terkenal". Aku termasuk salah satu orang yang sering mendengar pertanyaan ini. 

👩 Kuliah jurusan apa?
👧 Sastra Jepang.
👩 Hah? Kalau sudah lulus mau jadi apaan?
👧 Jadi doraemon. -_-

Mungkin buat seseorang yang jurusan kuliahnya cukup familiar di telinga masyarakat, gak akan tersinggung dengan pertanyaan ini. Tapi, untuk seorang mahasiswa dari jurusan yang tidak familiar di telinga masyarakat akan merasa agak kesal dengan pertanyaan ini. Sebab, pertanyaan itu terlalu to the point dan seolah memandang jika jurusan itu tidak punya masa depan yang cerah. Miris emang ya. 

Lalu bagaimana untuk menangkal pertanyaan ini agar tidak menyinggung?

Berikut step untuk bertanya:
👩 Kuliah jurusan apa?
👧 Sastra Jepang.
👩 Belajar apa aja tuh?
👧 Belajar bahasa jepang, budaya, sastra, linguistik, dan lain-lain.
👩 Ooh, susah gak belajarnya?
👧 Ya susah-susah gampang.
👩 "Terus prospek kerjanya apa?"

"PROSPEK KERJANYA APA?"

Yeah! That's right! Prospek kerja. Itu kan tujuanmu bertanya? Basa-basi sedikit lah supaya terdengar lebih halus. Lama? Ya namanya juga komunikasi dan bercengkerama, kan? Gak mungkin juga nanyain itu waktu papasan di jalan.

Berpapasan di jalan
👩 Eh mau ke mana?
👧 Mau ke kampus, Tante. Tante mau ke mana?
👩 Mau ke pasar nih. Kalau udah lulus mau jadi apa?
👧 Paan si.

Gak mungkin juga, kan?! 

Segitu dulu deh pembahasan yang akan aku bahas kali ini. Mungkin terkesan gak serius tapi ini serius kok cuma versi gak serius. #Plakkk. Apa sih. xD

Have a nice day,

Michiko♡

11 Mei 2019

Toleransi untuk Minoritas

5:46 PM 0 Comments
Geger lagi nih.

Ada peraturan jam buka restoran yang diberlakukan pada bulan Ramadan, sebagai bentuk kontra dipasang lah spanduk yang berisi pesan imbauan untuk menghormati orang yang tidak puasa. Tetapi ada beberapa oknum yang tidak setuju dengan hal ini. Katanya, orang yang sedang berpuasa itu harus dihormati karena dia sedang menjalankan ibadah.

Apa pendapat kalian terhadap fenomena ini? Menurut kalian aneh gak imbauan ini?

Pendapat aku sendiri, imbauan ini gak aneh sama sekali. Menurutku, puasa itu bukan sebuah ujian hidup sampai orang lain harus bersimpati kepada orang-orang yang berpuasa. Inti dari berpuasa sendiri kan bukan hanya sekadar menjalankan kewajiban sebagai seorang umat muslim saja, tetapi pasti ada maknanya di balik itu semua. Apa maknanya? Ya, kita "menghormati" mereka yang setiap hari berpuasa. Siapa mereka itu? Kaum dhuafa.

Aku pribadi sebagai orang yang berpuasa, aku tidak masalah jika ada warteg atau restoran buka siang hari. Karena aku tahu, semua agama hidup berdampingan. Ada orang yang tidak berpuasa membutuhkan makanan pada siang hari. Lagipula aku juga paham, bahwa aku sedang memposisikan diriku sebagai seseorang yang harus menahan lapar. Toh, orang-orang yang setiap hari berpuasa juga biasa saja ketika lewat di depan rumah makan hanya melihat orang yang sedang makan, sedangkan kita yang berpuasa hanya merasakan sebulan saja.

Kalau begitu, berarti yang tidak berpuasa tidak toleransi terhadap orang yang berpuasa?

Bukan begitu, justru kita yang tidak toleransi terhadap mereka yang tidak berpuasa (baik muslim yang sakit/halangan ataupun non-muslim) JIKA memaksa warung makan untuk ditutup pada siang hari. Orang dewasa yang sering berpuasa harusnya sudah paham bagaimana rasanya berpuasa dari pagi sampai petang, lalu mengapa harus terganggu melihat orang yang makan dan minum di depan kita? Kita punya nafsu yang harus kita tahan agar tidak ikutan makan dan minum. Memang itu tujuannya, kan?

Apa pun latar belakangmu, jangan hanya ingin dihormati tanpa menghormati. Apakah menghormati orang lain akan membuat kita menjadi tidak terhormat? Salah besar. Justru, jika kita menghormati orang lain, maka orang lain juga akan kembali menghormati kita.


Bagaimana dengan pendapatmu atas fenomena yang menggegerkan ini?

Spread love and peace ✌️
Happy fasting for all moslems around the world and have a nice day,

Michiko♡

6 Maret 2019

Mirror Hanging On The Wall

9:28 PM 0 Comments
Hari ini sudah berapa kali menghadap cermin?
Hari ini berapa lama menatap paras di cermin?

Kebanyakan orang bercermin untuk memandangi parasnya yang indah. Kadangkala pula, memuji kelebihan fisik yang ada pada dirinya atau bahkan nggak jarang pula ada yang kurang mensyukuri penampilan fisiknya yang dirasa kurang sempurna. 

Fisik mungkin bisa dirawat agar penampakannya sesuai keinginan. Salah satunya menggunakan skincare.

Baca review produk skincare untuk merawat kulit wajah Review Jujur: Safi White Expert Purifying Cleanser 2 in 1

Mirror Hanging On The Wall

Akan tetapi, jarang sekali orang yang bercermin untuk melihat ke dalam dirinya. Bercermin untuk menyadari kekurangan yang ada di dalam dirinya, yaitu rupa hati, sikap, tabiat.

Terkadang, manusia sangat senang membicarakan kekurangan orang lain. Namun, kita nggak pernah paham bahwa diri kita sendiri juga punya kekurangan itu, bahkan mungkin lebih parah. Kadang, kita nggak sadar bahwa kita juga manusia yang nggak sempurna dan punya banyak kekurangan. Cuman, kita kadang luput untuk menyadarinya dan lebih fokus pada kekurangan orang lain.

Misalnya nih:
"Hey, lo tahu nggak sih, si Anu egois banget. Masa kemarin blablabla."

Iya, seseorang selalu merasa asik untuk membicarakan orang lain terutama kekurangan yang ada pada diri orang lain. Padahal, kalau kita bercermin nih, boleh jadi kekurangan orang lain yang kita bicarakan juga terdapat dalam diri kita sendiri. 

Atau... misalnya begini, kita nggak punya kekurangan itu, contoh egois, dan kita merasa... "Oh, aku nggak egois tuh." 

Bisa jadi seperti itu. Namun, sadar nggak sih, kalau kita mungkin punya kekurangan yang nggak dimiliki orang lain, misalnya sombong, suka ngomongin orang lain, suka mengadu domba, dan lain sebagainnya. Padahal orang yang kita omongin belum tentu punya sifat yang kita miliki.

Pernah kepikiran begitu nggak?

Bersyukur pada kelebihan yang dimiliki itu memang perlu, tapi jangan pernah merasa sombong dengan kelebihan itu. Sebab, kita juga memiliki kekurangan yang harus diperbaiki. 

Mulailah bercermin dan kenali diri sendiri, sadari kekurangan diri dan pahami kelebihan diri. Kita juga perlu menjaga lisan kita dan mulailah berbicara hal yang baik-baik saja.

Yuk, mulai perbaiki kecantikan dalam diri dimulai dari penerapan tiga kata ajaib dalam postingan 3 Miracle Words.

Bercerminlah dahulu sebelum kamu menghakimi orang lain.

Have a nice day,


Michiko♡

Source Picture on Pinterest

2 Maret 2019

Google+ Pensiun

4:08 PM 1 Comments
Kemarin, aku post di blog tentang pengumuman tantangan 30 hari produktif. Belum ganti hari, ada satu hal yang terjadi dan menurutku ini bisa jadi konten blog. 

Apakah itu?

Jadi, kemarin setelah mempublikasikan postingan 30 Days Poductive Challenge, terkejut aku terheran-heran, biasanya setelah publikasi sebuah postingan selalu muncul pop up untuk share otomatis dari salah satu media sosial, spill namanya jangan? 

Oke, aku kasih inisialnya aja deh. Inisial depannya Google belakangnya plus. Ashiaaaap.

Platform Google Plus tutup usia

Ada pemberitahuan kalau platform ini bakal ditutup di bulan April 2019 beserta laman terkait. Jadi, media berupa photo atau video yang dipost di akun Google+ bakal terhapus pada bulan April 2019 dan pihak Google juga mengimbau agar para pengguna mengunduh semua jenis data yang disimpan di akun Google+ dan laman yang terkait dengan akun tersebut. Kalau blogger aku kurang paham bakal kena dampaknya atau gak. Semoga enggak ya. Jangan, please, aku baru mau mulai produktif, ah elah. 

Kenapa ya dihapus? Apa kurang hits dibandingkan platform media  sosial yang lain? 

Padahal, Google+ ini lumayan ada manfaatnya lho buat aku. Aku bisa buat cari circle pertemanan antar youtuber dan blogger, ya... semacam sekalian promosi blog kita ke circle orang lain. Sejak pertama kali membuat blog di Blogger, aku selalu lari ke Google plus untuk mencari circle karena biasanya pengunjung blog itu meninggalkan jejak komentar pakai akun Google+ supaya pemilik blog klik profil mereka dan bisa mengunjungi blog si pengunjung juga. Silaturahmi antar blog ceritanya. 

Baca juga, asal mula aku berada di dunia blog pada postingan Pejuang Mimpi

Selain itu, Google+ juga berguna buat aku mengarsipkan postingan blog atau youtube sendiri. Soalnya, kalau di platform media sosial yang lain pasti ketimbun sama postingan "trash" kita sendiri.

Berikut pengumuman dari Google+

Pengumuman penutupan platform Google+

Menurut pendapatmu, Google+ ini ada manfaatnya nggak sih? Atau justru nggak ada sama sekali? Bagi kamu, ada pengaruhnya nggak kalau Google+ dihapus? Kenapa alasannya?

Sampai sini dulu deh, nanti kalau ada pembahasan lain bakal aku post di sini. Oh iya, untuk kamu yang mau komentar, sebaiknya jangan menggunakan akun Google+ karena komentarmu di blog akan dihapus berdasarkan kebijakan Google+ yang sudah aku lampirkan di atas.

Have a nice day,


Michiko♡

Illustration by Nadhishafa

22 November 2018

3 Miracle Words

3:30 PM 0 Comments
Tiga kata ajaib yang menjaga keharmonisan dunia: tolong, maaf, dan terima kasih.

Ada tiga buah kata ajaib yang perlu kita ketahui. Ketiga kata ajaib tersebut berguna untuk menjaga keharmonisan dan menjaga perasaan orang lain atas segala ketidaknyamanan yang terjadi di antara lingkungan sosial.

3 Miracle Words (3 Kata Ajaib)

Apa saja ketiga kata ajaib itu?

Tolong, maaf, dan terima kasih.

Ketiga kata tersebut memiliki makna yang sangat berharga bagi kehidupan. Sebab, kata tersebut mampu menyentuh hati seseorang dan menjaga perasaan seseorang. Tanpa ketiga kata tersebut, mungkin hidup ini tidaklah menjadi sedamai ini. 

Kita sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial, bisa bertahan hidup di muka bumi ini dengan melakukan interaksi satu sama lain. Maka, kita harus mampu menyampaikan ketiga kata ini dengan penuh perasaan yang sesuai. Selain itu, ketiga kata tersebut juga mencerminkan bahwa kita adalah manusia yang beretika.

Berbicara tentang etika, baca juga dong: Aturan Tidak Tertulis yang Harus Diketahui 

Bagaimana menyampaikan ketiga kata ini dengan penuh perasaan agar tidak menyinggung perasaan orang lain?

1. Tolong

Kata "tolong" digunakan untuk meminta bantuan orang lain. Biasanya, kata ini digunakan ketika kita hendak meminta bantuan orang lain jika kita tidak mampu melakukannya sendiri. Misalnya, ketika kita sedang memiliki banyak kesulitan dan tidak bisa menyelesaikannya sendiri kita bisa meminta bantuan orang lain dengan mengucapkan tolong. 

Ketika kita merasa akan merepotkan orang lain saat meminta bantuan, setidaknya ucapkanlah kata tolong. Sebab, hal ini menandakan bahwa kita benar-benar membutuhkan bantuannya dan meminta pertolongan ke orang lain dengan sopan.

Dengan mengucapkan kata tolong saat meminta bantuan kepada orang lain, kita telah melakukan salah satu cara untuk menghargai perasaan orang lain yang kita mintai bantuan dan menghindarkan kita dari pikiran orang lain yang memandang kita sebagai orang yang tidak sopan dan tukang suruh.

2. Maaf

Kata "maaf" digunakan untuk meminta ampun atas kesalahan yang kita lakukan, baik perbuatan maupun ucapan yang sekiranya menyinggung perasaan orang lain. Akan tetapi, kita tidak boleh asal mengucapkannya tanpa menuangkan rasa penyesalan di dalamnya karena orang lain mungkin keberatan dengan hal itu dan justru tidak mau memaafkan kesalahan yang telah kita perbuat. Maka, ungkapkanlah kata maaf ini dengan penuh penyesalan atas kesalahan yang telah diperbuat dan berjanjilah dalam hati untuk tidak melakukannya lagi. 

Dengan mengucapkan kata "maaf" dan menyesali perbuatan yang telah kita lakukan, hal ini menunjukkan rasa peduli kita terhadap perasaan orang lain dan menjaga perasaan mereka. Selain itu, kita juga dapat melakukan introspeksi atas kesalahan yang telah kita lakukan.

3. Terima kasih

Kata ini digunakan untuk mengungkapkan rasa syukur setelah menerima sesuatu. Ungkapkanlah kata ini sambil tersenyum dan merasa bahagia, terutama ketika kita mendapat suatu barang atau bantuan dari orang lain untuk menghargai pemberian dan jasa mereka. Secara tidak langsung, kata ini juga membuat orang lain merasa senang karena merasa dihargai atas apa yang telah mereka lakukan atau berikan. 

Apa pun yang orang lain berikan, terimalah dan ucapkan terima kasih walaupun kita mungkin tidak terlalu menyukai hadiah yang telah ia berikan. Sebab, orang tersebut telah menggunakan waktunya untuk memikirkan kita dan memikirkan hadiah apa yang akan ia berikan kepada kita. Maka, ucapkanlah terima kasih sebagai bentuk penghargaan atas usaha yang telah dilakukannya. 

Begitu pula bantuan atau jasa yang kita terima, sekecil apa pun itu ucapkanlah terima kasih. Walaupun mungkin apa yang ia lakukan tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Kita harus tetap berterimakasih untuk menghargai orang lain yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu kita.

Dengan mengucapkan kata "terima kasih", kita telah berupaya menghargai segala sesuatu yang orang lain lakukan untuk kita. Kata ini juga mengajarkan kita bagaimana caranya bersyukur atas segala sesuatu yang kita terima atau kita miliki.

Tertarik buat belajar ilmu kehidupan yang lain? Klik di sini untuk membaca artikel-artikel serupa!

Itulah tiga kata ajaib yang perlu kita ketahui dan harus diterapkan setiap kali kita meminta tolong, berbuat salah, dan menghargai pemberian orang lain. Semoga kita tidak pernah melupakan tiga kata ini dan selalu menerapkannya dalam kehidupan.

Have a nice day,


Michiko♡

Photo by Tim Marshall on Unsplash

3 Oktober 2018

Aturan Tidak Tertulis yang Harus Diketahui

9:00 AM 0 Comments
Hargailah orang lain sebagaimana kau ingin dihargai oleh orang lain.
Berapa banyak upaya yang sudah kita lakukan untuk menghargai orang lain?
Berapa banyak aturan tertulis yang belum kita patuhi?
Berapa banyak aturan tidak tertulis yang belum kita ketahui?

Sebab, kita sebagai manusia hidup secara berdampingan dan saling membutuhkan. Dalam sebuah buku Rinringaku yang ditulis oleh seorang tokoh Jepang yang terkenal bernama Watsuji Tetsurou. Manusia dalam bahasa Jepang adalah ningen (人間). Ningen terdiri dari dua kanji Cina, Nin (人) dan Gen (間). Di dalam bahasa Mandarin, nin berarti dua orang yang saling memperbaiki dan gen berarti di antara. Beliau menyatakan bahwa ningen berarti "manusia yang saling membantu dan hidup di dunia".

Kita hidup di dunia ini tidak sendiri dan bukan hidup untuk diri sendiri saja, melainkan kita hidup untuk orang lain juga. Tetapi, bukan berarti kita harus menuruti keinginan orang lain, kita juga memiliki hak untuk menjadi diri sendiri. Kita boleh melakukan apa pun yang kita mau, asal tidak merugikan orang lain dan hal itu tidak berdampak buruk bagi kehidupan kita sendiri. Orang lain juga berhak melakukan apa pun selama tidak merugikan kita, apabila kita dirugikan maka kita punya hak untuk membela diri dan menentangnya. Selama tidak melanggar norma yang berlaku, manusia bebas melakukan apa saja. 

Kita hidup dalam sebuah aturan yang disepakati bersama-sama oleh seluruh masyarakat. Aturan itu harus kita patuhi dan tidak boleh dilanggar seenaknya. Ada dua jenis aturan; aturan tertulis dan aturan tidak tertulis. Aturan tertulis bertujuan untuk mengatur agar disiplin, sedangkan aturan tidak tertulis berupa etika dan upaya untuk menghargai orang lain. 


Pada kesempatan kali ini, aku akan membahas mengenai etika dalam kehidupan bermasyarakat dan menurutku ini perlu diterapkan oleh masyarakat Indonesia. Sebab, apabila melanggar aturan tidak tertulis ini akan membuat kita dicap sebagai orang yang tidak memiliki etika dan mungkin bisa menyulut emosi orang lain apabila benar-benar keterlaluan. 

Buang sampah pada tempatnya.
Buang sampah sembarangan tentu sudah jadi problematika utama untuk sebagian besar wilayah Indonesia. Bahkan, aku sampai pernah mendengar kalimat sindiran berupa:

"Cari tempat sampah? Buang saja di jalan, toh di Indonesia semua tempat adalah tempat sampah."

Akan tetapi, kalimat itu bukannya dicerna untuk introspeksi diri, melainkan ditelan mentah-mentah sehingga masyarakat jadi terbiasa buang sampah sembarangan. Entah nggak mau peduli dengan lingkungan atau memang kurang cerdas saja dalam memahami kalimat itu. 

Lalu apa yang seharusnya kita lakukan? Lakukanlah mulai dari hal yang kecil seperti:

Saat makan di restoran cepat saji dengan wadah sekali buang (contoh: mukidi), buanglah bekas wadah makanan dan minuman sendiri.
Buanglah sampah cemilan seusai menonton di bioskop.
Buanglah sampah pada tempatnya. Kalau gak ada tempat sampah, bawa dulu sampah tersebut atau masukkan ke kantong plastik/tas sampai menemukan tong sampah.

Netizen bertanya: "Tapi, ada petugas kebersihan yang akan melakukan semua pekerjaan itu, kalau kita melakukannya nanti mereka nganggur dong?"

Jawaban manusia: "Tidak. Pekerjaan mereka bukan hanya mengurus bekas makananmu saja, mereka masih harus membersihkan tempat lain juga dalam waktu yang singkat dengan tangan mereka yang berjumlah dua. Mereka manusia dan punya keterbatasan energi seperti kita. Coba posisikan dirimu di posisinya, apa kamu sanggup melakukannya? Kamu pasti akan berterimakasih jika ada orang yang membuang sampah bekas wadah makanannya sendiri ke tempat sampah. Kalau kita melakukannya, hal itu bisa meringankan pekerjaan orang lain. Bukankah kita juga senang jika ada yang membantu meringankan pekerjaan kita ketika sedang lelah?"

Budayakan antre
Kamu tahu yang namanya antre? Seringkali masih terabaikan oleh manusia-manusia yang ada di Indonesia. Sudah nggak perlu dihitung lagi banyaknya orang yang suka menyela antrean sebab sudah nggak terhitung jumlahnya dengan banyak variasi alasannya.

Saya buru-buru.
Saya sudah kebelet.
Saya takut ketinggalan/terjepit pintu.

Alasan di atas bukanlah alasan untuk menyela antrean ya, Mas, Mbak.

Kalau buru-buru, datanglah lebih awal untuk berdiri di antrean paling depan. Bukannya malah menyela antrean dan bilang buru-buru ada ini atau itu. Memangnya situ doang yang terburu-buru?

Kalau antre di kamar mandi mall atau kamar mandi berbentuk bilik, antre di depan pintu masuk kamar mandi, jangan di depan pintu bilik kamar mandi. Dahulukan orang yang datang lebih dulu, jangan gunakan kata "kebelet" sebagai alasan supaya bisa menyela antrean kamar mandi. Memangnya, orang yang antre ke kamar mandi mau ngapain lagi kalau bukan sama-sama kebelet?

Kalau sedang antri masuk lift atau kereta dan bis, dahulukanlah orang yang mau keluar. Bis dan kereta atau lift punya kapasitas/daya tampung maksimal, kalau dipaksakan segerombolan orang masuk sedangkan yang di dalam belum keluar, bisa berbahaya. Jangan takut ketinggalan atau terjepit pintu karena sopir atau orang yang ada di lift pun nggak bakal cepat-cepat tutup pintu sebelum penumpangnya masuk dengan aman.

Hargai waktu orang lain
Jam karet? Sudah biasa. Janjian jam delapan pagi, datang jam dua belas siang. Ini yang perlu diperbaiki dari orang Indonesia.

Menghargai waktu.

Seringkali, punya janji tapi tidak tepat waktu. Alasannya, tentu saja bermacam-macam. Ada yang alasannya bangun kesiangan, ada keperluan mendadak, macet, dan lain-lain. Ada yang sudah bilang OTW padahal artinya "Oke Tungguin Wae" atau "OTW mandi".

Tapi.. Pernah nggak kita berpikir, apakah orang yang menunggu kita sedang ada acara lain selain menunggu kita datang?
Pernah nggak kita berpikir, sudah berapa lama dia menunggu di sana?
Pernah nggak kita berpikir, dia mengabaikan hal yang mendesak demi menepati janjinya agar tepat waktu?

Justru sebaliknya, kita berpikir untuk diri sendiri, Bung.

"Bentar deh, aku telat aja biar gak perlu nunggu."
"Halah, telat beberapa menit gak apa-apa kali. Paling dia masih tungguin."
"Berangkatnya nanti aja deh, paling dia juga bakal telat."

Saudara dan saudari sekalian, hargailah waktu orang lain. Sebab, jika kita berada di posisi orang yang menunggu, kita akan kesal sendiri. Kalau mau buang-buang waktu, buanglah waktumu sendiri jangan membuang-buang waktu orang lain.

Cara lain menghargai waktu orang lain: 

 Jika tidak sedang terburu-buru, berdirilah di sisi kiri eskalator.

Pada tempat umum seperti stasiun, bandara, mall, atau pasar sekali pun, biasakanlah berdiri di sisi kiri eskalator. Sebab, bisa jadi ada orang yang sedang terburu-buru dan ada keperluan mendesak. Jika kita memblokir jalan eskalator di sisi kanan dan kiri, orang di belakang kita yang sedang tergesa-gesa tidak bisa menyela.

Netizen kompor: "Katanya, tadi disuruh mengantre? Kok sekarang malah menyuruh kasih jalan untuk disela?"

Jawaban manusia: "Beda situasi. Antrean itu memiliki tujuan dan keperluan yang seimbang pada setiap orang yang ada di antrean itu, misalnya; antrean kamar mandi, semua orang punya keperluan yang sama yaitu buang air di kamar mandi dan sama-sama kebelet. Sedangkan di eskalator, tidak semua punya tujuan dan keperluan yang sama: cepat sampai ke lantai atas/bawah. Bisa jadi, ada orang yang santai dan yang penting sampai tujuan, tetapi ada juga yang ingin segera sampai pada tujuan karena ada keperluan."

Ayo, coba terapkan hal sederhana seperti ini untuk memanusiakan manusia. Siapa tahu dengan hal yang sederhana ini bisa membuat negara kita lebih maju. Kalau hal kecil begini saja nggak bisa, oke fix! #2019GantiRakyat :)

Segini dulu aja deh, edukasi kemanusiaan ini. Selamat mencoba untuk menjadi manusia.

Have a nice day,

Michiko♡


Photo credit on Pinterest