24 Oktober 2016

Surat Kecil untuk Lord

6:00 PM 0 Comments
Tanpa basa-basi mari kita langsung ke inti! Seperti biasanya, kalau ada kawan yang berulang tahun selalu aku buatkan kado abadi di blog ini. Persis seperti dua kawanku sebelumnya. Kali ini, aku akan memberikan kado ulang tahun untuk teman kuliahku. Iya, aku sudah kuliah gaes setelah menghadapi examination syndrome dan bermacam-macam tetek bengek ujian serta perpisahan.

Kawanku yang satu ini berulang tahun hari ini, 24 Oktober. Bertambah dari 18 tahun jadi 18+ tuh. Siapakah dia? 

Ceritanya ada efek suara. Traktak dung cess.

Mari berkenalan dengan orang yang hari ini berulang tahun. Sebelumnya, aku nggak pernah menceritakan dia. Lagipula kami juga baru kenal tiga bulanan sih. Panggil saja dia Lord, itu panggilan kawan-kawan kampus kepadanya. Nggak tahu sih asal-usulnya kenapa bisa dipanggil begitu. 

Lord adalah orang yang pertama kali aku jumpa sejak menginjakkan kaki di kampus. Saat itu aku hanya kenal dengan satu perempuan yang kurus dan tinggi, panggil saja Chaca. Saat duduk di depan rektorat, Lord datang menghampiri kami berdua dan itulah pertama kali aku mengenalnya. Saat itu kami mau mengambil buku panduan kampus, maklum masih maba alias mahasiswa baru.

Pertama kali jumpa, aku punya first impression kalau dia ini orang yang lugu dan kalem. Namun, langit berkata lain. Ekspektasi nggak selalu sama dengan realitanya. Ternyata, dia orang yang paling petakilan dan rusuh banget kelakuannya dari semua kawan satu angkatan. Nggak ngerti lagi deh. Apalagi kalau sudah membentuk trio dengan partner in crime-nya, Aaron dan Andrew.

Trio ini adalah makhluk paling rusuh, paling petakilan, paling humoris, ah pokoknya edan. Walaupun memang sih, dari tiga orang itu Lord yang paling kalem, tetapi tetap aja tingkat kekalemannya itu di batas KKM alias nggak lulus sensor.

Setelah mengenalnya lebih jauh, Lord ini orangnya penurut kayak peliharaan. Eh. Kalau dia dikerjain oleh temannya pun kok manut saja gitu. Rela tersakiti demi membahagiakan kawannya. Mengenaskan sekali. Dia orangnya bully-able, makanya orang tuh betah buat jahil sama dia dan dia pun selalu pasrah saja. Nanti kita bully Lord bareng-bareng, yuk! 

Bagaimanakah bentuknya Lord? Penasaran, nggak? Baiklah, aku akan mendeskripsikannya. Jadi, Lord itu seorang makhluk yang memiliki kromosom seks XY alias makhluk pejantan. Dia punya kulitnya sawo matang cenderung gelap, rambutnya ikal, punya mata empat alias berkacamata minus 3, punya hidung, punya mulut, punya telinga, punya dua tangan, dan punya dua kaki, serta jari-jarinya alhamdulillah lengkap. Nomor sepatunya 41, barangkali ada yang mau beliin dia sepatu.

Setelah mengetahui fisik dan psikis pada jenis spesies ini, mari kita lanjutkan ke pembahasan utama. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mempersembahkan beberapa wish dari makhluk-makhluk edan yang kelakuannya tidak berfaedah, anak-anak asuhannya Lord.

Aaron
n. Pipi bakpao. Badannya juga serupa sama bakpao. Kromosom seks XY. Biasanya dipanggil Cino.


Andrew
n. Cleaning service grup LINE. Manusia yang satu ini hobinya adalah mengirim stiker orang sedang mengepel di grup chat LINE. Kromosom seks XY. Sering dipanggil Pak Pel.

Mualif
n. Manusia dingin dan cuek. Hobi mengirim stiker kuda. Badannya paling kecil dari trio dan bermata empat. Kromosom seks XY. Hati-hati, dia galak.

Momo
n. Peliharaan kesayangan aku. Kromosom seks XX, berkaca mata, dan berambut pirang yang beregenerasi menjadi hitam. Mualif versi cewek, sama galaknya hahahaha.

Chacha
n. Perempuan kurus yang ditemukan pertama kali oleh Lord dan aku. Badannya kurus, tinggi, berkacamata. Kromosom seks XX. 

Vicky
n. Perempuan yang paling sengak dan kelihatan galak. Badannya tinggi dan gempal. Dia memiliki jumlah kromosom 44A+XX.

Upik
n. mamanya Choki. Demen banget sama kucing. Badannya paling mungil dari semua yang kasih wish. Dia berkromosom seks XX.


Dan yang terakhir adalah wish dari aku:

Semoga tambah cakep ya, Lord. Mancing banget ini mah biar ditabok rakyat. Oke, ini harapan yang sesungguhnya. Tambah ndut ya. Tambah bawel juga biar mommy-able. Tambah pasrahan juga biar bully-able. 

Bagaimana rasanya habis basah-basahan dengan air aqua? Mantap?

Tadinya sih mau dikerjain, sekalian dikasih hantu berhubung Lord penakut atau dibikin nangis gitu. Namun, rencana gagal semua karena chat bersama orang-orang di atas dipenuhi obrolan yang nggak berfaedah dan ngalor ngidul. 

Baca juga kado abadi untuk kedua kawanku: Kado Ulang Tahun Nonny dan Kado Ulang Tahun Farah 

Jadi, wish ini aku sampaikan sebagai perwakilan dari kami semua untuk Lord. Semoga panjang umur dan bahagia selalu. Happy birthday, Lord! 

Have a nice day,

Michiko ♡

8 Oktober 2016

Gadget Mania

8:36 PM 0 Comments
Seringkali kita melihat orang-orang sibuk dengan benda elektronik berbentuk persegi panjang. Dari layarnya terpancar cahaya yang membuat semua mata terpaku padanya. Gadget. Siapa sih yang nggak tahu barang elektronik khususnya smartphone? Semua orang pasti tahu apalagi generasi manusia saat ini sangat melek dengan teknologi. Bahkan, generasi-generasi sebelumnya pun mulai mengenalnya walaupun nggak terlalu familiar dengan cara penggunaannya.

Gadget Mania
Teknologi memang bagus sekali untuk perkembangan zaman. Keberadaannya memudahkan peradaban manusia, banyak sisi positif yang didapatkan dari kehadirannya. Namun, setiap hal pasti selalu ada sisi positif dan sisi negatifnya. Maka dari itu, aku membuat postingan ini untuk menjabarkan sisi positif dan sisi negatif yang bisa kita lihat dari kehidupan masyarakat sekarang setelah kemunculannya. 

Dampak Positif Gadget/Smartphone

1. Mendekatkan yang jauh

Ilustration by Nadhira Shafa
Jujur sebenarnya gadget itu memudahkan manusia untuk berkomunikasi. Coba bayangkan, hidup zaman dulu ketika berkomunikasi harus melalui surat dan waktu untuk menyampaikan surat itu memakan waktu yang sangat lama untuk sampai ke tujuan. Orang yang berkomunikasi ini akan menghabiskan banyak waktu hanya untuk bertukar kabar. Setiap menanyakan kabar, kabar yang diterima pun bukan kabar yang terbaru alias itu kabar basi yang ditulis beberapa minggu atau beberapa bulan yang lalu.

Setelah hadirnya teknologi yang disebut gadget yang mengusung fitur SMS dan chat, bertukar kabar dengan orang yang berada nun jauh di sana nggak sesulit sebelumnya. Bahkan, setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari, atau setiap waktu kita bisa saling bertukar kabar. Hal ini membuat kita tetap bisa menjaga komunikasi dengan orang-orang yang bahkan jauh banget jaraknya tanpa merasa kesulitan.

Baca juga tentang hubungan jarak jauh: Long Distance Relationship

2. Membantu kita mengeksplor dunia

Illustration by Nadhira Shafa
Teknologi zaman sekarang selalu mengandalkan internet. Fungsi internet salah satunya adalah untuk menghubungkan kita dengan dunia. Kita bisa tahu semua informasi lokal maupun internasional hanya dengan bermodalkan gadget. Kita juga dibantu fitur GPS untuk mengeksplor dunia seperti melihat peta, mencari petunjuk arah, dan sebagainya. Selain itu, fitur ramalan cuaca juga bisa memperkirakan cuaca hari itu agar ketika kita bepergian, kita bisa mempersiapkan keadaan terlebih dahulu. Sedia payung sebelum hujan gitu. Ditambah lagi, kita bisa melihat dunia dengan lebih luas, misalnya kita mau melihat air terjun Niagara, Menara Pisa, Menara Eiffel dan lain-lain hanya melalui gadget sehingga mempermudah kita untuk memperluas wawasan tentang dunia.

3. Hiburan

Hidup pasti akan tertekan tanpa hiburan. Biasanya, orang-orang yang lelah dan butuh hiburan akan merencanakan kegiatan untuk pergi berlibur saat hari liburnya tiba. Akan tetapi, hal ini ada kekurangannya, yaitu harus sabar menunggu hari itu tiba. Padahal, bisa jadi kalau pekerjaan atau rutinitas yang kita lakukan benar-benar membuat kita tercekik dan sakit kepala sehingga berujung membuat kita stres. Nah, pada saat ini lah, gadget memiliki peran sebagai salah satu sarana hiburan untuk melepaskan stres sejenak agar hidup nggak selalu berada di bawah tekanan.


Kurang lebih itu lah poin-poin fungsi gadget yang memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia dalam berkomunikasi maupun berteknologi. Namun, selain dampak positif, gadget juga memberikan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat. 

Dampak Negatif Gadget/Smartphone

1. Jadi buta

Illustration by Nadhira Shafa
Buta pada poin ini nggak diartikan secara harfiah. Buta pada poin ini bermaksud untuk mewakili kehidupan masyarakat yang nggak peka dengan keadaan sekitar. Masyarakat lebih suka menggunakan gadget-nya ketimbang menolong orang yang sedang membutuhkan bantuan. Nggak jarang pula, orang-orang bermain gadget saat sedang berjalan sehingga dia nggak peka dengan keadaan di sekitarnya. Masih mending kalau yang ditabrak manusia, kalau yang ditabrak adalah kendaraan yang sedang melaju cepat, bagaimana? Ngeri banget kan kalau dampaknya bisa membahayakan seperti ini.

Kalian pernah baca atau mendengar berita tentang pemain game Pokemon yang menggunakan gadget? Permainan yang menelan banyak korban demi menangkap Pokemon. Banyak banget kasus kecelakaan saat sedang asik bermain gadget tanpa memperhatikan keadaan sekitar. Maka dari itu, hati-hati ya.

2. Hobi pencitraan dan narsisme tingkat tinggi

Semenjak hadirnya gadget dan media sosial, kalian menyadari sebuah perubahan dari perilaku  sebagian besar manusia nggak sih? Aku menyadarinya banget. Hampir semua orang yang aku temui, entah itu teman atau orang yang hanya berpapasan di ruang publik, kalau pergi ke mana-mana atau bertemu dengan seseorang selalu saja mengabadikan momen itu dan mengunggahnya ke platform media sosial. Seolah memberitahu kepada dunia kalau dia ini punya kegiatan dan memamerkannya kepada pengikut media sosialnya. Padahal sebenarnya hal-hal itu nggak terlalu penting juga untuk dipublikasikan, khawatir akan membawa petaka bagi si pengunggah sendiri karena penguntit bisa saja ada di mana-mana. Tingkat narsisme orang-orang pun semakin meningkat, masyarakat lebih sering mengabadikan dan mengunggah setiap kegiatan bahkan rutinitasnya. 

Baca juga media sosial yang sudah musnah: Media Sosial Pensiun: WHO IS NEXT? 

Selain tingkat narsisme yang tinggi, sebagian besar manusia jadi hobi pencitraan. Kalian sering melihat sebuah video viral di media sosial? Ini adalah salah satu dampak negatif dari sebuah gadget. Mengapa bisa negatif? Iya, bisa jadi sebuah dampak negatif apabila video tersebut adalah video yang tidak layak untuk dipublikasikan. Contohnya seperti video korban kecelakaan, video musibah, video orang yang sedang berduka cita, dan video lain semacamnya. Alih-alih menolong, orang-orang malah sibuk mendokumentasikannya. Entah apa tujuannya untuk melakukannya padahal mereka juga bukan media massa yang bertugas untuk meliput suatu kejadian. Entah dokumentasi tersebut akan disimpan sebagai dokumen pribadi, entah akan diunggah supaya viral dan memberikan exposure untuk pengunggahnya. 

Mungkin beberapa orang ada yang berdalih kalau itu untuk menyalurkan rasa simpati orang lain yang melihatnya terhadap tragedi yang direkam. Mungkin, ada beberapa penonton yang merasa simpati. Akan tetapi, pernahkah kalian membayangkan jika berada di TKP? Alih-alih bersimpati, orang-orang yang ada di sana justru menodongkan kamera. Hati nurani seseorang seolah mati karenanya. Ada kecelakaan, direkam. Ada yang bertengkar, direkam. Ada orang yang hendak melompat dari gedung tinggi, direkam juga. Hal itu dilakukan hanya untuk sebuah postingan viral yang mungkin hanya akan bertahan sementara. Miris ya?

3. Tidak menghargai orang lain

Kalian pernah diabaikan ketika mengobrol dengan orang lain dan orang tersebut justru memeriksa gadget-nya? Merasa sebal nggak? Apalagi ketika kita sedang berbicara, dia malah nggak fokus dan jawabannya pun nggak nyambung. Jengkel banget tuh kalau kayak gitu, merasa seperti nggak dihargai saat berbicara. Kalian pernah melakukannya juga nggak? Kalau pernah segera bertaubat, Nak. 

Sikap acuh tak acuh karena gadget bisa merusak citra kita sebagai seorang makhluk sosial. Orang-orang di sekeliling jadi malas untuk bercanda atau berbicara dengan kita. Selain itu, tanggapan kita terhadap pembicaraan orang lain itu mencerminkan kepribadian kita. Kalau kita nggak bisa pasang telinga untuk orang yang berbicara, mungkin kita akan dianggap nggak sopan dan nggak punya etika karena kita dianggap nggak menghargainya. Tentu saja, itu akan berdampak bagi kehidupan sosial kita dalam pandangan masyarakat. Menyimpan gadget untuk mengobrol dengan orang lain nggak ada salahnya kok. 

Baca dampak positif menyimpan gadget: Have A Nice Day 

4. Menjauhkan yang dekat

Bertentangan dengan dampak positif gadget yang telah disebutkan, dampak negatif penggunaan gadget yang berlebihan adalah menjauhkan yang dekat. Kalian pernah kumpul keluarga tetapi anggota keluarga justru sibuk masing-masing dengan gadget-nya? Atau kalian pernah nongkrong bareng teman-teman tetapi mereka memegang gadget di tangannya? Hal-hal seperti ini yang bisa merenggangkan hubungan orang-orang yang berada di dekat kita. Kita lebih asik bermain dengan gadget daripada menghabiskan waktu yang berkualitas bersama orang-orang terdekat kita. Semakin lama, kita pun hanya berpapasan saja dengan orang terdekat dan nggak ada obrolan yang berkualitas untuk mempererat hubungan. Kenapa harus mencari yang jauh selama ada yang dekat? 

5. Merusak pola tidur

Kalian tahu nggak, kalau gadget memiliki sinar biru yang dapat mengganggu pola tidur penggunanya? Dilansir dari halodoc, menurut studi dari Universitas Monash, paparan sinar biru dapat menyebabkan turunnya kadar hormon melatonin sebesar 23 persen sehingga seseorang mengalami kesulitan tidur. Cahaya dari layar gadget memancarkan gelombang cahaya biru yang menstimulasi otak seolah-olah masih siang hari yang malah mengaktifkan hormon kortisol untuk tetap terjaga. Siapa di sini yang kalau nggak bisa tidur malah main gadget

6. Diperbudak teknologi

Ekspektasinya gadget adalah sebuah teknologi yang diciptakan untuk memudahkan kehidupan manusia dengan kata lain jadi "babu" untuk manusia. Namun, sepertinya realita berbicara sebaliknya. Gadget yang seharusnya digunakan sebagai sarana komunikasi dan teknologi justru membuat manusia seperti budaknya. Mengapa begitu? Manusia kecanduan dengan gadget. Bahkan ketika gadget-nya kehabisan daya, manusia rela lho untuk duduk di samping stop kontak sampai daya gadget-nya penuh. Kalau begini, kesannya manusia seperti anjing yang dirantai oleh majikannya. Bukan begitu?

Baca juga tentang dampak smartphone dalam kehidupan: Setan Gepeng 

Dari paparan dampak positif dan negatif gadget, kita seharusnya mulai membuka mata bahwa sebagai seorang manusia kita bisa membedakan mana yang baik untuk kita dan mana yang nggak baik untuk kita. Gunakanlah gadget dengan bijaksana, jangan sampai gadget memperbudak penggunanya. Jangan menggunakan gadget secara berlebihan karena sesuatu yang berlebihan itu nggak baik dampaknya. Nggak mau kan kalah pintar daripada smartphone?

Sekian tulisan untuk hari ini. Sampai jumpa di lain kesempatan.
Have a nice day,


Michiko ♡

Illustration by Nadhira Shafa

4 Oktober 2016

1001 Alasan Jomblo

11:33 PM 0 Comments
Hello guys! 
Aku balik nih, setelah sebulan lamanya hiatus dari dunia blog. Kali ini pembahasanku agak sedikit mellow karena ada sesuatu yang mengganjal di dalam hati jadi aku mau curhat. #galau #mabukmicin #butuhasupangizi

Banyak banget pertanyaan yang sering aku dengar dari orang-orang di sekitar aku. Contohnya:
"Kok belum punya pacar?" 
"Hari gini masih jomblo?" 
"Ciyeeee, jomblo kurang belaian."
"Kenapa kok kamu gak pacaran sama dia aja?"
"Kok kamu PHP-in dia, sih?"
"Kalian dekat tapi hanya teman?"
"Kamu kok sok jual mahal?"

Jujur, aku bosan banget mendengarnya. Setiap orang selalu kepo terhadap keputusan hidup orang lain. Aku juga nggak mengerti sih apa alasannya. Ketika aku memilih untuk bebas dari status hubungan alias jomblo, banyak banget yang komentar, entah itu prihatin atau sekadar menyalahkan karena menempatkan seseorang dalam lingkaran pertemanan alias friendzone. Padahal, ada alasan tersendiri mengapa seseorang memilih untuk setia dengan status jomblo itu. 

Alasan Menjadi Seorang Jomblo

1. Friendship di atas relationship

Bagiku, hubungan pertemanan itu lebih penting daripada status hubungan percintaan. Jujur, aku merasa lebih nyaman ketika menjalani hubungan pertemanan. Sebab, aku bisa menunjukkan diriku sendiri apa adanya tanpa ada yang ditutup-tutupi. Aku lebih leluasa untuk bercanda, berbagi cerita, suka dan duka bersama. Ketika aku marah pun, aku bisa mengekspresikannya. 

Sebaliknya, ketika pertama kalinya aku pacaran, aku merasa menjadi orang yang bermuka dua. Aku berusaha untuk menjaga image di depan pasangan. Aku banyak menutupi keburukanku dan segala kelemahanku. Aku berusaha untuk tampil sempurna hanya untuk orang lain dan melupakan jati diriku sendiri. Aku juga nggak terlalu leluasa untuk bercanda karena mungkin takut si doi kesal atau berpikir candaanku kelewatan. Ketika aku mengekspresikan kemarahan pun, doi justru malah ikut-ikutan marah tanpa peduli apa alasan aku marah dan kesal. 

Baca kisah-kisah tentang pertemanan klik di sini

2. Benci kesedihan dan kesalahpahaman

Jujur masa-masa ketika terikat hubungan percintaan itu adalah masa-masa yang bikin aku sering banget sedih atau galau. Aku nggak suka dengan vibes itu karena membuat hari-hariku dan pikiranku kacau. Padahal penyebabnya tuh sebenarnya sepele, misalnya nggak dapat kabar, sms atau chat nggak dibalas, telepon nggak diangkat. Hal-hal seperti itu tuh justru membuat pikiran negatif bermunculan, ujungnya overthinking dan malah jadi sedih sendiri. Hari-hari jadi terasa kelabu karena orang yang diharapkan nggak kunjung datang. #asik

Selain itu, kadang perasaan cinta itu bisa berubah menjadi sebuah obsesi. Kadang, obsesi itu malah mengubah pribadi kita menjadi seorang yang posesif. Misalnya, doi ngobrol sama lawan jenis sebentar saja, hati langsung bergejolak terbakar api cemburu. Doi cuma dapat chat dari lawan jenis yang ada kepentingan, langsung ditanya asal-usul dan bibit bebet bobotnya. Bercanda sedikit aja langsung dituduh selingkuh. Timbul kesalahpahaman, malah bikin tambah stres. 

3. Nggak mau memaksakan perasaan

Bagiku seorang penganut cherish the moment, status hubungan percintaan itu bukan hal yang bisa dipaksakan. Sebab, menurutku esensi cinta yang sebenarnya adalah mencintai dengan tulus bagaimana pun keadaannya. Jadi, kalau punya perasaan suka, ya sudah, just let it flow and enjoy the moment gitu lho, selama masih bisa berada di sisinya, bisa memberikan semangat kepadanya, bisa melihatnya, itu sudah cukup daripada harus memaksakan perasaan orang lain untuk menyukai kita juga. Toh cinta juga nggak bisa dipaksakan kok. Mau mengejarnya ke ujung dunia sampai terjatuh, terbalik, terjengkang, terkayang sekalipun, kalau doi nggak mau, nggak usah maksa apalagi meminta ikatan hubungan percintaan. Bisa-bisa, kehilangan momen itu bahkan kehilangan dia. 

Baca teknik mencintai dalam diam: Secret Admirer 

Balik lagi ke poin pertama, "friendship di atas relationship". Kalau suka, jadilah teman. Jangan datang-datang langsung pepet mau jadi gebetan. Hadeh, yang ada nanti orangnya malah takut. Siapa nih, datang-datang kok mau jadi gebetan, emang situ siapa? Kita kenal? Lagipula kalau berteman, bukankah lebih baik karena bisa menunjukkan sisi asli dari jati dirinya sendiri? Lagipula, kalau sudah jodoh juga nggak akan hilang kok, asalkan tetap berada di sisinya. Jadi, kalau ada yang mendekati dengan niat untuk memiliki, skip deh. Lebih baik mencari yang lain karena berkomitmen itu tidak semudah jatuh cinta pada pandangan pertama. Kalau dari niat awalnya mengincar hal lain, bisa jadi suatu saat ketika nggak mendapatkan apa yang diincarnya, pasti dia akan pergi juga mencari incaran lain, bukan begitu? Sebab, kalau betulan sayang, nggak mungkin meninggalkan juga.

4. Cinta itu rumit

Sebenarnya kehidupan romansa itu rumit banget. Semacam sebuah neraka yang dibalut oleh topeng indah yang sangat menyenangkan. Padahal, hubungan percintaan itu nggak sesimpel itu. Mungkin banyak banget pasangan yang menunjukkan sisi romantisme dan ke-uwu-an yang bikin hati jadi iri. Tapi sebenarnya di balik itu semua, ada dua orang yang berjuang untuk mempertahankan hubungan. Beruntung, kalau di balik layar mereka harmonis. Namun, bagaimana dengan nasib mereka yang sebenarnya nggak harmonis di balik layar? Misalnya, banyak cekcok, saling nggak bisa mengerti sama lain, banyak air mata yang menetes, kadang nggak bisa toleransi sifat pasangannya. Pokoknya, kalau nggak siap mental, mending nggak usah deh cinta-cintaan. Kata orang, cinta itu bikin goblok. 

Baca tentang bahasa cinta agar mencintai nggak terasa rumit lagi: 5 Bahasa Cinta, Kunci Hubungan yang Harmonis

5. Trauma

Pengalaman yang berhubungan dengan percintaan itu berpengaruh banget dengan kepercayaan seseorang terhadap cinta itu sendiri. Ada orang yang berpikir cinta itu indah karena bentuk cinta di lingkungannya itu baik. Akan tetapi, untuk orang-orang yang berada di lingkungan percintaan yang buruk, mereka akan memandang cinta itu bullshit. Misalnya, keadaannya sebagai seorang brokenhome karena melihat kedua orang tuanya bercerai, mengalami kekerasan dalam hubungan percintaan, atau pernah menjalani hubungan percintaan yang toxic. Itu berpengaruh banget untuk membentuk pola pikir terhadap cinta, apalagi cinta itu nggak bisa diraba atau dilihat karena bentuknya yang abstrak dan terbentuk dalam pola pikir manusia. 

6. Belum cukup dewasa

Seperti yang disebutkan poin sebelumnya, cinta itu rumit. Butuh kedewasaan untuk memelihara cinta. Tanpa kedewasaan, maka cinta itu cuma dianggap sebagai mainan, kesenangan sesaat. Lagipula, tujuan untuk terikat dengan status hubungan itu apa? Main-main saja atau pernikahan? Kalau tujuannya pernikahan, memangnya nggak terlalu muda untuk memulainya? Toh, banyak juga pasangan yang hubungannya kandas di tengah jalan sebelum sampai ke pelaminan. Atau menjalin status hubungan percintaan hanya untuk main-main saja, mengapa harus mengikat dengan status hubungan percintaan? Toh nanti rasa itu akan berubah menjadi obsesi yang berpotensi untuk menyakiti hati dan diri sendiri.

1001 Alasan Jomblo

Sekiranya, begitulah alasan-alasan yang ada di pikiran seseorang yang belum mau menjalin status hubungan. Ini baru poin-poin alasan pribadiku. Entah ada berapa alasan lain yang ada di benak orang-orang di luar sana. Mungkin masih ada 1001 alasan jomblo yang belum terkuak. Jadi, hargai sajalah apabila ada yang memutuskan untuk menikmati masa lajangnya. Toh hidup ini juga nggak selalu tentang cinta dan pacar. 

Sekian tulisan untuk hari ini. Terima kasih atas pengertiannya.

Have a nice day


Michiko ♡

Picture by Лечение наркомании from Pixabay

23 Juli 2016

Roleplayer World: Dunia Pelarian Para Manusia Alay

10:09 AM 21 Comments
Hello, guys!

Seperti judulnya, aku akan membahas tentang roleplayer. Banyak orang kadang-kadang ngomongin dunia roleplayer ini. Nggak jarang juga banyak yang bertanya, apa itu roleplayer? Banyak banget yang penasaran tentang roleplayer dan cara untuk bisa menjadi seorang roleplayer. Sebelum masuk ke pembahasan, kenali dulu apa itu roleplayer biar paham. 

Apa itu roleplayer?

Roleplayer berasal dari dua kata, yaitu role dan play. Role artinya peran, play artinya bermain. Jadi, roleplay adalah bermain peran dan roleplayer adalah pemain peran. Maksudnya bukan bermain opera kayak OVJ ya. Bermain peran di sini maksudnya adalah memerankan seseorang, bisa berupa manusia atau karakter. Intinya, kita berperan "berpura-pura" menjadi idola. 

Biar singkat, aku sebut roleplayer ini sebagai RP gitu ya. Istilahnya gini, misalnya aku punya idola seorang artis, sebutlah Chou Tzuyu. Kemudian, aku membuat sebuah akun di media sosial yang identitasnya menggunakan identitas Tzuyu, dari mulai nama, tanggal lahir, pekerjaan, dan lain-lain. Kemudian, aku nggak mungkin diamkan akun itu aja, kan? Ya iyalah, ngapain juga bikin akun kalau nggak dimainkan. Nah, untuk memainkan akun itu, maka kita harus berperan sebagai orang yang memiliki identitas itu. Otomatis kita harus berperan seperti artis itu sendiri dan nggak boleh mengungkap identitas asli apalagi sampai show up tentang diri sendiri. Emang situ siapa?

Apa itu roleplayer world?

Roleplayer world adalah dunianya para manusia alay. Nggak deng, canda. Itu cuma clickbait aja buat mancing, biasanya yang ngamuk duluan berarti belum baca isinya. Sebenarnya aku kasih judul itu karena isi roleplayer world kebanyakan RP artis Korea yang mana pemerannya pasti adalah KPOPers yang notabene biasa disebut "alay" oleh para normies. Mungkin alasannya karena sering teriak-teriak sendiri kalau lihat bias dan kebanyakan halu, kayak aku. 

Roleplayer world itu adalah dunianya para roleplayer. Maksud dari dunia ini adalah semacam komunitas para RP dari seluruh platform media sosial. Intinya semacam persatuan roleplayer seluruh dunia. Biar singkat, aku sebut RPW ya. RPW ini adalah istilah untuk menyatukan seluruh RP di segala penjuru dunia (lokal dan internasional) dan seluruh platform media sosial (Facebook, Twitter, WhatsApp, Blackberry Messenger, Telegram, dll.). Kalau kamu bermain RP berarti kamu adalah anggota RPW.

Baca juga media sosial yang gulung tikar: Media sosial pensiun: WHO IS NEXT?

Bonus foto cogan

Pengalaman Bermain RP

Aku sendiri juga bermain RP sejak tahun 2011 sampai sekarang. Pertama kali aku bergabung di RPW, aku gabung di Facebook pada awal tahun 2011. Alasannya karena sering fantalk dengan para RP. Jadi, aku penasaran bagaimana rasanya berperan menjadi seorang artis. Sekalian, exposure gratis biar dicari fans, walaupun yang dicari adalah idolanya bukan aku ahahahahahaha. Kemudian, pada pertengahan tahun 2012 aku hijrah ke Twitter dan bermain RP di sana. Akunku banyak, nggak perlu disebut lah ya, nanti kepo.

Cukup lama juga aku hidup di RPW. Pastinya banyak banget pengalaman yang aku dapatkan selama berada di RPW. Tentu saja, zaman aku pertama kali bergabung di RPW dan sekarang itu jauh berbeda. Oleh karena itu, aku berniat menulis ini untuk membandingkan RPW zaman dulu dan RPW yang sekarang. Nah loh, mampus.

Perbandingan Roleplayer Dulu dan Sekarang

Perbandingan Roleplayer Facebook Dulu dan Sekarang

Awal join RP Facebook

Awal 2011, aku join RP Facebook. Aku bergabung dengan grup yang cukup terkenal, yaitu Korean Celebrities Roleplayer and KPOP Fans International yang biasa disingkat KCR. Di grup ini harus berinteraksi memakai bahasa Inggris. Banyak akun personal para fanboy atau fangirl yang bergabung juga di grup ini, berbaur dengan RP. Biasanya, RP dan akun personal mengobrol seperti dengan teman sendiri atau berbagi fansign (semacam afeksi dari idola untuk fansnya). 

Sekarang, grup itu diisi dengan akun roleplayer yang menurutku "alay" karena display name mereka nggak menunjukkan nama artisnya sama sekali. Kebanyakan dari mereka juga anti dengan RP dari Indonesia. Privasi grup yang semula terbuka untuk semua, diubah menjadi grup rahasia sehingga hanya yang diundang ke sana yang bisa masuk. Sekarang, akun personal nggak boleh ada di sana. Kalau mereka kelihatan berkeliaran di grup itu, langsung dikeluarkan. Padahal, salah satu tugas RP sebenarnya adalah memberikan afeksi kepada fans seorang idola yang diperankannya. Kalau hanya berbaur sesama RP saja sih, menurutku itu cuma sekumpulan komunitas nongkrong doang. Akibatnya, aku sekarang malas banget buat berbaur dengan RP sekarang karena banyak RP yang nggak profesional pada membuka identitas asli si pemilik akunnya bahkan memanggil nama asli mun-nya [read: orang yang memainkan akun RP], bukan nama idola yang diperankannya.

Indonesia's Celebrities Roleplayer

Ini adalah grup yang paling legend bagi para Indonesian RPs. Semenjak banyak anti dari RP Internasional terhadap RP Indonesia, grup ini selalu rame. Rame banget! Notifikasi dari grup ini pun selalu muncul tiap detik. Grup ini juga punya banyak cabang:

ICR BASH (ICRB): Tempat buat ribut, berantem, ngamuk, anjing-anjingan, asu-asuan, dan cari sensasi. Dulu grup ini hanya beranggotakan dua ribu anggota. Itu pun isinya seru banget apalagi kalau ada yang dilabrak, panas panas kayak tahu bulat. Kemudian, ICRB pindah lapak kalau nggak salah karena akun admin hilang kena disable semua dan anggotanya mencapai puluhan ribu. Semenjak bermunculan RP yang sok famous, ICRB jadi nggak asyik lagi.

ICR galau+frontal (ICRGF): Tempat buat spam, galau, nangis, merana, pokoknya pada mengenaskan yang ada di sini. ICRGF ini dulu tempat aku mangkal. Suatu hari grup ini di-hacked dan pindah lapak lagi. Sama seperti grup ICRB yang lama, grup ICRGF yang lama pun nggak ada adminnya karena akun yang hack kena disable. Grup ini masih hidup sampai sekarang, walaupun nggak seramai dulu. Kalau main ke grup ini jangan terlalu berharap untuk dikomen, karena memang tempat untuk spam dan sambat aja. Lucunya, aturan terbaru di grup ini sekarang dilarang pacaran, mungkin efek demo para jombs.

ICR Yadong (ICRY): Tempat mesum dan pencabulan dede polos (apa ini), perenggut kepolosan, pokoknya 18+ area. Aku nggak pernah gabung ke sini sih karena awal gabung RPW, aku belum cukup umur dan nggak mau tambah dosa. Penghuninya sering banget koar-koar di grup ICR yang lain, katanya grup ini berkali-kali hilang karena dilaporkan ke pihak Facebook, mungkin karena isinya pornografi juga. 

ICR Share Your Real Photo: Tempat untuk membuka identitas asli, mengumbar foto mun. Ini cabang ICR yang paling baru karena sejarahnya dahulu di ICR pusat banyak banget RP yang kirim foto mun. Supaya nggak menimbulkan kontroversi, maka dibuatlah grup ini. Nggak jarang sih banyak faker juga di sini, mempublikasikan foto orang lain, entah apa tujuannya. Sekarang isinya minta uname IG, pin bbm, nomor wa, dan sebagainya.

Kita balik lagi bahas grup induk, ICR Pusat. Sama seperti KCR nasibnya, bermunculan RP yang sok famous. Ukuran famous di ICR Pusat itu mungkin karena orangnya rusuh dan banyak banget yang komentar di postingannya. Kemudian, kebanyakan yang umbar identitas asli juga dan memanggil nama mun kalau berinteraksi. Esensi bermain RP jadi beda dan nggak kayak dulu lagi. Sekarang, grupnya sepi, lebih mirip grup mati sih karena cuma ada beberapa orang yang masih berkeliaran di sini bahkan bisa dihitung jari. Postingan seminggu yang lalu pun, posisinya bisa paling atas.

Fanservice

Tujuan main RP adalah menjadi artis khayalan, berlagak seperti artis yang sebenarnya. Salah satu tugasnya adalah memanjakan para fans, mengayominya dan memberikan afeksi dalam bentuk sapaan, foto-foto, interaksi, minta dukungan fans supaya dukung kegiatan artisnya, atau fantalk
Sekarang, entah mengapa RP jadi anti dengan akun fans. Jangankan menyapa fans atau melakukan fantalk, buat konfirmasi permintaan teman saja gak mau. Justru, malah lebih sering memberikan fanservice ke sesama RP. Coba bayangkan. Tiffany meminta fanservice kepada Taeyeon. Hah? Bingung nggak tuh.

Wall to wall

Pengguna akun facebook yang lama pasti mengerti istilah ini karena dulu profil facebook berupa dinding atau wall. Dulu, kita menulis pesan di dindingnya untuk mengobrol atau menyapa. Begitu juga RP Facebook berinteraksi, jadi mereka menyebutnya wall to wall karena kalau mengobrol pasti lewat wall bukan lewat private message (RP Facebook biasa menyingkatnya jadi PM). PM biasanya dipakai buat mengobrol yang penting saja. Dulu, orang pacaran aja malah ngobrolnya wall to wall juga. Jadi, waktu mereka sedang sayang-sayangan, rakyat TL cuma bisa menonton. Kasihan banget yang jomblo.
Semenjak profil Facebook berubah jadi timeline dan bentuknya yang terkesan ribet, anak RP sekarang lebih memilih mengobrol melalui private message. Bahkan, nggak jarang juga ada RP yang lock profile-nya supaya nggak ada yang ajak wall to wall/timeline to timeline.

Disable Account

Kebijakan Facebook ini muncul sekitar tahun 2012-2013an. Pertama kali bergabung, nggak ada yang namanya disable akun atau akun dinonaktifkan oleh pihak Facebook. Disable ini biasanya dimulai dengan check point. Check point itu banyak jenisnya, ada check point foto, nanti kita harus pilih nama facebook teman kita dan menebak itu foto milik siapa, kalau temannya ribuan sih pasti sulit banget. Ada juga check point ID, kita harus upload foto identitas alias KTP yang nama, tanggal lahir, kota, dan job sama persis dengan identitas akun. Anak RP mana punya KTP idolanya? Karena kebijakan inilah, Om Mark dicintai seluruh anak RP. 

RP Yadong Facebook

Sejak tahun 2014-2015an, mulai ada RP pornstar, contohnya kayak Maria Ozawa. Aturannya, RP pornstar nggak boleh keluar dari kandangnya, yaitu ICRY. Namun, entah apa yang terjadi, RP pornstar itu sempat berkeliaran di grup umum dengan foto profil yang nggak senonoh. Padahal, di grup itu pasti masih banyak anak RP yang masih di bawah umur. Alangkah lucunya RPW zaman sekarang. 

Nama-nama alay bayi RP Facebook

Dulu, nama akun RP di Facebook normal sesuai dengan karakter yang diperankan, misalnya RP Park Jiyeon nanti display name-nya nggak akan jauh dari nama artisnya misal Jiyeon Park, Park Jiyeon Maknae, Jiyeon T-Ara, dan semacamnya. Untuk nama alay zaman dulu sih, paling menambahkan marga di belakang namanya seperti Bengbeng, Chilvaris, Frontal, Polarfuchs yang ditulis di belakang nama asli artisnya jadi Krystal Jung Bengbeng, Leader Suho Chilvaris, Eunji Polarfuchs.

Sekarang, nama akun RP di Facebook aneh-aneh. Ada yang alay, ada yang panjang kayak kereta api, ada yang plesetan, ada juga yang nggak mencerminkan artis yang diperankan. Contohnya, Exo-k'sleader Suholangkaya Chuyungsmuah-member'muach, kontyeol, dan sebagainya. Ada juga yang menggunakan display name huruf China yang dibuat sendiri, saat dibuka profilenya nggak ada informasi tentang identitas artis yang diperankan. RPW masa kini semakin nggak jelas menurutku.

Perbandingan Roleplayer Twitter Dulu dan Sekarang

Roleplayer Agency Twitter

Pertengahan tahun 2012, RP Twitter mulai diperkenalkan. Awalnya, RP di Twitter bergabung melalui agensi. Agensi biasanya punya peraturan, anggotanya nggak boleh memerankan artis yang sama. Jadi, harus di-booking lebih dulu dan booking melalui DM pakai akun personal karena aturannya satu anggota cuma boleh bergabung dengan satu akun. Agensi juga meminta anggotanya menggunakan username yang ada kode agensinya, misalnya WLK_Krystal94, RP_Seohyun91, Apple_Sandara85, dan lain-lain. Kemudian, lama-kelamaan, RP Twitter pun malas untuk cari agensi. Jadi, biasanya kalau mereka nggak punya agensi pasti di bio Twitter bakalan ditulis "Roleplayer without agency". 

Setelah RP Twitter menjamur, sekarang kebanyakan RP twitter pada lepas dari agensi dan solo player. Agensi masih ada sih, tetapi nggak seribet dulu kalau mau gabung. Agensi juga sekarang jadi macam-macam jenisnya, ada yang fix username, free username, sistem poin, dan sebagainya. Sekarang, RP Twitter lebih sering mencari agensi free username, mungkin karena username yang dia punya adalah lucky username.

Nick dan no-nick RP

RP Nick adalah RP yang membuat nama panggilan sendiri. Ada yang membuat dari nama asli artisnya, ada juga nama yang dibuat jauh dari nama artisnya. Biasanya, kalau nickname jauh dari nama artisnya, itu berfungsi sebagai ID aja biar gampang dicari. Menurutku, RP Nick lebih banyak membahas hal yang out of character dan nggak bersinggungan dengan artis aslinya, walaupun nggak semua RP Nick begitu. Lebih mirip kelompok orang nongkrong saja sih. Biasanya, mereka yang memakai nickname yang jauh dari nama artisnya punya circle sesama RP Nick juga. Kadang, nggak mudah mengenali artis yang dia perankan hanya karena lihat nickname-nya. Contohnya, nickname Pahun, Dobil, Fanol, dan sebagainya, kalian tahu nggak mereka memerankan siapa? RP Nick ini bisa dibilang pendatang baru, mungkin tahun 2013 atau 2014an. Sebab, pertama kali aku bergabung RP Twitter, aku nggak pernah melihat RP nick. Sekarang, nickname nggak cuma dipasang di di DN saja, tapi dipasang di username juga. Aneh-aneh aja deh. 

Sedangkan, RP no-nick adalah mereka yang nggak membuat nama panggilan. Jadi, display name akun mereka cuma nama artisnya aja, misalnya Hanbin, T.O.P, dan Choi Minho. Biasanya, RP no-nick adalah jenis RP yang semi-less OOC atau less OOC, mereka lebih sering membahas kegiatan artis yang mereka perankan. Topik dua jenis RP ini berbeda seratus delapan puluh derajat. Makanya, nggak jarang RP no-nick jarang bergaul dengan RP nick karena perbedaan topik yang mereka bawa, mungkin. 

Bot dan autoupdate Twitter

Dulu, sebelum muncul teknologi bot, RP interaksi aja seperti biasa. Semenjak kemunculan bot, RP jadi sering memasang bot dan tweetnya menyampah padahal nggak sedang on. Sebenarnya, itu agak mengganggu penduduk TL karena sering kena zonk membalas tweet bot mereka. Ada juga yang memasang auto-update artis supaya nggak perlu cari info tentang artis yang diperankannya dan melakukannya dengan manual. Padahal, kalau begitu apa dia bakal tahu kegiatan artis yang diperankannya? Ada juga yang memasang bot untuk merepost ulang tweet dari base. Itu sih menyampah banget di TL orang lain.

Selective Following

Dulu, nggak ada istilah ini karena semua RP berbaur dari berbagai agensi, kecuali yang closed agency karena mereka nggak boleh interaksi dengan orang di luar agensinya. Namun, sekarang muncul istilah selective follow yang dilatarbelakangi oleh hadirnya RP bot dan up followers. RP bot dan up-followers ini biasanya jarang aktif dan kerjaannya hanya mencari followers tetapi nggak berinteraksi dengan following-nya. Oleh karena itu, RP yang selective follow biasanya ogah buat follow RP jenis ini dan mencari akun yang benar-benar aktif dan mau berinteraksi.

RP Yadong Twitter 

RP Yadong di twitter agak berbahaya. Twitter adalah plaform media sosial yang aktivitasnya bebas dilihat siapa saja sehingga aktivitas RPY biasanya menjadi konsumsi publik. Ada beberapa base Yadong di sana dan timelinenya adalah area untuk 18+ sebagai konten untuk para RPY. Anak yang masih di bawah umur harus lebih hati-hati kalau bergabung di RP Twitter. Untung ada show and hide sensitive media jadi bisa aman dari hal kayak begitu. 

Dulu, ada aturan kalau retweet gif atau foto 18+ hanya dilakukan setelah jam 10 malam untuk menghindari anak di bawah umur melihatnya. Namun, lama kelamaan, RPY nggak tahu waktu untuk retweet hal 18+ bahkan RP yang nggak bertagar NSFW saja sering melakukannya. Padahal banyak banget anak RP yang masih di bawah umur. RPY juga agak mengerikan sih, sebab ada penjahat kelamin atau om-om bergabung di RPY hanya untuk memburu yang enak-enak (you know what I mean).

Perbandingan Roleplayer Dulu dan Sekarang Secara Umum

Setelah memberikan testimoni perbandingan antara RP dahulu dan RP sekarang di kedua platform media sosial, aku mau membandingkan secara umum.

Imagine dan Plot

Imagine adalah ciri khas RP zaman dulu. Sekarang juga masih ada sih, tetapi nggak sesering zaman dulu. Dulu, hampir semua anak RP bisa imagine ringan karena cuma membayangkan ekspresi atau aksi yang biasa aja. Sedangkan sekarang, ada beberapa RP yang nggak bisa imagine karena syarat imagine yang sekarang agak berat soalnya harus ada alurnya dan menuntut detail. 

Seperti artinya, imagine ini adalah berkhayal. Seolah kita itu sedang melakukan aksi dengan tulisan. Biasanya diawali dengan # atau *(...)* atau kadang -(...)-, sekarang lebih sering pakai tanda /(...)/. Jadi, terkesan seperti aksi di dunia nyata. Begini contohnya:
👧: Ayo jalan-jalan! *tarik tangannya*
👦: Mau jalan ke mana? Malas ih. *ikutin tarikannya malas*
👧: Kita main ke taman, jalan-jalan sore. :( *ayun-ayun tangannya*
👦: Iya deh iya, ayo ke taman. *genggam tangannya* *jalan tuntun ke taman*
👧: *lihat kanan kiri* Ih mau ituuuu~ *tunjuk tukang permen kapas*
👦: *lihatin arah telunjuknya* ah, gak ada duit buat belinya.
👧: ih aku mau ituuuuuu~ beliin ;~; *manyun*
👦: Jangan manyun gitu ah jelek. *cubit pipinya* Bentar lihat uang dulu. *ambil dompet*
👧: ada uangnya gak? *lihatin*
👦: ada. Bentar ya. *acakin rambutnya* *beliin permen kapas* *kasih permen kapasnya* Nih.
👧: asiiiiiikkk!!! *ambil permen kapas* Makasih yaaaa~ *makan permen kapasnya*
👦: sama-sama. *makan permen kapasnya di sisi yang lain*
👧: Ih! o.o *stuck* 
👦: Kenapa? *lihatin wajahnya yang cengo*
👧: *pukul bahunya* Nanti kalau kena bibir gimana? >///< 
👦: *ketawa* hahahahaha, kalau kena bibir ya aku cium. *meletin*
👧: mesum woooo! *sentil jidatnya*
👦: aduh sakit! *elus jidat sendiri* minta maaf sama jidat. *bungkuk kasih liat jidat*
👧: maaf ya jidat. *elus jidatnya*
👦: *tunjuk jidat* cium.
👧: muah. *kecup jidatnya*
-the end- 
Kurang lebih begitu lah ya, nggak usah dilanjutin lagi. Nanti yang jomblo pengen. 

Sekarang ada istilah baru, drama dan plot. Kalau drama itu mirip imagine di atas tapi ada alurnya jadi ada latar tempat dan waktu. Biasanya pakai bahasa formal aku dan kau, suka Dancow. Nggak deng. Kalau plot atau para-drama itu semacam bikin cerpen tapi dua author gitu. Bisa pakai sudut pandang satu atau tiga. Contohnya yang sudut pandang satu:
👧: Aku melihatnya terdiam sambil menundukkan kepala. Raut wajahnya tampak sedih. Hatiku tak sanggup melihat wajahnya yang suram. Aku hampiri ia yang sedang duduk seorang diri dan aku tepuk bahunya pelan. "Hey, kau tampak sedih. Apa yang terjadi?" tanyaku. 
👦: Aku memikirkannya lagi, terus menerus. Ia terus menghantui dan membayangiku. Semakin larut pikiranku. Namun, seketika semua hilang ketika ada suara lembut bertanya kepadaku. Aku mengangkat wajahku, menoleh padanya dan berusaha menyunggingkan senyum di hadapannya. "Hanya ada sedikit masalah, beri aku waktu untuk memikirkannya," ucapku hati-hati agar tidak menyakiti hatinya.

Seperti itu lah, memang seru tapi terkesan kaku. RP sekarang sulit diajak imagine, jatuhnya nanti malah drama. Setiap diajak imagine, yang awalnya mengobrol dengan bahasa gue-lu atau aku-kamu, berubah menjadi aku-kau. Malah ada yang nggak bisa diajak imagine, jadi dia nggak balas perlakuan kita. Sekarang main RP kayak SMS-an biasa, nothing special

Sunbae-hoobae atau senior-junior RPW

Senior-junior di sini bukan yang main RP paling lama siapa. Akan tetapi, ini adalah hubungan senior-junior artis yang diperankan. Dulu semua RP mau yang tua atau muda, pasti berbaur nggak peduli umurnya karakter yang diperankannya yang penting ngobrol. Sekarang, umur itu jadi patokan untuk berinteraksi sesama RP. Artis yang baru debut harus hormat dengan seniornya, menggunakan bahasa baku, intinya tunduk banget lah. Padahal RPW itu kan ajang mencari kawan juga. Sopan sih sopan saja tapi jangan sampai gila hormat. 

Family

Dulu, cari keluarga di RPW itu gampang. Caranya, kita selalu ada dan peduli pada sesama. Nggak perlu pakai istilah verif as family lah, semua juga bisa jadi keluarga. Namun, seiring berjalannya waktu, RP makin menjamur, pemikiran pun semakin banyak. Keluarga di RPW jadi terasa nggak seperti keluarga. Ada istilah verif jadi ibu, ayah, kakak, adik, tetapi mereka nggak ada ketika sedang dibutuhkan. Susah cari family yang benar-benar seperti keluarga sendiri.

Hiatus dan leave

Dulu, kalau hiatus pasti yang kenal dan sering mengobrol bakalan dispam lewat chat atau wall, berharap supaya balik karena RP zaman dulu punya prinsip "gak ada lo gak rame". Apalagi kalau mau leave, kebanyakan mencegah. Ada yang tanya cara hapus akun, pasti ada yang komen jangan dikasih tahu dan memang benar nggak ada yang kasih tahu. Kalau ada yang mau memberi akun, ada yang cegah dan nggak bakal ada orang yang komen mau terima akun itu.

Sekarang? Jangan berharap ketinggian deh. Orang yang hiatus aja dibiarkan dan malah mencari yang lain. Nanti waktu balik, mereka lupa kita siapa. Ketika ada yang bilang mau leave juga, seolah nggak ada yang peduli. Tanpa tanya alasannya, mereka hanya bilang, "take care". Waktu ada yang mau menyumbangkan akun juga, pasti balasan penuh dengan orang yang mengemis akun. 

Couple

Couple ini sama halnya dengan pacar di dunia nyata, hanya saja ini virtual boyfriend/girlfriend. Dulu, couple ini datang karena kenyamanan dan ketentraman bersama doi. Nggak ada yang namanya pacaran dengan stranger. Biasanya, pacarannya pun langgeng bisa bertahun-tahun bahkan sampai real life. Sekarang, anak RP sibuk cari couple seolah RPW jadi ajang untuk mencari jodoh. Sudahlah, nggak mengerti aku dengan pemikiran anak RP zaman ini.

LGBT RPW

Lesbian Gay Bisex Transgender juga ada di RP. Kalau transgender di RP sih sudah marak dari zaman dulu juga. Aku juga pernah berpasangan dengan transgender dan sekarang kami bersahabat selama 4 tahun. Transgender di RP bukan hal yang tabu lagi. Kadang ada laki-laki yang gay, tapi ternyata mun-nya satu cewek dan satunya cowok. Dulu ini gak terlalu dipermasalahkan mau bromance, sismance, atau transgender itu hak setiap RP. Dulu, kalau memerankan laki-laki ya tetap memerankannya dengan maskulin walaupun pemainnya perempuan.

Sekarang, ketika satu RP ketahuan transgender pasti langsung dikeroyok massa. Ada juga yang cowok bersifat lebih gemulai daripada cewek, padahal artis yang diperankannya nggak seperti itu. 

Buka lapak RPW

Semenjak akun-akun media sosial sering disable atau ditangguhkan, tengkulak akun bermunculan. Jual beli akun dengan harga tertentu. Kalau akun Facebook biasanya Rp.5000/2 akun. Kalau untuk twitter tergantung dengan jumlah followers, tweet, tahun akun dibuat. Akun dengan followers 3k bisa dijual dengan harga 60k, tergantung banyaknya tweet juga, semakin banyak semakin mahal. Mungkin ini salah satu alasan mengapa RP twitter pakai auto-update dan bot. Ada juga RP yang jual smule vip, joox vip, atau kuota murah. Ya begitulah, sekarang RPW jadi macam-macam rasanya kayak nano nano.

Tulisan ini sepertinya sudah panjang banget sih. Aku akhiri sampai di sini saja. Mungkin kapan-kapan aku bakal kembali membahas tentang dunia pelarian para manusia alay ini lagi. Weits, nggak usah ngamuk!

Have a nice day



Michiko ♡

1 Juli 2016

Aku dan Senja

12:01 PM 0 Comments
Hello!
Aku baru balik nih. Berapa lama nggak nulis? Gara-gara kebanyakan malasnya. Jadi, aku pos di blog semaunya aja hehehe. 

Sekarang ada pembahasan baru nih, gosip terhangat sehangat tahu bulat lima ratusan yang digoreng dadakan gurih nyoy. Ah, jadi pengen tahu bulat. 
Hari ini, aku mau cerita tentang si doi. Kode-kode sedikit lah ya. Hari ini dia ulang tahun. Sebenarnya tulisan ini jadi ajang kode keras gitu deh hahaha. Semoga dia gak baca, mau ditaruh di mana muka aku kalau dia tahu aku bercerita tentang dia? Haduh, malu.

Aku sudah pernah cerita tentang dia sedikit, dia dikisahkan dalam postingan Secret Admirer. Disebutkan bahwa, aku menjadi penggemar rahasianya selama lima tahun. Jadi panggil saja dia Senja karena dia ini sangat tampan di kala senja. Nggak deng, bercanda. Pokoknya, kalau urusan asal-usul nama samaran cuma aku doang yang tahu kisahnya deh, soalnya ini rahasia.

Baca rahasia seorang penggemar rahasia: Secret Admirer


Jadi begini awal mula ceritanya...

HEY AKU DEG-DEGAN.
Ini adalah kisah cintaku di zaman SMP, cinta monyet yang masih bertahan sampai saat ini. 

Aku adalah seorang murid baru di sebuah sekolah Islam terpadu yang cukup dikenal untuk kalangan sekolah yang baru berdiri. Yap, aku merupakan siswa pindahan. Aku masuk ke sekolah ini setelah tiga bulan dimulainya pembelajaran. Di sekolah ini, kelas perempuan dan laki-laki dipisah. Namanya juga sekolah Islam terpadu, harus ada sekat jarak antara perempuan dan laki-laki. 

Nah, dari sini lah dimulainya kisah itu. Kelas perempuan saat semester pertama ada di lantai dua, sedangkan kelas laki-laki ada di lantai satu. Awalnya, kami nggak saling kenal sama sekali. Benar-benar nggak kenal. Jangankan berkenalan, tatap mata atau melihat wajahnya sekali saja sudah malu banget. Semester pertama, aku sama sekali nggak mengenal laki-laki dan banyak sekali desas-desus yang berkata kalau aku ini jutek bin judes. Emang iya sih, soalnya aku memang agak kasar kalau berhadapan dengan laki-laki. Entah kenapa, tapi itu reaksi yang selalu aku berikan kalau berurusan dengan laki-laki.

Semester kedua, kelas perempuan dan kelas laki-laki ditukar. Kelas laki-laki di lantai dua, sedangkan kelas perempuan ada di lantai satu. Dikarenakan kelas perempuan bersebelahan dengan tangga, jadi nggak jarang para siswi duduk di anak tangga, sekadar untuk nongkrong saat istirahat. Tahu sendiri lah ya, jalan untuk lewat kalau dipakai sebagai tempat untuk duduk dan bersantai, nggak bisa dipakai sebagai jalur untuk lewat. Tangga itu menjadi salah satu akses yang bisa dilewati oleh kaum Adam yang mau pergi ke kantin. Biasanya kalau risih, mereka lebih memilih untuk menggunakan tangga di ujung gedung. Tetapi kadang ada juga yang nekat sih melangkahi para siswi yang sedang duduk di tangga. Biasanya, yang berani lewat itu cowok yang agak "bandel" dan kepedean dan sok ganteng walaupun beberapa emang ada yang ganteng. 

Ternyata, kebiasaan duduk di tangga, nggak cuma jadi kebiasaan para siswi tapi para siswa juga sama. Bedanya, mereka nongkrong di anak tangga yang bagian atas yang ada di sebelah kelasnya. Dari sini nih, aku mulai mengenal Senja. Nggak. Bukan berkenalan secara langsung. Lebih tepatnya, digodain oleh guru yang masih muda, yang bisa dibilang gaul lah sama para siswa. Guru ini biasanya ikut nongkrong di tangga atas bareng sama para siswa, sekadar bercanda atau curhat. 

Awal mulanya, saat sedang istirahat jam pertama. Aku baru selesai jajan dan mau kembali ke kelas. Aku sedang melepas sepatu karena di kelas memang nggak boleh pakai sepatu. Saat sedang sibuk lepas sepatu, aku dipanggil sama guru gaul yang lagi duduk di anak tangga atas. Lalu aku menoleh ke atas dengan jajanan yang penuh di kedua tangan. Aku menggubris panggilan guru itu, ya iyalah, masa dipanggil guru nggak menoleh.

Saat itu, aku melihat seorang laki-laki berambut ikal dengan baju biru motif kotak-kotak dan celana putih. Dia duduk tepat di sebelah guru yang memanggilku. Aku cuma sekadar tahu, nama dia Senja.  

Seperti biasa, laki-laki kalau iseng bagaimana sih? Guru itu tiba-tiba berceletuk, "Nad, ada salam dari Senja."

Nah, saat itu aku yang notabene adalah wanita kasar dan jutek, jelas nggak suka kalau digoda seperti itu. Aku mendengus, bibirku ditekuk, dan mendelik judes. Setelah itu, aku pun lewat aja tanpa peduli dengan perkataan guru yang hobinya memasang-masangkan siswa siswi. Aku sadar sih, emang reaksi aku itu agak kurang ajar. Hahaha. Tetapi sebenarnya, aku deg-degan, malu atau senang, entahlah. Bahkan sampai kepikiran juga. Namanya juga bocah, diciein sedikit bisa langsung baper [read: bawa perasaan]. Ternyata, setelah kejadian itu, perasaan aku jadi terasa ada yang beda. Nggak berhenti dalam waktu sehari dua hari saja. Perasaan itu malah berlanjut sampai aku naik kelas. 

Saat itu, sebenarnya aku sudah punya orang yang aku suka. Memang hanya sekadar suka aja, bukan pacar. Tetapi setelah kejadian itu, aku malah nggak bisa melupakannya. Jadi, hatiku terbagi dua. Aku menjadi fans berat seseorang dan--baru sadar--suka dengan Senja juga. Aku mencoba untuk memilih salah satu, Senja bukan pilihanku walaupun perasaan itu sebenarnya masih tersimpan di dalam. Aku nggak mengembangkan perasaanku pada Senja karena lebih fokus dengan orang satunya. Selama satu semester, aku nggak terlalu fokus terhadap perasaanku pada Senja. Jadi, aku nggak terlalu penasaran siapa orang yang dia suka, seperti apa latar belakangnya, atau apa saja hal-hal yang dia suka. 

Semester selanjutnya, aku merasakan hal yang berbeda. Perasaan yang aku simpan dalam-dalam, justru muncul lebih besar. Perasaan suka pada Senja tiba-tiba muncul, mungkin karena saat itu aku juga sedang berpikir realistis karena merasa nggak memungkinkan untuk suka dengan orang yang jauh lebih tua daripada aku apalagi jarak umur yang begitu jauh. Saat itu lah, aku mulai terfokus dengan Senja. Aku mulai penasaran tentang dia, latar belakangnya, siapa orang yang pernah dia suka dan siapa orang yang dia suka saat ini.

Setelah mengulik banyak fakta tentang Senja, ada suatu hal yang mengejutkan. Jelas, aku juga menyesal baru mengetahuinya. Aku mengetahuinya lewat Senja secara langsung melalui SMS. Iya, kami diam-diam kontakan, walaupun memang ada aturan bahwa siswa dan siswi nggak boleh berhubungan lewat mana pun. Tahu sendiri lah, label Islam terpadu dilarang berbicara hal tidak penting kepada yang bukan mahram. Tapi lupakan saja soal itu, kembali ke hal yang mengejutkan saja. Aku terkejut ketika mengetahui orang yang disukai Senja. Senja suka dengan sahabatku sendiri. Benar-benar sahabat dekatku, orang yang selalu pergi ke mana-mana dan mengobrol banyak hal denganku. Walaupun itu masa lalu, tetapi jelas itu cukup membuat aku terkejut. 

Fakta menarik lainnya, yang nggak kalah mengejutkan, ternyata sahabatku juga masih menyukai Senja. Kami baru dekat sejak semester tiga dan dia nggak pernah cerita apa pun tentang orang yang dia suka. Saat masih semester satu, dia pernah suka juga dengan Senja, lalu rasa itu ia kubur dan dia nggak pernah membicarakan tentang perasaannya pada Senja kepada siapa pun, termasuk aku. Ah, kisah cinta macam apa ini. Aku sepertinya memang ditakdirkan hanya menjadi seorang figuran dalam kisah romantis seseorang. Dengan keadaan yang seperti itu, mana mungkin aku bercerita tentang Senja, kan? Bisa-bisa aku dicap sebagai seorang pengkhianat, bahkan persahabatan kami bisa terancam hanya karena menyukai laki-laki yang sama. Sering banget sahabat aku ini menanyakan tentang orang yang aku suka, tetapi aku nggak berani mengungkapkan yang sebenarnya. Jadi, aku jawab orang yang suka adalah orang yang umurnya jauh lebih tua daripada aku, orang yang pernah aku suka sebelum aku menyukai Senja. Nama Senja jangan sampai disebut dalam keadaan ini. Orang-orang di kelasku pun, jadi tahu kalau aku suka dengan orang yang jauh lebih tua daripada aku, padahal saat itu sebenarnya aku sudah move on dan hatiku tertambat pada Senja. Walaupun sahabatku pernah bilang, nggak masalah kalau misalnya aku suka dengan Senja, tetapi untukku rasanya kurang etis saja sih apalagi dia belum melupakan Senja. 

Berbicara tentang SMS dengan lawan jenis, sebenarnya aku mendapatkan nomor Senja nggak mudah dan mencari topik untuk mempertahankan obrolan juga sulit. Apalagi di bawah ancaman peraturan kalau berhubungan dengan lawan jenis akan dipanggil ke ruang kepala sekolah. Ngeri juga. Tetapi dengan kedok kepentingan, aku menghubungi Senja lewat salah satu media sosial dan mendapatkan nomornya. Setelah mendapatkan nomornya, aku bimbang harus aku hubungi atau nggak, antara mau dan malu. Akhirnya, aku menghubungi dia. Awalnya, mengangkat topik tentang OSIS, saat itu kami tergabung dalam divisi OSIS yang sama. Semakin lama, semakin sering kami berkomunikasi. Awalnya penting, lama-lama jadi basa-basi nggak penting, bahkan sampai aku tahu siapa saja orang yang pernah disukai Senja karena kami sering berbalas SMS. Kadang, aku curi-curi pandang ke arah Senja ketika sedang rapat OSIS. 

Selama satu semester aku bertahan, berusaha menutupi semua. Aku pura-pura nggak tertarik kalau ada yang membicarakan Senja. Lama kelamaan, salah tingkah juga. Aku nggak bisa mengontrol reaksiku saat ada suatu hal yang berkaitan dengan Senja. Ternyata, rasa itu makin membuncah dan nggak mau disembunyikan lagi sehingga menimbulkan kecurigaan. Bukan Senja yang curiga, tetapi teman-teman satu kelasku. Senja sih mana peka soal begituan. Lagi pula, mustahil juga Senja akan membalas perasaanku kalau dia tahu tentang perasaanku. Toh saat itu aku juga jelek, sedangkan Senja... sulit membayangkannya kalau kami bersanding. Bisa jadi kisah Beauty and The Beast, tapi aku yang jadi beast.

Satu tahun jabatan berakhir, jabatan dalam organisasi pun harus berakhir. Saat-saat terakhir untuk menghubungi Senja dengan kedok mengoordinasikan laporan pertanggungjawaban. Kami makin asyik SMS-an, dia juga nggak seformal dulu dan lebih banyak curhat. Aduh jadi nyaman, bau-baunya aku berada di friendzone. Aku nggak masalah sih, lebih baik Senja nggak tahu perasaanku daripada dia menjaga jarak setelah mengetahuinya. Setelah pengumpulan laporan pertanggungjawaban, aku nggak pernah berhubungan dengan Senja lagi selama tiga bulan. Aku juga nggak galau atau sedih sih karena saat itu aku sibuk persiapan Ujian Nasional dan membuat novel. Aku jadi nggak terlalu sering memikirkan Senja, lagi pula aku masih bisa kok melirik Senja di ruangan sebelah kalau akan pergi ke kantin karena ruang kelas kami bersebelahan. Dasar mata nakal. Di semester itu pula, desas-desus menyebar ke penjuru kelas bahwa aku menyukai Senja. Saat itu pula, hubunganku dengan sahabatku menjadi renggang, mungkin karena dia tahu juga aku suka dengan Senja. Barangkali dia merasa terkhianati. Maafkan aku ya, perasaan aku nggak bisa berhenti untuk menyukai Senja. 

Menjelang Ujian Nasional, kelas sembilan diajak rekreasi dan doa bersama. Hitung-hitung sebagai ajang untuk refreshing setelah diserang try out bertubi-tubi. Saat itu aku sedang dekat dengan Big Mama dan si Tomboy. Mereka menemaniku yang sedang makan di bus pariwisata, sedangkan yang lain sedang menikmati makan siangnya di taman. Saat itu, rupanya Senja duduk di belakangku. Si Tomboy yang usil dan suka ceplas-ceplos, dengan entengnya berbicara dengan Senja.

"Senja, mau makan nggak?" 

"Mau. Mana makanannya?" Senja sih mau-mau saja kalau dikasih makanan.

Si Tomboy menunjukku dengan dagu. "Tuh, minta ke Nad."

Aku yang sedang menggigit ayam, melirik ke arah si Tomboy, melotot dengan galak. Sialan, bisa-bisanya si Tomboy usil begitu.

Si Tomboy tertawa. Dia malah memprovokasi. "Nggak apa-apa, Nad. Terakhir, sebelum kelulusan biar dia tahu."

"Mana?" Senja mencari makanan. Entah dia mendengar ucapan si Tomboy barusan atau nggak. Sepertinya sih kedengaran, tapi dia pura-pura nggak peka.

"Senja, mau makan bareng Nad, nggak?" Si Tomboy tersenyum usil sambil menunjukku. "Tuh, diajak makan bareng sama Nad."

Aku melotot, memandang si Tomboy dengan tatapan galak. Emang, ini orang minta digetok kayaknya.

Senja melirik ke arahku, lalu dia tersenyum. "Nggak ada makanannya hehehe."

Si Tomboy tiba-tiba merebut wadah makanan yang aku pegang, menyodorkannya kepada Senja. Senja mengintip ke dalam isi wadah. Aku hanya bisa mengerutkan alis, mulai kesal dijahili si Tomboy terus-terusan.

"Ayam, bukan?" Senja melirik si Tomboy. "Nggak mau ah, tadi sudah kenyang makan ayam. Kirain makanan yang lain." Senja berlenggang melintas dan pergi.

Dasar si Tomboy menyebalkan! Kejadian ini bikin aku merasa malu banget, tetapi ada sedikit rasa berbunga-bunga juga sih karena sudah lama aku nggak berkomunikasi dengan Senja. Kejadian itu, membuat aku menghindar setiap kali akan berpapasan dengan Senja. Melihat wajah Senja, membuat aku malah teringat kejadian di dalam bus.

Setelah pulang rekreasi, semester terakhir di sekolah itu, kami mulai fokus belajar untuk menghadapi Ujian Nasional. Satu angkatan dipecah menjadi beberapa kelas, kalau nggak salah lima kelas, diurutkan berdasarkan ranking try out berturut-turut. Saat itu, aku masuk ke kelas A bersama orang-orang yang hampir semua pintar. Ternyata, Senja juga termasuk di dalamnya. Aku satu kelas dengan Senja. Senang tapi malu, aku belum bisa melupakan kejadian itu dan pipiku selalu memanas setiap kali berpapasan dengan Senja. Kelas A seringkali dibiarkan belajar mandiri, dibebaskan juga menentukan lokasi belajar asalkan tidak berpecah. Namanya juga masih pelajar, surganya sudah pasti kantin, jadi kami memilih kantin untuk belajar. Kami belajar bersama, membentuk dua lingkaran, satu lingkaran untuk sekelompok laki-laki, satu lingkaran untuk sekelompok perempuan. Kadang kami saling diskusi menemukan jawaban bersama. Sejak saat itu, aku nggak canggung lagi untuk berkomunikasi dengan Senja--tampaknya dia juga sudah lupa. 

Setelah ujian berakhir, kelas sembilan latihan untuk pertunjukan acara perpisahan. Kabarnya, Senja akan mendaftar di sekolah yang sama denganku. Wah, kesempatan untuk SMS-an lagi dengan Senja. Basa-basi menanyakan pendaftaran sekolah. Sudah lama banget aku nggak menghubungi Senja, mungkin hampir satu tahun. Akhirnya, kami saling bertukar informasi sambil menyelipkan sedikit curhat dan canda. Sampai tiba waktunya untuk pergi. Aku kira pendaftaran sekolah akan ditutup sebelum digelarnya acara perpisahan sehingga aku nggak ikut perpisahan. Aku merantau sebelum waktunya.

Kamu tahu apa yang terjadi setelah itu?

Saat aku berhenti di perjalanan untuk mampir di sebuah restoran untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan yang panjang lagi, teleponku berbunyi. Nomor yang nggak dikenal muncul di layar. Sebenarnya, aku enggan mengangkatnya karena takut telepon jahil tetapi akhirnya aku angkat juga karena takut ada hal yang penting.

"Halo, assalamu'alaikum." Suara di ujung telepon menyapa, suaranya lembut dan adem.

"Wa'alaikum salam. Maaf, ini siapa?" Aku bertanya karena nggak mengenali suaranya. Aku yakin itu bukan suara teman sekelasku karena mereka kalau berbicara nyaring seperti monyet Ragunan.

"Ini ibunya Senja."

S H O C K!

K A G E T.

Aku menarik napas dalam dan menahannya. Aku nggak mau suara napasku mengganggu dan menyinggung ibunya Senja. Gugup.

"Kata Senja, Nad mau masuk ke sekolah yang sama juga, ya?"

Ih, Senja cerita tentang aku ke ibunya. Aku senyum-senyum malu, nggak jelas. 

"Iya, Tante."

"Boleh tanya, nggak? Pendaftaran sekolah sebenarnya sampai tanggal berapa?"

"Sampai tanggal sekian Mei, Tante." Anggaplah aku menyebutkan tanggal. Jujur, aku lupa. "Tapi nanti kayaknya ada gelombang yang kedua."

"Oh begitu." Ibunya Senja terdiam sejenak. "Katanya, Senja mau ikut perpisahan dulu. Kasihan masa-masa terakhir dengan teman-teman."

"Oh begitu ya, Tante." Aku mengangguk walaupun ibunya Senja nggak bisa melihat anggukanku. "Masih bisa kok nanti ikut gelombang kedua."

"Ya sudah, nanti Senja ikut yang gelombang dua saja. Sekarang Nad sudah berangkat?"

Aku mengangguk lagi. "Iya, sudah, Tante."

"Sudah sampai mana?"

Aku melirik papan reklame restoran. "Sudah sampai Pekalongan. Ini lagi istirahat buat makan."

"Oh gitu, kalau gitu hati-hati di jalan ya, Sayang." 

S-A-Y-A-N-G. Suara lembut ibunya Senja membuat aku meleleh. Aku tersenyum lebar. "Iya, Tante, terima kasih ya."

"Iya, Sayang, sama-sama. Tante tutup ya, assalamu'alaikum."

Telepon terputus. Aku melompat senang nggak karuan. Senyuman merekah dan wajah memerah. Ibuku sampai penasaran apa yang membuatku kegirangan.

"Telepon dari siapa?"

"Calon mertua."

Bodo amat. Aku keceplosan tiba-tiba bilang begitu di depan ibuku. Aku terlalu senang. Jantungku berdebar dengan kencang. Senang sekali dipanggil "sayang" oleh orang tuanya Senja. Aku semakin baper lah.

Itulah perjalananku menjadi penggemar rahasia Senja selama tiga tahun. Sebenarnya, aku masih bingung. Apakah aku masih menyukai Senja atau nggak? Karena aku masih menutup pintu hati dan nggak membiarkan orang lain masuk untuk mengisi. Setiap aku mau membuka hati, aku malah teringat Senja lagi. Bisa dibilang ini sudah tahun ke-lima aku menjadi penggemar rahasianya. 

Baca juga kisah-kisah bucin lainnya klik di sini

Sekian kisah tentang Senja. Sepertinya sepotong kisah ini sudah terlalu panjang. Jadi, kapan-kapan lagi aku menceritakannya.

Have a nice day,


Michiko ♡

15 Juni 2016

Long Distance Relationship

8:31 AM 0 Comments
Long Distance Relationship atau yang biasa dikenal LDR oleh para remaja masa kini artinya adalah hubungan (pacaran) jarak jauh. Maksudnya, disaat seseorang menyandang status LDR, bisa diartikan bahwa seseorang itu memiliki kekasih yang berada nun jauh di sana, entah di kota yang berbeda, atau di provinsi yang berbeda, atau di negara yang berbeda, atau di planet yang berbeda (boleh juga). Mungkin yang kekasihnya masih berada jauh di catatan takdir, bisa juga disebut LDR.


LDR ini biasanya terjadi ketika masa SMA nih, yang mana kisah kasih di sekolah berlanjut ke kisah kasih masa kuliah. Biasanya, terpisah jarak karena berbeda perguruan tinggi. Jadi, mereka yang berada di daerah, provinsi atau bahkan negara yang berbeda terpaksa harus menjalani hubungan jarak jauh ini. Istilah long distance relationship ini berlaku buat kamu yang sudah pernah bertemu dengan orangnya, tahu bentuknya kayak apa, tingginya seberapa, intinya melihat dia secara langsung kemudian harus menjalani hubungan jarak jauh. Kalau pacaran lewat sosial media doang sih beda lagi namanya, orang bilang love cyber relationship.

Long distance relationship ini untuk beberapa orang mungkin nggak segampang itu untuk dijalani karena harus mempertahankan hubungan dengan batas jarak di antara kedua belah pihak alias benar-benar harus ekstra supaya hubungan tetap mulus berjalan lancar. Hubungan jarak jauh ini punya sisi positif dan negatif, penjelasan lebih lanjut bisa disimak pada poin-poin berikut ini.

Sisi Positif Long Distance Relationship

1. Nggak ada pertengkaran fisik

Jelas banget lah ya, nggak akan ada pertengkaran fisik di antara keduanya karena emang kedua belah pihak dipisahkan oleh jarak. Nggak akan ada drama tampar-tamparan, jambak-jambakan, atau cubit-cubitan.

2. Hemat

Poin yang ini memang betul banget. Disebabkan oleh jarak yang jauh, maka nggak perlu tuh ajak jalan setiap saat. Jadi, nggak perlu keluar uang untuk makan, jalan-jalan, atau bensin. Uang yang dibutuhkan paling untuk beli pulsa dan kuota. Hanya saja, mungkin bakal keluar ongkos banyak jika mau sekali-sekali bertemu melepas rindu karena menempuh jarak antar kota, provinsi, atau negara. Cuma kan itu paling sebulan atau setahun sekali.

3. Membuat hubungan lebih intens

Percaya nggak, kalau long distance relationship itu justru membuat hubungan menjadi lebih intens? Sebab, jika ada masalah pasti kedua belah pihak harus mengomunikasikannya dan mencari jalan keluar bersama-sama jika ingin mempertahankan hubungannya. Jadi, komunikasi bisa berjalan dua arah dan nggak ada yang lari dari masalah. Kalau seandainya satu belah pihak lari, itu tandanya memang hubungannya memang harus diakhiri. 

Sisi Negatif Long Distance Relationship

1. Mudah salah paham

Tulisan itu sangat rancu maknanya kalau dibaca dengan intonasi yang berbeda. Ujungnya, justru menimbulkan kesalahpahaman atau malah jadi ribut. Padahal, long distance relationship itu biasanya mengandalkan chat untuk saling bertukar kabar. Jadi, harus hati-hati kalau mau membalas pesan. Salah salah kata, bisa diamuk ibu negara. Belum lagi, kalau nggak ada kabar, pasti di kepala isinya hal-hal yang menduga-duga seperti dia selingkuh, nggak mau balas chat, bosan, atau hal-hal yang ujungnya malah membuat overthinking sendiri.

2. Sulit melepas rindu

Jarak yang memisahkan itu membuat kedua belah pihak jadi sulit untuk bertemu. Seringkali dihampiri rasa rindu tetapi terhalang waktu, mungkin salah satunya sibuk belum punya kesempatan untuk menghampiri, atau belum ada ongkos untuk menyeberangi lautan. 

3. Cinta memudar

Untuk sebagian orang, long distance relationship merupakan hubungan yang sangat menantang. Misalnya, beberapa orang yang gaya pacarannya adalah menghabiskan waktu bersama atau bertukar afeksi, biasanya mereka akan kesulitan untuk menjalani hubungan jarak jauh ini. Sehingga cenderung lebih suka mencari pengganti yang mungkin lebih bisa hadir di sisi dan memberi afeksi secara langsung. Hal ini bisa berujung hubungan berakhir atau diselingkuhi.

Kunci Utama dalam Menjalani Hubungan Asmara 

Ada 2 kunci utama dalam menjalani hubungan; komunikasi dan kepercayaan. 

Setelah memaparkan sisi positif dan sisi negatif dari hubungan jarak jauh, ada beberapa hal yang perlu kalian ketahui untuk memelihara hubungan yang terpisah oleh jarak.

1. Komunikasi

Komunikasi itu sangat penting. Jalin komunikasi yang baik, komunikasi ini harus dijaga oleh kedua belah pihak. Sebab, komunikasi yang baik itu harus berjalan dua arah, bukan hanya satu yang mempertahankannya. Sesibuk apa pun, sempatkanlah untuk bertukar kabar, setidaknya memberitahu sampai kapan kamu akan sibuk dan kapan bisa dihubungi jika kesibukanmu benar-benar nggak bisa diinterupsi. Dengan begitu, doi nggak akan berpikir negatif dan akan tetap merasa kalau kamu punya waktu untuk dia.

Selain itu, apa pun yang dirasakan sebaiknya dikomunikasikan. Misalnya, keinginan untuk bertemu, rindu, marah, kesal, atau apa pun itu sampaikanlah, jangan pakai kode-kodean. Doi kan bukan anak pramuka yang paham kode atau cenayang yang tahu isi hati kamu. 

2. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan kunci dalam setiap hubungan. Tanpa kepercayaan, pasti selalu akan ada celah yang membuat hubungan berantakan dan jadi sering bertengkar. Maka dari itu, selalu berpikir positif, sebab kadang keributan itu terjadi karena pikiran yang terlalu menduga-duga dan negatif melulu. Jangan mudah cemburu buta, lihat doi cuma bahas tugas aja bisa ngamuk kayak mengajak perang saudara, justru itu membuat hubungan jadi terkekang dan terancam bubar. Selain menaruh kepercayaan kepada orang tercinta, kalian juga harus menjaga kepercayaan orang yang mencintai kalian alias jangan disalahgunakan kepercayaannya. Intinya harus saling jaga.

Baca juga tips-tips lainnya tentang percintaan klik di sini

Setelah menguraikan hal-hal tersebut, bagaimana sudut pandangmu terhadap hubungan jarak jauh?
Kira-kira bakal kuat nggak kalau menjalaninya? Atau kamu punya kisah long distance relationship juga? Boleh banget lho, sharing sama aku di kolom komentar atau lewat formulir kontak.

Sekian untuk pembahasan kali ini, sampai jumpa di lain kesempatan.
Have a nice day,


Michiko ♡