24 Oktober 2016

Surat Kecil untuk Lord

6:00 PM 0 Comments
Tanpa basa-basi mari kita langsung ke inti! Seperti biasanya, kalau ada kawan yang berulang tahun selalu aku buatkan kado abadi di blog ini. Persis seperti dua kawanku sebelumnya. Kali ini, aku akan memberikan kado ulang tahun untuk teman kuliahku. Iya, aku sudah kuliah gaes setelah menghadapi examination syndrome dan bermacam-macam tetek bengek ujian serta perpisahan.

Kawanku yang satu ini berulang tahun hari ini, 24 Oktober. Bertambah dari 18 tahun jadi 18+ tuh. Siapakah dia? 

Ceritanya ada efek suara. Traktak dung cess.

Mari berkenalan dengan orang yang hari ini berulang tahun. Sebelumnya, aku nggak pernah menceritakan dia. Lagipula kami juga baru kenal tiga bulanan sih. Panggil saja dia Lord, itu panggilan kawan-kawan kampus kepadanya. Nggak tahu sih asal-usulnya kenapa bisa dipanggil begitu. 

Lord adalah orang yang pertama kali aku jumpa sejak menginjakkan kaki di kampus. Saat itu aku hanya kenal dengan satu perempuan yang kurus dan tinggi, panggil saja Chaca. Saat duduk di depan rektorat, Lord datang menghampiri kami berdua dan itulah pertama kali aku mengenalnya. Saat itu kami mau mengambil buku panduan kampus, maklum masih maba alias mahasiswa baru.

Pertama kali jumpa, aku punya first impression kalau dia ini orang yang lugu dan kalem. Namun, langit berkata lain. Ekspektasi nggak selalu sama dengan realitanya. Ternyata, dia orang yang paling petakilan dan rusuh banget kelakuannya dari semua kawan satu angkatan. Nggak ngerti lagi deh. Apalagi kalau sudah membentuk trio dengan partner in crime-nya, Aaron dan Andrew.

Trio ini adalah makhluk paling rusuh, paling petakilan, paling humoris, ah pokoknya edan. Walaupun memang sih, dari tiga orang itu Lord yang paling kalem, tetapi tetap aja tingkat kekalemannya itu di batas KKM alias nggak lulus sensor.

Setelah mengenalnya lebih jauh, Lord ini orangnya penurut kayak peliharaan. Eh. Kalau dia dikerjain oleh temannya pun kok manut saja gitu. Rela tersakiti demi membahagiakan kawannya. Mengenaskan sekali. Dia orangnya bully-able, makanya orang tuh betah buat jahil sama dia dan dia pun selalu pasrah saja. Nanti kita bully Lord bareng-bareng, yuk! 

Bagaimanakah bentuknya Lord? Penasaran, nggak? Baiklah, aku akan mendeskripsikannya. Jadi, Lord itu seorang makhluk yang memiliki kromosom seks XY alias makhluk pejantan. Dia punya kulitnya sawo matang cenderung gelap, rambutnya ikal, punya mata empat alias berkacamata minus 3, punya hidung, punya mulut, punya telinga, punya dua tangan, dan punya dua kaki, serta jari-jarinya alhamdulillah lengkap. Nomor sepatunya 41, barangkali ada yang mau beliin dia sepatu.

Setelah mengetahui fisik dan psikis pada jenis spesies ini, mari kita lanjutkan ke pembahasan utama. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mempersembahkan beberapa wish dari makhluk-makhluk edan yang kelakuannya tidak berfaedah, anak-anak asuhannya Lord.

Aaron
n. Pipi bakpao. Badannya juga serupa sama bakpao. Kromosom seks XY. Biasanya dipanggil Cino.


Andrew
n. Cleaning service grup LINE. Manusia yang satu ini hobinya adalah mengirim stiker orang sedang mengepel di grup chat LINE. Kromosom seks XY. Sering dipanggil Pak Pel.

Mualif
n. Manusia dingin dan cuek. Hobi mengirim stiker kuda. Badannya paling kecil dari trio dan bermata empat. Kromosom seks XY. Hati-hati, dia galak.

Momo
n. Peliharaan kesayangan aku. Kromosom seks XX, berkaca mata, dan berambut pirang yang beregenerasi menjadi hitam. Mualif versi cewek, sama galaknya hahahaha.

Chacha
n. Perempuan kurus yang ditemukan pertama kali oleh Lord dan aku. Badannya kurus, tinggi, berkacamata. Kromosom seks XX. 

Vicky
n. Perempuan yang paling sengak dan kelihatan galak. Badannya tinggi dan gempal. Dia memiliki jumlah kromosom 44A+XX.

Upik
n. mamanya Choki. Demen banget sama kucing. Badannya paling mungil dari semua yang kasih wish. Dia berkromosom seks XX.


Dan yang terakhir adalah wish dari aku:

Semoga tambah cakep ya, Lord. Mancing banget ini mah biar ditabok rakyat. Oke, ini harapan yang sesungguhnya. Tambah ndut ya. Tambah bawel juga biar mommy-able. Tambah pasrahan juga biar bully-able. 

Bagaimana rasanya habis basah-basahan dengan air aqua? Mantap?

Tadinya sih mau dikerjain, sekalian dikasih hantu berhubung Lord penakut atau dibikin nangis gitu. Namun, rencana gagal semua karena chat bersama orang-orang di atas dipenuhi obrolan yang nggak berfaedah dan ngalor ngidul. 

Baca juga kado abadi untuk kedua kawanku: Kado Ulang Tahun Nonny dan Kado Ulang Tahun Farah 

Jadi, wish ini aku sampaikan sebagai perwakilan dari kami semua untuk Lord. Semoga panjang umur dan bahagia selalu. Happy birthday, Lord! 

Have a nice day,

Michiko ♡

8 Oktober 2016

Gadget Mania

8:36 PM 0 Comments
Seringkali kita melihat orang-orang sibuk dengan benda elektronik berbentuk persegi panjang. Dari layarnya terpancar cahaya yang membuat semua mata terpaku padanya. Gadget. Siapa sih yang nggak tahu barang elektronik khususnya smartphone? Semua orang pasti tahu apalagi generasi manusia saat ini sangat melek dengan teknologi. Bahkan, generasi-generasi sebelumnya pun mulai mengenalnya walaupun nggak terlalu familiar dengan cara penggunaannya.

Gadget Mania
Teknologi memang bagus sekali untuk perkembangan zaman. Keberadaannya memudahkan peradaban manusia, banyak sisi positif yang didapatkan dari kehadirannya. Namun, setiap hal pasti selalu ada sisi positif dan sisi negatifnya. Maka dari itu, aku membuat postingan ini untuk menjabarkan sisi positif dan sisi negatif yang bisa kita lihat dari kehidupan masyarakat sekarang setelah kemunculannya. 

Dampak Positif Gadget/Smartphone

1. Mendekatkan yang jauh

Ilustration by Nadhira Shafa
Jujur sebenarnya gadget itu memudahkan manusia untuk berkomunikasi. Coba bayangkan, hidup zaman dulu ketika berkomunikasi harus melalui surat dan waktu untuk menyampaikan surat itu memakan waktu yang sangat lama untuk sampai ke tujuan. Orang yang berkomunikasi ini akan menghabiskan banyak waktu hanya untuk bertukar kabar. Setiap menanyakan kabar, kabar yang diterima pun bukan kabar yang terbaru alias itu kabar basi yang ditulis beberapa minggu atau beberapa bulan yang lalu.

Setelah hadirnya teknologi yang disebut gadget yang mengusung fitur SMS dan chat, bertukar kabar dengan orang yang berada nun jauh di sana nggak sesulit sebelumnya. Bahkan, setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari, atau setiap waktu kita bisa saling bertukar kabar. Hal ini membuat kita tetap bisa menjaga komunikasi dengan orang-orang yang bahkan jauh banget jaraknya tanpa merasa kesulitan.

Baca juga tentang hubungan jarak jauh: Long Distance Relationship

2. Membantu kita mengeksplor dunia

Illustration by Nadhira Shafa
Teknologi zaman sekarang selalu mengandalkan internet. Fungsi internet salah satunya adalah untuk menghubungkan kita dengan dunia. Kita bisa tahu semua informasi lokal maupun internasional hanya dengan bermodalkan gadget. Kita juga dibantu fitur GPS untuk mengeksplor dunia seperti melihat peta, mencari petunjuk arah, dan sebagainya. Selain itu, fitur ramalan cuaca juga bisa memperkirakan cuaca hari itu agar ketika kita bepergian, kita bisa mempersiapkan keadaan terlebih dahulu. Sedia payung sebelum hujan gitu. Ditambah lagi, kita bisa melihat dunia dengan lebih luas, misalnya kita mau melihat air terjun Niagara, Menara Pisa, Menara Eiffel dan lain-lain hanya melalui gadget sehingga mempermudah kita untuk memperluas wawasan tentang dunia.

3. Hiburan

Hidup pasti akan tertekan tanpa hiburan. Biasanya, orang-orang yang lelah dan butuh hiburan akan merencanakan kegiatan untuk pergi berlibur saat hari liburnya tiba. Akan tetapi, hal ini ada kekurangannya, yaitu harus sabar menunggu hari itu tiba. Padahal, bisa jadi kalau pekerjaan atau rutinitas yang kita lakukan benar-benar membuat kita tercekik dan sakit kepala sehingga berujung membuat kita stres. Nah, pada saat ini lah, gadget memiliki peran sebagai salah satu sarana hiburan untuk melepaskan stres sejenak agar hidup nggak selalu berada di bawah tekanan.


Kurang lebih itu lah poin-poin fungsi gadget yang memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia dalam berkomunikasi maupun berteknologi. Namun, selain dampak positif, gadget juga memberikan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat. 

Dampak Negatif Gadget/Smartphone

1. Jadi buta

Illustration by Nadhira Shafa
Buta pada poin ini nggak diartikan secara harfiah. Buta pada poin ini bermaksud untuk mewakili kehidupan masyarakat yang nggak peka dengan keadaan sekitar. Masyarakat lebih suka menggunakan gadget-nya ketimbang menolong orang yang sedang membutuhkan bantuan. Nggak jarang pula, orang-orang bermain gadget saat sedang berjalan sehingga dia nggak peka dengan keadaan di sekitarnya. Masih mending kalau yang ditabrak manusia, kalau yang ditabrak adalah kendaraan yang sedang melaju cepat, bagaimana? Ngeri banget kan kalau dampaknya bisa membahayakan seperti ini.

Kalian pernah baca atau mendengar berita tentang pemain game Pokemon yang menggunakan gadget? Permainan yang menelan banyak korban demi menangkap Pokemon. Banyak banget kasus kecelakaan saat sedang asik bermain gadget tanpa memperhatikan keadaan sekitar. Maka dari itu, hati-hati ya.

2. Hobi pencitraan dan narsisme tingkat tinggi

Semenjak hadirnya gadget dan media sosial, kalian menyadari sebuah perubahan dari perilaku  sebagian besar manusia nggak sih? Aku menyadarinya banget. Hampir semua orang yang aku temui, entah itu teman atau orang yang hanya berpapasan di ruang publik, kalau pergi ke mana-mana atau bertemu dengan seseorang selalu saja mengabadikan momen itu dan mengunggahnya ke platform media sosial. Seolah memberitahu kepada dunia kalau dia ini punya kegiatan dan memamerkannya kepada pengikut media sosialnya. Padahal sebenarnya hal-hal itu nggak terlalu penting juga untuk dipublikasikan, khawatir akan membawa petaka bagi si pengunggah sendiri karena penguntit bisa saja ada di mana-mana. Tingkat narsisme orang-orang pun semakin meningkat, masyarakat lebih sering mengabadikan dan mengunggah setiap kegiatan bahkan rutinitasnya. 

Baca juga media sosial yang sudah musnah: Media Sosial Pensiun: WHO IS NEXT? 

Selain tingkat narsisme yang tinggi, sebagian besar manusia jadi hobi pencitraan. Kalian sering melihat sebuah video viral di media sosial? Ini adalah salah satu dampak negatif dari sebuah gadget. Mengapa bisa negatif? Iya, bisa jadi sebuah dampak negatif apabila video tersebut adalah video yang tidak layak untuk dipublikasikan. Contohnya seperti video korban kecelakaan, video musibah, video orang yang sedang berduka cita, dan video lain semacamnya. Alih-alih menolong, orang-orang malah sibuk mendokumentasikannya. Entah apa tujuannya untuk melakukannya padahal mereka juga bukan media massa yang bertugas untuk meliput suatu kejadian. Entah dokumentasi tersebut akan disimpan sebagai dokumen pribadi, entah akan diunggah supaya viral dan memberikan exposure untuk pengunggahnya. 

Mungkin beberapa orang ada yang berdalih kalau itu untuk menyalurkan rasa simpati orang lain yang melihatnya terhadap tragedi yang direkam. Mungkin, ada beberapa penonton yang merasa simpati. Akan tetapi, pernahkah kalian membayangkan jika berada di TKP? Alih-alih bersimpati, orang-orang yang ada di sana justru menodongkan kamera. Hati nurani seseorang seolah mati karenanya. Ada kecelakaan, direkam. Ada yang bertengkar, direkam. Ada orang yang hendak melompat dari gedung tinggi, direkam juga. Hal itu dilakukan hanya untuk sebuah postingan viral yang mungkin hanya akan bertahan sementara. Miris ya?

3. Tidak menghargai orang lain

Kalian pernah diabaikan ketika mengobrol dengan orang lain dan orang tersebut justru memeriksa gadget-nya? Merasa sebal nggak? Apalagi ketika kita sedang berbicara, dia malah nggak fokus dan jawabannya pun nggak nyambung. Jengkel banget tuh kalau kayak gitu, merasa seperti nggak dihargai saat berbicara. Kalian pernah melakukannya juga nggak? Kalau pernah segera bertaubat, Nak. 

Sikap acuh tak acuh karena gadget bisa merusak citra kita sebagai seorang makhluk sosial. Orang-orang di sekeliling jadi malas untuk bercanda atau berbicara dengan kita. Selain itu, tanggapan kita terhadap pembicaraan orang lain itu mencerminkan kepribadian kita. Kalau kita nggak bisa pasang telinga untuk orang yang berbicara, mungkin kita akan dianggap nggak sopan dan nggak punya etika karena kita dianggap nggak menghargainya. Tentu saja, itu akan berdampak bagi kehidupan sosial kita dalam pandangan masyarakat. Menyimpan gadget untuk mengobrol dengan orang lain nggak ada salahnya kok. 

Baca dampak positif menyimpan gadget: Have A Nice Day 

4. Menjauhkan yang dekat

Bertentangan dengan dampak positif gadget yang telah disebutkan, dampak negatif penggunaan gadget yang berlebihan adalah menjauhkan yang dekat. Kalian pernah kumpul keluarga tetapi anggota keluarga justru sibuk masing-masing dengan gadget-nya? Atau kalian pernah nongkrong bareng teman-teman tetapi mereka memegang gadget di tangannya? Hal-hal seperti ini yang bisa merenggangkan hubungan orang-orang yang berada di dekat kita. Kita lebih asik bermain dengan gadget daripada menghabiskan waktu yang berkualitas bersama orang-orang terdekat kita. Semakin lama, kita pun hanya berpapasan saja dengan orang terdekat dan nggak ada obrolan yang berkualitas untuk mempererat hubungan. Kenapa harus mencari yang jauh selama ada yang dekat? 

5. Merusak pola tidur

Kalian tahu nggak, kalau gadget memiliki sinar biru yang dapat mengganggu pola tidur penggunanya? Dilansir dari halodoc, menurut studi dari Universitas Monash, paparan sinar biru dapat menyebabkan turunnya kadar hormon melatonin sebesar 23 persen sehingga seseorang mengalami kesulitan tidur. Cahaya dari layar gadget memancarkan gelombang cahaya biru yang menstimulasi otak seolah-olah masih siang hari yang malah mengaktifkan hormon kortisol untuk tetap terjaga. Siapa di sini yang kalau nggak bisa tidur malah main gadget

6. Diperbudak teknologi

Ekspektasinya gadget adalah sebuah teknologi yang diciptakan untuk memudahkan kehidupan manusia dengan kata lain jadi "babu" untuk manusia. Namun, sepertinya realita berbicara sebaliknya. Gadget yang seharusnya digunakan sebagai sarana komunikasi dan teknologi justru membuat manusia seperti budaknya. Mengapa begitu? Manusia kecanduan dengan gadget. Bahkan ketika gadget-nya kehabisan daya, manusia rela lho untuk duduk di samping stop kontak sampai daya gadget-nya penuh. Kalau begini, kesannya manusia seperti anjing yang dirantai oleh majikannya. Bukan begitu?

Baca juga tentang dampak smartphone dalam kehidupan: Setan Gepeng 

Dari paparan dampak positif dan negatif gadget, kita seharusnya mulai membuka mata bahwa sebagai seorang manusia kita bisa membedakan mana yang baik untuk kita dan mana yang nggak baik untuk kita. Gunakanlah gadget dengan bijaksana, jangan sampai gadget memperbudak penggunanya. Jangan menggunakan gadget secara berlebihan karena sesuatu yang berlebihan itu nggak baik dampaknya. Nggak mau kan kalah pintar daripada smartphone?

Sekian tulisan untuk hari ini. Sampai jumpa di lain kesempatan.
Have a nice day,


Michiko ♡

Illustration by Nadhira Shafa

4 Oktober 2016

1001 Alasan Jomblo

11:33 PM 0 Comments
Hello guys! 
Aku balik nih, setelah sebulan lamanya hiatus dari dunia blog. Kali ini pembahasanku agak sedikit mellow karena ada sesuatu yang mengganjal di dalam hati jadi aku mau curhat. #galau #mabukmicin #butuhasupangizi

Banyak banget pertanyaan yang sering aku dengar dari orang-orang di sekitar aku. Contohnya:
"Kok belum punya pacar?" 
"Hari gini masih jomblo?" 
"Ciyeeee, jomblo kurang belaian."
"Kenapa kok kamu gak pacaran sama dia aja?"
"Kok kamu PHP-in dia, sih?"
"Kalian dekat tapi hanya teman?"
"Kamu kok sok jual mahal?"

Jujur, aku bosan banget mendengarnya. Setiap orang selalu kepo terhadap keputusan hidup orang lain. Aku juga nggak mengerti sih apa alasannya. Ketika aku memilih untuk bebas dari status hubungan alias jomblo, banyak banget yang komentar, entah itu prihatin atau sekadar menyalahkan karena menempatkan seseorang dalam lingkaran pertemanan alias friendzone. Padahal, ada alasan tersendiri mengapa seseorang memilih untuk setia dengan status jomblo itu. 

Alasan Menjadi Seorang Jomblo

1. Friendship di atas relationship

Bagiku, hubungan pertemanan itu lebih penting daripada status hubungan percintaan. Jujur, aku merasa lebih nyaman ketika menjalani hubungan pertemanan. Sebab, aku bisa menunjukkan diriku sendiri apa adanya tanpa ada yang ditutup-tutupi. Aku lebih leluasa untuk bercanda, berbagi cerita, suka dan duka bersama. Ketika aku marah pun, aku bisa mengekspresikannya. 

Sebaliknya, ketika pertama kalinya aku pacaran, aku merasa menjadi orang yang bermuka dua. Aku berusaha untuk menjaga image di depan pasangan. Aku banyak menutupi keburukanku dan segala kelemahanku. Aku berusaha untuk tampil sempurna hanya untuk orang lain dan melupakan jati diriku sendiri. Aku juga nggak terlalu leluasa untuk bercanda karena mungkin takut si doi kesal atau berpikir candaanku kelewatan. Ketika aku mengekspresikan kemarahan pun, doi justru malah ikut-ikutan marah tanpa peduli apa alasan aku marah dan kesal. 

Baca kisah-kisah tentang pertemanan klik di sini

2. Benci kesedihan dan kesalahpahaman

Jujur masa-masa ketika terikat hubungan percintaan itu adalah masa-masa yang bikin aku sering banget sedih atau galau. Aku nggak suka dengan vibes itu karena membuat hari-hariku dan pikiranku kacau. Padahal penyebabnya tuh sebenarnya sepele, misalnya nggak dapat kabar, sms atau chat nggak dibalas, telepon nggak diangkat. Hal-hal seperti itu tuh justru membuat pikiran negatif bermunculan, ujungnya overthinking dan malah jadi sedih sendiri. Hari-hari jadi terasa kelabu karena orang yang diharapkan nggak kunjung datang. #asik

Selain itu, kadang perasaan cinta itu bisa berubah menjadi sebuah obsesi. Kadang, obsesi itu malah mengubah pribadi kita menjadi seorang yang posesif. Misalnya, doi ngobrol sama lawan jenis sebentar saja, hati langsung bergejolak terbakar api cemburu. Doi cuma dapat chat dari lawan jenis yang ada kepentingan, langsung ditanya asal-usul dan bibit bebet bobotnya. Bercanda sedikit aja langsung dituduh selingkuh. Timbul kesalahpahaman, malah bikin tambah stres. 

3. Nggak mau memaksakan perasaan

Bagiku seorang penganut cherish the moment, status hubungan percintaan itu bukan hal yang bisa dipaksakan. Sebab, menurutku esensi cinta yang sebenarnya adalah mencintai dengan tulus bagaimana pun keadaannya. Jadi, kalau punya perasaan suka, ya sudah, just let it flow and enjoy the moment gitu lho, selama masih bisa berada di sisinya, bisa memberikan semangat kepadanya, bisa melihatnya, itu sudah cukup daripada harus memaksakan perasaan orang lain untuk menyukai kita juga. Toh cinta juga nggak bisa dipaksakan kok. Mau mengejarnya ke ujung dunia sampai terjatuh, terbalik, terjengkang, terkayang sekalipun, kalau doi nggak mau, nggak usah maksa apalagi meminta ikatan hubungan percintaan. Bisa-bisa, kehilangan momen itu bahkan kehilangan dia. 

Baca teknik mencintai dalam diam: Secret Admirer 

Balik lagi ke poin pertama, "friendship di atas relationship". Kalau suka, jadilah teman. Jangan datang-datang langsung pepet mau jadi gebetan. Hadeh, yang ada nanti orangnya malah takut. Siapa nih, datang-datang kok mau jadi gebetan, emang situ siapa? Kita kenal? Lagipula kalau berteman, bukankah lebih baik karena bisa menunjukkan sisi asli dari jati dirinya sendiri? Lagipula, kalau sudah jodoh juga nggak akan hilang kok, asalkan tetap berada di sisinya. Jadi, kalau ada yang mendekati dengan niat untuk memiliki, skip deh. Lebih baik mencari yang lain karena berkomitmen itu tidak semudah jatuh cinta pada pandangan pertama. Kalau dari niat awalnya mengincar hal lain, bisa jadi suatu saat ketika nggak mendapatkan apa yang diincarnya, pasti dia akan pergi juga mencari incaran lain, bukan begitu? Sebab, kalau betulan sayang, nggak mungkin meninggalkan juga.

4. Cinta itu rumit

Sebenarnya kehidupan romansa itu rumit banget. Semacam sebuah neraka yang dibalut oleh topeng indah yang sangat menyenangkan. Padahal, hubungan percintaan itu nggak sesimpel itu. Mungkin banyak banget pasangan yang menunjukkan sisi romantisme dan ke-uwu-an yang bikin hati jadi iri. Tapi sebenarnya di balik itu semua, ada dua orang yang berjuang untuk mempertahankan hubungan. Beruntung, kalau di balik layar mereka harmonis. Namun, bagaimana dengan nasib mereka yang sebenarnya nggak harmonis di balik layar? Misalnya, banyak cekcok, saling nggak bisa mengerti sama lain, banyak air mata yang menetes, kadang nggak bisa toleransi sifat pasangannya. Pokoknya, kalau nggak siap mental, mending nggak usah deh cinta-cintaan. Kata orang, cinta itu bikin goblok. 

Baca tentang bahasa cinta agar mencintai nggak terasa rumit lagi: 5 Bahasa Cinta, Kunci Hubungan yang Harmonis

5. Trauma

Pengalaman yang berhubungan dengan percintaan itu berpengaruh banget dengan kepercayaan seseorang terhadap cinta itu sendiri. Ada orang yang berpikir cinta itu indah karena bentuk cinta di lingkungannya itu baik. Akan tetapi, untuk orang-orang yang berada di lingkungan percintaan yang buruk, mereka akan memandang cinta itu bullshit. Misalnya, keadaannya sebagai seorang brokenhome karena melihat kedua orang tuanya bercerai, mengalami kekerasan dalam hubungan percintaan, atau pernah menjalani hubungan percintaan yang toxic. Itu berpengaruh banget untuk membentuk pola pikir terhadap cinta, apalagi cinta itu nggak bisa diraba atau dilihat karena bentuknya yang abstrak dan terbentuk dalam pola pikir manusia. 

6. Belum cukup dewasa

Seperti yang disebutkan poin sebelumnya, cinta itu rumit. Butuh kedewasaan untuk memelihara cinta. Tanpa kedewasaan, maka cinta itu cuma dianggap sebagai mainan, kesenangan sesaat. Lagipula, tujuan untuk terikat dengan status hubungan itu apa? Main-main saja atau pernikahan? Kalau tujuannya pernikahan, memangnya nggak terlalu muda untuk memulainya? Toh, banyak juga pasangan yang hubungannya kandas di tengah jalan sebelum sampai ke pelaminan. Atau menjalin status hubungan percintaan hanya untuk main-main saja, mengapa harus mengikat dengan status hubungan percintaan? Toh nanti rasa itu akan berubah menjadi obsesi yang berpotensi untuk menyakiti hati dan diri sendiri.

1001 Alasan Jomblo

Sekiranya, begitulah alasan-alasan yang ada di pikiran seseorang yang belum mau menjalin status hubungan. Ini baru poin-poin alasan pribadiku. Entah ada berapa alasan lain yang ada di benak orang-orang di luar sana. Mungkin masih ada 1001 alasan jomblo yang belum terkuak. Jadi, hargai sajalah apabila ada yang memutuskan untuk menikmati masa lajangnya. Toh hidup ini juga nggak selalu tentang cinta dan pacar. 

Sekian tulisan untuk hari ini. Terima kasih atas pengertiannya.

Have a nice day


Michiko ♡

Picture by Лечение наркомании from Pixabay