Tampilkan postingan dengan label entertainment. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label entertainment. Tampilkan semua postingan

12 November 2021

Horimiya: Anime Bucin dan Gokil tapi Punya Makna Dalam

3:30 PM 0 Comments
Kamu pernah menyangka nggak sih, kalau sebuah anime genre romance comedy bisa punya makna yang begitu dalam dan memberikan amanat yang sangat berarti bagi penontonnya? Aku menemukan satu anime yang keren banget maknanya.

Ada banyak pelajaran yang aku dapatkan dari sebuah anime bucin (budak cinta) alias romansa antara Hori Kyouko dan Miyamura Izumi yang berjudul Horimiya. Horimiya merupakan anime yang diadaptasi dari manga (komik) yang ditulis oleh HERO dan diilustrasikan oleh Daisuke Hagiwara. Anime ini menceritakan kisah cinta antara seorang murid perempuan bernama Hori Kyouko yang sangat cantik, pintar, dan populer dengan seorang murid laki-laki pendiam, Miyamura Izumi, yang nggak punya teman di sekolah dan diam-diam punya sembilan tindikan di badannya. 

Sebelum aku mengulas lebih jauh, aku akan menuliskan beberapa informasi terkait anime ini.

Key visual Horimiya (siswi dan siswa SMA yang saling jatuh cinta)
ホリミヤ Horimiya (堀さんと宮村くん Hori-san and Miyamura-kun)

Title
ホリミヤ Horimiya (堀さんと宮村くん Hori-san and Miyamura-kun)
Writer: HERO
Illustrator: Daisuke Hagiwara
Animation StudioCloverWorks
Genre: Romance, Comedy
Episode: 13 Episode 
Director: Masashi Ishihama
Script & Series Composition: Takao Yoshioka
Character Design: Haruko Iizuka
Music composer: Masaru Yokoyama


Sinopsis Anime

Hori Kyouko merupakan seorang murid perempuan yang cantik dan pintar. Ia juga populer dan mempunyai banyak teman. Hori merupakan seorang murid SMA yang terkenal sibuk dan rajin di sekolahnya, selain rajin mengerjakan tugas sekolah, ia juga rajin mengerjakan pekerjaan rumah sehingga ia tak punya banyak waktu untuk bergaul dengan teman-temannya. Orang tua Hori jarang ada di rumah sehingga hal ini membuat Hori harus mengambil alih pekerjaan rumah dan menjemput adiknya yang masih kecil. 

Berkebalikan dengan Hori Kyouko yang pintar dan populer, Miyamura Izumi yang merupakan teman sekelasnya adalah seorang murid laki-laki yang pendiam dan dijauhi oleh teman-teman sekelasnya karena dianggap orang yang suram. Ia tak pernah bergaul dengan teman sekelasnya sehingga kegiatan kesehariannya di sekolah hanyalah menyendiri sambil membaca buku.

Suatu hari, saat Hori sedang sibuk membersihkan rumah, bel rumahnya berbunyi. Muncullah adiknya dengan seorang pria asing yang wajahnya dipenuhi oleh banyak tindikan. Walaupun penampilannya seperti seorang berandalan, tetapi Hori mempersilakannya masuk. Di tengah perbincangan antara keduanya, Hori baru menyadari bahwa pria asing bertindik itu adalah Miyamura Izumi, teman sekelasnya yang terlihat suram dan pendiam di sekolah. Hal ini membuat Hori terkejut bukan main, apalagi setelah menyadari bahwa penampilan Miyamura sangat berbeda jauh saat berada di sekolah dan di luar lingkungan sekolah. 

Sejak pertemuan dengan Miyamura di rumahnya saat itu, Hori menjadi sangat penasaran dengan jumlah tindikan yang ada di tubuh Miyamura. Rasa penasaran itu membukakan gerbang kedekatan antara Hori dan Miyamura. Miyamura pun sering datang mengunjungi Hori dan lama-kelamaan membuat mereka saling jatuh cinta. 

Penampilan Hanya Sampul Bukan Cerminan Diri

Miyamura Izumi karakter Horimiya dengan tindikan
宮村泉 Miyamura Izumi

Hal pertama yang aku pelajari saat menonton episode pertama adalah jangan pernah menilai seseorang dari penampilannya. Miyamura yang terlihat suram dan menyeramkan pada kenyataannya merupakan orang yang baik dan ramah. Meskipun ia punya sembilan tindikan di tubuhnya, hal ini juga nggak menunjukkan kalau Miyamura adalah seorang berandalan. 

Pakaian apa pun yang kita kenakan, itu nggak selalu mencerminkan apa yang ada di dalam diri kita. Ketika kita berpakaian tertutup, bukan berarti kita orang yang alim. Ketika kita berpakaian terbuka, bukan berarti kita orang yang bisa disentuh dan digoda seenaknya. Ketika kita berpenampilan sederhana, bukan berarti kita miskin. Ketika kita punya banyak tindikan, bukan berarti kita nakal dan berandalan. Ketika kita berpenampilan seperti seorang goth, bukan berarti kita pemuja setan. 

Pada dasarnya, kamu adalah dirimu sendiri. Kamu bukanlah keluargamu, bukan pula lingkunganmu. Jati dirimu bukanlah penampilanmu. Kamu juga bukan "persepsi" orang lain tentang kamu. Kamu adalah kamu. Kamu yang menentukan dirimu sendiri. 

Hidup yang Kita Jalani adalah Hasil dari Sebab-Akibat

Miyamura karakter Horimiya dengan penampilan versi lama
宮村泉 Miyamura Izumi penampilan lama

Pelajaran hidup kedua, aku dapatkan dari karakter Miyamura Izumi. Miyamura yang punya sembilan tindikan di tubuhnya ini ternyata punya masa kecil yang kelam. Dia orang yang sangat pendiam, bahkan karena terlalu pendiam dia sampai dicap orang aneh oleh teman-temannya. Namun, begitu bertemu dengan Hori Kyouko, hidupnya berubah. Dia seperti menjadi orang yang berbeda dari dirinya saat kecil, dia merasakan jatuh cinta, pertemanan yang hangat, dan penghargaan ats hidupnya, serta perubahan pada dirinya sendiri. 


Miyamura karakter Horimiya penampilan versi baru
宮村泉 Miyamura Izumi penampilan baru

Hidup ini merupakan siklus sebab-akibat. Semua yang terjadi dalam hidup kita diakibatkan oleh sebuah musabab dan hal yang kita lakukan sekarang pasti akan ada akibatnya. Jika satu kejadian saja hilang dari hidup kita, mungkin saat ini jalan hidup kita akan berbeda dengan apa yang sedang kita jalani. Begitu pula saat kita melihat ke depan, saat hari ini kita merasa terpuruk dan ingin menghilang dari muka bumi, mungkin kedepannya akan ada hal tak terduga yang justru membuat kita bersinar terang. 

Seandainya saat ini kamu benci dengan kehidupanmu, jangan kamu sesali jalan hidupmu atau pilihanmu di masa lalu. Waktu memang nggak bisa diputar kembali untuk memperbaiki masa lalumu, tetapi sekarang kamu masih punya kesempatan untuk menggenggam masa depanmu. Lakukanlah perubahan dari dirimu sendiri dan ubahlah hidupmu dengan kedua kepal tanganmu itu. 


Semua Orang Boleh Merasa Tak Baik-Baik Saja

Yuki Yoshikawa karakter Horimiya memakai seragam sekolah
由紀吉川 Yuki Yoshikawa

Karakter Yuki Yoshikawa menarik perhatianku ketika aku menonton episode-episode terakhir anime Horimiya. Walaupun Yuki merupakan karakter pendukung, sebagai teman dekat Hori, ada satu hal yang bisa aku pahami dari karakter Yuki. Yuki merupakan orang yang sangat periang dan penuh dengan semangat, senyum tak pernah luntur dari wajahnya, dia juga selalu mengesampingkan kebahagiaannya demi orang lain. Sekali pun ia sedang merasa sedih, ia tak akan pernah menghilangkan senyuman dari wajahnya.

Perasaan yang kamu rasakan itu valid dan nggak perlu disangkal. Kamu nggak harus selalu menjadi orang yang kuat. Kamu nggak harus selalu menjadi orang yang periang. Kamu nggak harus selalu tertawa saat kamu sedang merasa sedih. Kamu boleh menangis dan bersedih. Kamu boleh marah. Perasaan-perasaan itu pasti dimiliki setiap manusia dan kamu berhak untuk mengekspresikannya.

Kejarlah Keinginanmu Sebelum Kamu Menyesalinya

Satu hal lain yang aku pelajari dari karakter Yuki, ketika ia menginginkan sesuatu pasti dia selalu memendamnya. Namun, setelahnya dia pasti merajuk dan menyesalinya saat ia tak mendapatkan apa yang ia inginkan. Miki Yoshikawa, kakaknya Yuki, menasihatinya dengan ucapannya: "Punya sebuah keinginan itu bukanlah hal yang memalukan. Kalau kamu menginginkan sesuatu, lebih baik ungkapkan dari awal, jangan memendamnya dan malah merajuk saat kamu nggak mendapatkannya."

Keinginan memang bukan sesuatu yang memalukan. Kalau kamu mau, ungkapkan saja dan kejarlah keinginanmu itu. Ketika kamu mendapatkan keinginanmu, itu bisa menjadi sebuah hal yang bisa kamu banggakan. Namun, seandainya kamu gagal mendapatkan keinginanmu, kamu tetap akan memperoleh pelajaran yang bisa membuat kamu berkembang. 

Baca juga: Memaknai Kegagalan

Nah, itulah poin-poin amanat yang aku dapatkan dari anime romance comedy Horimiya. Meskipun ceritanya kocak, kisahnya bucin dan bikin baper, ternyata latar belakang karakter-karakternya bisa menyampaikan amanat yang sarat makna. 

Sekian review anime Horimiya ini aku tulis. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya. Jangan lupa untuk baca juga review lainnya di sini.

Have a nice day,


Michiko ♡

24 Juli 2021

Beranjak Dewasa Bersama Game Candy Crush

10:54 AM 2 Comments
Suatu hari, aku main sebuah permainan. Permainannya juga simpel banget kok, cuma tukar posisi permen supaya matching. Permainan ini ada di smartphone android/IOS namanya Candy Crush Saga. Kamu pernah main game ini, nggak? 

Waktu sedang memainkan permainan ini, aku tiba-tiba kepikiran: Waduh aku dipaksa dewasa dengan sebuah mainan simpel kayak gini—bahkan desain permainannya aja kayak ditujukan buat bocah. 

Kamu pernah kepikiran begitu juga nggak sih? Ketika lagi emosi dengan kekalahan di permainan, kamu jadi bisa ambil hikmahnya. Ternyata, game Candy Crush nggak cuma sekadar permainan buat aku pribadi. Di dalamnya juga terdapat bermacam-macam pelajaran tersirat yang bisa aku ambil maknanya, salah satunya tentang fase kedewasaan. Waduh, berat ya.
Beranjak Dewasa Bersama Candy Crush
Kamu mau tahu sudut pandang aku terhadap permainan ini? Baca seluruh tulisan ini, maka kamu akan menemukan banyak hal tentang fase kedewasaan dalam game ini.

1. Level menentukan fase kedewasaan kita

Level Candy Crush
Level yang ada pada permainan smartphone ini, menunjukkan hari demi hari yang kita lalui. Semakin lama, level itu akan semakin sulit dengan tantangannya sendiri. 

Saat level 1 sampai 100 kita sanggup melewatinya dengan mudah. Kemudian, saat level 101 sampai 200 kita mulai kesulitan. Tiba saatnya pada level 201 kita kesulitan menghadapi rintangannya bahkan seringkali gagal.

Kamu juga pasti pernah merasakan bagaimana sulitnya menjadi orang dewasa, bukan? Semakin dewasa, hidup akan terasa semakin berat. Semakin dewasa, tantangan dan rintangan hidup juga semakin banyak.

2. Tantangan pada setiap level adalah rintangan hidup kita

Tantangan setiap level Candy Crush
Apakah kamu lihat tantangan di bagian atas? Itu adalah tantangan pada setiap level di permainan Candy Crush yang harus diselesaikan untuk mencapai level selanjutnya dengan terbatasnya jumlah pergerakan.

Selalu ada cerita di setiap hari yang kita lalui, baik sulit maupun mudah. Setiap harinya, kita diberikan energi untuk menjalani hari dan menghadapi bermacam-macam tantangan dalam hidup agar kita bisa mencapai kedewasaan. Kita akan menghadapi banyak tantangan dan memanfaatkan sebaik-baiknya energi yang kita punya untuk menghadapi hari ini. 

Apakah kita akan berhasil dan dapat melanjutkan ke level selanjutnya? Atau justru gagal dan harus mencoba lagi?

3. Lima nyawa sebagai kesempatan dalam hidup

Nyawa Candy Crush
Lima nyawa ini berfungsi sebagai kesempatan kita untuk mencoba lagi saat kita nggak bisa melewati satu level dengan baik, dengan kata lain gagal. Kamu tahu apa yang aku pikirkan tentang hubungan lima nyawa ini dengan kehidupan kita?

Nggak jarang, kita gagal dalam mencoba suatu hal. Banyak kegagalan yang mungkin kita hadapi, berulang kali terjatuh lagi. Kita juga pasti pernah merasa lelah dengan semua kegagalan itu. 


Hey! Jangan putus asa, nyawa di permainan Candy Crush akan terisi penuh lagi setelah beberapa menit. Pada titik ini lah, aku menyimpulkan bahwa kita selalu punya kesempatan dalam hidup kita untuk terus mencoba. Ketika kita lelah dengan kegagalan atau belum melihat peluang, maka kita perlu beristirahat sejenak dan mengevaluasi diri kita. 

4. Cokelat dan permen sama seperti dukungan dari lingkungan

Bantuan permen dan cokelat
Sebelum bermain, Candy Crush akan menawarkan bantuan berupa permen dan cokelat untuk kita menghadapi tantangan. Jumlahnya terbatas dan kita perlu menggunakannya dengan bijak. 

Kamu merasa ada kesamaan nggak sih dengan kehidupan kita? Kita juga perlu dukungan orang lain untuk melewati hari yang penuh dengan cobaan. Sayangnya, dukungan itu gak bisa kita peroleh setiap hari karena adanya keterbatasan dari lingkungan juga. Namun, kita tetap bisa meminta dukungan lingkungan pada momen-momen tertentu di dalam hidup kita. Baik saat kita merasa takut menghadapi masa depan, maupun saat kita selalu terpuruk dalam kegagalan. 

Fungsinya mirip seperti roda sepeda dalam tulisan Analogi Sepeda Kehidupan, nggak sih?

Nah, itu lah sudut pandangku tentang permainan Candy Crush Saga. Kamu main game ini juga, nggak? Buat kamu yang belum pernah main game ini, cobain deh! 

Kalau menurut kamu permainannya seru nggak? Yuk, ceritakan juga pengalamanmu memainkan game Candy Crush

Sekian tulisan untuk hari ini, kita ketemu lagi minggu depan!
Have a nice day,


Michiko ♡

18 Juni 2021

Memaknai Kehidupan Bersama Buku Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye

7:47 PM 2 Comments
Pada kesempatan kali ini, aku akan kembali membuka sudut pandang kehidupan dengan buku bacaan. Sebelumnya, aku sudah membuat ulasan novel Aroma Karsa karya Dee Lestari. 


Hari ini, aku akan mengulas buku novel yang sudah aku baca. Buku ini adalah buku karya Tere Liye yang berjudul Rembulan Tenggelam di wajahmu. Sebuah buku yang memuat kisah sederhana tentang seorang laki-laki yang bertanya-tanya tentang makna kehidupan. 

Sebelum mengulas novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu, aku akan menuliskan identitas bukunya terlebih dahulu. Siapa tahu kamu tertarik juga untuk membaca buku ini.

Identitas Buku

Ulasan Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye
  • Judul: Rembulan Tenggelam di Wajahmu
  • Penulis: Tere Liye
  • Tahun: 2009
  • Penerbit: Penerbit Republika 
  • ISBN: 9789791102469
  • Jumlah Halaman: 425 Halaman
  • Bahasa: Indonesia
  • Genre: Fiksi
  • Harga: Rp. 69.000,- (Harga P. Jawa)

Sinopsis Rembulan Tenggelam di Wajahmu 

Lima pertanyaan tentang kehidupan tersimpan rapat di dalam pikiran Ray (tokoh utama) selama bertahun-tahun. Pertanyaan-pertanyaan itu berasal dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam hidupnya. Hingga pada suatu hari, ia mendapatkan sebuah kesempatan untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang selama ini berkecamuk di dalam benaknya kepada seseorang berwajah menyenangkan yang tidak pernah ia kenal sebelumnya. 

Setiap pertanyaan yang ditanyakan Ray kepada orang berwajah menyenangkan itu, akan membawa Ray ke tempat di mana peristiwa kehidupannya terjadi untuk menyaksikan reka ulang kejadian masa lalu yang membuat Ray tersadar dan menemukan jawaban atas pertanyaannya sendiri. Lima pertanyaan yang Ray tanyakan: Apakah cinta itu? Apakah hidup ini adil? Apakah kaya adalah segalanya? Apakah kita memiliki pilihan dalam hidup? Apakah makna kehilangan? 

Sepanjang perjalanan luar nalar itu berlangsung, Ray didampingi orang berwajah menyenangkan yang bersedia menyampaikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini berkecamuk di dalam benaknya. Setelah kelima pertanyaannya terjawab dengan penjelasan, alasan, dan sebab akibat peristiwa kehidupannya, Ray pun dapat memahami makna hidup dan perjalanan hidupnya. 

Kesan Pertama pada Buku Rembulan Tenggelam di Wajahmu 

Aku mau cerita sedikit saat aku memutuskan untuk membeli buku ini. Saat aku membeli buku ini adalah pertama kali aku memutuskan untuk membangun kebiasaan membaca. Saat itu aku masih bingung memilih buku yang mau aku beli karena rasanya sayang banget kalau beli buku yang isinya sudah mainstream. Ditambah lagi aku juga belum punya referensi buku-buku yang bagus, pernah tanya di media sosial pun yang netizen rekomendasikan adalah buku-buku yang nggak bisa aku temukan di toko buku. Jadi, aku mendapatkan buku ini dengan cara luntang-lantung di Gramedia selama dua jam. 

Hal pertama yang membuat aku tertarik untuk memasukkan buku ini ke keranjang belanjaku adalah ketika aku membaca blurb di belakang cover novel ini. Aku langsung memutuskan untuk membeli buku ini setelah aku melihat lima pertanyaan tentang makna hidup yang pastinya relate banget dengan pertanyaan yang selama ini ada di benakku juga. Maka dari itu, aku bawalah buku ini ke kasir bersama satu buku karya Tere Liye yang lain. 

Bahasa Sederhana yang Penuh Makna 

Awalnya, aku mengira kalau tulisan Tere Liye akan menggunakan diksi yang sulit untuk dicerna isi kepalaku karena nama Tere Liye sudah melambung tinggi dan terkenal dengan karya-karyanya yang hebat—telat banget ya, aku baru baca bukunya sekarang. Akan tetapi, setelah dibuka dan dibaca isi bukunya yang ini, aku nggak perlu bolak-balik buka Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bahasa yang digunakan Tere Liye itu sangat sederhana, Tere Liye cenderung menggunakan bahasa formal sehari-hari. Namun, rangkaian katanya penuh dengan makna. Benar-benar definisi dari satu kata sejuta makna. 

Suasana yang Sesuai dengan Isi Hati Pembaca 

Latar tempat yang Tere Liye gunakan pada kisah ini adalah tempat yang sering kita lihat bahkan tempat-tempat umum yang diperuntukkan untuk masyarakat umum seperti terminal, rumah sakit, kereta, kos-kosan, kuburan, pantai, dan lain sebagainya. Tere Liye cuma menjelaskan latar tempat yang ia gunakan secara singkat dan nggak banyak menjelaskan secara detail bentuk dan posisi-posisi benda atau tempat yang muncul di dalam cerita. Akan tetapi, siapa sangka kalau tempat-tempat umum yang biasanya diakses publik akan menghasilkan sebuah kisah yang sangat berkesan. 

Menurutku, daripada menekankan pada penjelasan latar tempat, Tere Liye lebih suka membangun suasana emosi yang detail sehingga mempermainkan emosi pembaca. Ketika tokoh merasakan kesedihan, aku sebagai pembaca juga akan merasakan kesedihannya. Ketika tokoh marah, aku yang membaca juga ikut marah. Ini adalah sebuah kelebihan yang membuat kisah Rembulan Tenggelam di Wajahmu menyimpan banyak kenangan untuk aku dan membuatku jatuh cinta pada buku ini sejak pertemuan pertama sebagai pembaca pemula. 

Plot Fantasi yang Terasa Nyata 

Sebelumnya, aku menyebutkan tentang perjalanan luar nalar. Itu memang benar adanya, di dalam buku ini perjalanan tokoh utama melakukan perjalanan yang nggak pernah terjadi di dunia nyata dan hanya bisa kita lihat di film fiksi fantasi. Spoiler sedikit, Ray ini seperti melakukan perjalanan di dimensi lain. Dia bisa masuk ke dalam sebuah cahaya dan keluar dari sana kemudian sekejap berada di tempat yang berbeda. Konsepnya unik banget menurutku dan Tere Liye berhasil membawa konsep itu bergandengan dengan plot dunia nyata sehingga terasa seperti sangat nyata padahal belum tentu perjalanan luar nalar itu benar-benar terjadi di dunia kita. 

Kisah kehidupan Ray yang dikisahkan dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye ini, menurutku kisahnya memang biasa seperti kisah seorang anak panti asuhan, anak jalanan, kisah cinta yang biasa terjadi di lingkungan kita, kisah perjuangan karir dari nol, dan lain sebagainya. Akan tetapi, cara Tere Liye menghubungkan kepingan-kepingan cerita dalam satu konsep perjalanan luar nalar membuat plot novel ini jadi keren banget. Teka-teki kehidupan terungkap perlahan dan semua pertanyaan pun akhirnya terjawab. 

Karakter Khas Tere Liye 

Bicara tentang karakter yang ada di dalam novel-novel Tere Liye, aku penasaran dengan karakter utama yang selalu punya latar belakang kehidupan sebagai seorang anak yatim. Nggak apa-apa sih, cuma aku agak penasaran aja dari buku-buku karya Tere Liye yang pernah aku baca tokoh utamanya anak yatim semua. Kenapa ya? 

Terlepas dari karakternya yang punya latar belakang sebagai anak yatim, tokoh Ray ini nggak banyak mengalami perkembangan karakter seiring bertumbuhnya dia. Dia masih tetap Ray yang benci dengan takdir kehidupannya dan sering bertanya-tanya tentang makna kehidupan. Ray digambarkan sebagai orang yang bengal sejak berada di panti asuhan dan tetap menjadi orang yang mengedepankan kekerasan ketika dia menjalani kehidupan jalanan. Ray digambarkan sebagai orang yang rela melakukan apa saja untuk orang-orang yang dia cintai, bahkan jika harus melakukan kekerasan sekali pun demi orang yang dia cinta maka dia akan melakukannya. 

Perkembangan karakter justru lebih banyak terjadi pada karakter-karakter lain yang ada di lingkungannya. Salah satu contohnya adalah pengasuh panti asuhan yang semula egois dan suka menyilap uang zakat berubah menjadi seorang yang bersimpati kepada orang lain, Ray dan satu anak panti lainnya. Selain itu, tokoh-tokoh yang muncul di dalam cerita juga mempunyai keterkaitan satu sama lain. 

Makna Kehidupan yang Dibungkus Alur Cerita 

Setelah aku membaca buku Rembulan Tenggelam di Wajahmu secara keseluruhan, aku mendapatkan sebuah pelajaran baru. 
Segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup kita, selalu berkaitan dengan perihal sebab dan akibat. Bisa jadi, apa yang terjadi dalam hidup kita adalah konsekuensi dari pilihan kita di masa lalu. Bisa jadi pula, apa yang terjadi dalam hidup kita akan meninggalkan sebuah pelajaran berharga yang bisa kita ambil hikmahnya. 

Amanat yang disisipkan oleh Tere Liye dalam buku Rembulan Tenggelam di Wajahmu ini memberikan jawaban-jawaban atas segala hal tentang takdir kehidupan yang sering dipertanyakan oleh manusia bahwa hal-hal yang terjadi di dalam hidup kita nggak cuma jadi bumbu perjalanan hidup kita saja melainkan memberi petunjuk arti kehidupan juga untuk kita pahami. 

Baca juga ulasan drama Korea yang punya makna serupa: Belajar Bersyukur dari Drama Korea 18 Again

Kutipan Favorit dari Buku Rembulan Tenggelam di Wajahmu 

Kutipan tentang motivasi masa depan: 

Kalian mungkin memiliki masa lalu yang buruk, tapi kalian memiliki kepal tangan untuk mengubahnya. Kepal tangan yang akan menentukan sendiri nasib kalian hari ini, kepal tangan yang akan melukis sendiri masa depan kalian. 
— Bang Ape dalam Rembulan Tenggelam di Wajahmu Bab 11 

Kutipan tentang syukur: 

Ketika kau merasa hidupmu menyakitkan dan merasa muak dengan semua penderitaan maka itu saatnya kau harus melihat ke atas, pasti ada kabar baik untukmu, janji-janji, masa depan. Dan sebaliknya, ketika kau merasa hidupmu menyenangkan dan selalu merasa kurang dengan semua kesenangan maka itulah saatnya kau harus melihat ke bawah, pasti ada yang tidak lebih beruntung darimu. 

Kesan Setelah Membaca Buku Rembulan Tenggelam di Wajahmu 

Setelah membaca novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu secara keseluruhan, aku mendapatkan pelajaran yang benar-benar bermakna dari buku ini. Pelajaran tentang kehidupan yang sangat berguna bagi diriku sendiri dalam memahami arti kehidupan. Pesan yang ditinggalkan buku ini begitu membekas di dalam ingatanku dan masuk ke dalam daftar buku terbaik yang pernah aku baca. 

Penilaianku terhadap buku ini: ⭐⭐⭐⭐⭐ (Recommended and I love it!) 

Aku sangat merekomendasikan buku ini untuk kamu yang sering bertanya-tanya tentang makna kehidupan, terutama orang-orang yang mulai beranjak dewasa dan sering dihantam oleh pahitnya takdir kehidupan. Buku ini cocok untuk siapa saja, cerita yang diusung dalam novel ini ringan tetapi penuh dengan makna. 

Sekian ulasan novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu aku paparkan, aku harap buku ini bisa kamu baca juga buat mengetahui makna yang terkandung dalam kisah yang disampaikan Tere Liye ini. Aku harap Tere Liye nggak pernah berhenti untuk menciptakan karya-karya yang mempunyai makna sangat dalam dan bisa diterapkan dalam kehidupan. 

Kamu punya rekomendasi buku yang bagus? Bisikin di kolom komentar dong! 

Oh iya, buat kamu yang mau baca review buku yang lainnya bisa cek di sini ya. Sampai jumpa di lain waktu. Selamat membaca! 

Have a nice day, 


Michiko♡

6 Mei 2021

Belajar Tentang Keserakahan dari Buku Aroma Karsa Karya Dee Lestari

6:09 PM 0 Comments
Buku merupakan jendela dunia bagi semua orang. Dengan membaca buku, kita bisa mendapatkan manfaat untuk membuka mata dan pikiran terkait fenomena yang terjadi di dalam hidup. Buku jenis apa pun itu, baik fiksi maupun non-fiksi, tentu akan membuka pikiran kita tentang dunia dan mendorong kita untuk melihat dunia dari berbagai sudut pandang.

Kali ini, sudut pandang kehidupanku kembali terbuka setelah membaca buku novel fiksi karya Dee Lestari yang berjudul Aroma Karsa. Setelah berbagai pelajaran hidup aku dapatkan dari dalam buku ini, aku pun tergugah untuk mencatatnya dan mengabadikannya sekaligus membaginya dengan kamu dalam bentuk review novel Aroma Karsa.

Sebelum aku memaparkan pengalamanku dalam membaca buku ini, ayo kenali terlebih dahulu identitas buku yang telah aku baca kali ini.

Identitas Buku

Ulasan Novel Aroma Karsa Karya Dee Lestari
  • Judul: Aroma Karsa
  • Penulis: Dee Lestari
  • Tahun: 2018
  • Penerbit: Bentang Pustaka
  • ISBN: 978-602-291-463
  • Jumlah halaman: 710 hlm
  • Bahasa: Bahasa Indonesia
  • Genre: Fiksi, Romansa, Misteri, Fantasi, Petualangan, Sejarah
  • Harga: Rp. 125.000 (Pulau Jawa)

Sinopsis Aroma Karsa

Raras Prayagung, seorang presiden direktur sebuah perusahaan parfum, mendapatkan mandat dari neneknya untuk mencari Puspa Karsa. Puspa Karsa dipercaya sebagai sebuah bunga yang dapat mengubah dunia dan hanya menunjukkan diri pada orang-orang pilihan melalui aroma.

Raras Prayagung menduga aroma Puspa Karsa dapat dicium oleh anak perempuannya, Tanaya Suma, yang punya kemampuan indera penciuman yang tajam. Akan tetapi, Suma terlalu sensitif dengan bebauan sehingga Raras Prayagung harus menunda ekspedisi pencarian Puspa Karsa sampai anaknya siap mempersiapkan indera penciumannya.   

Kemudian, Raras Prayagung bertemu dengan Jati Wesi yang memiliki kemampuan penciuman yang serupa dengan anaknya. Raras Prayagung meyakini bahwa Jati Wesi dapat mencium aroma Puspa Karsa karena ia dapat membaui berbagai jenis aroma dan bertahan di segala situasi, baik aroma nikmat atau busuk sekali pun karena ia berasal dari Bantar Gebang. 

Dengan ambisi yang kuat, Raras Prayagung mulai merekrut orang-orang untuk melakukan ekspedisi pencarian Puspa Karsa, bunga yang dapat mengubah tatanan kehidupan dunia.

Kesan Pertama pada Buku Aroma Karsa

Waktu pertama kali aku melihat buku ini di etalase Gramedia, aku langsung jatuh hati saat melihat sampulnya. Fun fact, aku membeli buku ini waktu sedang mengantre di depan kasir sambil melihat-lihat sampul buku, aku pun terpikat dengan sebuah buku yang berjudul Aroma Karsa. Aku sampai rela menukar buku yang mau aku beli dengan buku tebal bersampul akar-akaran dan serangga ini. Seolah buku ini bagai bunga yang menarik serangga (aku) untuk membeli buku itu.

Saat aku pegang buku itu, tebal banget dan berat. Awalnya tuh kaget, wow novel ini tebal banget ya? Aku sempat ragu, apalagi aku orang yang nggak begitu suka membaca alias gampang bosan. Akan tetapi, begitu aku membaca blurp di belakang bukunya, aku langsung memutuskan untuk mengambil buku ini. Sebab, aku punya ketertarikan terhadap buku-buku misteri atau fantasi. 

Pertama kali dibuka, bukunya menguarkan aroma yang khas, aromanya agak beda lah dengan aroma novel-novelku yang sebelumnya. Seolah aroma bukunya saja sudah bisa mengantarkan tema buku pada kesan pertama.

Gaya Bahasa yang Menyihir Pembaca

Gaya bahasa yang dipakai Dee Lestari itu benar-benar puitis dan rinci banget dalam mendeskripsikan suasana. Racikan kata demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf, mengalir tanpa hambatan dan nggak disadari aku sudah baca beberapa bab dari buku itu. Gaya bahasanya itu sangat memikat dan membuat aku sebagai pembaca tersihir dengan pembawaan Dee Lestari dalam bercerita.

Cuman, sebagai seorang pembaca buku pemula, aku merasa bahasa yang digunakan oleh Dee Lestari itu berat. Banyak banget kata-kata arkais dan majas di dalam buku ini, kosa kataku nggak sebanyak itu untuk memahami buku ini tanpa bantuan KBBI. Ditambah lagi, aku perlu baca berulang kalimat-kalimat bermajas di dalam catatan Jati Wesi untuk memahami maknanya. Hitung-hitung, baca buku ini sambil latihan memperluas pengetahuan kosa kata.

Penggambaran Suasana yang Detail dan Mewah

Aku suka banget cara Dee Lestari menggambarkan suasana dalam novel Aroma Karsa. Saat membaca novel ini, aku merasa seperti diajak tour di rumah Raras Prayagung yang mewah. Penggambaran rumah Raras Prayagung tergambarkan dengan jelas dari mulai halaman rumahnya yang luas, bentuk teras dan pintu rumahnya, isi rumahnya, rumah kaca tempat tanaman, paviliun, dan satu lagi yang paling menarik: olfaktorium. 

Aku suka banget dengan penggambaran olfaktorium yang rinci, sampai aku membayangkan kalau bangunan itu punya interior sederhana dan nyaman. Olfaktorium yang berupa bangunan kubus, di dalamnya memiliki rak-rak yang penuh dengan botol-botol parfum dipajang di setiap raknya, sofa yang diletakkan di dalam ruangan, meja untuk meracik parfum yang ada di tengah ruangan, penggambaran itu membuat aku bisa memvisualisasikan bentuk olfaktorium.

Selain itu, penggambaran Gunung Lawu dan Desa Dwarapala juga begitu jelas digambarkan oleh Dee Lestari. Visualisasi hutan tergambarkan dengan jelas sampai aku merasa seperti sedang ikut ekspedisi ke Gunung Lawu, rumah-rumah penduduk Desa Dwarapala yang menggantung di atas pohon, juga Goa tempat Puspa Karsa berada, bisa aku bayangkan semua dengan jelas. Semua penggambaran latar dijelaskan secara rinci dan mencengangkan. 

Ditambah lagi, penggambaran emosi dan aktivitas karakternya dijelaskan dengan sangat detail. Aku seperti bisa merasakan apa yang tokoh-tokoh Aroma Karsa alami. Bahkan, aku bisa membayangkan apa yang sedang mereka lakukan. 

Plot yang Penuh Kejutan

Awalnya, aku mengira kalau plot yang ada di novel ini bakalan biasa aja seperti halnya genre romance biasa, kisah cinta yang berawal dari kebencian. Plot itu mainstream banget kan ya, rasanya pasti ketebak lah apa yang bakalan terjadi. Walaupun begitu, tetapi ada plot lain yang membuat aku terkejut. Ternyata, di belakang kisah cinta itu ada kisah misteri dan teka-teki yang mengikuti. Kisah itu bercerita tentang jati diri Jati Wesi dan juga dosa-dosa masa lalu yang pernah dilakukan Raras Prayagung.

Aku tercengang waktu baca plot twist-nya. Aku nggak kepikiran sama sekali tentang alur ceritanya yang bakalan dibawa melenceng jauh dari dugaanku sendiri. Dee Lestari berhasil membuat aku terkecoh dengan ekspektasi plot yang aku bayangkan. 

Belum selesai aku tercengang karena plot twist-nya, Dee Lestari membuat aku berdecak kagum dengan cara dia menyambungkan timeline dari zaman dahulu yang serba kuno dengan zaman sekarang yang serba modern. Alurnya mengalir dengan halus banget sampai aku nggak sadar kalau sedang diajak flashback ke masa lalu. 

Kemudian nggak cuma itu aja, aku kagum banget sih dengan cara Dee Lestari menyatukan dua dunia, antara realitas dan fantasi. Seolah di antara dunia itu nggak ada batasnya, bahkan batasnya jadi saru, nggak bisa dibedakan. Begitu mengikuti alur ceritanya, aku merasa seperti dibawa ke Desa Dwarapala dengan penduduk yang punya super power dan ternyata kehadirannya berada di dunia fantasi.

Saat dibawa berpetualang dalam ekspedisi pencarian Puspa Karsa, aku mulai bisa menyatukan kepingan-kepingan puzzle yang aku baca di bab sebelumnya dan menyimpulkan apa yang terjadi pada setiap karakternya. Pada saat itu pula, aku bisa melihat perkembangan karakternya, ketulusan cinta sepasang kekasih, ketulusan cinta antara orang tua dan anak, juga keserakahan dan kelicikan seorang manusia.

Nggak terasa, usai petualangan ekspedisi Puspa Karsa, aku mengira akhir cerita akan menjadi sebuah kisah bahagia. Akan tetapi, Dee Lestari rupanya ingin mempermainkan rasa penasaran pembaca dan membuat akhir ceritanya menggantung alias open-ending.

Karakter yang Membuat Jatuh Cinta dan Unik

Ada tiga pemeran utama dalam kisah ini, Jati Wesi, Tanaya Suma, dan Raras Prayagung.

Jati Wesi

Jati Wesi digambarkan sebagai seorang pria yang punya tubuh "atletis" karena suka bersepeda dan angkat "beban", beban berupa pupuk dan perkakas untuk berkebun. Dia punya sifat yang pendiam dan cenderung digambarkan sebagai seorang introvert karena dia lebih suka bercerita pada buku catatannya ketimbang mengobrol dengan orang lain. Hal ini membuat dia menjadi orang yang sulit untuk diajak bekerja sama dan kikuk saat bertemu orang baru.

Walaupun begitu, Jati Wesi memiliki sifat yang hangat. Aku jatuh cinta banget dengan satu karakter ini, rasanya ingin aku pacarin, eh hahaha. Jati Wesi itu sosok yang sangat romantis, apalagi waktu dia diam-diam menulis surat untuk Tanaya Suma dalam buku catatannya. Pokoknya, aku meleleh waktu membaca aktivitas Jati Wesi yang menunjukkan sisi romantismenya.

Perkembangan karakter Jati Wesi juga cukup membuatku kagum. Dia yang semula orang pendiam dan dingin seiring waktu berubah menjadi seorang pria pemberani dan romantis.

Tanaya Suma

Tanaya Suma digambarkan sebagai seorang wanita yang memiliki paras cantik dan tubuh yang molek. Suma punya sifat sensitif dan cenderung pemarah, juga punya ambisi yang kuat seperti ibunya, Raras Prayagung. Menurutku, Suma ini sebenarnya adalah seorang ekstrovert tapi dia jarang bergaul karena hambatan indera penciumannya yang terlalu peka. Hal ini membuat Suma hanya punya satu teman saja, yaitu Arya. 

Awalnya, aku sebal banget sama Suma karena menurutku dia itu aneh. Dia memusuhi Jati, padahal Jati nggak ngapa-ngapain. Dia bawaannya kesal terus kalau melihat Jati bahkan sampai membuka rahasia Jati untuk menjatuhkan Jati demi ambisinya.

Perkembangan karakter Suma nggak terlalu banyak mengalami perubahan. Perubahan yang dialami cuma perlakuan dia terhadap Jati, yang semula benci banget dengan Jati malah ujungnya nggak mau jauh-jauh dari Jati.

Raras Prayagung

Raras Prayagung digambarkan sebagai seorang wanita tua yang masih sehat dan kuat. Raras punya sifat peduli, sangat ambisius, dan digambarkan sebagai karakter yang sempurna karena berhasil menjadi wanita yang kaya dan berpengaruh di usia muda.  

Kepedulian Raras Prayagung terhadap hal-hal kecil, ternyata ia gunakan untuk melancarkan ambisinya. Seolah kepeduliannya itu menjadi sebuah alasan untuk memaksa orang lain melakukan hal sesuai kehendaknya. Menurutku, Raras ini sering melakukan gaslighting kepada mereka yang lemah untuk mengikuti keinginannya.

Perkembangan karakter Raras sebenarnya nggak terlalu kentara tetapi Raras dibuat sebagai orang yang baik dan lemah lembut di awal cerita sehingga memberikan kesan pertama yang bagus. Padahal sejak sebelum ekspedisi dimulai, Raras memang sudah punya sifat serakah dan punya ambisi yang kuat.

Keunikan Karakter Lainnya

Selain penggambaran tiga karakter utama yang rinci, Dee Lestari memberikan keunikan masing-masing bagi setiap karakternya agar mudah diingat oleh pembaca. Misalnya:
  • Anung sebagai pria tua yang linglung dan nggak nyambung kalau diajak berbicara.
  • Sarip dengan logat Betawi yang kental.
  • Khalil dengan ciri khas kumis dan pecinya.
  • Nurdin dengan perut buncit dan keegoisannya.

Keserakahan Menjadi Sebuah Pelajaran Utama

Setelah membaca buku Aroma Karsa secara keseluruhan, aku mendapatkan pelajaran baru. Bahwa:
Jika kita menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, maka bukan keberhasilan yang akan kita dapatkan melainkan petaka dan kesengsaraan. 

Amanat yang disisipkan oleh Dee Lestari dalam buku Aroma Karsa ini membuka pemikiran kita bahwa apa yang pernah kita tabur akan kita tuai di masa mendatang. Apa yang kita lakukan di masa lalu akan mendapatkan balasannya di kemudian hari. Karma.

Kutipan Favorit dalam Buku Aroma Karsa

Kutipan tentang rezeki:
Jika rezeki adalah satuan, di mata Nurdin waktu adalah mistar yang dibagi oleh garis-garis rezeki.
— Dee Lestari, Aroma Karsa Bab 3
Kutipan tentang memaknai kekurangan:
Saya percaya, apa yang terlahir bersama kita adalah anugerah.
— Komandan Mada dalam Aroma Karsa Bab 4

Kesan Setelah Membaca Buku Aroma Karsa

Setelah membaca buku Aroma Karsa secara keseluruhan dan tiba pada halaman Tentang Penulis, rasanya aku nggak rela buku itu tamat. Walaupun drama banget, tapi rasanya sesak waktu baca halaman Tentang Penulis dan membuat aku meneteskan air mata. Belum mau pisah dengan Dee Lestari dan Jati Wesi huhuhu.

Buku ini berhasil membuat aku gagal move on! Aku sampai baca ulang buku ini hanya untuk melihat sosok Jati Wesi. 

Penilaianku terhadap buku ini: ⭐⭐⭐⭐⭐ (Recommended and I love it!)

Aku rekomendasikan buku ini untuk kamu yang suka membaca kisah fantasi dan misteri. Buku ini cocok untuk dibaca oleh remaja dewasa yang berusia 18 tahun ke atas. Jadi, hati-hati untuk pembaca di bawah umur karena terdapat bagian cerita yang melibatkan erotisme di dalam karya sastra ini. 

Sekian ulasan yang aku paparkan untuk novel Aroma Karsa karya Dee Lestari. Aku berharap Dee Lestari bisa menghasilkan novel-novel misteri seperti buku Aroma Karsa lebih banyak lagi.

Sekarang, kamu sedang baca buku apa? Bisikin dong di kolom komentar! 

Sampai jumpa di lain waktu. Selamat membaca!

Have a nice day,


Michiko ♡

Picture by nadhishafa

18 April 2021

Tamparan Keras untuk Si Tukang Insecure

9:43 PM 1 Comments
Kamu butuh penyemangat? Mungkin, kutipan-kutipan ini bisa jadi penyemangat untuk kamu yang sedang overthinking, insecure, merasa down, stres, depresi, cemas, dan sebagainya.

Hari ini, aku menonton sebuah drama Korea yang menyinggung tentang psikologi manusia. Kisah drama ini menceritakan tentang kehidupan psikiater yang menghadapi pasien dengan bermacam-macam gangguan psikis. Drama Korea ini berjudul Fix You (Soul Mechanic).

Aku belum selesai menonton keseluruhan episodenya. Akan tetapi, baru delapan episode berjalan, aku sudah menemukan beberapa kutipan yang langsung aku masukkan ke dalam catatan bank motivasiku. Next time, kalau aku sudah selesai menonton drama ini, aku akan buatkan ulasan drama Korea Fix You di postingan selanjutnya ya!

Sekarang, kita akan fokus dulu pada kutipan yang ada di dalam drama ini. Kalau mau baca review drama yang lain bisa baca di sini

Aku, sebagai seorang overthinker yang langganan banget insecure, merasa "gue banget" dengan kutipan-kutipan yang ada di drama ini. Apa saja sih kutipan yang ada di dalam drama ini? Yuk, simak tulisan ini sampai habis!
Tamparan Keras untuk Si Tukang Insecure
Ini lah beberapa kutipan penyemangat untuk si Overthinker yang sering insecure.

1. Salah Itu Manusiawi

Melakukan kesalahan bukanlah apa-apa dibandingkan dengan prestasimu
— Dr. Lee sang Psikiater, Fix You Eps. 1

Kutipan ini dilontarkan oleh seorang psikiater bernama dr. Lee untuk menyemangati seorang pemain sepak bola hebat yang sedang merasa tidak percaya diri karena pernah kalah saat bertanding.

Makna kutipan

Hidup nggak selalu sempurna. Kita adalah seorang manusia yang nggak pernah luput dari kesalahan. Satu kegagalan nggak bisa dibandingkan dengan jutaan prestasi yang kita raih. Jangan menyerah dan berhenti hanya karena kita mengalami satu kegagalan. Sebab, ada seribu prestasi yang bisa kita raih.

Aku pribadi suka dengan kutipan ini karena melihat fakta dalam kehidupan bahwa nggak banyak orang-orang sukses yang bisa bangkit lagi setelah mengalami sebuah kegagalan. 

Ketahui strategi untuk bangkit dari  kegagalan: Memaknai Kegagalan

2. Jangan Ikuti Standar Orang Lain

Jangan mengukur diri dari standar yang ditetapkan oleh orang lain. Pujian dan makian semua hanyalah angin lalu. Mereka tidak bertahan lama.
— dr. Lee, Fix You Eps 3

Kutipan ini diucapkan oleh dr. Lee dalam podcast-nya.

Makna kutipan

Kita nggak harus selalu mengikuti standar dan keinginan orang lain sampai mengesampingkan kebahagiaan kita sendiri. Kita nggak perlu merasa kurang atau nggak berguna, hanya karena kita nggak bisa memenuhi ekspektasi orang lain. Kita nggak harus selalu memenuhi ekspektasi orang lain sampai lupa membahagiakan diri sendiri hanya untuk mendapatkan validasi dan pujian dari orang lain.

Kenapa aku suka dengan salah satu kutipan ini? Sebab, kita hidup di lingkungan yang punya standar tinggi dan dituntut serba sempurna. Bahkan masyarakat sampai lupa, kalau kita cuma manusia biasa yang nggak sempurna. Misalnya, harus putih dan kurus kalau mau dianggap cantik, usia 23 tahun harus punya karir cemerlang, usia 25 harus sudah punya rumah sendiri, usia 27 tahun sudah harus punya pasangan, usia 30 harus sudah punya anak, dan hal-hal lain yang membuat pekak telinga.

Setelah menginjak usia standar yang ditetapkan masyarakat, apakah perjalanan hidup kita semulus itu? Nggak. Setiap orang punya jalannya masing-masing sekalipun kita menginjak usia yang sama. Akan tetapi, kita nggak punya kemampuan crowd control untuk mengubah standar dan tuntutan orang di sekitar kita. Kita cuma bisa mengatur diri kita agar nggak perlu mengubah hidup kita sepenuhnya demi memenuhi standar orang lain. 

3. Diri Sendiri Bisa Menjadi Musuh Utama

Musuh yang paling berbahaya adalah dirimu sendiri.
— dr. Lee, Fix You eps 4

Makna kutipan

Diri sendiri adalah seseorang yang paling mengerti kita. Akan tetapi, diri sendiri juga bisa jadi yang paling jahat dalam hidup kita. Pikiran kita sendiri yang sering membuat kita terjatuh dan terluka.

Aku suka dengan kutipan ini karena ini merupakan tamparan keras untuk orang yang langganan overthinking, kayak aku. Mungkin sebagian dari kamu juga tertampar dengan kutipan ini. Kenapa sih diri kita sendiri bisa jadi musuh paling berbahaya? Sebab, pikiran negatif kita lah yang bisa menjatuhkan mental kita sendiri.

Kerap kali dalam kasus overthinking, pikiran kita suka bilang hal-hal negatif kepada diri kita sendiri. Kalimat yang sering diucapkan pikiran kita kepada diri kita sendiri: 
  • "Kayaknya aku nggak bisa deh."
  • "Aku nggak berguna banget sih."
  • "Orang-orang benci sama aku ya?"
  • "Aku tuh bego banget sih, gini aja nggak bisa?"
  • "Orang lain umur segini sudah punya rumah, aku masih jadi kacung perusahaan."

Kalimat-kalimat itu kan yang biasanya dikatakan oleh pikiran kita sendiri? Padahal kalimat itu sama saja kayak ucapan musuh yang paling toxic dan bisa menghancurkan kepercayaan diri kita sendiri. Ini bisa jadi tanda kamu belum berdamai dengan diri sendiri. 

Baca juga tips biar nggak toxic pada diri sendiri: 4 Tips Berdamai dengan Diri Sendiri

Nah, itulah kutipan-kutipan penyemangat dan tamparan keras untuk kamu yang sering overthinking, insecure, merasa down, cemas, dan semacamnya. Semoga kutipan ini bisa membantu kita untuk mengembangkan diri menjadi orang yang lebih baik lagi. Mulai sekarang, jangan jahat lagi sama diri sendiri ya? Ayo kita mulai perubahan dari diri sendiri!

Apa kutipanmu hari ini? Apa makna kutipan itu bagimu? Yuk, tulis jawabanmu di kolom komentar!

Sekian tulisan untuk hari ini.
Have a nice day,


Michiko ♡

#JejakWarnaWritingChallenge #Day7
Hashtag:
#JejakWarnaWritingChallenge #GetCloserToMe #Day7

Challenge by JejakWarna.id
Picture by Gabrielle Audu on Unsplash

11 Desember 2020

Belajar Bersyukur dari Drama Korea: 18 Again

5:00 PM 0 Comments

Drama korea seringkali dijadikan kambing hitam karena kisahnya yang kelewat uwu alias gemas gitu. Orang-orang yang nggak pernah nonton drama korea kebanyakan punya pemikiran stereotip kalau drama korea itu cuma kisah cinta antara cewek bucin dan cowok yang kelewat romantis. Walaupun aku akui memang banyak drama korea yang begitu, jangan salah, banyak banget makna yang terkandung dalam kisahnya. Nggak selalu jadi kisah romantis yang picisan kok. Drama korea juga banyak memberikan pesan-pesan tentang kehidupan yang bermakna. Salah satunya adalah drama korea '18 Again'.


Disclaimer

Postingan ini mungkin akan mengandung spoiler drama korea 18 Again. Bagi yang belum menonton dan benci dengan spoiler, kalian tetap bisa baca isi postingan ini dengan skip bagian spoiler setelah membaca sinopsis. Kalau beberapa dari kalian siap dengan spoiler yang akan diberikan pada postingan ini, silakan baca dari awal sampai akhir.


Poster Drama Korea '18 Again'

Sebelum masuk ke dalam pembahasan utama, mari ketahui sedikit tentang drama ini. 

Judul: 18 Again

Direktur: Ha Byung Hoon

Penulis: Kim Do Yeon, An Eun Bin, Choi Yi Ryun

Jumlah Episode: 16 Episode

Jadwal Tayang: 7 September sampai 10 November 2020 (Setiap Senin dan Selasa pukul 21:30 KST)

Channel: JTBC

Sumber: Asianwiki.com


Sinopsis Drama

Masa-masa ketika berusia 18 tahun itu gold age banget. Kita bisa melakukan apa aja yang kita sukai, juga sebagai tolakan untuk menggapai mimpi. Drama Korea '18 Again' menceritakan kisah tentang seorang laki-laki yang harus menjalani hidup sebagai seorang ayah sejak dia berusia 18 tahun. Kehadiran kedua anak kembarnya ini membuat kedua orang tuanya harus menunda mimpi mereka karena harus mengurus kedua buah hatinya. Mereka banting tulang, hidup susah untuk membesarkan kedua anaknya. Suatu hari, sang Ayah (Hong Dae Young) mengucapkan kata-kata yang mengungkapkan penyesalannya mengapa harus mengorbankan mimpinya ketika masih muda karena "kecelakaan" itu. Hong Dae Young berpikir, seandainya dulu dia nggak meninggalkan lapangan basket saat pertandingan kejuaraan, mungkin hidupnya akan jauh lebih baik daripada saat ini. 


Suatu malam, Hong Dae Young galau karena tiba-tiba digugat cerai oleh istrinya. Akhirnya, dia mampir ke lapangan basket dan melempar bola basket ke ring. Keajaiban pun terjadi. Tiba-tiba dia jadi muda kembali. Sejak saat itulah, kisah ini dimulai. Banyak kisah yang nggak pernah Dae Young ketahui semasa dia menjadi seorang ayah. Dia nggak tahu alasan istrinya menggugat cerai, dia nggak tahu tentang mimpi anak-anaknya, sampai akhirnya dia sendiri yang membuka mata dan melihat apa yang sebenarnya terjadi pada anggota keluarganya.


[!!!] SPOILER ALERTKlik di sini untuk lompati spoiler ] 


Hong Dae Young hidup sebagai seorang pekerja reparasi barang. Dia sering diperlakukan semena-mena oleh pelanggannya dan atasannya. Tetapi dia tahan amarah itu, dia nggak mau resign dari pekerjaannya karena mau menghidupi kedua anaknya yang sudah berusia delapan belas tahun. Lagipula dia juga sebentar lagi akan dipromosikan. Jadi, dia legowo aja gitu jadi tukang reparasi walaupun sering diperlakukan semena-mena. 


Suatu hari, istrinya tiba-tiba memberikan surat cerai kepada sang suami tanpa menyebutkan alasan mengapa dia menggugat cerai suaminya, malah disuruh mikir sendiri. Jelas, Dae Young nggak mau menandatangani surat itu karena dia nggak tahu alasannya. Dae Young yang galau itu mencari hal untuk melepaskan beban pikirannya, dia pun akhirnya mengajak kedua anaknya makan bersama sekalian tanya tentang rencana hidup anaknya. Ketika ditanya terkait masa depannya setelah lulus, Hong Si A (anak perempuan) berkata kalau dia nggak mau melakukan apa-apa setelah sekolah. Sedangkan ketika bertanya kepada anak yang satunya, Hong Siwoo (anak laki-laki), tentang minatnya dalam bermain basket, Si Woo berkata kalau dia nggak tertarik main basket untuk mengikuti jalur ayahnya. Akhirnya, percakapan mereka berhenti di sana.

Suatu malam, Dae Young menghadiri sebuah pertemuan perusahaan. Saat itu pula, dia merasa senang karena sebentar lagi dipromosikan. Namun, kejadian malam itu nggak sesuai rencana. Alih-alih dipromosikan, dia malah dimutasi ke Busan. Ternyata, yang dipromosikan malah orang dalam alias keluarga atasannya. Malam itu, dia nggak terima dengan keputusan itu tetapi hal itu nggak mengubah keputusan atasannya. Justru dia tambah diinjak-injak oleh atasannya dan membuat dia marah. Dia pun mengamuk. Dia menghajar atasannya dan dia berhenti bekerja saat itu juga. 

Sepulangnya dari pertemuan itu, dia galau dan bingung karena sekarang jadi seorang pengangguran bahkan lebih buruk daripada menjalani pekerjaan sebagai tukang reparasi. Akhirnya, pemikiran itu mulai muncul, seandainya dulu dia tetap bermain basket mungkin saat itu dia bakal menjadi pemain basket profesional atau seenggaknya dia punya karir yang cemerlang. Akhirnya, dia mampir ke lapangan basket sekolahnya yang dulu (SMA Serim) dan mengambil bola basket. Dia perhatikan bola itu lama banget dan berpikir seandainya ada cara untuk kembali. Kemudian, dia melemparkan bola itu ke ring. Keajaiban pun terjadi, dia jadi muda kembali.

Sepulang dari lapangan basket, dia pergi ke sebuah minimarket. Dia juga belum menyadari kalau rupanya sudah berubah menjadi seorang pemuda. Saat dia akan membeli bir, dia dimintai kartu identitas. Dae Young yang sudah tua merasa lucu karena diminta kartu identitas. Saat melihat ke penjaga kasir, dia langsung berteriak marah. Ternyata, penjaga kasir itu adalah anak perempuannya, Hong Si A. Hong Si A bekerja part time di minimarket itu tanpa pengetahuannya. Namun, Si A yang nggak tahu kalau itu bapaknya, jelas takut karena diserang orang asing dan melaporkan dia kepada pemilik toko serta mengancam akan memanggil polisi. Dae Young yang marah pun melihat ke pintu kaca, dia melihat bayangan wajahnya yang menjadi muda dan seumuran dengan anaknya. Dia kaget bukan kepalang saat melihat wajahnya. Akhirnya, dia kabur dan nggak melanjutkan keributan di toko itu.

Selama bertengkar dengan istrinya, dia tinggal di rumah teman dekatnya, Go Dok Jin. Saat pulang, Dok Jin kaget karena ada orang asing masuk ke dalam rumahnya. Dia mengeluarkan senjata untuk mengusir orang asing itu yang ternyata adalah Dae Young yang sudah berubah jadi pemuda. Setelah beberapa lama keributan terjadi sampai rumah jadi kapal pecah, Dok Jin pun menyadari kalau itu adalah Dae Young. Dok Jin pun menanyakan cara Dae Young bisa kembali muda tetapi Dae Young sendiri nggak tahu caranya. Itu hanya terjadi secara tiba-tiba, begitu saja. Dae Young pun ingin memanfaatkan keajaiban itu. Dia punya satu permintaan, dia ingin sekolah lagi dengan Dok Jin berpura-pura sebagai ayahnya. 

Hong Dae Young pun membuat identitas baru dengan nama Go Woo Young. Ini lah hari pertama dia kembali sekolah dan menjalani hidup sebagai seorang pemuda. Dia nggak mau melewatkan kesempatan yang telah dianugerahkan kepadanya, dia mau meraih mimpi yang semasa muda pernah disia-siakannya. Kebetulan, saat dia masuk sekolah, dia sekelas dengan kedua anaknya. Saat itu pula, dia tahu perangai anaknya di sekolah.

Dae Young yang saat itu akan pergi ke toilet mendengar seseorang meminta dibukakan pintu dari luar. Ternyata, orang yang terkunci di dalam toilet adalah anaknya sendiri, Hong Si Woo. Dae Young kaget saat mengetahui Si Woo dirundung teman sekolahnya. Belum sempat menjawab pertanyaan Dae Young, Si Woo sudah bergegas pergi. Dae Young nggak tahu soal perundungan yang dihadapi Si Woo. Saat itu pula, ia merasa nggak enak hati karena nggak pernah mengetahui kehidupan anaknya yang bisa dibilang sengsara di sekolah. 

Dae Young ingin menanyakan alasan Si Woo dirundung kawannya. Saat Dae Young berniat mengejar Si Woo, dia malah dihadang anak perempuannya. Dia dibawa ke atap oleh Si A dan dirundung di sana. Dae Young terkejut melihat perangai anak perempuannya di sekolah. Dia pun merasa seperti bukan melihat anaknya. Dae Young yang kesal pun, mengungkit tentang Si Woo yang dirundung kepada Si A. Akan tetapi, Si A nggak terkejut sama sekali. Dia sebenarnya sudah mengetahui tentang perundungan Si Woo. Hanya saja dia nggak pernah melaporkannya kepada Dae Young.

Di kantin sekolah, Dae Young menghampiri Si Woo yang sedang makan. Datanglah Goo Ja Sung dan kawanannya, anggota tim basket yang merundung Si Woo. Dae Young melihat langsung Ja Sung yang merundung Si Woo dengan melempar bola basket ke kepala Si Woo. Emosi Dae Young pun meluap, dia mencoba melindungi anaknya dan menjadi kawan untuk Si Woo dengan identitas Woo Young. 

Dae Young stres melihat perangai kedua anaknya di sekolah dan nasib Si Woo yang dirundung di depan matanya. Dia pun mampir ke halaman belakang sekolah untuk merokok. Saat dia sampai di sana, dia melihat seorang pelajar perempuan juga merokok di halaman belakang. Saat dihampiri, ternyata itu adalah Si A. Dae Young berseru marah melihat anak perempuannya merokok di sekolah. Namun, Si A justru balas berteriak kalau Dae Young juga sama tukang merokok. Sejak saat itu, ingin sekali Dae Young mengungkapkan identitasnya dan mengaku kalau dia adalah bapaknya karena Si A nggak mau mendengarkan dia. Akan tetapi, dia mengurungkan niatnya. 

Kebetulan Woo Young yang mau merokok itu ketahuan gurunya. Dia pun melaporkan diri kalau dia merokok bersama Si A. Mereka berdua pun dimarahi di ruang guru bersama. Saat dimarahi gurunya di ruang guru, gurunya menyuruh orang tuanya untuk datang. Kemudian, Jung Da Jung (ibunya Si A sekaligus istrinya Dae Young) dan Go Dok Jin (ayah gadungan Woo Young) datang menemui gurunya. Itulah pertama kalinya Da Jung bertemu Woo Young. Dae Young terkejut saat melihatnya dan menutupi wajahnya tetapi Da Jung nggak menyadari kalau itu adalah Dae Young, dia cuma menganggap kalau Woo Young punya wajah yang mirip dengan Dae Young saat masih muda sehingga dia sempat salah paham kalau Woo Young adalah anak hasil perselingkuhan Dae Young yang dititipkan kepada Dok Jin. Setelah melalui kesalahpahaman itu, akhirnya Da Jung mengerti dan menganggap Woo Young hanya sebatas teman anaknya, Si Woo. 

Namun, sudut pandang Dae Young terhadap Da Jung nggak berubah, dia tetap perhatian kepada Da Jung dan melidunginya selayaknya istrinya sendiri walaupun dia nggak bisa mengungkap identitas Woo Young yang sebenarnya. Saat Da Jung berhasil bekerja di JBC, yang mana dulu mimpinya adalah menjadi seorang presenter, alih-alih pura-pura nggak tahu, Woo Young malah ikut mendukung Da Jung dan turut senang mendengarnya. Woo Young pun sering memberikan perhatian kepada Da Jung dan banyak cerita tentang Si A dan Si Woo. Sejak saat itu, Dae Young tahu seberapa sulitnya Da Jung menghadapi Si A dan Si Woo selama dia nggak berada di sisi Da Jung. Dae Young juga mulai mendekati kedua anaknya sebagai Woo Young agar dia bisa mengetahui lebih jauh tentang anaknya.

Suatu malam, Dae Young melihat Si Woo bermain basket sendirian. Padahal, saat ditanya, Si Woo pernah bilang kalau dia nggak tertarik main basket seperti ayahnya. Dae Young pun menghampiri Si Woo. 
"Kukira kamu nggak tertarik untuk bermain basket."
Siwoo yang masih sibuk bermain basket berkata, "Siapa bilang aku nggak tertarik?"
Mendengarnya, Dae Young paham kalau Si Woo sebenarnya memiliki ketertarikan terhadap basket. Namun, Si Woo berbohong kepada ayahnya. Dae Young yang saat itu berada di posisi Woo Young hanya diam, nggak berkomentar karena Si Woo hanya melihat dirinya sebagai Woo Young, kawan baru yang nggak tahu apa-apa tentang Si Woo. 

Melihat ketertarikan anaknya, Dae Young pun berniat untuk membantu Si Woo agar bisa bergabung dengan tim basket. Keesokan harinya, Dae Young pun mengajak Si Woo untuk melawan Goo Ja Sung, si anggota tim basket, penyebab Si Woo nggak mau gabung tim basket. Woo Young menantang Ja Sung untuk melakukan pertandingan basket dua lawan dua dengan perjanjian jika Woo Young dan Si Woo menang, maka Ja Sung harus berhenti merundung Si Woo dan Si Woo boleh bergabung dengan tim basket. Setelah bertanding, Woo Young dan Si Woo pun memenangkan pertandingan. Sejak kemenangan itu, Si Woo dan Woo Young pun bergabung dengan tim basket SMA Serim.

Di sekolah, saat jam pelajaran olahraga, Si A sakit dan jatuh pingsan. Dae Young dengan cepat kilat menggendong Si A dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Saat Si A tertidur, Dae Young memperhatikan wajah Si A, dia merindukan anaknya yang saat itu sudah beranjak dewasa. Dia pun mengelus rambut Si A. Si A yang terbangun langsung menepis tangannya juga marah karena melihat Woo Young mengelus rambutnya. Padahal saat itu Dae Young sangat khawatir tentang kesehatan Si A. 

Saat berada di rumah sakit, Si A dijenguk oleh teman kecilnya, Seo Ji Ho. Mereka berdua mengobrol di halaman rumah sakit. Saat itu pula, Dae Young menguping pembicaraan mereka. Si A mengatakan kepada Ji Ho, bahwa ayahnya nggak pernah peduli dengan mereka. Bahkan saat Si A sakit pun ayahnya nggak tahu tentang itu. Dae Young yang mendengar ungkapan perasaan Si A merasa sedih. Dia ingin mengatakan bahwa dia, ayahnya, ada di sana bersama Si A. Namun, wujudnya sebagai Woo Young membuatnya urung untuk mengungkapkannya. Di saat yang bersamaan, Dae Young mendapatkan telepon dari Da Jung. Da Jung menanyakan keberadaan Dae Young, Dae Young jelas nggak bisa mengatakannya. Jadi, dia jawab kalau dia ada di Busan. Namun, Da Jung tahu kalau Dae Young berbohong karena dia menerima surat pemecatan dari kantornya. Saat itu lah, Dae Young merasa menjadi seorang ayah yang tidak pernah mengerti keadaan keluarganya sendiri. 

Beberapa hari berlalu, Da Jung terus mendesak Dae Young untuk hadir di sidang perceraian tetapi Dae Young kukuh nggak mau datang karena alasan Da Jung nggak punya alasan jelas untuk menggugat cerai. Dae Young bahkan sempat mengira kalau itu terjadi karena Da Jung selingkuh. Akan tetapi, Dok Jin yang saat itu bersamanya, menyuruh Dae Young untuk mengingat kembali apa yang telah Dae Young perbuat sampai Da Jung meminta cerai. Setelah diingat kembali, ternyata alasannya karena ucapan penyesalan yang pernah diucapkan Dae Young saat mabuk. 

Saat itu Dae Young menghadiri acara reuni, teman-teman seangkatannya memamerkan karir dan kekayaan, sedangkan Dae Young hanya bekerja sebagai seorang tukang reparasi. Teman-temannya memandang Dae Young dengan sebelah mata dan Dae Young merasa kesal. Dia pun minum sampai mabuk dan melampiaskan amarahnya kepada Da Jung. Saat itu dia berkata bahwa dia menyesal bertemu dengan Da Jung sehingga mengalami kesengsaraan. Dae Young yang mengingatnya, menyesali ucapannya. Dia pun mengakui kesalahannya dan datang ke sidang perceraian. Dia meminta maaf kepada Da Jung secara langsung dengan wujudnya sebagai Woo Young.

Sejak melihat kehidupan istri dan anaknya dari sudut pandang Woo Young, Dae Young menyesal. Dia bahkan nggak merasa menjadi ayah yang baik untuk anak-anaknya. Untuk menebus rasa bersalahnya, Dae Young tetap berada di sisi Da Jung dan kedua anak-anaknya. Dae Young juga merangkul dan memperhatikan kedua anaknya sambil menjalani kehidupan barunya sebagai Woo Young, siswa SMA. Dia juga menikmati masa mudanya lagi dan mencapai mimpinya untuk bermain basket kembali.

Woo Young dan Si Woo masuk ke dalam tim untuk pertandingan kejuaraan, saat itu Si Woo meminta waktu sendiri. Woo Young pun meninggalkan Si Woo di lapangan basket dan pada saat yang bersamaan dia menerima telepon dari Si Woo. Si Woo meminta ayahnya untuk datang, tetapi Dae Young yang masih berwujud Woo Young beralasan kalau ia tidak bisa datang untuk menonton pertandingannya. Hal itu membuat Si Woo sedih. Dae Young yang saat itu bersamanya, kembali menghampiri Si Woo. Si Woo pun bercerita alasan dia bergabung dengan tim basket untuk membanggakan ayahnya. Dae Young yang mengetahuinya, merasa bingung karena dia nggak bisa memberikan dukungan kepada anaknya sebagai seorang ayah.

Saat bimbingan konseling tentang karir, Dae Young sempat menguping tentang rencana karir Si A. Si A memutuskan untuk nggak melanjutkan kuliah. Awalnya, dia terkejut mendengarnya. Saat mengobrol dengan Si A dan bertanya alasannya, ternyata Si A ingin masuk ke sekolah tata rias dan tertarik dengan make up, maka dari itu dia kerja part time untuk mengumpulkan uang. Banyak kisah yang nggak diketahui oleh Dae Young sebagai seorang ayah, tetapi dia bisa tahu saat dia menjadi Woo Young. Itu lah alasan dia nggak mau mengungkapkan rahasianya.

Namun, hari demi hari, kenangan kebersamaan itu justru kembali membuat Dae Young gagal move on. Kesenangan itu berubah menjadi sebuah penyesalan, apalagi ketika mengetahui kalau kedua anaknya sangat merindukan ayahnya dan ingin bertemu dengannya. Si A selalu cerita kalau dia merindukan ayahnya, walaupun ayahnya menyebalkan tetapi ayahnya tetap sayang kepada Si A. Si Woo juga bercerita kepada Woo Young bahwa dia masuk ke tim basket karena ingin membanggakan ayahnya tetapi ayahnya nggak bisa hadir di pertandingannya. Namun, Dae Young nggak bisa melakukan apa-apa karena dia berwujud sebagai seorang pelajar SMA. 

Dae Young akhirnya sadar, bahwa apa yang dilalui selama hidupnya ini semua demi anaknya dan keluarganya. Hal itu membuat dia ingin kembali menjalani hidup normal sebagai seorang Hong Dae Young bukan Woo Young. Dia pun memutuskan untuk mengaku kepada Da Jung bahwa Woo Young sebenarnya adalah Dae Young. 

Setelah beberapa lama berusaha untuk meyakinkan Da Jung bahwa Woo Young adalah Dae Young, akhirnya Da Jung pun percaya. Dae Young pun mengajak Da Jung balikan dan kembali pacaran seperti anak muda. Sebab, saat Da Jung masih muda dia sibuk membesarkan kedua anaknya sehingga nggak pernah merasakan pacaran ala anak muda. Namun, hubungan mereka justru menuai pandangan aneh dari orang-orang sekitar yang mengira bahwa Woo Young adalah anaknya Da Jung. Saat itulah, Da Jung kembali berpikir untuk melepaskan Dae Young seutuhnya, terlebih karena perbedaan umur mereka saat itu. 

Malam sebelum pertandingan, Da Jung mengungkapkan alasan ia menggugat cerai Dae Young karena ingin membebaskan Dae Young agar nggak seterusnya hidup dalam penyesalan. Sedangkan, saat itu Dae Young benar-benar ingin kembali bersama Da Jung dan kedua anaknya. Namun, Da Jung tetap bersikeras untuk meninggalkannya. 

Hari patah hati untuk Dae Young pun tiba. Dia menangis dan merajuk, ingin hidupnya kembali seperti semula. Dia berlari ke lapangan basket SMA Serim, melempar bola ke ring berulang kali. Berharap keajaiban itu akan kembali. Akan tetapi, setiap dia melihat ke cermin, wajahnya nggak berubah juga. 

Tiba hari pertandingan basket dimulai, Da Jung mengurungkan niatnya untuk menonton Si Woo bermain basket. Sebab, dia tahu bahwa Woo Young juga akan bermain di sana. Sedangkan, semalam dia mencoba melepaskan Dae Young dan meninggalkannya. Dia nggak mau kalau setelah mematahkan hati Dae Young, Dae Young akan pergi mengejarnya seperti delapan belas tahun lalu, awal mula kehancuran karir Dae Young. Da Jung nggak mau mengulanginya. Dia nggak mau menghancurkan hidup Dae Young untuk kedua kalinya. Akhirnya, dia pergi dan berjalan menyusuri jembatan. 

Saat Da Jung menelusuri jembatan, Woo Young berdiri di depannya, menghadang Da Jung. Da Jung terkejut melihat Woo Young yang nggak berada di lapangan basket. Da Jung pun marah karena pilihan yang dibuat Dae Young untuk nggak ikut pertandingan basket (lagi). Da Jung nggak mau Dae Young menyesali hidupnya untuk kedua kalinya. Dia juga merasa bersalah karena delapan belas tahun yang lalu mengaku hamil saat Dae Young sedang bertanding. 

Dae Young pun berkata, "Ini semua bukan salahmu. Ini berkat kau. Tidak akan ada penyesalan lagi. Melihat kedua anakku tumbuh, lebih membahagiakan daripada saat aku memenangkan pertandingan basket. Aku tidak menyadari betapa berharganya momen itu. Setiap ada masalah, aku justru menghadapinya dengan penyesalan. Memimpikan kehidupan yang tidak pernah aku jalani. Aku bertanya-tanya, apakah aku akan bahagia hanya karena bermain basket? Sekarang, aku tahu kehidupan seperti apa yang aku inginkan. Kamu tidak menghancurkan hidupku. Kamu memberikan kesempatan untukku dan keputusan yang aku ambil saat itu adalah keputusan yang terbaik dalam hidupku. Aku tidak akan melewatkan kesempatan itu."

Lewat pengakuan itu, rupa Dae Young pun kembali seperti semula. Da Jung yang sangat merindukan Dae Young pun merasa sangat senang melihat Dae Young kembali. 

Setelah itu, Dae Young pun datang bersama Da Jung untuk menonton pertandingan Si Woo. Datang untuk menyemangati Si Woo yang saat itu merasa kehilangan Woo Young, sekaligus melihat kemenangan tim basket SMA Serim. Kemudian, Dae Young pergi menemui Si A. Si A yang sangat rindu ayahnya tentu bahagia bisa bertemu dengan Dae Young.

Dae Young pun mengajak mereka mengobrol dan meminta izin kepada kedua anaknya untuk rujuk dengan Da Jung. Da Jung dan Dae Young pun menggelar acara pernikahan. Hidup mereka pun terus berlanjut. 

Spoiler Berakhir

Hikmah yang Bisa Dipelajari dari Drama Korea 18 Again

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari drama '18 Again'. Drama ini mengajarkan bagaimana kita untuk menghargai kehidupan walaupun tidak pernah mendapatkan apa yang kita impikan. Juga mengajarkan kita bagaimana belajar dari kehidupan supaya nggak hidup dalam penyesalan. Aku suka banget dengan salah satu ucapan karakternya, Hong Dae Young dan Jung Da Jung.

Hong Dae Young berkata:
Memperlakukan waktuku bersama kalian sebagai sebuah penyesalan adalah kesalahan terbesar dalam hidupku. Ada satu hal yang aku pelajari setelah kembali muda. Berapa pun usiamu, selalu ada hal baru untuk dipelajari. Jika kau menganggapnya penyesalan, tamatlah sudah. Tetapi jika kau menganggapnya sebagai pelajaran, ini menjadi awal yang baru. Aku akan mencoba belajar lebih banyak mulai sekarang, baik soal pekerjaan, kehidupan, atau cinta. Jadi, aku akan mencoba mencari hal yang aku sukai lagi. Aku akan menghabiskan waktuku tanpa penyesalan. 
-- Hong Dae Young, "18 Again" Eps. 16 (2020)

Jung Da Jung berkata:
Kita belum terlambat untuk mempelajari semua yang kita inginkan dan menghargainya. 
-- Jung Da Jung, "18 Again" Eps. 16 (2020)

Hidup mungkin nggak selalu bahagia seperti apa yang dikisahkan dalam dongeng-dongeng yang kisahnya berakhir dengan sempurna. Di dalam kehidupan, pasti kita akan menemukan kesulitan. Namun, dari kesulitan itulah, kita belajar untuk memahami kehidupan, lebih menghargai satu sama lain, dan mencintai satu sama lain. Ada banyak hari-hari lain yang membuat kita lebih bahagia. Kebahagiaan sekecil apa pun itu akan selalu ada dalam hidup kita dan semua orang berhak untuk mendapatkan kebahagiaan itu. 

Penyesalan untuk keputusan yang telah kita buat di masa lalu hanya akan berakhir sia-sia. Namun, apabila kita mempelajarinya, seburuk apa pun pengalaman itu, itu akan membawa kita kepada kehidupan yang lebih baik. Jangan pernah menyesali keputusan yang pernah diambil tetapi berusahalah untuk mencintai keputusan itu dan menerima segalanya dengan lapang dada. Hargai segala yang kita punya sebelum kehilangan semuanya. Dengan begitu, hidup penuh dengan rasa syukur akan membuat hati tenang dan bahagia. Selain itu, tetaplah untuk belajar dari kehidupan karena hidup akan terus berlanjut seperti itu adanya.

Yuk, untuk kita semua yang punya banyak penyesalan karena merasa mengambil keputusan yang salah di masa lalu, mulailah untuk memaafkan diri sendiri. Mungkin nggak mudah untuk melakukannya, tetapi lebih baik mempelajarinya daripada menyesalinya.

Aku sendiri juga pernah punya sebuah penyesalan dan berusaha untuk menerima semuanya. ( Baca juga sepotong kisah penyesalanku: Mimpi, Hanya Tinggal Kenangan dan Masih Iri )
Sebab, apa yang kita inginkan itu memang nggak selalu menjadi kenyataan. Boleh jadi, apa yang kita inginkan itu nggak baik untuk kehidupan kita. Boleh jadi juga, apa yang nggak kita inginkan adalah yang terbaik untuk kita.

Kalian punya suatu penyesalan juga? Kalian boleh lho sharing denganku lewat komentar atau kontak email. Setelah menuliskannya, kalian bisa membacanya dan mulailah untuk mencintai keputusan yang telah kalian buat dan menjadikannya pelajaran. Semangat, guys
( Baca ini jika butuh semangat: Ganbarimashou )

Oke, sekian pelajaran hidup untuk hari ini. Sampai jumpa di lain kesempatan.
Have a nice day


Michiko ♡