13 April 2021

Memaknai Kegagalan

Kegagalan. Siapa yang nggak pernah mengalami hal ini? 

Aku sendiri berulang kali mengalami kegagalan. Mulai dari ditolak penerbit, gagal masuk perguruan tinggi impian, gagal mencapai cita-cita masa kecil, gagal magang ke luar negeri, gagal mendapatkan hasil tes yang baik, gagal mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan, dan masih banyak kegagalan bermakna lainnya yang pernah aku alami.

Baca juga daftar kegagalan yang pernah aku alami: Daftar Kegagalan

Reaksiku? Sedih dan marah pada diriku sendiri. Kadang, aku mempertanyakan banyak hal seperti kenapa aku nggak mampu, kenapa aku nggak sanggup, kenapa aku gagal di titik ini. Kadang, pernah merasa ingin berhenti. Kadang, ingin menyalahkan hal lain atas kegagalan itu. Setiap kali berusaha dan gagal, aku merasa seperti dikhianati oleh hasil. Padahal bisa jadi usaha yang aku lalui belum sepadan dengan keberhasilannya. 

Namun, aku nggak bisa terus-terusan menyalahkan keadaan. Apalagi, dengan kemarahan atau kesedihan yang berlarut-larut itu nggak akan mengubah apa pun, kecuali mentalku sendiri. Sedangkan, keadaan lingkungan akan terus begitu adanya. Sebab, dunia nggak cuma berputar di aku aja, dunia nggak cuma tentang aku. Bukan dunia yang harus menyesuaikan diri dengan aku, justru aku yang harus bisa beradaptasi dengan dunia. 

Baca juga curahan hati tentang kekhawatiran pada masa depan: Insecure Melanda, Aku Ingin Berhenti Menulis

Sebagai pejuang mimpi, orang yang bermimpi untuk menjadi orang sukses, tentu banyak banget jalan yang harus aku tempuh, salah satunya kegagalan. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Kegagalan juga bukan kehancuran.

Memaknai Kegagalan

Kegagalan adalah pelajaran. Kegagalan adalah bagian dari proses. Kegagalan adalah ujian menuju kesuksesan. Orang bilang, kegagalan adalah kunci kesuksesan. Itu benar, aku setuju. 

Ibaratnya, ada banyak pintu menuju kesuksesan. Satu pintu berisi kegagalan, maka kita harus mencari pintu yang lain. Sama seperti ketika kita melakukan kesalahan, kita sebisa mungkin tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kali kan? Begitu juga kegagalan, kita akan banyak belajar darinya. 

Banyak kegagalan yang menemani perjalanan menulisku, baca juga: Pejuang Mimpi

Aku banyak belajar dari menghadapi kegagalan. Aku belajar berlapang dada menerima kenyataan yang nggak sesuai dengan ekspektasi. Aku belajar menghibur diri agar mau bangkit lagi. Aku jauh lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Aku berdiri lebih kuat dengan kedua kakiku sendiri. Aku semakin menambah usahaku untuk mencapai mimpiku. 

Kegagalan akan membuat kita menjadi orang yang kuat, tekun, dan bijak.
— Nadhira Shafa G. (nadhishafa), 2021

Beberapa kegagalan pasti pernah datang kepada kita. Pernahkah kamu sedih karena mengalami kegagalan? Apa yang kamu lakukan ketika kamu menghadapi kegagalan? 

Apakah kamu mencoba jalan yang sama dengan cara berbeda?

Apakah kamu beralih mencari jalan yang lain?

Atau justru menyesalinya dan kapok menemui kegagalan lagi?

Sedih karena kegagalan itu wajar. Marah karena hasil yang tidak memuaskan itu wajar. Namun, jika kita terlalu berlarut-larut dalam kesedihan dan tak mau bangkit lagi, apakah kita akan selalu berbaring di tanah dan terinjak tak berdaya?

Hari ini, kita berbicara tentang kegagalan dan sama-sama memaknainya dalam sudut pandang masing-masing. Semoga, kita bisa saling menguatkan satu sama lain. Semangat! Ada banyak jalan menuju Roma.

Bagaimana cerita tentang kegagalanmu? Apa yang kamu lakukan setelah menghadapi kegagalan? Apa makna kegagalan bagimu? Saling berbagi cerita, yuk!

Kamu bisa tinggalkan kisahmu dan jejakmu di kolom komentar atau formulir kontak. See you!

Have a nice day,


Michiko♡

#JejakWarnaWritingChallenge Day 2

#JejakWarnaWritingChallenge #GetCloserToMe #Day2 

Challenge by @jejakwarna.id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar