Mungkin, beberapa dari kita ada yang masih terjebak dalam nostalgia.
Mungkin, beberapa dari kita ada yang masih dihantui kenangan-kenangan yang
seharusnya sudah dilupakan. Mungkin, beberapa dari kita ada yang masih
kesulitan untuk keluar dari ingatan masa lalu yang dinikmati sendiri.
Mungkin, beberapa dari kita juga ada yang belum bisa melupakan kisah bersama
orang yang telah pergi walaupun waktu telah jauh berlalu, misalnya enam
bulan, satu tahun, tiga tahun, lima tahun, bahkan sepuluh tahun.
Ilustrasi hati yang terluka by Nadhira Shafa |
Beberapa masalah yang muncul dalam hidup ini selalu ada solusinya,
guys, termasuk masalah percintaan dan per-move-on-an. Hanya
saja, kendalanya antara kita sudah menemukan solusinya atau belum. Sebenarnya,
solusi untuk permasalahan ini ada banyak banget. Kendala yang kedua, kita mau
atau nggak untuk mengeksekusinya. Nah, pada postingan kali ini aku akan
membahas tentang stategi move on agar nggak terjebak dengan masa lalu
secara terus menerus. Simak beberapa poin berikut ini ya.
1. Niat
Niat adalah kunci penting untuk segala perbuatan. Seperti yang disebutkan
suatu pepatah:
Setiap perbuatan tergantung pada niatnya.
Tanpa niat, kita nggak akan punya kemauan untuk melakukan sesuatu karena
bawaannya jadi malas untuk melakukannya. Dalam kasus ini, niat itu paling
penting dari semua poin yang akan disebutkan. Sebab, mau sebanyak apa pun tips
move on yang kita cari tetapi kita nggak punya niat untuk
mengeksekusinya, maka semua itu akan sia-sia. Percuma kan, kalau hanya tahu
teorinya tetapi nggak bisa praktiknya. Maka dari itu, sebelum mencari cara
untuk move on, siapkan hati dan tekad terlebih dahulu supaya perjalanan
move on jadi lancar. Nggak enak kan kalau kita sedang proses
move on tiba-tiba ada teman yang ngomongin dia, bikin gagal
move on lagi karena niatnya setengah-setengah padahal saat itu
progresnya sudah 70 persen misalnya. Sayang banget kan kalau kita harus
mengulang dari awal.
Jadi, mau dikasih tahu tips move on sampai mulut berbusa pun kalau
nggak niat, nggak akan pernah bisa move on. Ujungnya, pasti beralasan
dan keras kepala kalau dikasih tahu. Jadi, buat teman-teman semua yang mau
move on, harap untuk kuatkan niat terlebih dahulu.
2. Ikhlas
Ikhlas merupakan salah satu kunci yang selalu digunakan untuk move on.
Untuk apa move on kalau kita belum mengikhlaskan orang itu pergi.
Biasanya, kalau kita nggak ikhlas akan kepergian seseorang, itu akan membuat
kita jadi menyimpan sebuah dendam, entah dendam kepada manusia atau mengutuk
langit atas semua takdirnya. Dendam kepada manusia membuat kita semacam merasa
bahagia kalau orang yang telah pergi meninggalkan kita itu menderita, entah
dia performanya turun di kantor atau sekolah atau kampus, ditinggalkan kekasih
barunya, atau dia merasa sedih. Hal ini membuat kita terlihat nggak berempati
banget kan kelihatannya kalau kita merasa senang di atas penderitaan orang
lain. Dendam terhadap takdir lebih ekstrim lagi, biasanya hal itu bisa membuat
kita mengutuk langit dan bersumpah serapah serta berteriak "apakah hidup itu
adil?".
Orang-orang yang datang ke dalam hidup kita, baik kita mengenalnya atau hanya
berpapasan di ruang publik, itu ada tujuannya. Orang-orang itu dikirim ke
dalam hidup kita dengan suatu alasan, antara dia datang sebagai pendamping
hidup kita selamanya atau dia datang untuk menyampaikan suatu pelajaran hidup
yang bisa kita pelajari untuk ke depannya. Lagipula setiap pertemuan selalu
ada perpisahan. Orang-orang yang hadir dalam hidup kita diibaratkan sebagai
sebuah buku kehidupan yang sedang kita baca, jika orang itu pergi berarti buku
itu telah habis kita baca dan kita harus berpindah untuk membaca buku yang
lain agar mendapatkan pelajaran hidup yang baru. Maka dari itu, kita harus
ikhlas untuk melepaskan orang yang telah pergi.
Baca juga tentang pelajaran hidup:
Belajar Bersyukur dari Drama Korea: 18 Again
3. Berusaha untuk Move On
Sebelum pasrah dengan keadaan, kita harus berusaha terlebih dahulu. Usaha apa
saja yang bisa dilakukan untuk move on? Banyak banget! Usaha itu
bentuknya bervariasi, tergantung individu masing-masing. Kita bebas mau
memilih yang mana, kita bebas mau melakukan apa sebagai upaya untuk
move on.
Caranya adalah mencari hal yang mengalihkan perhatian kita terhadap orang yang
membuat kita susah move on. Contohnya ada banyak banget, misalnya
kita melakukan banyak kesibukan agar pikiran kita nggak punya kesempatan untuk
memikirkan kenangan-kenangan yang bisa membuat kita jadi terpuruk. Kita juga
bisa bergaul dengan teman-teman agar nggak merasa kesepian dan otak pun nggak
memikirkan hal yang nggak diperlukan. Contoh yang lainnya, memperluas
koneksi dengan lawan jenis. Hal ini dilakukan bukan menjadikannya sebagai
pelampiasan lho tetapi untuk memanipulasi pikiran kita sendiri. Otak jadi akan
memahami kalau lawan jenis yang ada di dunia ini nggak cuma dia aja. Biasanya,
move on itu karena kita menganggap orang itu adalah satu-satunya yang
bisa membahagiakan kita, padahal kenyataannya nggak. Maka dari itu, kita butuh
distraksi supaya perhatian kita teralihkan.
Seandainya hal tersebut masih belum cukup membantu kita untuk move on, hal ini bisa menjadi langkah paling ekstrim untuk diterapkan tetapi jangan
dibawa dendam ya, cukup untuk pelajaran pribadi saja dan nggak perlu
menjelekkan dia di hadapan orang lain. Jangan menganggap dia adalah orang yang
sempurna karena kesempurnaan hanya milikNya. Ingat kekurangan dia yang nggak
bisa ditoleransi. Tulis saja sifat-sifat dia yang membuat jengkel dan hal-hal
menyakitkan yang pernah dia lakukan. Kita cenderung gagal
move on karena teringat pada kenangannya yang indah tetapi lupa kalau
dia juga pernah melakukan hal-hal yang menyakiti kita atau membuat kita
menangis misalnya. Nah, mungkin hal itu bisa menjadi sebuah penghalang.
Penghalang agar kita mengurungkan niat untuk kembali bersama dia karena nggak
cuma kenangan baik yang kita ingat tetapi kenangan buruk yang pernah kita
dapatkan juga.
Baca ini jika kamu punya salah satu tujuan untuk dicapai:
Konsistensi, Kunci Ajaib Pengabul Mimpi
4. Biarkan waktu memulihkan segalanya
Setelah melakukan berbagai usaha secara konsisten, baru lah kita pasrah
terhadap keadaan. Biarkan waktu yang memulihkan segalanya. Kita nggak perlu
memaksakan waktu untuk cepat menyembuhkan luka atau membuat kita cepat
move on. Seperti halnya luka fisik, kita butuh waktu yang berbeda-beda
untuk menyembuhkannya atau mengobati gejalanya. Luka di hati juga sama,
membutuhkan waktu untuk menyembuhkannya dan mengobati gejalanya. Gagal
move on adalah salah satu gejalanya. Jadi, nggak usah terburu-buru.
Cukup konsisten saja melakukan upaya untuk move on, sisanya biar waktu
yang berbicara.
5. Jangan terpengaruh
Jangan pernah terpengaruh oleh lingkungan yang membuat kita mengingat
kenangan-kenangan indah. Saat kita sedang berprogres untuk
move on pasti selalu ada batu yang menghalangi, bisa berupa
kerikil atau bongkahan batu raksasa yang membuat kita terhenti. Misalnya, ada
teman yang membicarakan tentang dia dan berkata kalau kita cocok dengan dia
dan sebagainya, jangan membuat ucapannya sebagai patokan untuk hati kita. Kita
yang tahu apa yang telah dilalui, lingkungan hanya melihat dari sudut pandang
ketiga sebagai pengamat. Mereka nggak tahu isi hati kita, nggak tahu apa yang
dilalui oleh kita. Maka dari itu, kalau sudah niat untuk
move on, jangan terpengaruh. Poin ini berkaitan dengan poin pertama,
yaitu niat.
Untuk kalian yang sedang berusaha keras untuk move on dan terus
berjalan untuk melanjutkan hidup, semangat ya! Pasti akan ada manusia yang
jauh lebih baik sebagai pengganti orang yang telah memutuskan untuk pergi
karena setiap manusia berhak untuk dicintai dan mendapatkan orang yang mampu
mengisi tangki cintamu. (
Baca juga tentang tangki cinta di sini:
5 Bahasa Cinta, Kunci Hubungan yang Harmonis )
Singkatnya, itu lah strategi move on yang menurutku paling ampuh.
Kalian punya strategi move on andalan juga? Coba yuk berbagi tips
move on di kolom komentar, siapa tahu teman-teman kita ada yang butuh
tips-tips untuk move on juga.
Sekian tulisan untuk hari ini, sampai jumpa di lain kesempatan.
Have a nice day,
Michiko ♡
Illustration by Nadhira Shafa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar