7 Juni 2018

Warashibe Chōja (Saudagar Jerami)

Jangan ragu untuk melakukan kebaikan sekecil apa pun. Sebab, kebaikan yang kau lakukan akan mendatangkan kebaikan yang lebih besar.
わらしべ長者 (Warashibe Chōja)

Pada zaman dahulu kala, di suatu tempat, hidup seorang laki-laki bernama Tarō. Tarō setiap hari rajin bekerja, tetapi ia tidak pernah mendapatkan sesuatu yang baik. Suatu hari, Tarō berdoa kepada Dewi Kwan Im.

"Aku harap ada sesuatu yang baik datang kepadaku. Aku mohon."

Setelah itu, pada malam harinya, Tarō bermimpi. Di dalam mimpinya, ia berbicara kepada Dewi Kwan Im.

"Tarō, jagalah sesuatu yang kau pungut besok. Kemudian, berjalanlah ke arah timur sambil membawanya. Niscaya akan ada hal baik datang kepadamu."

Keesokan paginya, ketika ia berjalan menelusuri jalan, ia tersandung. Kemudian, ia tersadar, ia membawa setangkai jerami di tangannya. Tarō membawa jerami itu dengan hati-hati dan mulai berjalan ke arah timur. Karena ia merasa kesepian berjalan sendiri, ia pun menangkap seekor serangga. Ia mengikat serangga itu pada jerami yang ia bawa lalu ia pergi berjalan lagi.

Setelah beberapa saat, ada seorang bayi tengah menangis. Ibunya memeluknya sambil menyanyikan lagu untuknya, tetapi bayi itu terus menangis. Ibunya kebingungan. Namun, ketika Tarō menunjukkan serangga, bayi itu berhenti menangis lalu mulai tertawa.

Ibunya bayi itu berkata kepada Tarō, "Bolehkah jerami dan serangga itu untuk saya?"

Tarō memberikan jerami dan serangga kepada bayi itu. Ibunya bayi itu sangat berterimakasih, ia memberikan tiga buah jeruk kepada Tarō. Tarō membawa ketiga jeruk itu, kemudian lanjut pergi berjalan ke arah timur. Kali ini, ada seorang wanita muda yang cantik duduk lemah lesu di jalanan. Di sebelahnya, berdiri seorang kakek tua terlihat khawatir.

"Apa yang terjadi?"

Ketika Tarō bertanya, kakek itu menjawab, "Katanya, Nona ini sedang sakit dan ia ingin minum air. Di manakah sumber air berada?"

Tetapi, tidak ada air di mana pun.

"Oh, ini ada tiga buah jeruk. Makanlah!"

Tarō memberikan jeruknya kepada wanita itu. Setelah wanita itu memakan semua jeruk, ia jadi pulih kembali.

"Terima kasih banyak."

Kakek dan wanita itu amat berterimakasih, mereka memberikan kain yang indah kepada Tarō.

Tarō membawa kain itu kemudian pergi berjalan lagi ke arah timur. Sore pun telah tiba. Kemudian, kali ini ada seekor kuda yang tergeletak di jalan. Samurai yang berdiri di sebelah kuda itu berkata kepada Tarō, "Hei! Kuda ini untukmu. Sekarang, dia sedang tidak sehat tetapi ini kuda yang bagus. Sebagai gantinya, kain indah yang kau bawa, kau berikan untukku."

Setelah berkata begitu, samurai itu meletakkan kudanya lalu membawa pergi kain indah itu. Tarō kebingungan. Namun, karena ia merasa kasihan kepada kuda itu, ia pun duduk di sebelah kuda itu lalu berdoa kepada Dewi Kwan Im. 

"Kumohon, bantulah kuda yang menyedihkan ini."
Tarō terus menerus berdoa tiada henti sampai pagi.

Ketika pagi telah tiba, kuda itu membuka matanya. Kemudian, ketika melihat ke arah Tarō ia langsung berdiri dan meringkik. Tarō sangat bersyukur, ia pun mulai berjalan ke arah timur bersama kuda itu. Tarō dan kuda itu tiba di kota. Di sana ada banyak rumah besar. Ketika berjalan melewati sebuah rumah besar, seorang laki-laki yang bekerja sebagai pembantu rumah itu berkata, "Kau membawa kuda yang keren ya. Pemilik rumah ini sangat menyukai kuda. Tunggu di situ sebentar!"

Segera, pemilik rumah itu keluar dari dalam rumahnya. Ketika melihat kuda itu, ia berkata kepada Tarō, "Wah, ini kuda yang hebat! Bolehkah kuda itu untuk saya? Sebagai tanda terima kasih, saya akan memberikan banyak ladang yang saya punya."

Demikianlah, satu batang jerami dan berakhir menjadi ladang yang luas. Tarō pun bersungguh-sungguh bekerja menggarap ladang itu dan menjadi orang kaya. Maka dari itu, semua orang menjuluki Tarō "Warashibe Chōja (Saudagar Jerami)".

***

Baca juga cerita pendek lainnya di sini

Diterjemahkan oleh: 


Nadhira Shafa

Picture source: web-japan.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar