Kembali lagi bersama aku di channel ikan terbang hohoho.
Hari ini aku akan membahas tentang sebuah perjuangan dan makna kegagalan.
Sebagai seorang pelajar, tentu aku pernah mengalami beberapa kegagalan, mulai dari remidial ujian, nilai ujian nasional yang gak memuaskan, gagal masuk perguruan tinggi dan jenis kegagalan yang lainnya. Tentu, kegagalan itu sangat mengecewakan apalagi kalau ekspektasi dan standar keinginan terlalu tinggi untuk dicapai. Tapi gak masalah dong punya ekspektasi dan standar keinginan yang tinggi, namanya juga cita-cita wajar untuk dikejar dan ingin kita wujudkan. Iya, kan?
Masalahnya, namanya hidup gak selalu mulus nih. Pasti ada sandungan batu kerikil atau bahkan batu kali dalam hidup ini. Oke ini lebay wkwkwk.
Dalam mencapai impian, pasti kita selalu memikirkan jalanan yang mulus kayak
Bambang be like:
Banyak yang harus dikorbankan dan diperjuangkan, banyak pula kerikil jalanan yang harus disingkirkan dari "jalanan mulus" yang diharapkan. Tapi, yang harus kita sadari adalah... untuk membuat jalan menjadi mulus, yang kita perlu lakukan bukanlah menyingkirkan kerikil di tengah jalan (capek lah wkwkwk), tetapi mengumpulkan semua kerikil untuk mengaspal jalan itu. Betul? Kalau gak tahu, coba cari jalanan yang lagi diaspal deh.
Begitu pula kehidupan ini, seharusnya kita gak menghindari kegagalan, melainkan mengumpulkan kegagalan yang pernah kita lalui. Buat apa dikumpulkan? Buat mengaspal jalan kita menuju sebuah impian yang besar.
Kok bisa?
Bisa dong. Sebab, kegagalan yang pernah kita lalui itu adalah sebuah pelajaran hidup yang harus bisa kita ambil hikmahnya. Contohnya, kita bisa mengevaluasi kesalahan yang pernah kita lakukan saat berusaha menggapai sebuah impian, kita bisa tahu di mana letak kekurangan selama kita memperjuangkan impian itu, atau bahkan kita bisa memperkirakan peluang lain dari sebuah kegagalan yang pernah kita lalui.
Biasanya, aku mencatat semua yang kegagalan yang pernah aku alami. Contohnya seperti ini:
Oke maaf RIP grammar wkwkwk.
Waktu menulis ini sedih gak? Sedih lah. Aku pun pernah menulis satu poin di atas sambil menangis.
Sedih wajar kok, menangisi kegagalan juga wajar dengan catatan sewajarnya aja jangan sampai berlarut-larut dan gak mau maju lagi. Gak gitu. Tujuan menulis itu untuk evaluasi diri bukan untuk menangisinya.
Kadang, setiap aku melihat kegagalan yang pernah aku lalui itu, aku tiba-tiba teringat seberapa niatnya aku berjuang buat mencapai poin itu, betapa sedihnya aku waktu tahu poin itu gagal. Tetapi, ada satu hal yang terpikirkan setelah kesedihan itu terlewatkan, yaitu: Aku habis ini mau apa dan harus kayak gimana biar gak gagal lagi?
Coba deh! Tuliskan semua kegagalan yang pernah dialami. Secara gak langsung, itu bisa jadi sebuah motivasi untuk kalian tetap berjalan menuju kesuksesan walaupun gak sesuai keinginan.
Note: Pintu sukses ada di mana saja kok.
Cukup untuk hari ini, have a nice day.
Michiko♡
Tidak ada komentar:
Posting Komentar