6 Januari 2020

Rebahan adalah Passion


Rebahan, rebahan, rebahan. Siapa sih yang gak suka rebahan dan santai?

Hampir semua orang suka banget rebahan dan santai. Apalagi ditemani dengan sekaleng camilan dan akses internet unlimited untuk nonton drama korea, anime, film, dan sebagainya. Bahkan, merasa kalau manusia memang passionnya adalah rebahan. Padahal kalimat "rebahan adalah passionku" sebenarnya hanyalah sebuah alasan untuk bermalas-malasan. I'm not judging anyone of you, but  this is me, tbh

Sampai pada suatu hari, aku yang punya hobi rebahan sedang melakukan ritual scrolling Twitter dan melihat postingan viral yang lewat di timeline. PLAK! Tertamparlah aku dengan kata-kata seorang netizen.


I'm like.... WOW.
Kalau dipikir-pikir lagi, waktu luang yang kumiliki sering aku sia-siakan. Misalnya, sebelum berangkat kuliah dan ketika aku gak ada tugas sama sekali, aku pakai untuk streaming video di YouTube atau melihat konten video di Instagram atau berdalih untuk melihat berita trending masa kini di Twitter tapi ujungnya malah kebablasan sampai waktu luang sia-sia. Padahal sebenarnya dalam waktu luang itu, setidaknya aku bisa produktif seperti membuat konten blog misalnya.

Tweet salah satu netizen tersebut juga membuat aku berpikir lagi ke depannya, setelah ini aku mau melakukan apa? Prestasi gak punya, pengalaman gak punya. Mengandalkan ijazah S1 untuk melamar ke berbagai perusahaan dan yakin akan langsung diterima? Ck, naif. 

Imma talk to my self:
Di luar sana, banyak orang-orang yang punya ijazah S1 dengan jurusan yang sama dengan lo, Nad. Mereka mungkin punya pengalaman pernah ikut lomba tingkat nasional atau bahkan internasional. Mereka mungkin punya pengalaman pernah ikut pertukaran pelajar ke Amerika, Korea, Jepang, China, Afrika, Mesir atau berbagai belahan dunia lainnya. 
Mereka mungkin pernah dapat beasiswa untuk kuliah di luar negeri dan dalam negeri.
Mereka mungkin punya pengalaman bekerja untuk memenuhi syarat perusahaan yang membutuhkan orang berpengalaman. 
Mereka mungkin punya banyak skill yang memang dibutuhkan dalam dunia pekerjaan. 

Gak perlu jauh-jauh deh, lihat teman-teman lo, Nad. 
Banyak teman-teman lo yang sudah pernah menginjakkan kaki mereka dan punya pengalaman untuk bekerja di kemudian hari. 
Banyak teman-teman lo menjadi wibu berprestasi. 
Tetangga lo sendiri aja punya skill yang keren. 
Lo apa kabar? Rebahan doang di kamar?
Insecure gak lo? Lo asik rebahan sedangkan teman-teman lo semua sudah berada jauh di depan.

Sejujurnya, aku memang merasa insecure melihat teman-temanku yang sudah berjalan jauh ke depan sedangkan aku masih berada di zona nyaman. Jadi, perlahan aku ingin mulai keluar dari zona nyaman walaupun jiwa nolepku terusik.

( Merasa lelah dengan kehidupan? Baca deh: Ganbarimashou )

Kita memang tak sepatutnya membandingkan diri dengan orang lain, tetapi kalau kita tetap tidak mau bergerak menjadi orang yang lebih baik, sudah seharusnya kita mendapatkan dorongan dari dalam diri sendiri dengan melihat ke kanan dan ke kiri agar tidak tertinggal jauh dengan orang lain. 

Mungkin ada beberapa orang yang tidak setuju dengan hal ini, tetapi inilah pemikiran yang muncul pada fase Quarter Life Crisis berhubung aku juga sudah mulai menginjak usia 20-an. Banyak kekhawatiran, pertanyaan, keraguan, dan hal lainnya yang mungkin membebani pikiran. So, semangat untuk aku dan kalian yang sedang berada dalam fase Quarter Life Crisis. 

Semoga kita semua bisa melewati fase ini dengan baik. 

Have a nice day,

Michiko♡


Picture by:

unsplash-logoKate Stone Matheson

Tidak ada komentar:

Posting Komentar