Tampilkan postingan dengan label Self Improvement. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Self Improvement. Tampilkan semua postingan

13 April 2021

Memaknai Kegagalan

1:06 PM 0 Comments
Kegagalan. Siapa yang nggak pernah mengalami hal ini? 

Aku sendiri berulang kali mengalami kegagalan. Mulai dari ditolak penerbit, gagal masuk perguruan tinggi impian, gagal mencapai cita-cita masa kecil, gagal magang ke luar negeri, gagal mendapatkan hasil tes yang baik, gagal mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan, dan masih banyak kegagalan bermakna lainnya yang pernah aku alami.

Baca juga daftar kegagalan yang pernah aku alami: Daftar Kegagalan

Reaksiku? Sedih dan marah pada diriku sendiri. Kadang, aku mempertanyakan banyak hal seperti kenapa aku nggak mampu, kenapa aku nggak sanggup, kenapa aku gagal di titik ini. Kadang, pernah merasa ingin berhenti. Kadang, ingin menyalahkan hal lain atas kegagalan itu. Setiap kali berusaha dan gagal, aku merasa seperti dikhianati oleh hasil. Padahal bisa jadi usaha yang aku lalui belum sepadan dengan keberhasilannya. 

Namun, aku nggak bisa terus-terusan menyalahkan keadaan. Apalagi, dengan kemarahan atau kesedihan yang berlarut-larut itu nggak akan mengubah apa pun, kecuali mentalku sendiri. Sedangkan, keadaan lingkungan akan terus begitu adanya. Sebab, dunia nggak cuma berputar di aku aja, dunia nggak cuma tentang aku. Bukan dunia yang harus menyesuaikan diri dengan aku, justru aku yang harus bisa beradaptasi dengan dunia. 

Baca juga curahan hati tentang kekhawatiran pada masa depan: Insecure Melanda, Aku Ingin Berhenti Menulis

Sebagai pejuang mimpi, orang yang bermimpi untuk menjadi orang sukses, tentu banyak banget jalan yang harus aku tempuh, salah satunya kegagalan. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Kegagalan juga bukan kehancuran.

Memaknai Kegagalan

Kegagalan adalah pelajaran. Kegagalan adalah bagian dari proses. Kegagalan adalah ujian menuju kesuksesan. Orang bilang, kegagalan adalah kunci kesuksesan. Itu benar, aku setuju. 

Ibaratnya, ada banyak pintu menuju kesuksesan. Satu pintu berisi kegagalan, maka kita harus mencari pintu yang lain. Sama seperti ketika kita melakukan kesalahan, kita sebisa mungkin tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kali kan? Begitu juga kegagalan, kita akan banyak belajar darinya. 

Banyak kegagalan yang menemani perjalanan menulisku, baca juga: Pejuang Mimpi

Aku banyak belajar dari menghadapi kegagalan. Aku belajar berlapang dada menerima kenyataan yang nggak sesuai dengan ekspektasi. Aku belajar menghibur diri agar mau bangkit lagi. Aku jauh lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Aku berdiri lebih kuat dengan kedua kakiku sendiri. Aku semakin menambah usahaku untuk mencapai mimpiku. 

Kegagalan akan membuat kita menjadi orang yang kuat, tekun, dan bijak.
— Nadhira Shafa G. (nadhishafa), 2021

Beberapa kegagalan pasti pernah datang kepada kita. Pernahkah kamu sedih karena mengalami kegagalan? Apa yang kamu lakukan ketika kamu menghadapi kegagalan? 

Apakah kamu mencoba jalan yang sama dengan cara berbeda?

Apakah kamu beralih mencari jalan yang lain?

Atau justru menyesalinya dan kapok menemui kegagalan lagi?

Sedih karena kegagalan itu wajar. Marah karena hasil yang tidak memuaskan itu wajar. Namun, jika kita terlalu berlarut-larut dalam kesedihan dan tak mau bangkit lagi, apakah kita akan selalu berbaring di tanah dan terinjak tak berdaya?

Hari ini, kita berbicara tentang kegagalan dan sama-sama memaknainya dalam sudut pandang masing-masing. Semoga, kita bisa saling menguatkan satu sama lain. Semangat! Ada banyak jalan menuju Roma.

Bagaimana cerita tentang kegagalanmu? Apa yang kamu lakukan setelah menghadapi kegagalan? Apa makna kegagalan bagimu? Saling berbagi cerita, yuk!

Kamu bisa tinggalkan kisahmu dan jejakmu di kolom komentar atau formulir kontak. See you!

Have a nice day,


Michiko♡

#JejakWarnaWritingChallenge Day 2

#JejakWarnaWritingChallenge #GetCloserToMe #Day2 

Challenge by @jejakwarna.id 

4 Desember 2020

Konsistensi, Kunci Ajaib Pengabul Mimpi

11:35 AM 4 Comments

Manusia pasti selalu punya banyak keinginan. Banyak banget mimpi yang selalu ingin diwujudkan. 

Aku ingin jadi orang kaya.

Aku ingin punya badan yang kurus.

Aku ingin punya badan yang berotot.

Aku ingin jadi orang pintar.

Aku ingin punya wajah yang mulus bebas dari jerawat. 

Aku ingin jadi orang yang terkenal. 

Aku punya keinginan sendiri dan tentu saja kalian juga punya keinginan yang ingin kalian wujudkan. Intinya, kita semua punya keinginan masing-masing, kan? Namun, kita kadang nggak tahu caranya untuk memulai dalam mewujudkan keinginan itu. Kadang ada juga yang berhasil mencapainya tetapi cuma bertahan sementara karena nggak bisa mempertahankannya. Kadang ada juga yang maunya langsung instan, kalau yang ini sih naif banget ya. 


Semuanya itu nggak ada yang instan, guys. Harus diusahakan terus-terusan. Wong ng3p3t dan p3sugihan [redacted biar nggak ada iklan perdoekoenan] yang katanya bisa kaya dengan instan saja, tetap harus konsisten buat kasih tumb4l. Kita itu nggak akan bisa kaya, kalau nggak konsisten untuk bekerja. Kita nggak akan jadi kurus atau berotot, kalau nggak konsisten olahraga. Kita nggak akan jadi orang pintar, cuma karena minum tolak angin. Kita nggak akan punya wajah yang mulus bebas dari jerawat, kalau nggak konsisten merawat kulit. Kita nggak akan jadi orang yang terkenal, kalau nggak konsisten berkarya.



Nah, ini dia! K O N S I S T E N S I

Segala keinginan itu harus dilandaskan dengan KONSISTENSI.

 

K O N S I S T E N S I

Tuh, sampai berapa kali aku menyebut kata konsistensi? Lah, nambah lagi kan. Serius deh, ini itu benar-benar kunci ajaib untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dan tentunya mempertahankannya. Manusia sering lupa banget sama kunci ini, setiap sudah mencapai keinginan, pasti ujungnya nggak tahu diri. Kenapa aku sebut nggak tahu diri? Karena manusia itu merasa kalau apa yang sudah dimiliki itu akan selalu dimiliki selamanya. 


Aku juga sama, pernah jadi manusia yang nggak tahu diri karena telah memiliki apa yang aku inginkan. 


Dulu, aku pernah mencapai keinginanku, yaitu memiliki berat badan ideal. Waktu itu mungkin berat badanku 43 kilogram karena ikut ekskul PASKIBRA. Tahu sendiri lah ya, ekskul yang nggak pernah jauh dari latihan fisik, keringat, dan panas-panasan. Wah, waktu lihat angka timbangan setelah satu tahun nggak menimbang berat badan (karena dari kelas 7 sampai 9 berat badanku stuck di angka yang sama jadi malas nimbang berat badan), aku senangnya bukan main. Merasa jadi orang paling seksi. Hahahaha oke ini lebay. Terlalu terlarut dalam euforia, akhirnya aku merasa bebas tuh. Aku sering banget berpikir, "Wah, berat badanku sekarang segini, bebas makan apa aja, nggak perlu olahraga juga nggak apa-apa." Gara-gara hal itu, aku jadi makan sembarangan, nggak memperhatikan asupan kalori yang masuk, malas olahraga, semua itu disebabkan karena aku yang nggak tahu diri karena merasa bahwa berat badanku yang sekarang akan aku miliki selamanya. Sampai suatu ketika, kaget banget tuh melihat timbangan mencapai angka 60 kilogram. Mau diet juga nggak turun berat badannya karena olahraga nggak sekonsisten waktu masih ikut PASKIBRA. Jaga pola makan doang juga nggak terlalu berpengaruh banyak. Ujungnya, justru menyesal. 


Kebodohan selanjutnya juga pernah aku lakukan karena nggak konsisten melakukan sesuatu. Dulu, aku punya wajah yang banyak banget jerawat bahkan sampai semuka. Tiap malam menangis karena merasa insecure dan nggak pede. Banyak banget ikut video tutorial di YouTube, ikutin semua tips beauty influencer untuk menyembuhkan jerawat. Dulu aku nggak mau ke dokter, soalnya aku berpikir biayanya pasti mahal. Suatu ketika, aku dikasih serangkaian skincare buat sembuhin jerawat dan jerawat pun sembuh lah lumayan, tinggal bekasnya saja. Setelah itu, aku merasa karena jerawat sudah sembuh, untuk apa ya aku pakai rangkaian skincare khusus untuk jerawat lagi toh sekarang aku sudah nggak berjerawat. Kemudian, kembalilah aku menjadi seorang manusia yang nggak tahu diri dan merasa kalau jerawat nggak akan balik lagi. Akhirnya, aku jadi sering begadang, makan sembarangan seperti minyak dan makanan manis, termakan strategi marketing beauty influencer di YouTube sehingga aku coba produk ini, produk itu, semuanya karena merasa bebas untuk coba skincare--yang mungkin nggak sesuai sama kebutuhan kulitku. Nah, lagi-lagi karena ketidakkonsistenan aku itu, break out lagi tuh mukaku, jerawat datang lagi sampai hampir meradang. Akhirnya, aku kapok dan mulai konsisten untuk belajar tentang kebutuhan kulitku sendiri, apa yang perlu aku lakukan dan apa yang perlu aku hindari supaya jerawat itu nggak balik lagi. Aku juga nggak cuma konsisten untuk menyembuhkan jerawat saja, tentunya aku juga konsisten untuk mengaplikasikan skincare sesuai kebutuhan kulitku untuk merawatnya supaya kulitku tetap dalam keadaan yang baik.

Baca juga Review Jujur: SAFI White Expert Purifying Cleanser 2 in 1


Dari pengalamanku itulah aku belajar, bahwa:

Apa yang kita inginkan itu selalu dimulai dengan konsistensi untuk mewujudkannya dan selalu diakhiri dengan konsistensi untuk mempertahankannya. 


Kita nggak akan menjadi orang kaya selamanya, jika diberi uang satu miliar saja langsung kalap dan tidak konsisten untuk mengolah uangnya sebagai modal bekerja.

Kita nggak akan punya badan yang kurus atau berotot, jika setelah mencapai tubuh impian kita langsung sembarangan dan tidak lagi rutin olahraga.

Kita nggak akan bebas dari jerawat, jika setelah jerawat sembuh masih saja menjalani pola hidup yang nggak sehat dan nggak merawat kulit.

Jadi, jangan pernah lupakan kunci itu, guys! K O N S I S T E N S I


Sekarang, aku sedang memiliki keinginan untuk bisa menjadi seorang penulis yang bisa dikenal banyak orang atau bekerja sebagai seorang editor dalam bidang penerbitan. Oleh karena itu, aku konsisten untuk menulis agar aku terbiasa dan terus berkarya. ( Baca juga perjuangan sang pemimpi: Pejuang Mimpi )

Kalau kalian, apa keinginan yang ingin kalian wujudkan? Kira-kira hal apa yang harus konsisten untuk dilakukan demi mencapainya? Sharing, yuk! Kalian bisa tinggalkan komen di bawah postingan ini atau kontak lewat email.


Semangat untuk mewujudkan keinginan kita semua, semoga kita selalu dapat mencapai apa yang kita inginkan jika disertai dengan konsistensi dalam berusaha dan berdoa. ( Baca tips agar doa terkabul: Zutto Oinorishimashou )


Sekian tulisan untuk hari ini. Sampai jumpa di lain kesempatan!


Have a nice day,



Michiko ♡


Picture by StockSnap from Pixabay

30 Juni 2019

Adab Silaturahmi

2:16 PM 0 Comments
Haloooo!
Kembali lagi bersama saya di channel ini. Hohohoho. Well, ini merupakan postingan penutup di bulan Juni. Semoga menjadi sebuah postingan yang bermanfaat.

Kali ini, aku akan membahas tentang adab bersilaturahmi. Aku gak akan bawa-bawa hadits ataupun dalil, pokoknya gak ada sangkut pautnya dengan agama. Gak sama sekali. Soalnya aku bukan ustadz. Wkwkwk.
#Ya iyalah, situ cewek. XD

Mengapa aku angkat tema ini? Sebab, banyak orang yang sering merasa tersinggung dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ketika kumpul bersama keluarga besar, seperti lebaran, tahun baru, natal, imlek, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, aku mengambil judul "Adab Silaturahmi" untuk postingan ini. Aku akan membahas "what should we do and don't ketika berkumpul bersama keluarga besar".


illustration by dribbble on Pinterest

Kita pasti sering mendengar topik-topik obrolan yang "cukup" menyinggung, seperti: 
"Kapan lulus?"
"Kapan nikah?
"Gendutan ya"
"Masuk jurusan anu mau jadi apa?"
Kesal rasanya. Mulut kok bisa enteng banget kalau ngomong. Mungkin bagi yang bertanya, itu hanya pertanyaan biasa saja, tapi kalau bagi yang ditanya? Serius, itu merupakan pertanyaan yang membuat hati berbunyi "kretek". 

"Cuma basa-basi buat membuka obrolan kok, gak usah dimasukkan ke dalam hati."
Haruskah basa-basi dengan pertanyaan atau pernyataan yang menghakimi dan cukup menyinggung perasaan orang lain? No! Yang ada, orang yang disapa malah bete duluan karena pertanyaan itu dan justru sama sekali gak minat buat melanjutkan obrolan.

Lalu, bagaimana cara basa-basi yang gak menyinggung perasaan? Kita bisa mengganti pertanyaan-pertanyaan itu dengan pertanyaan yang lebih "halus". Simak poin-poin berikut ya. 

1. Kapan Lulus?

👩 Semester berapa sekarang?
👦 Semester delapan.
👩 Kapan lulus?
👦 ....... Wallahu alam.

Buat mahasiswa tingkat akhir, pasti ini merupakan topik yang sangat amat sensitif banget sekali. Saking sensitif sampai pemborosan kata tuh. Apalagi, kalau mahasiswa lagi pusing banget cari tema dan bahan buat dibahas dalam skripsi. Jauh-jauh deh dari pertanyaan ini kalau gak mau di"gas" sama mereka. XD

Lalu harus tanya apa dong? Begini.

"Sekarang lagi sibuk ngapain nih?"

Itu lebih baik, bukan? Setidaknya, kita gak tiba-tiba menghakimi dia. Bisa jadi, dia gak cuma sedang sibuk dengan kuliahnya saja. Mungkin saja, dia kerja part-time sambil kuliah untuk mencari pengalaman terlebih dahulu atau sedang dalam proses mengerjakan skripsi. Pembuatan skripsi gak hanya semalam jadi, itu masih sering direvisi dosen pembimbing ya, tolong. :)

Buang deh jauh-jauh pertanyaan yang cukup menyinggung perasaan orang lain dan mulai pahamilah apa penyebab dia belum lulus kuliah saat ini. Sebab, pertanyaan "kapan" itu gak jelas jawabannya. Kalau aku sebagai orang yang ditanya pun, mana aku tahu jawabannya. Masa depan yang tahu kan hanya Tuhan. Hehehe.

2. Kapan kerja? Kapan nikah? Kapan punya momongan?

Setelah lulus kuliah:
🧔👩 Kapan kerja?
👶 Gak tahu, mau lanjut S2 dulu.
Setelah kerja:
🧔👩 Kapan nikah?
👦 ........jodohnya aja belum ada. :"(
Setelah nikah:
🧔👩 Kapan punya anak?
👨 ASDFGHJKL. Om dan tante kapan mati?! >:O

Seorang fresh graduate pasti kupingnya panas dengar pertanyaan "kapan kerja?". Yang sudah kerja dan masih jomblo pun, pasti kupingnya panas kalau dengar pertanyaan, "kapan nikah?". Sudah nikah pun masih ditanya, "kapan punya momongan?"

Haduh. Haduh. Lagi-lagi pertanyaan kapan. Mana saya tahu, tanteee ooom neneeek kakeeek mbaaah. 🙄

Jangan tanya kayak gitu deh ya. Sebaiknya, ganti saja dengan pertanyaan lain.

"Setelah ini punya rencana apa untuk ke depannya?"

Berusahalah untuk mendengarkan orang lain, bukan menghakimi seseorang. Rencana setiap individu itu berbeda, ada yang baru lulus ingin kerja, ada yang ingin melanjutkan S2, ada yang ingin langsung nikah, ada yang tidak ingin/tidak bisa punya anak karena suatu alasan, ada yang ingin menghabiskan masa mudanya sebelum menikah. 

Jangan sama ratakan rencanamu dengan rencana orang lain. Jodoh, rezeki, dan jalan kehidupan itu gak ada yang tahu kecuali Sang Pencipta. Kalau masih tanya "kapan", gak sekalian saja tanya kapan mati? Biar hidup gak selalu memikirkan dunia. :)

3. Gendutan ya. Ih kok jerawatan sih?

👩 Gendutan ya.
👧 .....ya terus?
👩 Kok jerawatan?
👧 .....ya terus? Gue harus bilang WOW gitu?

Ini namanya body shaming. Jelas, itu komentar yang amat gak berbobot sebenarnya. Buat apa sih mengomentari tubuh orang lain? Gendut, kurus, putih, hitam, jerawatan, atau glowing, bukan urusan siapa pun selain empunya si tubuh.

Lemak atau jerawat itu murni efek dari pola hidup dan reaksi tubuh. Kalau dia jerawatan, kurusan, atau gendutan, mungkin karena pola hidupnya yang sedikit berantakan atau stres atau lainnya. Dengan berkomentar hal yang "menyinggung" seperti itu, justru menimbulkan tekanan yang bisa menyebabkan dia tambah stres dan membuat seseorang menjadi tidak percaya diri. Haruskah bentuk tubuh dan wajah menyesuaikan ekspektasi orang lain? 

Daripada berkomentar tentang bentuk tubuh, mengapa tak coba kita ganti pertanyaan itu dengan mengomentari baju yang dia pakai, misalnya:

"Style-mu keren. Baju itu beli di mana? Kasih tahu dong cara mencocokkan outfitnya."

Itu tak akan menyinggung perasaan orang lain, bukan? Yang ditanya pun, pasti menjawab dengan senang hati daripada harus menjawab komentar "gendutan" dengan segala kedongkolan yang merambat dalam hati.

4. Masuk jurusan ini mau jadi apa?

Ini nih! Ini! Pertanyaan yang menyinggung mahasiswa jurusan "yang tidak terkenal". Aku termasuk salah satu orang yang sering mendengar pertanyaan ini. 

👩 Kuliah jurusan apa?
👧 Sastra Jepang.
👩 Hah? Kalau sudah lulus mau jadi apaan?
👧 Jadi doraemon. -_-

Mungkin buat seseorang yang jurusan kuliahnya cukup familiar di telinga masyarakat, gak akan tersinggung dengan pertanyaan ini. Tapi, untuk seorang mahasiswa dari jurusan yang tidak familiar di telinga masyarakat akan merasa agak kesal dengan pertanyaan ini. Sebab, pertanyaan itu terlalu to the point dan seolah memandang jika jurusan itu tidak punya masa depan yang cerah. Miris emang ya. 

Lalu bagaimana untuk menangkal pertanyaan ini agar tidak menyinggung?

Berikut step untuk bertanya:
👩 Kuliah jurusan apa?
👧 Sastra Jepang.
👩 Belajar apa aja tuh?
👧 Belajar bahasa jepang, budaya, sastra, linguistik, dan lain-lain.
👩 Ooh, susah gak belajarnya?
👧 Ya susah-susah gampang.
👩 "Terus prospek kerjanya apa?"

"PROSPEK KERJANYA APA?"

Yeah! That's right! Prospek kerja. Itu kan tujuanmu bertanya? Basa-basi sedikit lah supaya terdengar lebih halus. Lama? Ya namanya juga komunikasi dan bercengkerama, kan? Gak mungkin juga nanyain itu waktu papasan di jalan.

Berpapasan di jalan
👩 Eh mau ke mana?
👧 Mau ke kampus, Tante. Tante mau ke mana?
👩 Mau ke pasar nih. Kalau udah lulus mau jadi apa?
👧 Paan si.

Gak mungkin juga, kan?! 

Segitu dulu deh pembahasan yang akan aku bahas kali ini. Mungkin terkesan gak serius tapi ini serius kok cuma versi gak serius. #Plakkk. Apa sih. xD

Have a nice day,

Michiko♡

6 Maret 2019

Mirror Hanging On The Wall

9:28 PM 0 Comments
Hari ini sudah berapa kali menghadap cermin?
Hari ini berapa lama menatap paras di cermin?

Kebanyakan orang bercermin untuk memandangi parasnya yang indah. Kadangkala pula, memuji kelebihan fisik yang ada pada dirinya atau bahkan nggak jarang pula ada yang kurang mensyukuri penampilan fisiknya yang dirasa kurang sempurna. 

Fisik mungkin bisa dirawat agar penampakannya sesuai keinginan. Salah satunya menggunakan skincare.

Baca review produk skincare untuk merawat kulit wajah Review Jujur: Safi White Expert Purifying Cleanser 2 in 1

Mirror Hanging On The Wall

Akan tetapi, jarang sekali orang yang bercermin untuk melihat ke dalam dirinya. Bercermin untuk menyadari kekurangan yang ada di dalam dirinya, yaitu rupa hati, sikap, tabiat.

Terkadang, manusia sangat senang membicarakan kekurangan orang lain. Namun, kita nggak pernah paham bahwa diri kita sendiri juga punya kekurangan itu, bahkan mungkin lebih parah. Kadang, kita nggak sadar bahwa kita juga manusia yang nggak sempurna dan punya banyak kekurangan. Cuman, kita kadang luput untuk menyadarinya dan lebih fokus pada kekurangan orang lain.

Misalnya nih:
"Hey, lo tahu nggak sih, si Anu egois banget. Masa kemarin blablabla."

Iya, seseorang selalu merasa asik untuk membicarakan orang lain terutama kekurangan yang ada pada diri orang lain. Padahal, kalau kita bercermin nih, boleh jadi kekurangan orang lain yang kita bicarakan juga terdapat dalam diri kita sendiri. 

Atau... misalnya begini, kita nggak punya kekurangan itu, contoh egois, dan kita merasa... "Oh, aku nggak egois tuh." 

Bisa jadi seperti itu. Namun, sadar nggak sih, kalau kita mungkin punya kekurangan yang nggak dimiliki orang lain, misalnya sombong, suka ngomongin orang lain, suka mengadu domba, dan lain sebagainnya. Padahal orang yang kita omongin belum tentu punya sifat yang kita miliki.

Pernah kepikiran begitu nggak?

Bersyukur pada kelebihan yang dimiliki itu memang perlu, tapi jangan pernah merasa sombong dengan kelebihan itu. Sebab, kita juga memiliki kekurangan yang harus diperbaiki. 

Mulailah bercermin dan kenali diri sendiri, sadari kekurangan diri dan pahami kelebihan diri. Kita juga perlu menjaga lisan kita dan mulailah berbicara hal yang baik-baik saja.

Yuk, mulai perbaiki kecantikan dalam diri dimulai dari penerapan tiga kata ajaib dalam postingan 3 Miracle Words.

Bercerminlah dahulu sebelum kamu menghakimi orang lain.

Have a nice day,


Michiko♡

Source Picture on Pinterest

22 November 2018

3 Miracle Words

3:30 PM 0 Comments
Tiga kata ajaib yang menjaga keharmonisan dunia: tolong, maaf, dan terima kasih.

Ada tiga buah kata ajaib yang perlu kita ketahui. Ketiga kata ajaib tersebut berguna untuk menjaga keharmonisan dan menjaga perasaan orang lain atas segala ketidaknyamanan yang terjadi di antara lingkungan sosial.

3 Miracle Words (3 Kata Ajaib)

Apa saja ketiga kata ajaib itu?

Tolong, maaf, dan terima kasih.

Ketiga kata tersebut memiliki makna yang sangat berharga bagi kehidupan. Sebab, kata tersebut mampu menyentuh hati seseorang dan menjaga perasaan seseorang. Tanpa ketiga kata tersebut, mungkin hidup ini tidaklah menjadi sedamai ini. 

Kita sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial, bisa bertahan hidup di muka bumi ini dengan melakukan interaksi satu sama lain. Maka, kita harus mampu menyampaikan ketiga kata ini dengan penuh perasaan yang sesuai. Selain itu, ketiga kata tersebut juga mencerminkan bahwa kita adalah manusia yang beretika.

Berbicara tentang etika, baca juga dong: Aturan Tidak Tertulis yang Harus Diketahui 

Bagaimana menyampaikan ketiga kata ini dengan penuh perasaan agar tidak menyinggung perasaan orang lain?

1. Tolong

Kata "tolong" digunakan untuk meminta bantuan orang lain. Biasanya, kata ini digunakan ketika kita hendak meminta bantuan orang lain jika kita tidak mampu melakukannya sendiri. Misalnya, ketika kita sedang memiliki banyak kesulitan dan tidak bisa menyelesaikannya sendiri kita bisa meminta bantuan orang lain dengan mengucapkan tolong. 

Ketika kita merasa akan merepotkan orang lain saat meminta bantuan, setidaknya ucapkanlah kata tolong. Sebab, hal ini menandakan bahwa kita benar-benar membutuhkan bantuannya dan meminta pertolongan ke orang lain dengan sopan.

Dengan mengucapkan kata tolong saat meminta bantuan kepada orang lain, kita telah melakukan salah satu cara untuk menghargai perasaan orang lain yang kita mintai bantuan dan menghindarkan kita dari pikiran orang lain yang memandang kita sebagai orang yang tidak sopan dan tukang suruh.

2. Maaf

Kata "maaf" digunakan untuk meminta ampun atas kesalahan yang kita lakukan, baik perbuatan maupun ucapan yang sekiranya menyinggung perasaan orang lain. Akan tetapi, kita tidak boleh asal mengucapkannya tanpa menuangkan rasa penyesalan di dalamnya karena orang lain mungkin keberatan dengan hal itu dan justru tidak mau memaafkan kesalahan yang telah kita perbuat. Maka, ungkapkanlah kata maaf ini dengan penuh penyesalan atas kesalahan yang telah diperbuat dan berjanjilah dalam hati untuk tidak melakukannya lagi. 

Dengan mengucapkan kata "maaf" dan menyesali perbuatan yang telah kita lakukan, hal ini menunjukkan rasa peduli kita terhadap perasaan orang lain dan menjaga perasaan mereka. Selain itu, kita juga dapat melakukan introspeksi atas kesalahan yang telah kita lakukan.

3. Terima kasih

Kata ini digunakan untuk mengungkapkan rasa syukur setelah menerima sesuatu. Ungkapkanlah kata ini sambil tersenyum dan merasa bahagia, terutama ketika kita mendapat suatu barang atau bantuan dari orang lain untuk menghargai pemberian dan jasa mereka. Secara tidak langsung, kata ini juga membuat orang lain merasa senang karena merasa dihargai atas apa yang telah mereka lakukan atau berikan. 

Apa pun yang orang lain berikan, terimalah dan ucapkan terima kasih walaupun kita mungkin tidak terlalu menyukai hadiah yang telah ia berikan. Sebab, orang tersebut telah menggunakan waktunya untuk memikirkan kita dan memikirkan hadiah apa yang akan ia berikan kepada kita. Maka, ucapkanlah terima kasih sebagai bentuk penghargaan atas usaha yang telah dilakukannya. 

Begitu pula bantuan atau jasa yang kita terima, sekecil apa pun itu ucapkanlah terima kasih. Walaupun mungkin apa yang ia lakukan tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Kita harus tetap berterimakasih untuk menghargai orang lain yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu kita.

Dengan mengucapkan kata "terima kasih", kita telah berupaya menghargai segala sesuatu yang orang lain lakukan untuk kita. Kata ini juga mengajarkan kita bagaimana caranya bersyukur atas segala sesuatu yang kita terima atau kita miliki.

Tertarik buat belajar ilmu kehidupan yang lain? Klik di sini untuk membaca artikel-artikel serupa!

Itulah tiga kata ajaib yang perlu kita ketahui dan harus diterapkan setiap kali kita meminta tolong, berbuat salah, dan menghargai pemberian orang lain. Semoga kita tidak pernah melupakan tiga kata ini dan selalu menerapkannya dalam kehidupan.

Have a nice day,


Michiko♡

Photo by Tim Marshall on Unsplash

8 November 2018

Cara Cerdas dalam Mengatur Waktu untuk Belajar

3:34 PM 2 Comments

Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan. --Imam Syafi'i.

Pernah merasa kesulitan dalam belajar? Pernah merasa tugas menumpuk? Jajarkan aja biar gak menumpuk ahahaha. Nggak deng, bercanda.

Seringkali, kita selalu kekurangan waktu untuk belajar dan mengerjakan PR atau tugas. Apalagi, mata pelajaran yang meninggalkan jejak PR bertubi-tubi. Bagaimana caranya untuk mengatur waktu supaya bisa mengerjakan PR tanpa didesak waktu? Mudah. Hal terpenting yang kamu butuhkan adalah sticky note untuk di tempel di dekat meja belajarmu, manajemen waktu yang baik, dan niat. Bagaimana langkah-langkah untuk merealisasikannya? Simak tips yang sering aku terapkan berikut ini.

1. Tulis deadline tugas

Deadline merupakan hari terakhir di mana kamu harus mengumpulkan tugas. Kadang, siswa sering kalang kabut ketika mengetahui kalau tugas harus dikumpulkan besok. Cobalah tips ini, setiap guru memberikan PR:

a. Catat di sticky note

Kamu bisa catat nama mata pelajarannya. Kemudian, materi/halaman PR yang harus kamu kerjakan. Juga tulis deadline pengumpulannya. Setelah itu, kamu tempel sticky note itu di meja belajarmu supaya setiap kamu lewat atau bangun tidur, kamu bisa lihat tugas apa saja yang harus kamu kerjakan. Bisa juga kamu tempel di tempat yang sering kamu kunjungi atau benda yang sering kamu gunakan.

b. Urutkan berdasarkan tanggal deadline

Sticky note yang sudah kamu tulis, kamu urutkan berurutan dari tanggal deadline yang paling dekat sampai ke yang paling jauh. Kalau ada dua atau lebih tugas yang harus dikumpulkan pada hari yang sama, maka kamu harus membuat urutan pengerjaan tugas dari yang sekiranya paling banyak/butuh waktu berpikir lebih banyak terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika kamu terpaksa harus mengerjakan tugas pada H-1 sebelum deadline pengumpulannya supaya kamu nggak perlu mengerjakannya sampai begadang dan kekurangan tidur. 

2. Manajemen waktu

Kemampuan mengatur waktu merupakan hal yang paling penting yang perlu dimiliki seorang pelajar. Kamu harus memiliki waktu yang terjadwal dan nggak berantakan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. 

a. Mengatur porsi waktu dalam melakukan kegiatan

Sebagian besar sekolah menerapkan sistem lima hari sekolah sampai sore dan dua hari libur. Hal ini justru bisa menguntungkan kamu dalam mengatur waktu untuk mengerjakan tugas. Apabila diumpamakan siswa sampai di rumah pukul lima sore, ada waktu untuk mandi, makan, dan istirahat sejenak sebelum memulai menggarap tugas. Usahakan, ketika istirahat sejenak jangan membuka handphone dan media sosial. Kenapa? Kalau kamu terlanjur keasikan bermain handphone dan media sosial, itu justru membuat kamu jadi malas untuk mengerjakan tugas dan berujung menundanya. Tunda sejenak keinginanmu untuk mengenggam handphone.

Kalau nggak bisa meninggalkan media sosial, coba batasi berapa lama kamu harus berhenti. Sebab, kalau nggak bisa berhenti, itu tandanya kamu sudah kecanduan. Berikan jadwal kapan harus memulai dan mengakhiri aktivitas yang kamu lakukan. 

Berdasarkan pengalaman pribadiku, aku memiliki waktu untuk belajar selama tiga jam dari pukul tujuh sampai sepuluh malam tanpa ada iklan seperti main handphone atau chatting dengan orang lain. Aku memegang handphone hanya untuk browsing, jika diperlukan. Untuk ukuran teknologi sekarang, smartphone punya fitur untuk mematikan notifikasi aplikasi tertentu, hal ini membuat kita tidak terusik dengan notifikasi yang berbunyi dan menjauhkan kita dari rasa ingin membuka handphone dan chat. Seandainya terlalu lelah karena ekskul dan ingin tidur cepat, aku biasanya mengajukan jam belajar dan mengurangi porsi jam belajarku (khusus ketika aku kelelahan saja) jadi belajar dari pukul setengah tujuh malam sampai sembilan malam lalu langsung tidur.

b. Jangan menunda pekerjaan dan manfaatkan waktu luang

Jangan menunda pekerjaan sebab itu akan merusak jadwal aktivitas seharian. Tugas yang didapatkan harus segera dikerjakan supaya mereka tidak beranak. Fun fact, tugas jika dibiarkan berlama-lama dan nggak digarap maka semakin lama akan semakin banyak sehingga membuat kita bingung mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. 

Seperti pada poin pertama, ketika kita memiliki waktu luang, lebih baik mengerjakan tugas selanjutnya ketimbang bersantai. Ketika semua tugas sudah selesai dan waktu belajar yang kamu luangkan masih tersisa, lebih baik waktumu untuk mengerjakan digunakan untuk belajar daripada santai-santai. Jangan hentikan rutinitasmu karena kalau kamu santai pada jam rutin untuk belajar maka kamu akan terbiasa merusak jadwal aktivitasmu. 


Lalu kapan ada waktu untuk bersantai? Kamu punya dua hari untuk berlibur. Kamu bisa memanfaatkan satu hari dari akhir pekanmu untuk belajar atau mengerjakan tugasmu seharian sambil diselingi sedikit bermain handphone dan lainnya. Misalnya, kamu memilih hari Sabtu untuk hari menggarap tugas, maka kamu punya satu hari penuh untuk bermain tanpa gangguan tugas yaitu pada hari Minggu. Jika kamu memilih hari Minggu sebagai hari menggarap tugas, maka hari Sabtu adalah hari bebasmu.  

Tips manajemen waktu selengkapnya bisa baca artikel Time Management

3. Niat

Niat merupakan kunci yang paling penting. Sebab, segala amal perbuatan itu tergantung niatnya. Bagaimana sih caranya supaya kita bisa niat dalam belajar dan mengerjakan tugas?

a. Ubah mindset 

Kita harus bisa mengubah mindset kalau belajar atau tugas itu merupakan suatu beban. Anggaplah tugas-tugas itu juga merupakan suatu pelajaran yang dapat kamu ambil dan buatlah itu menjadi suatu hal yang menyenangkan dengan caramu sendiri. Kalau kamu suka mengerjakan tugas sambil mendengarkan lagu, lakukanlah selama itu tidak mengganggumu. Kalau kamu suka sambil menonton TV, lakukanlah selama itu tidak mempengaruhi niatmu untuk menggarap tugas.

b. Hindari faktor yang membuatmu malas

Niat itu munculnya berlawanan dengan rasa malas. Kalau kamu mau punya niat untuk mengerjakan tugas, maka hal pertama yang harus kamu lakukan adalah melawan rasa malas. Bagaimana sih cara melawan rasa malas? Pertama, kamu lihat dulu, apa hal yang membuat kamu malas? 
Apakah kebanyakan main media sosial?
Apakah kebanyakan main game?
Apakah kebanyakan rebahan?
Apakah kebanyakan ngobrol dengan orang lain?

Setelah kamu tahu sumber kemalasanmu, yang harus kamu lakukan adalah menghindarinya terlebih dahulu saat kamu akan melaksanakan tugasmu. Kalau kamu merasa malas karena media sosial, maka matikan saja ponselmu. Kalau malas karena rebahan, kamu cari tempat yang nggak bisa mendukung kamu untuk rebahan. Kalau malas karena kebanyakan mengobrol, coba menyendiri sejenak saat akan mengerjakan tugas. Setelah itu, kumpulkan niatmu. Sebab, yang paling penting adalah niat yang kuat maka akan mempengaruhi hasil dari apapun yang kamu perbuat. Intinya, jangan malas.

Demikian beberapa tips untuk mempermudah dalam mengatur waktu dalam belajar. Semoga tips yang aku berikan ini bisa kamu terapkan dan bermanfaat untuk kamu.

Have a nice day,

Michiko♡

Picture source on Instagram by @GCFC_IPB

6 Januari 2016

Time Management

8:48 PM 0 Comments
Time Management

Berhubung jadwalku belakangan ini padat, aku juga sedang persiapan untuk ujian kelulusan, mungkin aku nggak akan terus-terusan posting di blog sampai aku punya waktu senggang. Karena jadwalku yang padat ini, sudah pasti aku membutuhkan cara untuk mengatur waktu ketika ada acara. Bagi kamu yang sibuk dan sering bingung kalau ada hal yang harus dilakukan bersamaan, di sini aku mau berbagi tips untuk mengatur waktu.

Kerap kali kita kewalahan dengan waktu. Harus melakukan ini dan itu secara bersamaan. Pikiran jadi terpecah belah nggak karuan. Bingung mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Apalagi kalau harus mengejar deadline. Rasanya mencekik banget. Kita harus berjuang mati-matian untuk kejar deadline bahkan sampai harus begadang dan menyita waktu pokok untuk melakukan kegiatan yang lain. Repot banget, kan?

Tetapi kamu nggak akan kerepotan kalau kamu bisa mengatur waktu. Memang, agak sulit untuk disiplin waktu apalagi manusia-manusia Indonesia yang menganut paham "Jam Karet". Namun, cobalah sedikit berubah jadi lebih baik. Waktu itu hal yang paling berharga. Waktu nggak akan kembali walaupun jumlahnya sepersejuta sekon. Makanya, jangan pernah sia-siakan waktu. Kesempatan gak pernah datang dua kali. Hari ini bisa santai, tapi besok? Maka dari itu, aturlah waktu dengan sebaik mungkin. Caranya...

1. 24/3

Apa maksudnya?
Maksudnya adalah membagi 24 jam waktu yang kita punya dalam sehari untuk tiga hal. Delapan jam untuk tidur, delapan jam untuk belajar, delapan jam untuk sosial. Normalnya, manusia tidur selama delapan jam. Delapan jam itu bisa dipecah lagi untuk istirahat, tidur siang, dan tidur malam. Delapan jam untuk belajar bisa digunakan untuk bekerja, mengerjakan tugas, atau belajar. Delapan jam yang tersisa digunakan untuk bersosialisasi seperti menghabiskan waktu bersama keluarga, mengobrol sejenak agar nggak terlalu stres.

2. Everyday is working day

Sekali pun hari libur, jangan pernah malas-malasan. Cobalah untuk mengerjakan tugas yang belum selesai. Kalau gak ada tugas, mulailah berkarya dan mengembangkan skill. Bisa juga mengisi hari libur dengan melakukan hobi di dunia luar misalnya berenang, travelling, hanging out, fotografi, dan lainnya. Eits, hobi tidur dan hobi online gak termasuk ya. Setidaknya, ada waktu buat kamu santai dan menyegarkan pikiran. Karena kalau bermalas-malasan di hari libur, biasanya rasa malas itu akan menempel sampai esok harinya.

3. The important one is the main

Urutkan suatu acara atau kegiatan berdasarkan prioritas. Hal-hal yang menurut kamu adalah prioritas harus diselesaikan terlebih dahulu. Fokuskan pikiran terhadap hal tersebut dan bekerja secara maksimal. Jangan sampai mengerjakan beberapa hal dalam satu waktu. Serius, itu nggak akan memberikan hasil yang maksimal.

4. First invitation is priority

Kalau menurutmu semua hal itu penting dan harus diprioritaskan, maka urutkan hal itu berdasarkan waktu kamu menerima pekerjaan tersebut. Misalnya, kamu mendapat undangan rapat dan acara keluarga secara bersamaan. Kamu harus memilih di antara keduanya, mana yang kamu prioritaskan itulah yang akan kamu pilih. Kalau keduanya penting, urutkan berdasarkan waktu undangan. Siapa cepat, dia dapat.

5. Make a list about your activities

Buatlah daftar kegiatan sehari-harimu, dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Kalau nggak sanggup untuk menuliskannya setiap hari, minimal tulislah apa saja yang harus kamu lakukan hari ini. Tulis acara yang harus dihadiri, kegiatan yang harus dilakukan, tugas yang didapatkan, target yang harus dicapai sehingga kamu nggak lupa dan mempersiapkan semuanya.

6. Perhitungan waktu

Perkirakan waktu untuk setiap hal yang kamu kerjakan. Berapa lama waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan sesuatu hal? Dengan begitu, kamu bisa disiplin terhadap jadwal yang kamu buat. Biasakan melakukan sesuatu dengan tepat waktu. Terlambat sedikit saja, bisa membuat jadwal kegiatan yang tersusun rapi menjadi berantakan.

7. Jangan malas

Malas adalah penyakit utama setiap orang. Biasanya timbul karena media sosial, gadget, televisi, radio, kasur, dan alat yang mengganggu lainnya. Gejala yang timbul dari kemalasan adalah kebanyakan rebahan, nggak mau berkarya, banyak tidur dan banyak alasan. Cobalah tinggalkan sejenak hal yang membuat kamu malas selama masih ada hal lain yang lebih penting untuk dikerjakan. Setelah semua selesai barulah boleh malas.

Ingat guys!
今天不努力工作,明天努力找工作。
Jintian bu nuli gongzuo, mingtian nuli zhao gongzuo. 
Artinya: Hari ini tidak rajin bekerja, besok rajin mencari kerja.

Ini pepatah dari China. Di mana orang yang bermalas-malasan untuk belajar hari ini, maka pekerjaan pun akan malas untuk menghampirinya. So, ayo bangun dan berkarya!

Baca juga tips-tips kehidupan yang lainnya di sini

Have a nice day


Michiko ♡