Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Corona. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Corona. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

17 Maret 2020

Corona Virus World Tour

2:32 PM 0 Comments
Halo kawan. 

Pada kesempatan kali ini aku akan membahas tentang penyakit COVID-19 yang sedang merebak di seluruh dunia. Itulah alasan mengapa aku memberi judul Corona Virus World Tour karena virus ini benar-benar membuat dunia gempar akan kehadirannya. Tulisan kali ini benar-benar dibuat dadakan tanpa rencana apa pun dan ini adalah saatnya untuk serius dulu ya.


Saat ini kasus virus COVID-19 berdasarkan laporan WHO (World Health Organization) pada tanggal 16 Maret 2020 sudah terkonfirmasi sebanyak 167.511 kasus. Jumlah kasus terkonfirmasi di Indonesia pun berjumlah 117 kasus. Hal ini menyebabkan beberapa negara mengambil kebijakan tersendiri untuk mengurangi penularan virus ini, contohnya Itali yang saat ini negaranya mengambil kebijakan lock down karena kasus yang tiba-tiba melejit. Tidak hanya negara lain yang mengambil tindakan, negara Indonesia pun mengambil tindakan untuk meliburkan siswa, mahasiswa, dan karyawan karena keadaan darurat dan menggantinya dengan bekerja/belajar dari rumah guna mencegah penyebaran virus corona agar kasusnya tidak melejit. 

TAPI JANGAN SALAH PAHAM DENGAN KATA LIBUR.

Libur di sini bukan berarti kalian pergi liburan dan jalan-jalan ke tempat wisata. Justru kebijakan ini dilakukan agar MASYARAKAT MENGISOLASI DIRI DAN TIDAK PERGI KELUAR RUMAH.

Mengapa begitu? Oke, sebelum aku menjawab alasannya mari kita simak penjelasan tentang virus ini terlebih dahulu. Sumbernya dari WHO (World Health Organization) dan semuanya aku ringkas jadi satu. Untuk kalian yang mau tahu lebih detail silakan klik link sumber ya.

 

Apa itu Corona Virus? 

Coronavirus adalah sebuah keluarga virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Dari beberapa coronavirus yang telah diketahui, virus ini dapat menyebabkan infeksi pernapasan biasa seperti flu atau bahkan infeksi pernapasan akut seperti SARS dan MERS. 

Penyakit coronavirus yang sedang mewabah dan diumumkan sebagai pandemi global oleh WHO ini adalah virus baru yang sebelumnya tidak diketahui. Virus ini mirip dengan coronavirus yang menyebabkan penyakit Coronavirus Disease (COVID-19). Kasus penyakit ini pertama kali muncul di Wuhan, China pada Desember 2019.

 

Mengapa kita harus berhati-hati dengan virus ini?

Masa inkubasi virus ini sekitar 1-14 hari, biasanya sekitar 5 hari. Masa inkubasi berarti waktu yang diperlukan saat terkena virus dan mulai mengalami gejala penyakit. 

Antibiotik TIDAK DAPAT MEMBUNUH VIRUS ini karena antibiotik digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri. 

Vaksin dan obat untuk mencegah dan mengobati penyakit ini BELUM DITEMUKAN.

Walaupun penyakit ini tidak lebih mematikan daripada SARS, tetapi virus ini MENGINFEKSI DENGAN SANGAT CEPAT.

Virus DAPAT BERTAHAN PADA PERMUKAAN BENDA sekitar beberapa jam sampai beberapa hari.

 

Gejala COVID-19

WHO (World Health Organization) menyebutkan gejala umum COVID-19 adalah demam, mudah lelah, dan batuk kering. Tetapi ada beberapa pasien yang mengalami gejala nyeri, sesak napas, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, pilek atau diare. Beberapa pasien yang memiliki risiko gejala sesak napas atau penyakit yang lebih serius karena COVID-19 ini adalah orang tua dan orang yang memiliki riwayat penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit hati, penyakit paru-paru, diabetes, dan kanker. 

Bagi orang yang mengalami demam, batuk, dan sesak napas sebaiknya segera mencari bantuan tenaga medis.

 

Penularan COVID-19

Orang dapat tertular COVID-19 dari mereka yang terinfeksi virus ini. Penularan virus ini melalui droplet (cairan) dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi. Misalnya, saat mereka batuk atau bersin dan semburan droplet itu akan mengontaminasi permukaan benda, kemudian ada orang lain yang menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi itu dan orang tersebut menyentuh wajahnya terutama pada mata, hidung, atau mulut. Selain itu, jika orang yang terinfeksi batuk atau bersin dan menyembur kepada orang lain lalu menghirup droplet tersebut, maka penularan dapat terjadi.

 

Tindakan untuk mencegah penyebaran virus COVID-19

1. CUCI TANGAN

Cuci tangan adalah salah satu tindakan efektif untuk membersihkan virus yang kemungkinan menempel pada tangan kita. Kita mungkin sudah memegang banyak benda, tetapi kita tidak tahu benda mana yang terkontaminasi oleh virus. Jadi pastikan selalu cuci tangan sebelum makan dan pada interval waktu tertentu.

Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, setidaknya selama 20 detik agar memastikan tangan bersih dari virus. Jika tidak ada sabun dan air, alternatif lain gunakan hand sanitizer berbasis alkohol.

 

 2. JANGAN MEMEGANG WAJAH

Jangan mengucek mata, mengupil, atau memegang mulut saat tanganmu belum dibersihkan. Alasannya sama dengan poin sebelumnya, kita tidak tahu apakah virus itu ada di tangan kita atau tidak setelah kita menyentuh berbagai benda dan permukaan. Jika kita memegang wajah dengan keadaan tangan yang belum dibersihkan sedangkan ada virus yang menempel di tangan, virus di tangan kita dapat ditransfer ke area wajah dan menginfeksi kita jika terhirup.

 

3. JAGA KEBERSIHAN DIRI DAN LINGKUNGAN

Jika kalian keluar rumah, setibanya di rumah jangan menyentuh benda apa pun yang ada di rumah atau kamar sebelum kalian membersihkan diri. Cuci tangan dengan sabun atau cuci kaki, kalau bisa mandi sebab kita tidak tahu adakah virus yang menempel di tubuh kita. Usahakan baju yang telah dipakai langsung dicuci atau dipisahkan.

Bersihkan barang-barang yang sering dibawa ke luar rumah dengan rutin, seperti dompet, HP, dan lainnya.

 

 4. JAGA JARAK

Jaga jarak apabila bertemu dengan orang lain setidaknya 1 meter. Jangan bersentuhan seperti bersalaman atau berciuman. Sebab penularan virus ini melalui droplet yang berasal dari batuk, bersin, atau berbicara. Jika orang yang terinfeksi virus tidak sengaja menyemburkan droplet dan terhirup oleh orang lain maka orang tersebut berisiko terinfeksi virus ini.

Jika sedang sakit seperti demam atau flu, tetap berdiam diri di dalam rumah sampai sembuh. Jangan sampai orang yang sedang sakit menularkan penyakit kepada mereka yang sehat. Keluar rumah hanya pada keadaan mendesak saja dan gunakan masker agar ketika batuk tidak menyebarkan virus kepada orang lain. Buang masker setelah digunakan dan jangan pegang bagian luar masker saat melepasnya lalu cuci tangan.

Etika batuk dan bersin juga diperhatikan, jangan menutup hidung atau mulut dengan telapak tangan saat bersin agar droplet tidak menempel pada telapak tangan, benda atau permukaan. Gunakan tisu atau lengan bagian dalam untuk menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin. Buang tisu yang telah digunakan.

WHO juga menganjurkan pengguna masker HANYA untuk:
  • Orang yang sakit dengan gejala penyakit pernapasan
  • Petugas medis
  • Orang yang sedang merawat orang sakit.

Orang sehat TIDAK PERLU menggunakan masker, cukup JAGA JARAK AMAN. Gunakan masker dengan bijak dengan cara tidak membuang-buang masker karena banyak yang lebih membutuhkan.

HINDARI PERKUMPULAN ORANG seperti tempat wisata, mall, restoran dan tempat yang ditetapkan sebagai area penyebaran virus COVID-19. Terutama bagi orang yang memiliki risiko penyakit yang lebih serius karena COVID-19, seperti orang tua dan orang yang memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, hipertensi, penyakit hati, penyakit paru-paru, dan kanker.

 

5. JAGA POLA HIDUP SEHAT

WHO menganjurkan untuk melakukan pola hidup sehat untuk menjaga sistem kekebalan tubuh.
  • Makan makanan yang bergizi seimbang.
  • Jangan makan daging yang mentah atau belum matang.
  • Jangan merokok. 
  • Jaga kebersihan diri dan lingkungan.
Maka dari itu, perlu kesadaran masyarakat untuk melakukan tindakan preventif untuk mencegah COVID-19. Saat ini, Indonesia telah mengambil kebijakan pencegahan dengan cara mengurangi acara perkumpulan bahkan mengambil kebijakan bekerja/belajar dari rumah untuk menghambat penyebaran virus ini. Jadi, diharapkan sebisa mungkin untuk kita agar tetap tinggal di rumah masing-masing dan menghindari kerumunan orang. Jangan berlibur, berwisata, jalan-jalan ke mall, nongkrong di kafe, atau main di warnet karena kemungkinan untuk tertular virus menjadi lebih besar. Belajar dari negara Itali yang sekarang sedang menerapkan sistem lock down karena alasan terkait virus ini. Bagi kalian yang ingin membaca thread dari salah satu rakyat Itali silakan baca di sini:



Bagi kalian yang terpaksa harus beraktivitas di luar ruangan, tetap terapkan tindakan preventif yang telah dianjurkan oleh WHO ya. 
Amat dimohon dengan sangat kesadaran masyarakat Indonesia untuk memerangi virus ini, di luar sana tenaga medis sedang berusaha untuk menjadi garda terdepan untuk merawat orang-orang yang telah terinfeksi virus ini. Semoga kita semua selalu dalam perlindungan Tuhan.

UPDATE INFORMASI!!!
Semua masyarakat harus menggunakan masker dan menghindari kerumunan untuk meminimalisir penularan virus corona/COVID-19. 
JANGAN LUPA PAKAI MASKER KALAU KELUAR RUMAH DAN BERTEMU ORANG LAIN. 

Stay safe everyone, I love you guys. ♡
Michiko.


Sumber:

14 Mei 2021

Anti Sosial Karena Pandemi

6:13 PM 0 Comments
Hari ini aku lagi bingung nih, mau menulis tapi kok kayaknya aku lagi kehabisan topik untuk ditulis ya. 

Eh, tapi kalau dipikir-pikir nggak juga sih. Bukan kehabisan topik, lebih tepatnya malas untuk menulis topik yang berat dan panjang. Itu mah aku cuma cari alasan aja. Aku tuh lagi pengen cerita dan menulis topik yang ringan supaya nggak perlu pakai riset atau berpikir berat gitu. Kira-kira enaknya cerita tentang apa ya?

Oh iya, mumpung masih musim lebaran nih, aku mau mengucapkan, Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H, mohon maaf lahir dan batin ya. 

Bagaimana lebaran tahun ini? Seru nggak? Banyak yang datang ke rumah? Bertemu banyak saudara nggak?

Ini lebaran kedua bersama pandemi COVID-19 ya. Ternyata nggak terasa, kita sudah dua kali menjalankan ibadah puasa berdampingan dengan virus Corona. Lama juga ya. 

Simak juga artikel tentang virus Corona: Corona Virus World Tour 

Aku sudah kangen kumpul-kumpul, jalan-jalan, jalan kaki keliling kota tanpa masker sambil sedekah senyum. Selama pandemi, aku nggak pernah lagi jalan kaki jauh-jauh, soalnya rasanya pengap banget kalau jalan kaki harus pakai masker. Bahkan, belum jalan aja rasanya tercekik dan mual setiap masker nempel ke lubang hidung. Kalian ada yang gitu juga nggak sih?

Banyak banget perubahan yang terjadi di banyak sisi selama pandemi, termasuk diriku sendiri. Kalau kamu merasakan perubahan di hidupmu juga nggak setelah pandemi hadir?

Aku banyak banget sih, salah satunya masalah dalam bersosialisasi. Dulu aku anaknya tukang nongkrong, kumpul sama teman terus ngegosip, atau belajar bareng. Semenjak pandemi, aku jarang ketemu orang dan kemampuan komunikasiku yang minim ini semakin terkikis, sampai aku lupa caranya bersosialisasi sama orang lain. Alhasil, kalau ketemu orang aku suka bingung mau ngomong apa. 

Nggak tahu kenapa, selama setahun lebih aku diam melulu di rumah malah membuat aku semakin ansos alias anti sosial. Aku malu banget kalau ketemu orang lain. Sebenarnya aku nggak mau kayak gini sih, pengen bisa diajak ngobrol dengan asik sama orang lain tapi nggak tahu kenapa aku suka tiba-tiba jadi malu sendiri dan lebih banyak diam kalau ketemu orang apalagi orang baru, kayak ada tombol auto-switch kepribadian gitu. Aneh banget sih.

Selain itu beberapa dari targetku juga belum tercapai karena adanya pandemi. Baca juga hal yang belum bisa aku wujudkan: Thank You Card for 2020

Anti Sosial Karena Pandemi

Terus, selama pandemi ini aku juga jadi nggak pernah olahraga. Soalnya, aku lebih suka olahraga outdoor kayak berenang atau jalan kaki berkilo-kilo meter jauhnya sedangkan pandemi ini seolah tidak mengizinkan aku untuk beraktivitas di luar. Aku kurang enjoy kalau olahraga indoor dan bakalan berujung malas, apalagi pemandangannya karpet, TV, dan kasur, bawaannya pengen rebahan melulu nggak sih? Karena... Rebahan Adalah Passion.

Netizen be like: "Alasan, terima kasih."

Alhasil, selama aku di rumah, berat badanku naik drastis dan of course jadi insecure maksimal buat ketemu orang lain karena takut dapat komentar tentang perubahanku yang semakin menurun, takut dibilang gendut, walaupun emang kenyataannya gitu. Tapi ya... rasanya lebih sakit nggak sih kalau orang lain yang bilang padahal kita sudah sadar diri tentang kekurangan yang kita punya.

Eh, malah curhat. Sudah ah, ternyata aku lagi malas menulis itu karena lagi pengen mengeluh aja makanya kena writer block. Aku pernah mengalaminya sampai hiatus hampir setengah tahun tapi kali ini aku paksain menulis.  Baca alasan hiatusku: Bangun dari Hibernasi

Jadi, itu sih salah satu perubahan di dalam diriku yang terjadi karena pandemi. Sebenarnya, memang bukan salah pandemi sepenuhnya karena aku memang dasarnya punya bibit-bibit nggak bisa bersosialisasi sama orang lain, tapi dengan hadirnya pandemi menyebabkan bibit-bibit itu bertunas lebih cepat.

Kamu punya cerita perubahan yang terjadi selama pandemi juga? Sharing yuk!

Sekian cerita hari ini, kapan-kapan kita ngobrol lagi. 

Have a nice day,


Michiko ♡

Picture by Anthony Tran on Unsplash

16 November 2020

Bangun dari Hibernasi

10:00 AM 0 Comments
Halo. 
Ada yang kangen aku? Hahahaha. 
Ada yang kangen lihat aku spam promosi postingan blog di media sosial? 
Ada yang heran engga sih, mengapa aku menghilang selama ini? 

Sebenarnya sama sih, aku juga heran kenapa aku bisa hibernasi lama banget.

Padahal, ketika tahun 2019, betapa produktifnya aku untuk menulis di blog ini. Bahkan, sampai nekat untuk menantang diri sendiri dengan 30 Days Productive Challenge. Eh, ternyata itu engga bisa aku pertahankan di tahun 2020. Selain produktivitas yang menurun, ada tanggung jawab yang harus aku emban selain menghidupkan blog ini.

( Baca kisahnya di sini: Failure of 30 Days Productive Challenge )

Ke mana saja aku selama ini?

Ya... aku menunaikan kewajibanku untuk memenuhi harapan kedua orang tua. Iya, tahun ini adalah tahun yang sangat penting bagiku, tapi jadi engga terlalu menyenangkan sih karena berbarengan dengan pandemi COVID-19. 

( Simak tulisan tentang pandemi: Corona Virus World Tour )

Jadi, tahun ini adalah tahun di mana aku bekerja keras untuk lulus dari perguruan tinggi. Ya ampun, terharu banget aku gaes, ternyata aku sudah lulus. Hiks srot. :")

Sebenarnya, banyak banget lika-liku yang aku jalani untuk mencapai titik itu. Aku banyak banget sambat alias mengeluh, tapi aku engga kepikiran sih buat membaginya di blog ini pada waktu itu. Padahal banyak banget yang ingin aku bagikan, supaya masalah engga aku pendam sendirian. Mungkin, karena aku terlalu stres dengan tekanan skripsi dan tuntutan ambisi kali ya, makanya energi untuk menulis pun sepertinya sudah habis terkuras duluan untuk skripsi.

Sebenarnya, aku sudah lulus dari bulan September lalu sih, tapi entah mengapa, aku engga kunjung balik untuk menulis lagi di blog. Aku merasa engga punya pengalaman yang berbeda, yang bisa aku ambil hikmahnya ataupun aku bagikan kisah inspiratifnya. Tahu sendiri lah ya, sudah hampir satu tahun penuh karantina di rumah, pasti pengalaman hidupnya setiap hari cuma makan dan tidur aja. Makanya, aku semacam mengalami writer block gitu deh, yang berujung jadi alasan untuk rebahan dan bermalas-malasan.

( Baca juga: Rebahan Adalah Passion )

Nah, setelah ini aku ingin berkomitmen lagi untuk menulis di blog. Mungkin aku akan membagi kisahku ketika menjalani kewajiban untuk menyelesaikan skripsi atau cuma sekadar cuap-cuap engga penting, yang penting blog terisi. 

Oh iya, dilatarbelakangi dengan aku yang suka berandai-andai, aku jadi ingin bikin konten baru. Khusus konten untuk halu gitu deh. Enaknya dikasih tag apa ya? Konten halu? Idealisme? Emm, belum kepikiran nama tagnya sih, tapi yang jelas nanti isinya penuh dengan khayalan random aja supaya blog engga sepi. Selain itu, supaya isi blog engga cuma realita tapi juga cita-cita—walaupun mungkin beberapa ada yang engga bisa diterima logika. Hahahaha. 

Sekian untuk hari ini, selamat beraktivitas!
Have a nice day,


Michiko ♡

Photo by Kelvin Yup on Unsplash

1 Januari 2021

Thank You Card For 2020

8:21 AM 0 Comments

Selamat tahun baru!

Tahun 2020 telah resmi berakhir. Selamat datang tahun baru 2021. Biasanya, tahun baru selalu dipenuhi dengan resolusi dan refleksi diri. Tahun baru pula, semua rencana sepanjang tahun dituliskan dalam serangkaian daftar target yang harus dicapai. Tahun lalu, aku juga membuatnya di postingan Resolusi untuk Berevolusi, di sana aku menuliskan daftar target tahunan yang ingin aku capai. 


Kalian pasti masih ingat juga kan resolusi tahun 2020? Sebelum melanjutkan, aku ingin mengajak kalian untuk evaluasi diri bersama-sama. 


Evaluasi Diri dan Refleksi Diri 

Apa saja sih resolusi tahun 2020 punya kalian?

Apakah resolusi yang kalian tulis sudah tercapai semua? 

Kalau belum, apa ada sesuatu yang menghambat kalian dalam mencapai hal itu?

Apakah ada suatu hal yang membuat kita menjadi manusia yang lebih baik pada tahun 2020?

Apa saja hal-hal yang kita lakukan pada tahun 2020?

Coba tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu di kolom komentar kalau kalian membaca ini. 


Apa saja resolusiku tahun 2020?

Aku sendiri memiliki empat resolusi pada tahun 2020. Keempat resolusi itu adalah bekerja, berangkat ke Jepang, lulus N2, dan mencukupi kebutuhan air minum.


Baca juga resolusi tahun lalu: Resolusi untuk Berevolusi


Apakah sudah tercapai semua?

Belum. Kenyataannya, tahun 2020 bukanlah tahun keberuntungan untukku. Tiga dari empat resolusi belum aku capai pada tahun itu. Mungkin bukan jalannya dan bukan waktunya untuk mewujudkan itu semua. But it's okay, ternyata dari itu semua aku bisa mencapai hal yang lain yang nggak aku tulis sebagai resolusi tahunan. 


Apa saja hambatan untuk mewujudkan resolusi tahun 2020?

Dari keempat resolusi itu, tiga di antaranya terhambat karena merebaknya virus COVID-19. Segala sektor mengalami kesulitan, termasuk perusahaan-perusahaan internasional yang membutuhkan relasi antar negara. Hal itu juga berdampak pada negara Jepang yang menjalin hubungan dengan Indonesia untuk berbagai urusan seperti ekonomi, bisnis, dan pendidikan. Demi menjaga kesehatan bersama, maka lembaga penyalur tenaga kerja pun harus berhenti untuk mengirim tenaga kerja sementara dan ujian-ujian kesetaraan bahasa pun harus dibatalkan. Hal itu berdampak banget untuk tiga resolusi yang aku buat karena memang itu bidang utama yang sangat mempengaruhi rencana karirku sendiri.


Baca juga tentang COVID-19: Corona Virus World Tour


Apa saja hal yang membuatku menjadi manusia yang lebih baik?

Seperti yang telah kita ketahui, COVID-19 mulai menginvasi dunia sejak tahun 2019 dan pada tahun 2020 hampir seluruh dunia harus berdiam diri di rumah karena kehadirannya. Hal itu memberikan pelajaran walaupun memang rasanya sangat menyebalkan. Rencana yang sudah dirancang sejak awal tahun untuk direalisasikan pada tahun itu, semuanya batal. Hal itu membuat aku harus berpikir cepat dan tanggap dengan situasi yang mengungkung masa. Aku harus mencari kegiatan lain yang mungkin bisa menjadi rencana cadangan untuk sesuatu hal yang harus aku capai pada tahun itu. Maka, aku pun membanting setir dengan mempersiapkan target lulus kuliah tahun 2020 dan mengubah target pencapaian pada tahun itu. 


Selain itu, aku juga dituntut untuk lebih sabar dan berpikir dewasa untuk menghadapi sistem kehidupan yang baru sejak pandemi. Semua kegiatan dan cita-cita yang batal dilaksanakan harus aku terima dengan lapang dada. Aku juga sering stres karena berdiam diri di rumah dan nggak ada kawan untuk mengobrol sehingga membuat pikiranku sering banget memikirkan hal-hal yang nggak diperlukan alias overthinking. Namun, aku harus tetap bisa bertahan dalam situasi apa pun, maka aku harus bisa mengatur diriku sendiri agar bisa mengelola stres dengan baik.


Kemudian pandemi ini juga membuat komunikasi jadi terbatas. Manusia lebih sering mengobrol melalui internet padahal obrolan nggak langsung itu seringkali mengundang kesalahpahaman sehingga butuh kepala dingin untuk mencerna kata-kata yang diungkapkan oleh orang lain. Aku harus mengolah emosi marah dengan baik agar nggak sembarangan marah dengan hal-hal yang nggak perlu dipikirkan. Selain mengatur emosi marah, aku juga jadi lebih hati-hati dalam berbicara agar ucapanku nggak salah diterjemahkan sebagai ungkapan yang menyinggung perasaan oleh lawan bicaraku. Komunikasi yang terbatas juga membuat aku harus belajar lebih keras karena membuat aku kesulitan untuk berdiskusi dan bertukar opini khususnya di bidang akademik perkuliahan sehingga aku harus belajar mandiri.


Namun, dari segala kesulitan yang harus dilalui pada tahun 2020, aku belajar bahwa:

Apa yang manusia rencanakan belum tentu menjadi kenyataan. Boleh jadi kita menyukai suatu hal, sedangkan hal itu nggak baik untuk kehidupan kita. Boleh jadi pula kita nggak menyukai suatu hal tetapi hal itu adalah yang terbaik bagi kita. Kita nggak tahu masa depan dan nggak bisa memaksakan takdir.

Jadi, aku lebih banyak berlapang dada dan bersyukur atas segala hal yang datang ke kehidupanku walaupun terkadang aku juga masih mengeluh sih.


Baca juga hal-hal yang membuat aku stres pada tahun 2020Bangun dari Hibernasi


Apa saja hal yang telah aku lakukan pada tahun 2020?

Rutinitas yang biasa aku lakukan saat kehidupan normal tanpa pandemi harus berubah drastis. Semua berubah menjadi serba elektronik dan internet, aku harus belajar lebih keras supaya nggak gagap teknologi. Belajar lebih giat mengetahui tentang cara menggunakan email, google meet, zoom, sosial media, dan lain-lain. Kebanyakan waktuku dihabiskan untuk berselancar di internet mencari informasi dan jurnal penelitian guna menggarap skripsi. Selain itu, aku juga punya lebih banyak waktu untuk mengembangkan bakat dan minatku seperti menulis, menggambar dan lainnya. 


Itu lah refleksi diriku pada tahun 2020 dan hal-hal yang bisa aku evaluasi untuk perjalanan hidup ke depannya. Setelah melihat ke belakang, mari kita mulai move on dan melihat ke depan. Pasti kalian sudah punya rencana hidup masing-masing untuk tahun 2021 kan? Setidaknya kalian pasti punya resolusi walaupun hanya satu agar hidup nggak selalu stuck di titik yang sama dan nggak membuat kita insecure sendiri karena melihat orang lain yang terus maju sedangkan kita masih ada di zona nyaman.


Baca juga tentang kekhawatiran dalam diri tentang masa depan: Rebahan adalah Passion


Resolusi tahun 2021

Resolusi tahun 2021 yang aku rencanakan untuk aku wujudkan tahun ini ada empat:

1. Membaca buku minimal 1 buku dalam sebulan.

2. Menyelesaikan novel dan menerbitkannya.

3. Mengikuti berbagai macam lomba.

4. Mendapatkan penghargaan atau mempunyai penghasilan sendiri.


Itu adalah beberapa resolusi yang aku buat untuk tahun ini. Aku sedang fokus dalam pengembangan kemampuan diri. Bagaimana dengan kalian? Apa saja resolusi tahun 2021 milik kalian? Yuk sharing.


Selamat tinggal tahun 2020


Begitulah sekiranya refleksi diri dan perencanaan masa depanku. Semoga kita yang sedang berjuang untuk berkembang selalu mendapatkan kemudahan dalam melaksanakan semuanya. Semangat, guys!


Terima kasih tahun 2020, walaupun nggak sedikit duka dan luka yang kau bawa tetapi dari sana pelajaran hidup kau ajarkan untukku. Selamat datang tahun 2021, semoga tahun ini menjadi tahun yang membawa suka cita dan kebahagiaan. Selamat tahun baru! Semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik pada tahun ini.

Have a nice day,



Michiko ♡


Photo by Immo Wegmann on Unsplash