1 Januari 2021

Thank You Card For 2020

Selamat tahun baru!

Tahun 2020 telah resmi berakhir. Selamat datang tahun baru 2021. Biasanya, tahun baru selalu dipenuhi dengan resolusi dan refleksi diri. Tahun baru pula, semua rencana sepanjang tahun dituliskan dalam serangkaian daftar target yang harus dicapai. Tahun lalu, aku juga membuatnya di postingan Resolusi untuk Berevolusi, di sana aku menuliskan daftar target tahunan yang ingin aku capai. 


Kalian pasti masih ingat juga kan resolusi tahun 2020? Sebelum melanjutkan, aku ingin mengajak kalian untuk evaluasi diri bersama-sama. 


Evaluasi Diri dan Refleksi Diri 

Apa saja sih resolusi tahun 2020 punya kalian?

Apakah resolusi yang kalian tulis sudah tercapai semua? 

Kalau belum, apa ada sesuatu yang menghambat kalian dalam mencapai hal itu?

Apakah ada suatu hal yang membuat kita menjadi manusia yang lebih baik pada tahun 2020?

Apa saja hal-hal yang kita lakukan pada tahun 2020?

Coba tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu di kolom komentar kalau kalian membaca ini. 


Apa saja resolusiku tahun 2020?

Aku sendiri memiliki empat resolusi pada tahun 2020. Keempat resolusi itu adalah bekerja, berangkat ke Jepang, lulus N2, dan mencukupi kebutuhan air minum.


Baca juga resolusi tahun lalu: Resolusi untuk Berevolusi


Apakah sudah tercapai semua?

Belum. Kenyataannya, tahun 2020 bukanlah tahun keberuntungan untukku. Tiga dari empat resolusi belum aku capai pada tahun itu. Mungkin bukan jalannya dan bukan waktunya untuk mewujudkan itu semua. But it's okay, ternyata dari itu semua aku bisa mencapai hal yang lain yang nggak aku tulis sebagai resolusi tahunan. 


Apa saja hambatan untuk mewujudkan resolusi tahun 2020?

Dari keempat resolusi itu, tiga di antaranya terhambat karena merebaknya virus COVID-19. Segala sektor mengalami kesulitan, termasuk perusahaan-perusahaan internasional yang membutuhkan relasi antar negara. Hal itu juga berdampak pada negara Jepang yang menjalin hubungan dengan Indonesia untuk berbagai urusan seperti ekonomi, bisnis, dan pendidikan. Demi menjaga kesehatan bersama, maka lembaga penyalur tenaga kerja pun harus berhenti untuk mengirim tenaga kerja sementara dan ujian-ujian kesetaraan bahasa pun harus dibatalkan. Hal itu berdampak banget untuk tiga resolusi yang aku buat karena memang itu bidang utama yang sangat mempengaruhi rencana karirku sendiri.


Baca juga tentang COVID-19: Corona Virus World Tour


Apa saja hal yang membuatku menjadi manusia yang lebih baik?

Seperti yang telah kita ketahui, COVID-19 mulai menginvasi dunia sejak tahun 2019 dan pada tahun 2020 hampir seluruh dunia harus berdiam diri di rumah karena kehadirannya. Hal itu memberikan pelajaran walaupun memang rasanya sangat menyebalkan. Rencana yang sudah dirancang sejak awal tahun untuk direalisasikan pada tahun itu, semuanya batal. Hal itu membuat aku harus berpikir cepat dan tanggap dengan situasi yang mengungkung masa. Aku harus mencari kegiatan lain yang mungkin bisa menjadi rencana cadangan untuk sesuatu hal yang harus aku capai pada tahun itu. Maka, aku pun membanting setir dengan mempersiapkan target lulus kuliah tahun 2020 dan mengubah target pencapaian pada tahun itu. 


Selain itu, aku juga dituntut untuk lebih sabar dan berpikir dewasa untuk menghadapi sistem kehidupan yang baru sejak pandemi. Semua kegiatan dan cita-cita yang batal dilaksanakan harus aku terima dengan lapang dada. Aku juga sering stres karena berdiam diri di rumah dan nggak ada kawan untuk mengobrol sehingga membuat pikiranku sering banget memikirkan hal-hal yang nggak diperlukan alias overthinking. Namun, aku harus tetap bisa bertahan dalam situasi apa pun, maka aku harus bisa mengatur diriku sendiri agar bisa mengelola stres dengan baik.


Kemudian pandemi ini juga membuat komunikasi jadi terbatas. Manusia lebih sering mengobrol melalui internet padahal obrolan nggak langsung itu seringkali mengundang kesalahpahaman sehingga butuh kepala dingin untuk mencerna kata-kata yang diungkapkan oleh orang lain. Aku harus mengolah emosi marah dengan baik agar nggak sembarangan marah dengan hal-hal yang nggak perlu dipikirkan. Selain mengatur emosi marah, aku juga jadi lebih hati-hati dalam berbicara agar ucapanku nggak salah diterjemahkan sebagai ungkapan yang menyinggung perasaan oleh lawan bicaraku. Komunikasi yang terbatas juga membuat aku harus belajar lebih keras karena membuat aku kesulitan untuk berdiskusi dan bertukar opini khususnya di bidang akademik perkuliahan sehingga aku harus belajar mandiri.


Namun, dari segala kesulitan yang harus dilalui pada tahun 2020, aku belajar bahwa:

Apa yang manusia rencanakan belum tentu menjadi kenyataan. Boleh jadi kita menyukai suatu hal, sedangkan hal itu nggak baik untuk kehidupan kita. Boleh jadi pula kita nggak menyukai suatu hal tetapi hal itu adalah yang terbaik bagi kita. Kita nggak tahu masa depan dan nggak bisa memaksakan takdir.

Jadi, aku lebih banyak berlapang dada dan bersyukur atas segala hal yang datang ke kehidupanku walaupun terkadang aku juga masih mengeluh sih.


Baca juga hal-hal yang membuat aku stres pada tahun 2020Bangun dari Hibernasi


Apa saja hal yang telah aku lakukan pada tahun 2020?

Rutinitas yang biasa aku lakukan saat kehidupan normal tanpa pandemi harus berubah drastis. Semua berubah menjadi serba elektronik dan internet, aku harus belajar lebih keras supaya nggak gagap teknologi. Belajar lebih giat mengetahui tentang cara menggunakan email, google meet, zoom, sosial media, dan lain-lain. Kebanyakan waktuku dihabiskan untuk berselancar di internet mencari informasi dan jurnal penelitian guna menggarap skripsi. Selain itu, aku juga punya lebih banyak waktu untuk mengembangkan bakat dan minatku seperti menulis, menggambar dan lainnya. 


Itu lah refleksi diriku pada tahun 2020 dan hal-hal yang bisa aku evaluasi untuk perjalanan hidup ke depannya. Setelah melihat ke belakang, mari kita mulai move on dan melihat ke depan. Pasti kalian sudah punya rencana hidup masing-masing untuk tahun 2021 kan? Setidaknya kalian pasti punya resolusi walaupun hanya satu agar hidup nggak selalu stuck di titik yang sama dan nggak membuat kita insecure sendiri karena melihat orang lain yang terus maju sedangkan kita masih ada di zona nyaman.


Baca juga tentang kekhawatiran dalam diri tentang masa depan: Rebahan adalah Passion


Resolusi tahun 2021

Resolusi tahun 2021 yang aku rencanakan untuk aku wujudkan tahun ini ada empat:

1. Membaca buku minimal 1 buku dalam sebulan.

2. Menyelesaikan novel dan menerbitkannya.

3. Mengikuti berbagai macam lomba.

4. Mendapatkan penghargaan atau mempunyai penghasilan sendiri.


Itu adalah beberapa resolusi yang aku buat untuk tahun ini. Aku sedang fokus dalam pengembangan kemampuan diri. Bagaimana dengan kalian? Apa saja resolusi tahun 2021 milik kalian? Yuk sharing.


Selamat tinggal tahun 2020


Begitulah sekiranya refleksi diri dan perencanaan masa depanku. Semoga kita yang sedang berjuang untuk berkembang selalu mendapatkan kemudahan dalam melaksanakan semuanya. Semangat, guys!


Terima kasih tahun 2020, walaupun nggak sedikit duka dan luka yang kau bawa tetapi dari sana pelajaran hidup kau ajarkan untukku. Selamat datang tahun 2021, semoga tahun ini menjadi tahun yang membawa suka cita dan kebahagiaan. Selamat tahun baru! Semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik pada tahun ini.

Have a nice day,



Michiko ♡


Photo by Immo Wegmann on Unsplash

Tidak ada komentar:

Posting Komentar