16 Desember 2015

Surat Terkutuk

Untuk seseorang yang aku cinta.


Teruntuk kamu yang memandang secarik kertas busuk ini. 
Kamu yang memandang tulisan haram ini. 
Kamu yang memikirkan makna sampah ini. 
Bagaimana kabarmu? Kau selalu baik, bukan? Ya, aku tahu itu. Kau sakit? Maaf, aku tak mampu mengobatimu karena aku tahu hanya dia yang mampu mengobati segala lukamu.

Kau sakit, dia yang mengobati. Dia sakit, kau yang mengobati. Lalu bagaimana denganku? Aku disini sendiri, tiada yang mengobati dan tiada yang menemani. Apa aku terabaikan dikala kau dan dia bahagia? Apakah aku harus terpaku melihat kebersamaan dua insan yang saling mencinta sedangkan aku disini mematung dalam kesakitan yang mendalam?

Aku bingung. Hidupku suram ketika mendapatimu jalan berdua bersamanya. Aku tak tahu bagaimana melepas kerinduan ini. Sekadar melihatmu itu tak cukup bagiku. Sekadar menatapmu dari kejauhan tak terasa bagiku. Terlebih lagi jika aku melihatmu dengannya. Hatiku bukan lega tetapi terasa sesak dan ingin berteriak melepas semua beban di hatiku.

Kumohon berikanlah aku celah untuk memasuki hatimu. Sedikit balasan sudah cukup bagiku. Sedikit penghargaan atas pengorbananku membuat hatiku bahagia. Tak bisa kah satu kali saja kau berkorban untukku?
Kumohon, selama aku masih merindukanmu, buatlah aku selalu nyaman bersamamu. Selama aku masih menyayangimu, buatlah aku selalu tersenyum padamu. Selama aku mencintaimu, buatlah aku selalu bahagia karenamu. 

Mustahil, itu tak mungkin.

Aku tahu pengorbananmu hanya untuk dirinya. Kau telah membunuhku dengan cintamu. Meski pun ragaku ini masih hidup, tapi kau harus tahu cintaku ini sudah mati terbunuh api cinta yang selalu membara karena kau dan dirinya.

Salam hangatku untukmu mungkin tak terasa hangat. Namun, semoga dia bisa menghangatkanmu dengan kasihnya. 

Tertanda,

Orang yang mencintaimu dalam diam

Baca juga puisi dan surat yang lainnya klik di sini

Ditulis oleh:


Michiko 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar