3 Maret 2019

Dia Adalah Guruku Bukan Dilanku

Tadi siang, aku membuka blog lamaku (link blog lama) yang sudah lama banget terbengkalai. Seketika aku teringat pada seseorang yang pernah hadir di dalam garis hidupku. Sebab, pada era aku aktif di blog lamaku juga merupakan masa di mana aku pernah membuang seseorang dari kehidupanku juga.

He was my teacher

Beliau adalah seorang penulis berbakat. Seorang yang sering mendukung aku untuk mengembangkan potensi menulis yang aku miliki. Seorang yang (pernah) sangat mempedulikan muridnya. 

Beliau adalah seorang yang memotivasi aku untuk mulai menulis novel.  Sejujurnya, beliau ini adalah panutanku karena menurutku beliau adalah penulis yang hebat. Yeah, I remember this cleary

Perjuangan menulis novel tidak mudah, baca kisah perjuangan sang Pejuang Mimpi

Beliau orang yang rendah hati dan asik diajak berdiskusi. Akan tetapi, aku justru memperlakukannya dengan sangat kejam sebab kepeduliannya yang menurutku terlalu berlebihan sampai kuanggap terlalu kelewatan sampai mencampuri urusanku. Setelah aku pikir lagi, sebenarnya wajar sih kalau guru menasihati dan peduli kepada muridnya. Tetapi, mungkin saat itu aku masih labil dan keras kepala. Jadi, hal yang beliau lakukan terasa sangat menyulitkan aku.

Pada postingan kali ini, saya mau meminta maaf atas segala hal yang pernah saya lakukan terhadap beliau. Serta berterimakasih karena telah menasihati saya dan mengingatkan saya kalau saya berbuat kesalahan.

Sebenarnya, aku menulis ini dengan pertimbangan yang cukup lama. Sebab, aku nggak mau menuai kesalahpahaman yang dulu terulang lagi. 

Sejujurnya, kami sudah lost contact since five years ago, malah kayaknya sih lebih. Uhm... I'm not sure. Saat ini aku benar-benar nggak tahu kabarnya bahkan aku juga nggak tahu beliau masih mengajar di sana atau nggak sehingga aku pun nggak bisa meminta maaf secara langsung. 

Maka dari itu, aku menulis postingan ini untuk meminta maaf atas segala kesalahan yang pernah aku lakukan kepada beliau. Semoga beliau sudi membaca dan memaafkanku.

Ucapan Terima kasih dan Maaf untuk Guruku

Pesan untuk beliau:
Pak, saya sudah dewasa dan menyadari kesalahan yang saya lakukan dahulu kala. Jadi, saya mau meminta maaf atas apa yang pernah saya lakukan dan saya menyadari kesalahan saya. Terima kasih atas support-nya di kala itu. Semoga tidak ada kesalahpahaman yang terjadi lagi. Sebagai manusia, kita harus berbuat baik kepada sesama makhluk Tuhan. Cukup sekian, terima kasih telah membimbing saya, Pak. Semoga Bapak selalu bahagia dan menjalani hidup dengan baik.
Cukup segini aja postingan hari ini.

Have a nice day,


Michiko♡

Photo by rawpixel on Unsplash

Tidak ada komentar:

Posting Komentar