4 Maret 2019

Aku Masih Bodoh

Hari ini aku dapat pelajaran baru. Aku menuliskannya untuk berbagi isi kepalaku dengan kamu. Agak sedih sih, sedikit kekhawatiran juga melekat dalam hati.

FYI, aku ini adalah mahasiswa tingkat tiga. Iya, sudah tua. Aku kuliah jurusan sastra Jepang di salah satu universitas. Ada satu mata kuliah bernama Bahasa Jepang Tingkat Lanjut atau Advance Japanese

Di kelas bahasa tingkat lanjut itu, aku benar-benar merasa seperti ditampar oleh perkataan dosenku sendiri.

Saat itu, beliau membawa sebuah buku yang semua mahasiswa miliki tetapi kami nggak pernah membacanya, bahkan menyentuhnya pun jarang. Buku itu adalah Buku Panduan Akademik Mahasiswa. Nggak ada mahasiswa yang membaca uraian standar kompetensi pembelajaran, sama sekali nggak ada satu pun. 

Kemudian, beliau pun membacakannya di depan kelas. Kurang lebih, begini isinya.

Mahasiswa tahun ketiga setidaknya dapat menguasai:

1. Kemampuan mendengarkan (bahasa asing)
Mahasiswa mampu memahami pengumuman lisan (stasiun, mall, bandara, dsb.); mampu memahami perbincangan dan alur pembicaraan; mampu memahami acara TV atau radio; mampu menguping obrolan orang lain.

2. Kemampuan berbicara (bahasa asing)
Mahasiswa mampu berpidato secara singkat dalam acara formal; mampu menjelaskan arah/cara pergi ke suatu tempat; mampu menceritakan pengalaman dan perasaan pada suatu hal yang dialami; mampu bercakap dalam bahasa asing dengan topik ringan sehari-hari.

3. Kemampuan membaca (bahasa asing)
Mahasiswa mampu memahami informasi dari brosur, dll.; mampu menggali informasi dari ensiklopedia; mampu memahami cerita karya sastra pendek; mampu membaca dan memahami isi pengumuman tertulis.

4. Kemampuan menulis (bahasa asing)
Mahasiswa mampu menulis memo; mampu melakukan pemesanan melalui internet; mampu menulis karangan cerita pengalaman dan kehidupannya sehari-hari; mampu menulis surat ucapan.

Kemudian beliau bertanya, "Apa kalian sudah punya kemampuan yang harus dimiliki tingkat tiga?"

Aku duduk terpaku sambil berpikir. Ucapan dosenku seolah menamparku. Kalau aku pikir kembali, sebenarnya aku belum banyak menguasai standar kompetensi itu. Bahkan, amat sangat jauh sekali dari kata baik. #pemborosankata

Aku Masih Bodoh

Kemampuanku untuk mendengarkan ucapan bahasa Jepang masih sangat kurang dari kata baik, bahkan mendengarkan acara seperti rekaman atau seminar pun aku harus mendengarkannya berulang dan tidak semudah itu menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.

Kemampuan berbicara juga masih jauh dari kata baik, kosa kata yang aku miliki sangat sedikit bahkan ketika beliau menanyakan 'alat cukur' dalam bahasa itu pun aku nggak tahu.

Kemampuan membaca, nggak perlu ditanya lagi, aku membaca karakter pun masih sering membuka kamus.

Kemampuan menulis, mustahil. Bahkan, ketika aku membuka suatu web yang penuh dengan kanji dan kawan-kawan membuatku pusing dan buru-buru menutupnya lagi.

Jadi, selama ini aku ke mana? 

Aku hanya memikirkan nilai, nilai, dan nilai. Dipikiranku hanya cumlaude, cumlaude, dan cumlaude. 

Aku nggak pernah berpikir tentang skill dan pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari. Bahkan, kemampuan yang menjadi standar minimal pun nggak aku miliki. 

Aku merasa sombong dan puas dengan ilmu yang aku dapatkan, padahal itu hanya sebagian kecil bahkan hanya dasar. Aku terlalu cuek dengan ilmu yang harusnya aku cari dan gali lebih dalam. 

Sekarang, apa kenyataannya? Bahkan aku kesulitan mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari.

Aku harus lebih banyak belajar dan mulai menerapkan tips dari tulisan Cara Cerdas dalam Mengatur Waktu untuk Belajar

Ini merupakan bahan untuk evaluasi. Reminder untuk diriku sendiri agar aku bisa introspeksi. Aku akan berusaha lebih keras lagi. Ganbarimasu!

Jangan sombong dan tetaplah haus ilmu. Sebab, ada pepatah mengatakan:
Carilah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat.

Ingat juga pepatah China "今天不努力工作,明天努力找工作", kamu bisa cari artinya di postingan Time Management. Semangat untuk kita semua!

Have a nice day,

Michiko♡

Photo by Aaron Burden on Unsplash

Tidak ada komentar:

Posting Komentar