Tampilkan postingan dengan label Learn. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Learn. Tampilkan semua postingan

4 Juni 2021

Analogi Sepeda Kehidupan

8:20 PM 0 Comments
Kamu pernah naik sepeda kan?
Atau seenggaknya kamu pasti pernah melihat sepeda kan?
Kamu tahu bentuk sepeda seperti apa?

Apa saja sih bagian-bagian sepeda?
Ada setang dan rem, ada sadel dan dudukan sadel, ada rantai, ada roda dan ban, ada pedal, dan rangka sepedanya.

Bagaimana caranya supaya sepeda itu bisa jalan? Tentu saja, harus ada orang yang mengendarai sepeda itu. 

Analogi Sepeda Kehidupan
Ngomong-ngomong soal sepeda nih, kamu pernah kepikiran nggak kalau manusia menjalani hidup itu seperti naik sepeda. Kita adalah pengendaranya dan sepeda adalah komponen lain dalam hidup kita. Komponen-komponen itulah yang mendorong kita untuk mencapai tujuan hidup kita.

1. Pedal adalah tuas usaha

Misalnya, pedal sepeda yang dianalogikan sebagai sebuah tuas usaha. Kalau kita nggak mengayuh sepeda, maka sepeda nggak akan jalan. Sama halnya, saat kita nggak mau usaha, pasti kita juga nggak akan bisa untuk mencapai tujuan kita, cita-cita kita, atau keinginan kita. Salah satu cara kita mengayuh sepeda itu dengan konsistensi dalam berusaha. Baca di sini: Konsistensi, Kunci Ajaib Pengabul Mimpi

2. Roda adalah dukungan internal dan eksternal

Kemudian, kita analogikan roda sebagai support system. Kalau sepeda nggak ada rodanya, sepeda nggak bisa jalan dong? Mungkin bisa, tapi kita yang seret sepedanya. 

Sama juga halnya dengan kehidupan kita, kalau kita nggak punya support system apa yang bakal terjadi? Kita jatuh bangun sendiri, kita sedih dan menangis sendiri, kita terluka sendiri, kita susah sendiri, kita senang sendiri, kita tertawa sendiri tanpa ada tempat berbagi. Intinya, kita harus menyeret hidup kita sendirian.

Support system itu apa saja sih bentuknya? Banyak. Bisa berupa dukungan keluarga, pikiran positif kita, doa, teman-teman yang suportif, atau lingkungan yang mendukung kita. Ngomong-ngomong, doa juga punya analogi kayak sepeda lho. Baca di sini: Zutto Oinorishimashou

3. Setang dan rem adalah pengarah pilihan hidup

Kemudian, kita analogikan setang dan rem sebagai alat untuk mengarahkan kita pada tujuan yang ingin kita capai. Kita pasti sudah paham, saat kita punya tujuan maka akan ada banyak jalan yang kita lalui atau bisa kita pilih sebagai alternatif. 

Misalnya, kita punya tujuan ke Jakarta dan berangkat dari Semarang, ada banyak jalan kan? Mulai dari jalan tol, jalan utama Pantura, bahkan jalan kecil buat melipir pun ada. Begitu juga cara kita mencapai tujuan kita, ada banyak jalan menuju Roma, dan dengan setang itulah kita memilih jalan mana yang harus kita tempuh.

Lalu, apa fungsi remnya? 

Setiap jalan pasti punya risiko dan kesulitan tersendiri. Kita bisa lho pilih jalan tol yang lancar anti macet, tapi kita punya risiko tertabrak mobil kalau bersepeda di jalan tol. Kita bisa juga pilih jalan Pantura tapi kita punya risiko beriringan dengan banyak truk dan kendaraan besar lainnya. Kita bisa pilih jalan kecil tapi kita punya risiko tersesat atau melewati area perumahan yang banyak anak kecil main di jalan. Kita bisa pilih jalan desa tapi kita punya risiko melewati jalan yang licin atau penuh lubang dan bebatuan. 

Sama halnya kayak kita menempuh jalan menuju tujuan hidup kita. Semua jalan punya masalahnya sendiri. Semua pilihan kita punya risikonya sendiri. Itu lah fungsi rem dalam hidup kita, kita bisa menggunakannya saat menemukan banyak masalah dalam perjalanan kita, supaya kita berhati-hati dan nggak celaka. 

Ingatlah, nggak apa-apa untuk berhenti sejenak saat menemui masalah. Nggak apa-apa untuk istirahat sejenak saat merasa lelah. Semangat! 

4. Rantai adalah niat

Rantai sepeda dianalogikan sebagai niat kita. Ketika niat kita kuat, rantai itu terasa seperti baru diberi pelumas. Perjalanan kita pun pasti lancar dengan rantai yang masih licin. 

Namun, apa yang terjadi ketika rantai itu mulai berkarat seiring jauhnya perjalanan yang kita tempuh? Pasti terasa berat saat kita harus bersepeda dengan rantai berkarat dan hampir putus padahal kita belum mencapai tujuan kita. Maka dari itu, ketika kita merasa perjalanan kita terasa berat dan kita mulai lelah dengan semuanya, istirahatlah sejenak dan benahi niat terlebih dahulu.

5. Sadel dan dudukan sadel adalah kesehatan fisik dan mental

Sadel dan dudukan sadel diibaratkan sebagai kesehatan mental dan fisik kita. Keduanya bekerja sama untuk memberikan kenyamanan saat kita bersepeda untuk menempuh perjalanan kita. 

Ketika kesehatan kita tidak baik atau sedang rusak, perjalanan kita nggak akan terasa nyaman. Coba bayangkan saja, bagaimana rasanya ketika kita sedang mengejar mimpi tapi ternyata tubuh dan mental kita nggak baik-baik saja. Rasanya nggak nyaman kan? Kayak bersepeda tapi sepedanya nggak ada dudukan sadel, masa iya duduk di rangka sepedanya? Nggak nyaman, kan?

Nah, itu lah analogi sepeda dalam kehidupan kita. Sekarang, tinggal satu pertanyaan yang mau aku tanyakan pada kamu. Kamu mau bersepeda ke mana? Apakah kamu sudah menetapkan tujuan hidupmu?

Yuk, share jawabanmu di kolom komentar!

Have a nice day,


Michiko♡

Picture by Rizki Yulian

21 Mei 2021

Kala Tuhan Berkata Tidak

11:40 AM 0 Comments
Kamu pernah kesal nggak ketika keinginanmu nggak terwujud? 

Apa kamu pernah berpikir kalau Tuhan jahat karena nggak pernah mendengar doa kita?

Setiap manusia selalu punya banyak keinginan. Setiap satu keinginan terwujud, kita bakal punya keinginan yang lain. Betul begitu? Iya, karena manusia punya sifat yang nggak pernah puas. Itu sudah menjadi naluri seorang manusia. Akan tetapi, kalau sifat itu dibiarkan terus-menerus, hal itu akan melahirkan jutaan makhluk yang tamak. Jelas, dampaknya akan sangat berbahaya bagi setiap manusia dan lingkungannya.

Namun, Tuhan tahu bagaimana cara menghentikan ketamakan manusia yang sudah pasti akan menghancurkan dunia dan dirinya sendiri, yaitu dengan berkata tidak. Tuhan punya alasan untuk berkata tidak pada setiap permintaan manusia. Aku bisa menuliskan alasan-alasan mengapa Tuhan berkata "tidak". Aku bukan Tuhan, tapi aku belajar banyak dari segala keputusanNya.

1. Penundaan

Tuhan adalah Zat Yang Maha Tahu. Tuhan tahu jalan hidup yang akan kita lalui. Dia tahu kapan waktu yang tepat untuk mengabulkan permintaan manusia. Dia tahu hal yang berhak kita peroleh dan hal yang bukan hak kita.

Hanya saja, kalau permintaan kita nggak kunjung dikabulkan, bukan berarti Tuhan menolaknya. Bisa saja, permintaan kita akan dikabulkan beberapa hari kemudian, beberapa bulan kemudian, atau bahkan beberapa tahun kemudian. Tujuannya adalah menguji kesabaran dan usaha kita. Sejauh apa sih usaha kita untuk mendapatkannya? Apakah kita layak mendapatkan itu dengan usaha yang kita lakukan? Apakah doa kita sudah cukup imbang dengan usaha yang kita lakukan?

Baca kiat dalam berdoa: Zutto Oinorishimashou

2. Melindungi kita dari bahaya

Nggak semua yang kita inginkan akan terwujud. Memang, rasanya sedih banget ketika kita nggak bisa memiliki apa yang kita inginkan. Itu tandanya naluri ketamakan kita sedang meronta karena dikurung oleh keputusanNya.

Padahal, bisa jadi kalau keinginan kita terwujud bukanlah kebaikan yang kita dapatkan tapi justru bahaya. Maka, Tuhan berkata tidak untuk melindungi kita dari keinginan yang berpotensi menjerumuskan kita ke dalam keburukan.

Pelajari tentang ketamakan yang membawa petaka di postingan Belajar Tentang Keserakahan dari Buku Aroma Karsa Karya Dee Lestari

3. Memberi hal yang jauh lebih baik

Tuhan itu Maha Baik. Jika kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan, setidaknya Dia akan memberi yang jauh lebih baik dari apa yang kita inginkan. Bisa jadi hal yang kita dapatkan lebih baik manfaatnya. Bisa jadi hal yang kita dapatkan lebih banyak pelajarannya. Bisa jadi hal yang kita dapatkan lebih baik maknanya. Bisa jadi pula hal yang kita dapatkan lebih baik hikmahnya. Jelas, Tuhan tahu yang terbaik untuk hambaNya.

4. Memberikan pelajaran

Setiap kesedihan atau hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi, semua itu selalu ada hikmahnya. Kita bisa belajar dari kesedihan yang kita alami. Kita bisa paham dan memaknai hikmahnya saat kita tidak bisa mendapatkan sesuatu yang kita kehendaki. Semua itu terjadi karena ada alasannya. Semua itu akan selalu berbuah hikmah yang bisa kita pelajari. 

Baca cara memaknai kegagalan kala Tuhan berkata tidak

5. Tuhan sayang kita

Dari semua yang telah aku sebutkan, satu alasan yang paling utama; Tuhan sayang kita. Tuhan ingin yang terbaik untuk hambaNya.

Kala Tuhan Berkata Tidak
Itulah lima alasan yang aku pahami kala Tuhan berkata tidak pada apa yang aku kehendaki. Bagaimana dengan pendapat kamu? Menurutmu, apa alasan Tuhan belum mengabulkan permintaanmu? 

Sekian renungan untuk hari ini. Selamat beraktivitas.

Have a nice day,


Michiko ♡

Picture design by nadhishafa

20 April 2021

Bertahan dalam Keadaan Tersulit

10:42 PM 0 Comments
Hidup itu bagai roda yang berputar, kadang ada masa kita berada di atas dan kadangkala pula kita berada di bawah. Setiap orang pasti pernah berada di dalam kesulitan. Banyak hal yang bisa dipelajari dan dimaknai oleh manusia setiap ia mengalami kesulitan, termasuk aku begitu pun kamu. 

Kamu pasti pernah berada di fase tersulit dalam hidupmu. Yang kemudian, kesulitan itu akan memberikan pelajaran berharga di dalam hidupmu. Lalu pelajaran itu akan selalu kamu ingat dan tak pernah kamu lupakan agar kamu tak mengalaminya lagi di masa depan.

Salah satu fase tersulitku ada pada perjuangan menggapai mimpi. Baca juga: Pejuang Mimpi

Kadangkala, kita merasa dunia terlalu kejam dan tidak ada keadilan di dalamnya. Namun, rupanya itu adalah bayangan di dalam pikiran kita sendiri. Padahal Tuhan Yang Maha Adil telah memberikan kehidupan sesuai porsinya masing-masing. Hanya saja, manusia yang tak pernah tahu diri.

Reaksi pertama kita saat berada di dalam kesulitan adalah tangis dan amarah. Cacian dan makian terlontarkan pada dunia, sedangkan kita tak pernah menyadari bagaimana dunia bekerja. Bagaimana cara Tuhan menghentikan kita agar tidak terjerumus ke dalam kesengsaraan yang jauh lebih menyakitkan. Bagaimana cara Tuhan memberikan kita pelajaran agar kita tak lagi keterlaluan. Selalu ada hikmah di dalam setiap cobaan. 

Baca juga, sajak kehidupan: Roda Kehidupan

Bertahan dalam Keadaan Tersulit
Iya. Selalu ada hikmah di dalam setiap cobaan. Selalu ada kekuatan dalam diri yang semakin membesar di setiap kesulitan.

Seorang belajar dari kesalahan untuk mengetahui sesuatu yang benar. Seseorang belajar dari kegagalan untuk mengetahui arti kesuksesan. Seseorang belajar dari kesulitan untuk mengetahui apa itu kemudahan. Tanggung jawab kita sebagai manusia hanyalah belajar dan terus belajar dalam menghadapi kehidupan.

Sesulit apa pun keadaanmu sekarang, semoga kamu selalu kuat dan semakin kuat dalam menghadapi setiap cobaan yang datang. Semoga kamu selalu bertumbuh semakin kuat hingga angin sekencang apa pun tidak akan pernah bisa merobohkan semangatmu. Kuatlah dan tetap belajar. Sesungguhnya, dalam setiap kesulitan selalu ada kemudahan. 

Butuh semangat? Baca ini: Ganbarimashou

Apakah kamu pernah berada dalam kesulitan? Apa yang kamu lakukan saat kamu menghadapi kesulitan itu? Ayo berbagi denganku! 

Sekian tulisan untuk hari ini.

Have a nice day,


Michiko ♡

#Jejakwarnawritingchallenge #getclosertome #Day9

Challenge by jejakwarna.id

18 April 2021

Tamparan Keras untuk Si Tukang Insecure

9:43 PM 1 Comments
Kamu butuh penyemangat? Mungkin, kutipan-kutipan ini bisa jadi penyemangat untuk kamu yang sedang overthinking, insecure, merasa down, stres, depresi, cemas, dan sebagainya.

Hari ini, aku menonton sebuah drama Korea yang menyinggung tentang psikologi manusia. Kisah drama ini menceritakan tentang kehidupan psikiater yang menghadapi pasien dengan bermacam-macam gangguan psikis. Drama Korea ini berjudul Fix You (Soul Mechanic).

Aku belum selesai menonton keseluruhan episodenya. Akan tetapi, baru delapan episode berjalan, aku sudah menemukan beberapa kutipan yang langsung aku masukkan ke dalam catatan bank motivasiku. Next time, kalau aku sudah selesai menonton drama ini, aku akan buatkan ulasan drama Korea Fix You di postingan selanjutnya ya!

Sekarang, kita akan fokus dulu pada kutipan yang ada di dalam drama ini. Kalau mau baca review drama yang lain bisa baca di sini

Aku, sebagai seorang overthinker yang langganan banget insecure, merasa "gue banget" dengan kutipan-kutipan yang ada di drama ini. Apa saja sih kutipan yang ada di dalam drama ini? Yuk, simak tulisan ini sampai habis!
Tamparan Keras untuk Si Tukang Insecure
Ini lah beberapa kutipan penyemangat untuk si Overthinker yang sering insecure.

1. Salah Itu Manusiawi

Melakukan kesalahan bukanlah apa-apa dibandingkan dengan prestasimu
— Dr. Lee sang Psikiater, Fix You Eps. 1

Kutipan ini dilontarkan oleh seorang psikiater bernama dr. Lee untuk menyemangati seorang pemain sepak bola hebat yang sedang merasa tidak percaya diri karena pernah kalah saat bertanding.

Makna kutipan

Hidup nggak selalu sempurna. Kita adalah seorang manusia yang nggak pernah luput dari kesalahan. Satu kegagalan nggak bisa dibandingkan dengan jutaan prestasi yang kita raih. Jangan menyerah dan berhenti hanya karena kita mengalami satu kegagalan. Sebab, ada seribu prestasi yang bisa kita raih.

Aku pribadi suka dengan kutipan ini karena melihat fakta dalam kehidupan bahwa nggak banyak orang-orang sukses yang bisa bangkit lagi setelah mengalami sebuah kegagalan. 

Ketahui strategi untuk bangkit dari  kegagalan: Memaknai Kegagalan

2. Jangan Ikuti Standar Orang Lain

Jangan mengukur diri dari standar yang ditetapkan oleh orang lain. Pujian dan makian semua hanyalah angin lalu. Mereka tidak bertahan lama.
— dr. Lee, Fix You Eps 3

Kutipan ini diucapkan oleh dr. Lee dalam podcast-nya.

Makna kutipan

Kita nggak harus selalu mengikuti standar dan keinginan orang lain sampai mengesampingkan kebahagiaan kita sendiri. Kita nggak perlu merasa kurang atau nggak berguna, hanya karena kita nggak bisa memenuhi ekspektasi orang lain. Kita nggak harus selalu memenuhi ekspektasi orang lain sampai lupa membahagiakan diri sendiri hanya untuk mendapatkan validasi dan pujian dari orang lain.

Kenapa aku suka dengan salah satu kutipan ini? Sebab, kita hidup di lingkungan yang punya standar tinggi dan dituntut serba sempurna. Bahkan masyarakat sampai lupa, kalau kita cuma manusia biasa yang nggak sempurna. Misalnya, harus putih dan kurus kalau mau dianggap cantik, usia 23 tahun harus punya karir cemerlang, usia 25 harus sudah punya rumah sendiri, usia 27 tahun sudah harus punya pasangan, usia 30 harus sudah punya anak, dan hal-hal lain yang membuat pekak telinga.

Setelah menginjak usia standar yang ditetapkan masyarakat, apakah perjalanan hidup kita semulus itu? Nggak. Setiap orang punya jalannya masing-masing sekalipun kita menginjak usia yang sama. Akan tetapi, kita nggak punya kemampuan crowd control untuk mengubah standar dan tuntutan orang di sekitar kita. Kita cuma bisa mengatur diri kita agar nggak perlu mengubah hidup kita sepenuhnya demi memenuhi standar orang lain. 

3. Diri Sendiri Bisa Menjadi Musuh Utama

Musuh yang paling berbahaya adalah dirimu sendiri.
— dr. Lee, Fix You eps 4

Makna kutipan

Diri sendiri adalah seseorang yang paling mengerti kita. Akan tetapi, diri sendiri juga bisa jadi yang paling jahat dalam hidup kita. Pikiran kita sendiri yang sering membuat kita terjatuh dan terluka.

Aku suka dengan kutipan ini karena ini merupakan tamparan keras untuk orang yang langganan overthinking, kayak aku. Mungkin sebagian dari kamu juga tertampar dengan kutipan ini. Kenapa sih diri kita sendiri bisa jadi musuh paling berbahaya? Sebab, pikiran negatif kita lah yang bisa menjatuhkan mental kita sendiri.

Kerap kali dalam kasus overthinking, pikiran kita suka bilang hal-hal negatif kepada diri kita sendiri. Kalimat yang sering diucapkan pikiran kita kepada diri kita sendiri: 
  • "Kayaknya aku nggak bisa deh."
  • "Aku nggak berguna banget sih."
  • "Orang-orang benci sama aku ya?"
  • "Aku tuh bego banget sih, gini aja nggak bisa?"
  • "Orang lain umur segini sudah punya rumah, aku masih jadi kacung perusahaan."

Kalimat-kalimat itu kan yang biasanya dikatakan oleh pikiran kita sendiri? Padahal kalimat itu sama saja kayak ucapan musuh yang paling toxic dan bisa menghancurkan kepercayaan diri kita sendiri. Ini bisa jadi tanda kamu belum berdamai dengan diri sendiri. 

Baca juga tips biar nggak toxic pada diri sendiri: 4 Tips Berdamai dengan Diri Sendiri

Nah, itulah kutipan-kutipan penyemangat dan tamparan keras untuk kamu yang sering overthinking, insecure, merasa down, cemas, dan semacamnya. Semoga kutipan ini bisa membantu kita untuk mengembangkan diri menjadi orang yang lebih baik lagi. Mulai sekarang, jangan jahat lagi sama diri sendiri ya? Ayo kita mulai perubahan dari diri sendiri!

Apa kutipanmu hari ini? Apa makna kutipan itu bagimu? Yuk, tulis jawabanmu di kolom komentar!

Sekian tulisan untuk hari ini.
Have a nice day,


Michiko ♡

#JejakWarnaWritingChallenge #Day7
Hashtag:
#JejakWarnaWritingChallenge #GetCloserToMe #Day7

Challenge by JejakWarna.id
Picture by Gabrielle Audu on Unsplash

16 April 2021

4 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri

10:10 PM 2 Comments
Siapa yang sering insecure atau overthinking setiap malam? Bisa jadi, itu adalah tanda-tanda kalau kamu belum bisa berdamai dengan diri sendiri.

Ketika kita nggak bisa berdamai dengan diri sendiri, dampaknya bisa menyebabkan kita jadi orang yang selalu membandingkan diri dengan orang lain. Kita bisa jadi orang yang nggak pernah bangga dan puas dengan kemampuan diri sendiri. Bahkan, bisa membuat kita kehilangan rasa percaya diri dan berujung membuat kita nggak bisa melangkah maju, lho.

Kenapa sih bisa begitu? Ada banyak alasan yang menyebabkan kita belum bisa berdamai dengan diri sendiri. Penasaran nggak? 

Nah, pada tulisan kali ini aku akan membahas beberapa alasan yang menjadi penyebab kita belum bisa berdamai dengan diri sendiri, serta solusinya yang mungkin bisa membantu kamu untuk mulai berdamai dengan dirimu. Simak sampai akhir, ya!

Cara Berdamai dengan Diri Sendiri

Penyebab Belum Bisa Berdamai dengan Diri Sendiri

Ada empat alasan yang menyebabkan kita belum bisa berdamai dengan diri sendiri nih. Penyebab-penyebab inilah yang menghambat diri kita untuk maju dan menjadi sumber over-sinting setiap malam. Berikut penyebab yang membuat kita sulit berdamai dengan diri sendiri.

1. Trauma

Trauma atau luka masa lalu bisa jadi salah satu penyebab kita belum bisa berdamai dengan diri sendiri. Trauma itu bagaikan bekas luka karena mental kita pernah terluka di masa lalu. Misalnya, mendapatkan tekanan dari orang tua, pernah di-bully, sering dapat hate comment, dan lain-lain.

Luka yang pernah tertinggal itu belum sembuh dan masih membekas dalam ingatan sehingga membuat kita penuh ketakutan untuk mengambil langkah ke depan. Kita jadi takut dengan risiko yang akan datang, merasa diburu oleh masa lalu yang kelam karena trauma ini masih melekat dalam ingatan dan kita belum memaafkannya.

2. Insecure

Insecure atau merasa khawatir juga bisa jadi penyebab kita nggak bisa berdamai dengan diri sendiri. Hal ini diakibatkan karena kita terbiasa membandingkan diri sendiri dengan orang lain, baik dari segi fisik, finansial, prestasi, dan sebagainya.

Hal ini menyebabkan kita selalu merasa nggak puas dengan apa yang kita hasilkan. Kita nggak pernah mengapresiasi apa yang telah kita capai. Kita nggak bisa mencintai diri sendiri dengan segala kekurangan yang kita miliki. Padahal mencintai kekurangan adalah sebuah bentuk kesempurnaan.

3. Overthinking

Overthinking alias over-sinting alias kebanyakan menduga-duga dan berpikir yang nggak-nggak, ini adalah salah satu penyebab kita belum bisa berdamai dengan diri sendiri. Kita kebanyakan memikirkan hal yang belum terjadi, biasanya yang dipikirkan adalah kejadian-kejadian yang negatif. Perilaku ini bisa membuat kita jadi nggak berani melangkah atau mengambil keputusan karena terlalu banyak berpikir dan menduga-duga. Gara-gara over-sinting, kita stagnan di tempat yang sama, belum lagi ditambah insecure, ini bakal jadi double combo yang bikin mental kita lelah dan berujung nggak bisa berkembang alias di situ-situ aja.

4. Tidak Percaya Diri

Rasa tidak percaya diri ini sebenarnya bagian kompleks yang membuat kita belum bisa berdamai dengan diri sendiri. Rasa percaya diri ini penyebabnya bermacam-macam, bisa karena tiga hal yang telah disebutkan sebelumnya atau gabungan dua atau lebih dari ketiga hal tersebut.

Inilah penyebab yang membuat kita selalu merasa kurang, merasa nggak mampu, nggak berani menghadapi masa depan, juga nggak berani melakukan hal apa pun karena takut salah sehingga membuat kita terus berada di titik yang sama bahkan mengalami penurunan.

Cara Mulai Berdamai dengan Diri Sendiri

Setelah mengetahui penyebab yang membuat kita belum bisa berdamai dengan diri sendiri, maka kita harus mencari solusinya nih. Minimal kita memulai dari hal kecil aja terlebih dahulu sehingga lama-lama kita terbiasa dan mulai memaafkan keadaan serta berdamai dengan diri sendiri.

1. Percaya pada Kemampuan Diri

Percayalah pada kemampuan dirimu sendiri. Semua orang terlahir dengan potensinya masing-masing. Sisanya, kita sendiri yang menentukan apakah akan mengembangkan potensi itu atau akan membiarkannya terkikis oleh rasa nggak percaya diri. 

Fokus dengan diri sendiri, apa yang kita bisa, apa yang kita sukai, dan apa yang ingin kita kerjakan. Jangan mendengarkan cemoohan orang lain. Jika kita mendapatkan kritik dan saran, dengarkan kritik dan saran yang membangun. Jangan pernah dengarkan orang-orang yang merendahkanmu atau mematahkan semangatmu. Sebab, mereka belum tentu bisa seperti kamu.

2. Jangan Memikirkan Hal yang Belum Pasti Terjadi

Untuk kamu yang sering overthinking dan berujung insecure, sebaiknya berhenti menduga-duga. Kita nggak pernah tahu masa depan, kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi besok atau lusa. Kita cuma bisa belajar dari masa lalu dan menghadapi hal yang terjadi saat ini. 

Jadi, sebaiknya jangan terlalu banyak memikirkan hal-hal negatif yang belum pasti terjadi. Kalau kita terlalu fokus memikirkan hal-hal negatif, kapan kita akan melangkah maju? Semua yang terjadi ada dua kemungkinan, gagal atau berhasil. Jika berhasil, kita bisa lebih meningkatkan kualitas diri. Jika gagal, maka kita bisa belajar dari kegagalan. 

Jangan menyerah kalau kita gagal, inilah cara menerima sebuah kegagalan: Memaknai Kegagalan

Jangan hanya fokus pada kemungkinan gagalnya tapi lirik juga peluang suksesnya. Jangan takut gagal, kalau kita nggak berani melangkah karena takut gagal, berarti kita melewatkan peluang sukses juga dong? 

3. Menerima dan Memaafkan Diri Sendiri
Rasa syukur adalah salah satu cara yang membuat kita bisa menerima diri sendiri. Jangan pernah bandingkan diri kita dengan orang lain, sebab rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau. Akan tetapi, kita sendiri nggak pernah tahu apa yang dialami orang lain, bisa jadi mereka juga punya kesulitannya masing-masing.

Mulai maafkan diri sendiri, belajar dari masa lalu dan evaluasi diri. Tingkatkan kualitas dirimu dengan mempertahankan hal yang baik dalam dirimu dan mulai mengurangi hal yang kurang baik. Jangan benci dirimu sendiri, jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Mulailah mencintai dirimu sendiri sepenuh hati sebelum mencintai orang lain. Kalau orang lain bisa mencintai kamu, kenapa kamu nggak bisa mencintai dirimu sendiri?

Evaluasi dirimu hanya dengan sebuah cermin: Mirror Hanging On The Wall

4. Tak Ada yang Sempurna

Kita perlu menyadari bahwa nggak ada hal yang sempurna di dunia ini. Nggak ada kehidupan yang sempurna di dunia ini, begitu pula manusia. Nggak ada manusia yang sempurna, sekali pun dia dianggap sempurna. 

Semua punya kekurangannya masing-masing. Semua ada kesulitannya masing-masing. Jika kita terus mencari kesempurnaan, maka kita nggak akan pernah bisa mendapatkannya. Kita mungkin saja bisa mendapatkan hal yang kita anggap "sempurna" tapi bisa jadi kita justru kehilangan apa yang telah kita miliki sebelumnya. 

Ganti kekurangan dalam hidupmu menjadi sebuah kelebihan, baca juga: Uluran Tangan Tak Berwujud

Maka, yang bisa kita lakukan adalah mencintai kekurangan itu. Sebab, mencintai kekurangan merupakan satu bentuk kelebihan yang dimiliki oleh manusia.

Itulah beberapa cara yang bisa membuat kita berdamai dengan diri sendiri, menurut versiku. 

Kalau menurut versi kamu, bagaimana cara berdamai dengan diri sendiri? Share tips di kolom komentar yuk!

Have a nice day,


Michiko♡

#JejakWarnaWritingChallenge #Day5

Hashtag:
#JejakWarnaWritingChallenge #GetCloserToMe #Day5

Challenge by Jejakwarna.id

13 April 2021

Memaknai Kegagalan

1:06 PM 0 Comments
Kegagalan. Siapa yang nggak pernah mengalami hal ini? 

Aku sendiri berulang kali mengalami kegagalan. Mulai dari ditolak penerbit, gagal masuk perguruan tinggi impian, gagal mencapai cita-cita masa kecil, gagal magang ke luar negeri, gagal mendapatkan hasil tes yang baik, gagal mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan, dan masih banyak kegagalan bermakna lainnya yang pernah aku alami.

Baca juga daftar kegagalan yang pernah aku alami: Daftar Kegagalan

Reaksiku? Sedih dan marah pada diriku sendiri. Kadang, aku mempertanyakan banyak hal seperti kenapa aku nggak mampu, kenapa aku nggak sanggup, kenapa aku gagal di titik ini. Kadang, pernah merasa ingin berhenti. Kadang, ingin menyalahkan hal lain atas kegagalan itu. Setiap kali berusaha dan gagal, aku merasa seperti dikhianati oleh hasil. Padahal bisa jadi usaha yang aku lalui belum sepadan dengan keberhasilannya. 

Namun, aku nggak bisa terus-terusan menyalahkan keadaan. Apalagi, dengan kemarahan atau kesedihan yang berlarut-larut itu nggak akan mengubah apa pun, kecuali mentalku sendiri. Sedangkan, keadaan lingkungan akan terus begitu adanya. Sebab, dunia nggak cuma berputar di aku aja, dunia nggak cuma tentang aku. Bukan dunia yang harus menyesuaikan diri dengan aku, justru aku yang harus bisa beradaptasi dengan dunia. 

Baca juga curahan hati tentang kekhawatiran pada masa depan: Insecure Melanda, Aku Ingin Berhenti Menulis

Sebagai pejuang mimpi, orang yang bermimpi untuk menjadi orang sukses, tentu banyak banget jalan yang harus aku tempuh, salah satunya kegagalan. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Kegagalan juga bukan kehancuran.

Memaknai Kegagalan

Kegagalan adalah pelajaran. Kegagalan adalah bagian dari proses. Kegagalan adalah ujian menuju kesuksesan. Orang bilang, kegagalan adalah kunci kesuksesan. Itu benar, aku setuju. 

Ibaratnya, ada banyak pintu menuju kesuksesan. Satu pintu berisi kegagalan, maka kita harus mencari pintu yang lain. Sama seperti ketika kita melakukan kesalahan, kita sebisa mungkin tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kali kan? Begitu juga kegagalan, kita akan banyak belajar darinya. 

Banyak kegagalan yang menemani perjalanan menulisku, baca juga: Pejuang Mimpi

Aku banyak belajar dari menghadapi kegagalan. Aku belajar berlapang dada menerima kenyataan yang nggak sesuai dengan ekspektasi. Aku belajar menghibur diri agar mau bangkit lagi. Aku jauh lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Aku berdiri lebih kuat dengan kedua kakiku sendiri. Aku semakin menambah usahaku untuk mencapai mimpiku. 

Kegagalan akan membuat kita menjadi orang yang kuat, tekun, dan bijak.
— Nadhira Shafa G. (nadhishafa), 2021

Beberapa kegagalan pasti pernah datang kepada kita. Pernahkah kamu sedih karena mengalami kegagalan? Apa yang kamu lakukan ketika kamu menghadapi kegagalan? 

Apakah kamu mencoba jalan yang sama dengan cara berbeda?

Apakah kamu beralih mencari jalan yang lain?

Atau justru menyesalinya dan kapok menemui kegagalan lagi?

Sedih karena kegagalan itu wajar. Marah karena hasil yang tidak memuaskan itu wajar. Namun, jika kita terlalu berlarut-larut dalam kesedihan dan tak mau bangkit lagi, apakah kita akan selalu berbaring di tanah dan terinjak tak berdaya?

Hari ini, kita berbicara tentang kegagalan dan sama-sama memaknainya dalam sudut pandang masing-masing. Semoga, kita bisa saling menguatkan satu sama lain. Semangat! Ada banyak jalan menuju Roma.

Bagaimana cerita tentang kegagalanmu? Apa yang kamu lakukan setelah menghadapi kegagalan? Apa makna kegagalan bagimu? Saling berbagi cerita, yuk!

Kamu bisa tinggalkan kisahmu dan jejakmu di kolom komentar atau formulir kontak. See you!

Have a nice day,


Michiko♡

#JejakWarnaWritingChallenge Day 2

#JejakWarnaWritingChallenge #GetCloserToMe #Day2 

Challenge by @jejakwarna.id 

18 Desember 2020

5 Strategi Move On Paling Ampuh

4:42 PM 0 Comments
Kalian pernah nggak, merasa kesulitan untuk melupakan seseorang yang sudah pergi? Terutama orang yang pernah mengisi relung di dalam hati. Pasti untuk melupakan orang yang pernah singgah dan memberikan beberapa kenangan indah di masa lalu itu nggak semudah yang dibayangkan. Akan tetapi, kita harus ingat bahwa selalu ada jalan dalam setiap kesulitan. 

Mungkin, beberapa dari kita ada yang masih terjebak dalam nostalgia. Mungkin, beberapa dari kita ada yang masih dihantui kenangan-kenangan yang seharusnya sudah dilupakan. Mungkin, beberapa dari kita ada yang masih kesulitan untuk keluar dari ingatan masa lalu yang dinikmati sendiri. Mungkin, beberapa dari kita juga ada yang belum bisa melupakan kisah bersama orang yang telah pergi walaupun waktu telah jauh berlalu, misalnya enam bulan, satu tahun, tiga tahun, lima tahun, bahkan sepuluh tahun.
Ilustrasi hati yang terluka by Nadhira Shafa
Beberapa masalah yang muncul dalam hidup ini selalu ada solusinya, guys, termasuk masalah percintaan dan per-move-on-an. Hanya saja, kendalanya antara kita sudah menemukan solusinya atau belum. Sebenarnya, solusi untuk permasalahan ini ada banyak banget. Kendala yang kedua, kita mau atau nggak untuk mengeksekusinya. Nah, pada postingan kali ini aku akan membahas tentang stategi move on agar nggak terjebak dengan masa lalu secara terus menerus. Simak beberapa poin berikut ini ya.

1. Niat

Niat adalah kunci penting untuk segala perbuatan. Seperti yang disebutkan suatu pepatah:
Setiap perbuatan tergantung pada niatnya.
Tanpa niat, kita nggak akan punya kemauan untuk melakukan sesuatu karena bawaannya jadi malas untuk melakukannya. Dalam kasus ini, niat itu paling penting dari semua poin yang akan disebutkan. Sebab, mau sebanyak apa pun tips move on yang kita cari tetapi kita nggak punya niat untuk mengeksekusinya, maka semua itu akan sia-sia. Percuma kan, kalau hanya tahu teorinya tetapi nggak bisa praktiknya. Maka dari itu, sebelum mencari cara untuk move on, siapkan hati dan tekad terlebih dahulu supaya perjalanan move on jadi lancar. Nggak enak kan kalau kita sedang proses move on tiba-tiba ada teman yang ngomongin dia, bikin gagal move on lagi karena niatnya setengah-setengah padahal saat itu progresnya sudah 70 persen misalnya. Sayang banget kan kalau kita harus mengulang dari awal.

Jadi, mau dikasih tahu tips move on sampai mulut berbusa pun kalau nggak niat, nggak akan pernah bisa move on. Ujungnya, pasti beralasan dan keras kepala kalau dikasih tahu. Jadi, buat teman-teman semua yang mau move on, harap untuk kuatkan niat terlebih dahulu.

2. Ikhlas

Ikhlas merupakan salah satu kunci yang selalu digunakan untuk move on. Untuk apa move on kalau kita belum mengikhlaskan orang itu pergi. Biasanya, kalau kita nggak ikhlas akan kepergian seseorang, itu akan membuat kita jadi menyimpan sebuah dendam, entah dendam kepada manusia atau mengutuk langit atas semua takdirnya. Dendam kepada manusia membuat kita semacam merasa bahagia kalau orang yang telah pergi meninggalkan kita itu menderita, entah dia performanya turun di kantor atau sekolah atau kampus, ditinggalkan kekasih barunya, atau dia merasa sedih. Hal ini membuat kita terlihat nggak berempati banget kan kelihatannya kalau kita merasa senang di atas penderitaan orang lain. Dendam terhadap takdir lebih ekstrim lagi, biasanya hal itu bisa membuat kita mengutuk langit dan bersumpah serapah serta berteriak "apakah hidup itu adil?".

Orang-orang yang datang ke dalam hidup kita, baik kita mengenalnya atau hanya berpapasan di ruang publik, itu ada tujuannya. Orang-orang itu dikirim ke dalam hidup kita dengan suatu alasan, antara dia datang sebagai pendamping hidup kita selamanya atau dia datang untuk menyampaikan suatu pelajaran hidup yang bisa kita pelajari untuk ke depannya. Lagipula setiap pertemuan selalu ada perpisahan. Orang-orang yang hadir dalam hidup kita diibaratkan sebagai sebuah buku kehidupan yang sedang kita baca, jika orang itu pergi berarti buku itu telah habis kita baca dan kita harus berpindah untuk membaca buku yang lain agar mendapatkan pelajaran hidup yang baru. Maka dari itu, kita harus ikhlas untuk melepaskan orang yang telah pergi.

Baca juga tentang pelajaran hidup: Belajar Bersyukur dari Drama Korea: 18 Again

3. Berusaha untuk Move On

Sebelum pasrah dengan keadaan, kita harus berusaha terlebih dahulu. Usaha apa saja yang bisa dilakukan untuk move on? Banyak banget! Usaha itu bentuknya bervariasi, tergantung individu masing-masing. Kita bebas mau memilih yang mana, kita bebas mau melakukan apa sebagai upaya untuk move on. 

Caranya adalah mencari hal yang mengalihkan perhatian kita terhadap orang yang membuat kita susah move on. Contohnya ada banyak banget, misalnya kita melakukan banyak kesibukan agar pikiran kita nggak punya kesempatan untuk memikirkan kenangan-kenangan yang bisa membuat kita jadi terpuruk. Kita juga bisa bergaul dengan teman-teman agar nggak merasa kesepian dan otak pun nggak memikirkan hal yang nggak diperlukan. Contoh yang lainnya, memperluas koneksi dengan lawan jenis. Hal ini dilakukan bukan menjadikannya sebagai pelampiasan lho tetapi untuk memanipulasi pikiran kita sendiri. Otak jadi akan memahami kalau lawan jenis yang ada di dunia ini nggak cuma dia aja. Biasanya, move on itu karena kita menganggap orang itu adalah satu-satunya yang bisa membahagiakan kita, padahal kenyataannya nggak. Maka dari itu, kita butuh distraksi supaya perhatian kita teralihkan.

Seandainya hal tersebut masih belum cukup membantu kita untuk move on, hal ini bisa menjadi langkah paling ekstrim untuk diterapkan tetapi jangan dibawa dendam ya, cukup untuk pelajaran pribadi saja dan nggak perlu menjelekkan dia di hadapan orang lain. Jangan menganggap dia adalah orang yang sempurna karena kesempurnaan hanya milikNya. Ingat kekurangan dia yang nggak bisa ditoleransi. Tulis saja sifat-sifat dia yang membuat jengkel dan hal-hal menyakitkan yang pernah dia lakukan. Kita cenderung gagal move on karena teringat pada kenangannya yang indah tetapi lupa kalau dia juga pernah melakukan hal-hal yang menyakiti kita atau membuat kita menangis misalnya. Nah, mungkin hal itu bisa menjadi sebuah penghalang. Penghalang agar kita mengurungkan niat untuk kembali bersama dia karena nggak cuma kenangan baik yang kita ingat tetapi kenangan buruk yang pernah kita dapatkan juga.

Baca ini jika kamu punya salah satu tujuan untuk dicapai: Konsistensi, Kunci Ajaib Pengabul Mimpi

4. Biarkan waktu memulihkan segalanya

Setelah melakukan berbagai usaha secara konsisten, baru lah kita pasrah terhadap keadaan. Biarkan waktu yang memulihkan segalanya. Kita nggak perlu memaksakan waktu untuk cepat menyembuhkan luka atau membuat kita cepat move on. Seperti halnya luka fisik, kita butuh waktu yang berbeda-beda untuk menyembuhkannya atau mengobati gejalanya. Luka di hati juga sama, membutuhkan waktu untuk menyembuhkannya dan mengobati gejalanya. Gagal move on adalah salah satu gejalanya. Jadi, nggak usah terburu-buru. Cukup konsisten saja melakukan upaya untuk move on, sisanya biar waktu yang berbicara.

5. Jangan terpengaruh

Jangan pernah terpengaruh oleh lingkungan yang membuat kita mengingat kenangan-kenangan indah. Saat kita sedang berprogres untuk move on pasti selalu ada batu yang menghalangi, bisa berupa kerikil atau bongkahan batu raksasa yang membuat kita terhenti. Misalnya, ada teman yang membicarakan tentang dia dan berkata kalau kita cocok dengan dia dan sebagainya, jangan membuat ucapannya sebagai patokan untuk hati kita. Kita yang tahu apa yang telah dilalui, lingkungan hanya melihat dari sudut pandang ketiga sebagai pengamat. Mereka nggak tahu isi hati kita, nggak tahu apa yang dilalui oleh kita. Maka dari itu, kalau sudah niat untuk move on, jangan terpengaruh. Poin ini berkaitan dengan poin pertama, yaitu niat. 

Untuk kalian yang sedang berusaha keras untuk move on dan terus berjalan untuk melanjutkan hidup, semangat ya! Pasti akan ada manusia yang jauh lebih baik sebagai pengganti orang yang telah memutuskan untuk pergi karena setiap manusia berhak untuk dicintai dan mendapatkan orang yang mampu mengisi tangki cintamu. ( Baca juga tentang tangki cinta di sini: 5 Bahasa Cinta, Kunci Hubungan yang Harmonis )

Singkatnya, itu lah strategi move on yang menurutku paling ampuh. Kalian punya strategi move on andalan juga? Coba yuk berbagi tips move on di kolom komentar, siapa tahu teman-teman kita ada yang butuh tips-tips untuk move on juga.

Sekian tulisan untuk hari ini, sampai jumpa di lain kesempatan.
Have a nice day,


Michiko ♡

Illustration by Nadhira Shafa

4 Desember 2020

Konsistensi, Kunci Ajaib Pengabul Mimpi

11:35 AM 4 Comments

Manusia pasti selalu punya banyak keinginan. Banyak banget mimpi yang selalu ingin diwujudkan. 

Aku ingin jadi orang kaya.

Aku ingin punya badan yang kurus.

Aku ingin punya badan yang berotot.

Aku ingin jadi orang pintar.

Aku ingin punya wajah yang mulus bebas dari jerawat. 

Aku ingin jadi orang yang terkenal. 

Aku punya keinginan sendiri dan tentu saja kalian juga punya keinginan yang ingin kalian wujudkan. Intinya, kita semua punya keinginan masing-masing, kan? Namun, kita kadang nggak tahu caranya untuk memulai dalam mewujudkan keinginan itu. Kadang ada juga yang berhasil mencapainya tetapi cuma bertahan sementara karena nggak bisa mempertahankannya. Kadang ada juga yang maunya langsung instan, kalau yang ini sih naif banget ya. 


Semuanya itu nggak ada yang instan, guys. Harus diusahakan terus-terusan. Wong ng3p3t dan p3sugihan [redacted biar nggak ada iklan perdoekoenan] yang katanya bisa kaya dengan instan saja, tetap harus konsisten buat kasih tumb4l. Kita itu nggak akan bisa kaya, kalau nggak konsisten untuk bekerja. Kita nggak akan jadi kurus atau berotot, kalau nggak konsisten olahraga. Kita nggak akan jadi orang pintar, cuma karena minum tolak angin. Kita nggak akan punya wajah yang mulus bebas dari jerawat, kalau nggak konsisten merawat kulit. Kita nggak akan jadi orang yang terkenal, kalau nggak konsisten berkarya.



Nah, ini dia! K O N S I S T E N S I

Segala keinginan itu harus dilandaskan dengan KONSISTENSI.

 

K O N S I S T E N S I

Tuh, sampai berapa kali aku menyebut kata konsistensi? Lah, nambah lagi kan. Serius deh, ini itu benar-benar kunci ajaib untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dan tentunya mempertahankannya. Manusia sering lupa banget sama kunci ini, setiap sudah mencapai keinginan, pasti ujungnya nggak tahu diri. Kenapa aku sebut nggak tahu diri? Karena manusia itu merasa kalau apa yang sudah dimiliki itu akan selalu dimiliki selamanya. 


Aku juga sama, pernah jadi manusia yang nggak tahu diri karena telah memiliki apa yang aku inginkan. 


Dulu, aku pernah mencapai keinginanku, yaitu memiliki berat badan ideal. Waktu itu mungkin berat badanku 43 kilogram karena ikut ekskul PASKIBRA. Tahu sendiri lah ya, ekskul yang nggak pernah jauh dari latihan fisik, keringat, dan panas-panasan. Wah, waktu lihat angka timbangan setelah satu tahun nggak menimbang berat badan (karena dari kelas 7 sampai 9 berat badanku stuck di angka yang sama jadi malas nimbang berat badan), aku senangnya bukan main. Merasa jadi orang paling seksi. Hahahaha oke ini lebay. Terlalu terlarut dalam euforia, akhirnya aku merasa bebas tuh. Aku sering banget berpikir, "Wah, berat badanku sekarang segini, bebas makan apa aja, nggak perlu olahraga juga nggak apa-apa." Gara-gara hal itu, aku jadi makan sembarangan, nggak memperhatikan asupan kalori yang masuk, malas olahraga, semua itu disebabkan karena aku yang nggak tahu diri karena merasa bahwa berat badanku yang sekarang akan aku miliki selamanya. Sampai suatu ketika, kaget banget tuh melihat timbangan mencapai angka 60 kilogram. Mau diet juga nggak turun berat badannya karena olahraga nggak sekonsisten waktu masih ikut PASKIBRA. Jaga pola makan doang juga nggak terlalu berpengaruh banyak. Ujungnya, justru menyesal. 


Kebodohan selanjutnya juga pernah aku lakukan karena nggak konsisten melakukan sesuatu. Dulu, aku punya wajah yang banyak banget jerawat bahkan sampai semuka. Tiap malam menangis karena merasa insecure dan nggak pede. Banyak banget ikut video tutorial di YouTube, ikutin semua tips beauty influencer untuk menyembuhkan jerawat. Dulu aku nggak mau ke dokter, soalnya aku berpikir biayanya pasti mahal. Suatu ketika, aku dikasih serangkaian skincare buat sembuhin jerawat dan jerawat pun sembuh lah lumayan, tinggal bekasnya saja. Setelah itu, aku merasa karena jerawat sudah sembuh, untuk apa ya aku pakai rangkaian skincare khusus untuk jerawat lagi toh sekarang aku sudah nggak berjerawat. Kemudian, kembalilah aku menjadi seorang manusia yang nggak tahu diri dan merasa kalau jerawat nggak akan balik lagi. Akhirnya, aku jadi sering begadang, makan sembarangan seperti minyak dan makanan manis, termakan strategi marketing beauty influencer di YouTube sehingga aku coba produk ini, produk itu, semuanya karena merasa bebas untuk coba skincare--yang mungkin nggak sesuai sama kebutuhan kulitku. Nah, lagi-lagi karena ketidakkonsistenan aku itu, break out lagi tuh mukaku, jerawat datang lagi sampai hampir meradang. Akhirnya, aku kapok dan mulai konsisten untuk belajar tentang kebutuhan kulitku sendiri, apa yang perlu aku lakukan dan apa yang perlu aku hindari supaya jerawat itu nggak balik lagi. Aku juga nggak cuma konsisten untuk menyembuhkan jerawat saja, tentunya aku juga konsisten untuk mengaplikasikan skincare sesuai kebutuhan kulitku untuk merawatnya supaya kulitku tetap dalam keadaan yang baik.

Baca juga Review Jujur: SAFI White Expert Purifying Cleanser 2 in 1


Dari pengalamanku itulah aku belajar, bahwa:

Apa yang kita inginkan itu selalu dimulai dengan konsistensi untuk mewujudkannya dan selalu diakhiri dengan konsistensi untuk mempertahankannya. 


Kita nggak akan menjadi orang kaya selamanya, jika diberi uang satu miliar saja langsung kalap dan tidak konsisten untuk mengolah uangnya sebagai modal bekerja.

Kita nggak akan punya badan yang kurus atau berotot, jika setelah mencapai tubuh impian kita langsung sembarangan dan tidak lagi rutin olahraga.

Kita nggak akan bebas dari jerawat, jika setelah jerawat sembuh masih saja menjalani pola hidup yang nggak sehat dan nggak merawat kulit.

Jadi, jangan pernah lupakan kunci itu, guys! K O N S I S T E N S I


Sekarang, aku sedang memiliki keinginan untuk bisa menjadi seorang penulis yang bisa dikenal banyak orang atau bekerja sebagai seorang editor dalam bidang penerbitan. Oleh karena itu, aku konsisten untuk menulis agar aku terbiasa dan terus berkarya. ( Baca juga perjuangan sang pemimpi: Pejuang Mimpi )

Kalau kalian, apa keinginan yang ingin kalian wujudkan? Kira-kira hal apa yang harus konsisten untuk dilakukan demi mencapainya? Sharing, yuk! Kalian bisa tinggalkan komen di bawah postingan ini atau kontak lewat email.


Semangat untuk mewujudkan keinginan kita semua, semoga kita selalu dapat mencapai apa yang kita inginkan jika disertai dengan konsistensi dalam berusaha dan berdoa. ( Baca tips agar doa terkabul: Zutto Oinorishimashou )


Sekian tulisan untuk hari ini. Sampai jumpa di lain kesempatan!


Have a nice day,



Michiko ♡


Picture by StockSnap from Pixabay

30 Juni 2019

Adab Silaturahmi

2:16 PM 0 Comments
Haloooo!
Kembali lagi bersama saya di channel ini. Hohohoho. Well, ini merupakan postingan penutup di bulan Juni. Semoga menjadi sebuah postingan yang bermanfaat.

Kali ini, aku akan membahas tentang adab bersilaturahmi. Aku gak akan bawa-bawa hadits ataupun dalil, pokoknya gak ada sangkut pautnya dengan agama. Gak sama sekali. Soalnya aku bukan ustadz. Wkwkwk.
#Ya iyalah, situ cewek. XD

Mengapa aku angkat tema ini? Sebab, banyak orang yang sering merasa tersinggung dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ketika kumpul bersama keluarga besar, seperti lebaran, tahun baru, natal, imlek, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, aku mengambil judul "Adab Silaturahmi" untuk postingan ini. Aku akan membahas "what should we do and don't ketika berkumpul bersama keluarga besar".


illustration by dribbble on Pinterest

Kita pasti sering mendengar topik-topik obrolan yang "cukup" menyinggung, seperti: 
"Kapan lulus?"
"Kapan nikah?
"Gendutan ya"
"Masuk jurusan anu mau jadi apa?"
Kesal rasanya. Mulut kok bisa enteng banget kalau ngomong. Mungkin bagi yang bertanya, itu hanya pertanyaan biasa saja, tapi kalau bagi yang ditanya? Serius, itu merupakan pertanyaan yang membuat hati berbunyi "kretek". 

"Cuma basa-basi buat membuka obrolan kok, gak usah dimasukkan ke dalam hati."
Haruskah basa-basi dengan pertanyaan atau pernyataan yang menghakimi dan cukup menyinggung perasaan orang lain? No! Yang ada, orang yang disapa malah bete duluan karena pertanyaan itu dan justru sama sekali gak minat buat melanjutkan obrolan.

Lalu, bagaimana cara basa-basi yang gak menyinggung perasaan? Kita bisa mengganti pertanyaan-pertanyaan itu dengan pertanyaan yang lebih "halus". Simak poin-poin berikut ya. 

1. Kapan Lulus?

👩 Semester berapa sekarang?
👦 Semester delapan.
👩 Kapan lulus?
👦 ....... Wallahu alam.

Buat mahasiswa tingkat akhir, pasti ini merupakan topik yang sangat amat sensitif banget sekali. Saking sensitif sampai pemborosan kata tuh. Apalagi, kalau mahasiswa lagi pusing banget cari tema dan bahan buat dibahas dalam skripsi. Jauh-jauh deh dari pertanyaan ini kalau gak mau di"gas" sama mereka. XD

Lalu harus tanya apa dong? Begini.

"Sekarang lagi sibuk ngapain nih?"

Itu lebih baik, bukan? Setidaknya, kita gak tiba-tiba menghakimi dia. Bisa jadi, dia gak cuma sedang sibuk dengan kuliahnya saja. Mungkin saja, dia kerja part-time sambil kuliah untuk mencari pengalaman terlebih dahulu atau sedang dalam proses mengerjakan skripsi. Pembuatan skripsi gak hanya semalam jadi, itu masih sering direvisi dosen pembimbing ya, tolong. :)

Buang deh jauh-jauh pertanyaan yang cukup menyinggung perasaan orang lain dan mulai pahamilah apa penyebab dia belum lulus kuliah saat ini. Sebab, pertanyaan "kapan" itu gak jelas jawabannya. Kalau aku sebagai orang yang ditanya pun, mana aku tahu jawabannya. Masa depan yang tahu kan hanya Tuhan. Hehehe.

2. Kapan kerja? Kapan nikah? Kapan punya momongan?

Setelah lulus kuliah:
🧔👩 Kapan kerja?
👶 Gak tahu, mau lanjut S2 dulu.
Setelah kerja:
🧔👩 Kapan nikah?
👦 ........jodohnya aja belum ada. :"(
Setelah nikah:
🧔👩 Kapan punya anak?
👨 ASDFGHJKL. Om dan tante kapan mati?! >:O

Seorang fresh graduate pasti kupingnya panas dengar pertanyaan "kapan kerja?". Yang sudah kerja dan masih jomblo pun, pasti kupingnya panas kalau dengar pertanyaan, "kapan nikah?". Sudah nikah pun masih ditanya, "kapan punya momongan?"

Haduh. Haduh. Lagi-lagi pertanyaan kapan. Mana saya tahu, tanteee ooom neneeek kakeeek mbaaah. 🙄

Jangan tanya kayak gitu deh ya. Sebaiknya, ganti saja dengan pertanyaan lain.

"Setelah ini punya rencana apa untuk ke depannya?"

Berusahalah untuk mendengarkan orang lain, bukan menghakimi seseorang. Rencana setiap individu itu berbeda, ada yang baru lulus ingin kerja, ada yang ingin melanjutkan S2, ada yang ingin langsung nikah, ada yang tidak ingin/tidak bisa punya anak karena suatu alasan, ada yang ingin menghabiskan masa mudanya sebelum menikah. 

Jangan sama ratakan rencanamu dengan rencana orang lain. Jodoh, rezeki, dan jalan kehidupan itu gak ada yang tahu kecuali Sang Pencipta. Kalau masih tanya "kapan", gak sekalian saja tanya kapan mati? Biar hidup gak selalu memikirkan dunia. :)

3. Gendutan ya. Ih kok jerawatan sih?

👩 Gendutan ya.
👧 .....ya terus?
👩 Kok jerawatan?
👧 .....ya terus? Gue harus bilang WOW gitu?

Ini namanya body shaming. Jelas, itu komentar yang amat gak berbobot sebenarnya. Buat apa sih mengomentari tubuh orang lain? Gendut, kurus, putih, hitam, jerawatan, atau glowing, bukan urusan siapa pun selain empunya si tubuh.

Lemak atau jerawat itu murni efek dari pola hidup dan reaksi tubuh. Kalau dia jerawatan, kurusan, atau gendutan, mungkin karena pola hidupnya yang sedikit berantakan atau stres atau lainnya. Dengan berkomentar hal yang "menyinggung" seperti itu, justru menimbulkan tekanan yang bisa menyebabkan dia tambah stres dan membuat seseorang menjadi tidak percaya diri. Haruskah bentuk tubuh dan wajah menyesuaikan ekspektasi orang lain? 

Daripada berkomentar tentang bentuk tubuh, mengapa tak coba kita ganti pertanyaan itu dengan mengomentari baju yang dia pakai, misalnya:

"Style-mu keren. Baju itu beli di mana? Kasih tahu dong cara mencocokkan outfitnya."

Itu tak akan menyinggung perasaan orang lain, bukan? Yang ditanya pun, pasti menjawab dengan senang hati daripada harus menjawab komentar "gendutan" dengan segala kedongkolan yang merambat dalam hati.

4. Masuk jurusan ini mau jadi apa?

Ini nih! Ini! Pertanyaan yang menyinggung mahasiswa jurusan "yang tidak terkenal". Aku termasuk salah satu orang yang sering mendengar pertanyaan ini. 

👩 Kuliah jurusan apa?
👧 Sastra Jepang.
👩 Hah? Kalau sudah lulus mau jadi apaan?
👧 Jadi doraemon. -_-

Mungkin buat seseorang yang jurusan kuliahnya cukup familiar di telinga masyarakat, gak akan tersinggung dengan pertanyaan ini. Tapi, untuk seorang mahasiswa dari jurusan yang tidak familiar di telinga masyarakat akan merasa agak kesal dengan pertanyaan ini. Sebab, pertanyaan itu terlalu to the point dan seolah memandang jika jurusan itu tidak punya masa depan yang cerah. Miris emang ya. 

Lalu bagaimana untuk menangkal pertanyaan ini agar tidak menyinggung?

Berikut step untuk bertanya:
👩 Kuliah jurusan apa?
👧 Sastra Jepang.
👩 Belajar apa aja tuh?
👧 Belajar bahasa jepang, budaya, sastra, linguistik, dan lain-lain.
👩 Ooh, susah gak belajarnya?
👧 Ya susah-susah gampang.
👩 "Terus prospek kerjanya apa?"

"PROSPEK KERJANYA APA?"

Yeah! That's right! Prospek kerja. Itu kan tujuanmu bertanya? Basa-basi sedikit lah supaya terdengar lebih halus. Lama? Ya namanya juga komunikasi dan bercengkerama, kan? Gak mungkin juga nanyain itu waktu papasan di jalan.

Berpapasan di jalan
👩 Eh mau ke mana?
👧 Mau ke kampus, Tante. Tante mau ke mana?
👩 Mau ke pasar nih. Kalau udah lulus mau jadi apa?
👧 Paan si.

Gak mungkin juga, kan?! 

Segitu dulu deh pembahasan yang akan aku bahas kali ini. Mungkin terkesan gak serius tapi ini serius kok cuma versi gak serius. #Plakkk. Apa sih. xD

Have a nice day,

Michiko♡

6 Maret 2019

Mirror Hanging On The Wall

9:28 PM 0 Comments
Hari ini sudah berapa kali menghadap cermin?
Hari ini berapa lama menatap paras di cermin?

Kebanyakan orang bercermin untuk memandangi parasnya yang indah. Kadangkala pula, memuji kelebihan fisik yang ada pada dirinya atau bahkan nggak jarang pula ada yang kurang mensyukuri penampilan fisiknya yang dirasa kurang sempurna. 

Fisik mungkin bisa dirawat agar penampakannya sesuai keinginan. Salah satunya menggunakan skincare.

Baca review produk skincare untuk merawat kulit wajah Review Jujur: Safi White Expert Purifying Cleanser 2 in 1

Mirror Hanging On The Wall

Akan tetapi, jarang sekali orang yang bercermin untuk melihat ke dalam dirinya. Bercermin untuk menyadari kekurangan yang ada di dalam dirinya, yaitu rupa hati, sikap, tabiat.

Terkadang, manusia sangat senang membicarakan kekurangan orang lain. Namun, kita nggak pernah paham bahwa diri kita sendiri juga punya kekurangan itu, bahkan mungkin lebih parah. Kadang, kita nggak sadar bahwa kita juga manusia yang nggak sempurna dan punya banyak kekurangan. Cuman, kita kadang luput untuk menyadarinya dan lebih fokus pada kekurangan orang lain.

Misalnya nih:
"Hey, lo tahu nggak sih, si Anu egois banget. Masa kemarin blablabla."

Iya, seseorang selalu merasa asik untuk membicarakan orang lain terutama kekurangan yang ada pada diri orang lain. Padahal, kalau kita bercermin nih, boleh jadi kekurangan orang lain yang kita bicarakan juga terdapat dalam diri kita sendiri. 

Atau... misalnya begini, kita nggak punya kekurangan itu, contoh egois, dan kita merasa... "Oh, aku nggak egois tuh." 

Bisa jadi seperti itu. Namun, sadar nggak sih, kalau kita mungkin punya kekurangan yang nggak dimiliki orang lain, misalnya sombong, suka ngomongin orang lain, suka mengadu domba, dan lain sebagainnya. Padahal orang yang kita omongin belum tentu punya sifat yang kita miliki.

Pernah kepikiran begitu nggak?

Bersyukur pada kelebihan yang dimiliki itu memang perlu, tapi jangan pernah merasa sombong dengan kelebihan itu. Sebab, kita juga memiliki kekurangan yang harus diperbaiki. 

Mulailah bercermin dan kenali diri sendiri, sadari kekurangan diri dan pahami kelebihan diri. Kita juga perlu menjaga lisan kita dan mulailah berbicara hal yang baik-baik saja.

Yuk, mulai perbaiki kecantikan dalam diri dimulai dari penerapan tiga kata ajaib dalam postingan 3 Miracle Words.

Bercerminlah dahulu sebelum kamu menghakimi orang lain.

Have a nice day,


Michiko♡

Source Picture on Pinterest

22 November 2018

3 Miracle Words

3:30 PM 0 Comments
Tiga kata ajaib yang menjaga keharmonisan dunia: tolong, maaf, dan terima kasih.

Ada tiga buah kata ajaib yang perlu kita ketahui. Ketiga kata ajaib tersebut berguna untuk menjaga keharmonisan dan menjaga perasaan orang lain atas segala ketidaknyamanan yang terjadi di antara lingkungan sosial.

3 Miracle Words (3 Kata Ajaib)

Apa saja ketiga kata ajaib itu?

Tolong, maaf, dan terima kasih.

Ketiga kata tersebut memiliki makna yang sangat berharga bagi kehidupan. Sebab, kata tersebut mampu menyentuh hati seseorang dan menjaga perasaan seseorang. Tanpa ketiga kata tersebut, mungkin hidup ini tidaklah menjadi sedamai ini. 

Kita sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial, bisa bertahan hidup di muka bumi ini dengan melakukan interaksi satu sama lain. Maka, kita harus mampu menyampaikan ketiga kata ini dengan penuh perasaan yang sesuai. Selain itu, ketiga kata tersebut juga mencerminkan bahwa kita adalah manusia yang beretika.

Berbicara tentang etika, baca juga dong: Aturan Tidak Tertulis yang Harus Diketahui 

Bagaimana menyampaikan ketiga kata ini dengan penuh perasaan agar tidak menyinggung perasaan orang lain?

1. Tolong

Kata "tolong" digunakan untuk meminta bantuan orang lain. Biasanya, kata ini digunakan ketika kita hendak meminta bantuan orang lain jika kita tidak mampu melakukannya sendiri. Misalnya, ketika kita sedang memiliki banyak kesulitan dan tidak bisa menyelesaikannya sendiri kita bisa meminta bantuan orang lain dengan mengucapkan tolong. 

Ketika kita merasa akan merepotkan orang lain saat meminta bantuan, setidaknya ucapkanlah kata tolong. Sebab, hal ini menandakan bahwa kita benar-benar membutuhkan bantuannya dan meminta pertolongan ke orang lain dengan sopan.

Dengan mengucapkan kata tolong saat meminta bantuan kepada orang lain, kita telah melakukan salah satu cara untuk menghargai perasaan orang lain yang kita mintai bantuan dan menghindarkan kita dari pikiran orang lain yang memandang kita sebagai orang yang tidak sopan dan tukang suruh.

2. Maaf

Kata "maaf" digunakan untuk meminta ampun atas kesalahan yang kita lakukan, baik perbuatan maupun ucapan yang sekiranya menyinggung perasaan orang lain. Akan tetapi, kita tidak boleh asal mengucapkannya tanpa menuangkan rasa penyesalan di dalamnya karena orang lain mungkin keberatan dengan hal itu dan justru tidak mau memaafkan kesalahan yang telah kita perbuat. Maka, ungkapkanlah kata maaf ini dengan penuh penyesalan atas kesalahan yang telah diperbuat dan berjanjilah dalam hati untuk tidak melakukannya lagi. 

Dengan mengucapkan kata "maaf" dan menyesali perbuatan yang telah kita lakukan, hal ini menunjukkan rasa peduli kita terhadap perasaan orang lain dan menjaga perasaan mereka. Selain itu, kita juga dapat melakukan introspeksi atas kesalahan yang telah kita lakukan.

3. Terima kasih

Kata ini digunakan untuk mengungkapkan rasa syukur setelah menerima sesuatu. Ungkapkanlah kata ini sambil tersenyum dan merasa bahagia, terutama ketika kita mendapat suatu barang atau bantuan dari orang lain untuk menghargai pemberian dan jasa mereka. Secara tidak langsung, kata ini juga membuat orang lain merasa senang karena merasa dihargai atas apa yang telah mereka lakukan atau berikan. 

Apa pun yang orang lain berikan, terimalah dan ucapkan terima kasih walaupun kita mungkin tidak terlalu menyukai hadiah yang telah ia berikan. Sebab, orang tersebut telah menggunakan waktunya untuk memikirkan kita dan memikirkan hadiah apa yang akan ia berikan kepada kita. Maka, ucapkanlah terima kasih sebagai bentuk penghargaan atas usaha yang telah dilakukannya. 

Begitu pula bantuan atau jasa yang kita terima, sekecil apa pun itu ucapkanlah terima kasih. Walaupun mungkin apa yang ia lakukan tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Kita harus tetap berterimakasih untuk menghargai orang lain yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu kita.

Dengan mengucapkan kata "terima kasih", kita telah berupaya menghargai segala sesuatu yang orang lain lakukan untuk kita. Kata ini juga mengajarkan kita bagaimana caranya bersyukur atas segala sesuatu yang kita terima atau kita miliki.

Tertarik buat belajar ilmu kehidupan yang lain? Klik di sini untuk membaca artikel-artikel serupa!

Itulah tiga kata ajaib yang perlu kita ketahui dan harus diterapkan setiap kali kita meminta tolong, berbuat salah, dan menghargai pemberian orang lain. Semoga kita tidak pernah melupakan tiga kata ini dan selalu menerapkannya dalam kehidupan.

Have a nice day,


Michiko♡

Photo by Tim Marshall on Unsplash

8 November 2018

Cara Cerdas dalam Mengatur Waktu untuk Belajar

3:34 PM 2 Comments

Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan. --Imam Syafi'i.

Pernah merasa kesulitan dalam belajar? Pernah merasa tugas menumpuk? Jajarkan aja biar gak menumpuk ahahaha. Nggak deng, bercanda.

Seringkali, kita selalu kekurangan waktu untuk belajar dan mengerjakan PR atau tugas. Apalagi, mata pelajaran yang meninggalkan jejak PR bertubi-tubi. Bagaimana caranya untuk mengatur waktu supaya bisa mengerjakan PR tanpa didesak waktu? Mudah. Hal terpenting yang kamu butuhkan adalah sticky note untuk di tempel di dekat meja belajarmu, manajemen waktu yang baik, dan niat. Bagaimana langkah-langkah untuk merealisasikannya? Simak tips yang sering aku terapkan berikut ini.

1. Tulis deadline tugas

Deadline merupakan hari terakhir di mana kamu harus mengumpulkan tugas. Kadang, siswa sering kalang kabut ketika mengetahui kalau tugas harus dikumpulkan besok. Cobalah tips ini, setiap guru memberikan PR:

a. Catat di sticky note

Kamu bisa catat nama mata pelajarannya. Kemudian, materi/halaman PR yang harus kamu kerjakan. Juga tulis deadline pengumpulannya. Setelah itu, kamu tempel sticky note itu di meja belajarmu supaya setiap kamu lewat atau bangun tidur, kamu bisa lihat tugas apa saja yang harus kamu kerjakan. Bisa juga kamu tempel di tempat yang sering kamu kunjungi atau benda yang sering kamu gunakan.

b. Urutkan berdasarkan tanggal deadline

Sticky note yang sudah kamu tulis, kamu urutkan berurutan dari tanggal deadline yang paling dekat sampai ke yang paling jauh. Kalau ada dua atau lebih tugas yang harus dikumpulkan pada hari yang sama, maka kamu harus membuat urutan pengerjaan tugas dari yang sekiranya paling banyak/butuh waktu berpikir lebih banyak terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika kamu terpaksa harus mengerjakan tugas pada H-1 sebelum deadline pengumpulannya supaya kamu nggak perlu mengerjakannya sampai begadang dan kekurangan tidur. 

2. Manajemen waktu

Kemampuan mengatur waktu merupakan hal yang paling penting yang perlu dimiliki seorang pelajar. Kamu harus memiliki waktu yang terjadwal dan nggak berantakan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. 

a. Mengatur porsi waktu dalam melakukan kegiatan

Sebagian besar sekolah menerapkan sistem lima hari sekolah sampai sore dan dua hari libur. Hal ini justru bisa menguntungkan kamu dalam mengatur waktu untuk mengerjakan tugas. Apabila diumpamakan siswa sampai di rumah pukul lima sore, ada waktu untuk mandi, makan, dan istirahat sejenak sebelum memulai menggarap tugas. Usahakan, ketika istirahat sejenak jangan membuka handphone dan media sosial. Kenapa? Kalau kamu terlanjur keasikan bermain handphone dan media sosial, itu justru membuat kamu jadi malas untuk mengerjakan tugas dan berujung menundanya. Tunda sejenak keinginanmu untuk mengenggam handphone.

Kalau nggak bisa meninggalkan media sosial, coba batasi berapa lama kamu harus berhenti. Sebab, kalau nggak bisa berhenti, itu tandanya kamu sudah kecanduan. Berikan jadwal kapan harus memulai dan mengakhiri aktivitas yang kamu lakukan. 

Berdasarkan pengalaman pribadiku, aku memiliki waktu untuk belajar selama tiga jam dari pukul tujuh sampai sepuluh malam tanpa ada iklan seperti main handphone atau chatting dengan orang lain. Aku memegang handphone hanya untuk browsing, jika diperlukan. Untuk ukuran teknologi sekarang, smartphone punya fitur untuk mematikan notifikasi aplikasi tertentu, hal ini membuat kita tidak terusik dengan notifikasi yang berbunyi dan menjauhkan kita dari rasa ingin membuka handphone dan chat. Seandainya terlalu lelah karena ekskul dan ingin tidur cepat, aku biasanya mengajukan jam belajar dan mengurangi porsi jam belajarku (khusus ketika aku kelelahan saja) jadi belajar dari pukul setengah tujuh malam sampai sembilan malam lalu langsung tidur.

b. Jangan menunda pekerjaan dan manfaatkan waktu luang

Jangan menunda pekerjaan sebab itu akan merusak jadwal aktivitas seharian. Tugas yang didapatkan harus segera dikerjakan supaya mereka tidak beranak. Fun fact, tugas jika dibiarkan berlama-lama dan nggak digarap maka semakin lama akan semakin banyak sehingga membuat kita bingung mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. 

Seperti pada poin pertama, ketika kita memiliki waktu luang, lebih baik mengerjakan tugas selanjutnya ketimbang bersantai. Ketika semua tugas sudah selesai dan waktu belajar yang kamu luangkan masih tersisa, lebih baik waktumu untuk mengerjakan digunakan untuk belajar daripada santai-santai. Jangan hentikan rutinitasmu karena kalau kamu santai pada jam rutin untuk belajar maka kamu akan terbiasa merusak jadwal aktivitasmu. 


Lalu kapan ada waktu untuk bersantai? Kamu punya dua hari untuk berlibur. Kamu bisa memanfaatkan satu hari dari akhir pekanmu untuk belajar atau mengerjakan tugasmu seharian sambil diselingi sedikit bermain handphone dan lainnya. Misalnya, kamu memilih hari Sabtu untuk hari menggarap tugas, maka kamu punya satu hari penuh untuk bermain tanpa gangguan tugas yaitu pada hari Minggu. Jika kamu memilih hari Minggu sebagai hari menggarap tugas, maka hari Sabtu adalah hari bebasmu.  

Tips manajemen waktu selengkapnya bisa baca artikel Time Management

3. Niat

Niat merupakan kunci yang paling penting. Sebab, segala amal perbuatan itu tergantung niatnya. Bagaimana sih caranya supaya kita bisa niat dalam belajar dan mengerjakan tugas?

a. Ubah mindset 

Kita harus bisa mengubah mindset kalau belajar atau tugas itu merupakan suatu beban. Anggaplah tugas-tugas itu juga merupakan suatu pelajaran yang dapat kamu ambil dan buatlah itu menjadi suatu hal yang menyenangkan dengan caramu sendiri. Kalau kamu suka mengerjakan tugas sambil mendengarkan lagu, lakukanlah selama itu tidak mengganggumu. Kalau kamu suka sambil menonton TV, lakukanlah selama itu tidak mempengaruhi niatmu untuk menggarap tugas.

b. Hindari faktor yang membuatmu malas

Niat itu munculnya berlawanan dengan rasa malas. Kalau kamu mau punya niat untuk mengerjakan tugas, maka hal pertama yang harus kamu lakukan adalah melawan rasa malas. Bagaimana sih cara melawan rasa malas? Pertama, kamu lihat dulu, apa hal yang membuat kamu malas? 
Apakah kebanyakan main media sosial?
Apakah kebanyakan main game?
Apakah kebanyakan rebahan?
Apakah kebanyakan ngobrol dengan orang lain?

Setelah kamu tahu sumber kemalasanmu, yang harus kamu lakukan adalah menghindarinya terlebih dahulu saat kamu akan melaksanakan tugasmu. Kalau kamu merasa malas karena media sosial, maka matikan saja ponselmu. Kalau malas karena rebahan, kamu cari tempat yang nggak bisa mendukung kamu untuk rebahan. Kalau malas karena kebanyakan mengobrol, coba menyendiri sejenak saat akan mengerjakan tugas. Setelah itu, kumpulkan niatmu. Sebab, yang paling penting adalah niat yang kuat maka akan mempengaruhi hasil dari apapun yang kamu perbuat. Intinya, jangan malas.

Demikian beberapa tips untuk mempermudah dalam mengatur waktu dalam belajar. Semoga tips yang aku berikan ini bisa kamu terapkan dan bermanfaat untuk kamu.

Have a nice day,

Michiko♡

Picture source on Instagram by @GCFC_IPB