Tampilkan postingan dengan label Lifestyle. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lifestyle. Tampilkan semua postingan

16 Juli 2023

Kebiasaan Orang Kaya

2:58 PM 1 Comments
Aku bekerja di sebuah perusahaan swasta bidang pendidikan, yang mana merupakan tempat les. Tempat les ini harganya tidak murah, mahal—menurut orang tidak berduit seperti aku. Bahkan biaya per bulannya pun bisa sama dengan gajiku per bulan. Wow. Anak-anak yang belajar di sini pun bukan main-main, orang tua mereka punya income yang cukup—bahkan sangatlah besar. Sampai-sampai ingin ku bisikkan kepada mereka, "Pak, kerjanya apa? Spill dong, Bestie!"


Kebiasaan Orang Kaya

Satu hal yang aku tahu tentang anak-anak orang kaya ini adalah mereka anak-anak yang sibuk. Anak-anak yang tidak punya waktu luang untuk sekadar rebahan dan leha-leha di kamarnya sambil bermain handphone. Jadwal kosongnya selalu mereka pakai untuk les ini dan itu. Mereka nggak pernah membiarkan waktu mereka kosong. Justru mereka memanfaatkan waktunya untuk berinvestasi dengan dirinya sendiri. Entah itu menambah skill atau melakukan hal-hal seperti berolahraga, mengerjakan hobi, dan sebagainya. Yang jelas, nggak ada kata rebahan berjam-jam di dalam kamus mereka.

Walaupun kelihatannya melelahkan karena setelah melakukan rutinitas, mereka harus menambah waktu untuk melakukan pekerjaan tambahan juga, bagiku hal itu justru menakjubkan dan ingin aku tiru. Bayangkan saja, kalau aku punya dua jam waktu luang dan aku menginvestasikannya dengan membuat karya misalnya, mungkin aku sudah mempublikasikan banyak tulisan ke blog ini setiap harinya. Alih-alih dua jam waktu luangku dihabiskan untuk rebahan sambil bermain sosial media yang bahkan tidak banyak hal yang bisa aku dapatkan dari sana.

Ingat, guys! Waktu itu berharga! Baca juga: Time Management

Sekarang, aku jadi berpikir... apa aku masih berada di titik ini tanpa perkembangan karena aku belum siap menjadi orang kaya, ya? Aku belum siap merelakan waktu untuk tidak rebahan. Aku belum siap meninggalkan kebiasaan bermain sosial media sampai lupa waktu. Aku belum siap meninggalkan kebiasaanku menongkrong sampai berjam-jam. Mungkin hal ini yang membuat aku masih belum bisa menjadi orang kaya.

Namun, kaya atau berkecukupan itu merupakan rezeki masing-masing manusia. Yang jelas, kini aku bisa mendapatkan perspektif kehidupan baru dari orang-orang kaya yang ada di lingkunganku dan bisa aku coba terapkan ke dalam kehidupanku. Barangkali, setelah menerapkannya aku bisa jadi orang kaya. Siapa yang tahu, kan? Aamiin!

Tapi kebahagiaan bukan hanya soal uang ya, guys! Kita juga bisa bahagia dari hal-hal yang sederhana kok. Baca juga: Bahagia dari Hal Kecil

Semoga rejeki kita selalu dilancarkan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih. See you later!

Have a nice day


Michiko ♡

16 April 2021

4 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri

10:10 PM 2 Comments
Siapa yang sering insecure atau overthinking setiap malam? Bisa jadi, itu adalah tanda-tanda kalau kamu belum bisa berdamai dengan diri sendiri.

Ketika kita nggak bisa berdamai dengan diri sendiri, dampaknya bisa menyebabkan kita jadi orang yang selalu membandingkan diri dengan orang lain. Kita bisa jadi orang yang nggak pernah bangga dan puas dengan kemampuan diri sendiri. Bahkan, bisa membuat kita kehilangan rasa percaya diri dan berujung membuat kita nggak bisa melangkah maju, lho.

Kenapa sih bisa begitu? Ada banyak alasan yang menyebabkan kita belum bisa berdamai dengan diri sendiri. Penasaran nggak? 

Nah, pada tulisan kali ini aku akan membahas beberapa alasan yang menjadi penyebab kita belum bisa berdamai dengan diri sendiri, serta solusinya yang mungkin bisa membantu kamu untuk mulai berdamai dengan dirimu. Simak sampai akhir, ya!

Cara Berdamai dengan Diri Sendiri

Penyebab Belum Bisa Berdamai dengan Diri Sendiri

Ada empat alasan yang menyebabkan kita belum bisa berdamai dengan diri sendiri nih. Penyebab-penyebab inilah yang menghambat diri kita untuk maju dan menjadi sumber over-sinting setiap malam. Berikut penyebab yang membuat kita sulit berdamai dengan diri sendiri.

1. Trauma

Trauma atau luka masa lalu bisa jadi salah satu penyebab kita belum bisa berdamai dengan diri sendiri. Trauma itu bagaikan bekas luka karena mental kita pernah terluka di masa lalu. Misalnya, mendapatkan tekanan dari orang tua, pernah di-bully, sering dapat hate comment, dan lain-lain.

Luka yang pernah tertinggal itu belum sembuh dan masih membekas dalam ingatan sehingga membuat kita penuh ketakutan untuk mengambil langkah ke depan. Kita jadi takut dengan risiko yang akan datang, merasa diburu oleh masa lalu yang kelam karena trauma ini masih melekat dalam ingatan dan kita belum memaafkannya.

2. Insecure

Insecure atau merasa khawatir juga bisa jadi penyebab kita nggak bisa berdamai dengan diri sendiri. Hal ini diakibatkan karena kita terbiasa membandingkan diri sendiri dengan orang lain, baik dari segi fisik, finansial, prestasi, dan sebagainya.

Hal ini menyebabkan kita selalu merasa nggak puas dengan apa yang kita hasilkan. Kita nggak pernah mengapresiasi apa yang telah kita capai. Kita nggak bisa mencintai diri sendiri dengan segala kekurangan yang kita miliki. Padahal mencintai kekurangan adalah sebuah bentuk kesempurnaan.

3. Overthinking

Overthinking alias over-sinting alias kebanyakan menduga-duga dan berpikir yang nggak-nggak, ini adalah salah satu penyebab kita belum bisa berdamai dengan diri sendiri. Kita kebanyakan memikirkan hal yang belum terjadi, biasanya yang dipikirkan adalah kejadian-kejadian yang negatif. Perilaku ini bisa membuat kita jadi nggak berani melangkah atau mengambil keputusan karena terlalu banyak berpikir dan menduga-duga. Gara-gara over-sinting, kita stagnan di tempat yang sama, belum lagi ditambah insecure, ini bakal jadi double combo yang bikin mental kita lelah dan berujung nggak bisa berkembang alias di situ-situ aja.

4. Tidak Percaya Diri

Rasa tidak percaya diri ini sebenarnya bagian kompleks yang membuat kita belum bisa berdamai dengan diri sendiri. Rasa percaya diri ini penyebabnya bermacam-macam, bisa karena tiga hal yang telah disebutkan sebelumnya atau gabungan dua atau lebih dari ketiga hal tersebut.

Inilah penyebab yang membuat kita selalu merasa kurang, merasa nggak mampu, nggak berani menghadapi masa depan, juga nggak berani melakukan hal apa pun karena takut salah sehingga membuat kita terus berada di titik yang sama bahkan mengalami penurunan.

Cara Mulai Berdamai dengan Diri Sendiri

Setelah mengetahui penyebab yang membuat kita belum bisa berdamai dengan diri sendiri, maka kita harus mencari solusinya nih. Minimal kita memulai dari hal kecil aja terlebih dahulu sehingga lama-lama kita terbiasa dan mulai memaafkan keadaan serta berdamai dengan diri sendiri.

1. Percaya pada Kemampuan Diri

Percayalah pada kemampuan dirimu sendiri. Semua orang terlahir dengan potensinya masing-masing. Sisanya, kita sendiri yang menentukan apakah akan mengembangkan potensi itu atau akan membiarkannya terkikis oleh rasa nggak percaya diri. 

Fokus dengan diri sendiri, apa yang kita bisa, apa yang kita sukai, dan apa yang ingin kita kerjakan. Jangan mendengarkan cemoohan orang lain. Jika kita mendapatkan kritik dan saran, dengarkan kritik dan saran yang membangun. Jangan pernah dengarkan orang-orang yang merendahkanmu atau mematahkan semangatmu. Sebab, mereka belum tentu bisa seperti kamu.

2. Jangan Memikirkan Hal yang Belum Pasti Terjadi

Untuk kamu yang sering overthinking dan berujung insecure, sebaiknya berhenti menduga-duga. Kita nggak pernah tahu masa depan, kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi besok atau lusa. Kita cuma bisa belajar dari masa lalu dan menghadapi hal yang terjadi saat ini. 

Jadi, sebaiknya jangan terlalu banyak memikirkan hal-hal negatif yang belum pasti terjadi. Kalau kita terlalu fokus memikirkan hal-hal negatif, kapan kita akan melangkah maju? Semua yang terjadi ada dua kemungkinan, gagal atau berhasil. Jika berhasil, kita bisa lebih meningkatkan kualitas diri. Jika gagal, maka kita bisa belajar dari kegagalan. 

Jangan menyerah kalau kita gagal, inilah cara menerima sebuah kegagalan: Memaknai Kegagalan

Jangan hanya fokus pada kemungkinan gagalnya tapi lirik juga peluang suksesnya. Jangan takut gagal, kalau kita nggak berani melangkah karena takut gagal, berarti kita melewatkan peluang sukses juga dong? 

3. Menerima dan Memaafkan Diri Sendiri
Rasa syukur adalah salah satu cara yang membuat kita bisa menerima diri sendiri. Jangan pernah bandingkan diri kita dengan orang lain, sebab rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau. Akan tetapi, kita sendiri nggak pernah tahu apa yang dialami orang lain, bisa jadi mereka juga punya kesulitannya masing-masing.

Mulai maafkan diri sendiri, belajar dari masa lalu dan evaluasi diri. Tingkatkan kualitas dirimu dengan mempertahankan hal yang baik dalam dirimu dan mulai mengurangi hal yang kurang baik. Jangan benci dirimu sendiri, jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Mulailah mencintai dirimu sendiri sepenuh hati sebelum mencintai orang lain. Kalau orang lain bisa mencintai kamu, kenapa kamu nggak bisa mencintai dirimu sendiri?

Evaluasi dirimu hanya dengan sebuah cermin: Mirror Hanging On The Wall

4. Tak Ada yang Sempurna

Kita perlu menyadari bahwa nggak ada hal yang sempurna di dunia ini. Nggak ada kehidupan yang sempurna di dunia ini, begitu pula manusia. Nggak ada manusia yang sempurna, sekali pun dia dianggap sempurna. 

Semua punya kekurangannya masing-masing. Semua ada kesulitannya masing-masing. Jika kita terus mencari kesempurnaan, maka kita nggak akan pernah bisa mendapatkannya. Kita mungkin saja bisa mendapatkan hal yang kita anggap "sempurna" tapi bisa jadi kita justru kehilangan apa yang telah kita miliki sebelumnya. 

Ganti kekurangan dalam hidupmu menjadi sebuah kelebihan, baca juga: Uluran Tangan Tak Berwujud

Maka, yang bisa kita lakukan adalah mencintai kekurangan itu. Sebab, mencintai kekurangan merupakan satu bentuk kelebihan yang dimiliki oleh manusia.

Itulah beberapa cara yang bisa membuat kita berdamai dengan diri sendiri, menurut versiku. 

Kalau menurut versi kamu, bagaimana cara berdamai dengan diri sendiri? Share tips di kolom komentar yuk!

Have a nice day,


Michiko♡

#JejakWarnaWritingChallenge #Day5

Hashtag:
#JejakWarnaWritingChallenge #GetCloserToMe #Day5

Challenge by Jejakwarna.id

13 April 2021

Memaknai Kegagalan

1:06 PM 0 Comments
Kegagalan. Siapa yang nggak pernah mengalami hal ini? 

Aku sendiri berulang kali mengalami kegagalan. Mulai dari ditolak penerbit, gagal masuk perguruan tinggi impian, gagal mencapai cita-cita masa kecil, gagal magang ke luar negeri, gagal mendapatkan hasil tes yang baik, gagal mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan, dan masih banyak kegagalan bermakna lainnya yang pernah aku alami.

Baca juga daftar kegagalan yang pernah aku alami: Daftar Kegagalan

Reaksiku? Sedih dan marah pada diriku sendiri. Kadang, aku mempertanyakan banyak hal seperti kenapa aku nggak mampu, kenapa aku nggak sanggup, kenapa aku gagal di titik ini. Kadang, pernah merasa ingin berhenti. Kadang, ingin menyalahkan hal lain atas kegagalan itu. Setiap kali berusaha dan gagal, aku merasa seperti dikhianati oleh hasil. Padahal bisa jadi usaha yang aku lalui belum sepadan dengan keberhasilannya. 

Namun, aku nggak bisa terus-terusan menyalahkan keadaan. Apalagi, dengan kemarahan atau kesedihan yang berlarut-larut itu nggak akan mengubah apa pun, kecuali mentalku sendiri. Sedangkan, keadaan lingkungan akan terus begitu adanya. Sebab, dunia nggak cuma berputar di aku aja, dunia nggak cuma tentang aku. Bukan dunia yang harus menyesuaikan diri dengan aku, justru aku yang harus bisa beradaptasi dengan dunia. 

Baca juga curahan hati tentang kekhawatiran pada masa depan: Insecure Melanda, Aku Ingin Berhenti Menulis

Sebagai pejuang mimpi, orang yang bermimpi untuk menjadi orang sukses, tentu banyak banget jalan yang harus aku tempuh, salah satunya kegagalan. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Kegagalan juga bukan kehancuran.

Memaknai Kegagalan

Kegagalan adalah pelajaran. Kegagalan adalah bagian dari proses. Kegagalan adalah ujian menuju kesuksesan. Orang bilang, kegagalan adalah kunci kesuksesan. Itu benar, aku setuju. 

Ibaratnya, ada banyak pintu menuju kesuksesan. Satu pintu berisi kegagalan, maka kita harus mencari pintu yang lain. Sama seperti ketika kita melakukan kesalahan, kita sebisa mungkin tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kali kan? Begitu juga kegagalan, kita akan banyak belajar darinya. 

Banyak kegagalan yang menemani perjalanan menulisku, baca juga: Pejuang Mimpi

Aku banyak belajar dari menghadapi kegagalan. Aku belajar berlapang dada menerima kenyataan yang nggak sesuai dengan ekspektasi. Aku belajar menghibur diri agar mau bangkit lagi. Aku jauh lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Aku berdiri lebih kuat dengan kedua kakiku sendiri. Aku semakin menambah usahaku untuk mencapai mimpiku. 

Kegagalan akan membuat kita menjadi orang yang kuat, tekun, dan bijak.
— Nadhira Shafa G. (nadhishafa), 2021

Beberapa kegagalan pasti pernah datang kepada kita. Pernahkah kamu sedih karena mengalami kegagalan? Apa yang kamu lakukan ketika kamu menghadapi kegagalan? 

Apakah kamu mencoba jalan yang sama dengan cara berbeda?

Apakah kamu beralih mencari jalan yang lain?

Atau justru menyesalinya dan kapok menemui kegagalan lagi?

Sedih karena kegagalan itu wajar. Marah karena hasil yang tidak memuaskan itu wajar. Namun, jika kita terlalu berlarut-larut dalam kesedihan dan tak mau bangkit lagi, apakah kita akan selalu berbaring di tanah dan terinjak tak berdaya?

Hari ini, kita berbicara tentang kegagalan dan sama-sama memaknainya dalam sudut pandang masing-masing. Semoga, kita bisa saling menguatkan satu sama lain. Semangat! Ada banyak jalan menuju Roma.

Bagaimana cerita tentang kegagalanmu? Apa yang kamu lakukan setelah menghadapi kegagalan? Apa makna kegagalan bagimu? Saling berbagi cerita, yuk!

Kamu bisa tinggalkan kisahmu dan jejakmu di kolom komentar atau formulir kontak. See you!

Have a nice day,


Michiko♡

#JejakWarnaWritingChallenge Day 2

#JejakWarnaWritingChallenge #GetCloserToMe #Day2 

Challenge by @jejakwarna.id 

4 Desember 2020

Konsistensi, Kunci Ajaib Pengabul Mimpi

11:35 AM 4 Comments

Manusia pasti selalu punya banyak keinginan. Banyak banget mimpi yang selalu ingin diwujudkan. 

Aku ingin jadi orang kaya.

Aku ingin punya badan yang kurus.

Aku ingin punya badan yang berotot.

Aku ingin jadi orang pintar.

Aku ingin punya wajah yang mulus bebas dari jerawat. 

Aku ingin jadi orang yang terkenal. 

Aku punya keinginan sendiri dan tentu saja kalian juga punya keinginan yang ingin kalian wujudkan. Intinya, kita semua punya keinginan masing-masing, kan? Namun, kita kadang nggak tahu caranya untuk memulai dalam mewujudkan keinginan itu. Kadang ada juga yang berhasil mencapainya tetapi cuma bertahan sementara karena nggak bisa mempertahankannya. Kadang ada juga yang maunya langsung instan, kalau yang ini sih naif banget ya. 


Semuanya itu nggak ada yang instan, guys. Harus diusahakan terus-terusan. Wong ng3p3t dan p3sugihan [redacted biar nggak ada iklan perdoekoenan] yang katanya bisa kaya dengan instan saja, tetap harus konsisten buat kasih tumb4l. Kita itu nggak akan bisa kaya, kalau nggak konsisten untuk bekerja. Kita nggak akan jadi kurus atau berotot, kalau nggak konsisten olahraga. Kita nggak akan jadi orang pintar, cuma karena minum tolak angin. Kita nggak akan punya wajah yang mulus bebas dari jerawat, kalau nggak konsisten merawat kulit. Kita nggak akan jadi orang yang terkenal, kalau nggak konsisten berkarya.



Nah, ini dia! K O N S I S T E N S I

Segala keinginan itu harus dilandaskan dengan KONSISTENSI.

 

K O N S I S T E N S I

Tuh, sampai berapa kali aku menyebut kata konsistensi? Lah, nambah lagi kan. Serius deh, ini itu benar-benar kunci ajaib untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dan tentunya mempertahankannya. Manusia sering lupa banget sama kunci ini, setiap sudah mencapai keinginan, pasti ujungnya nggak tahu diri. Kenapa aku sebut nggak tahu diri? Karena manusia itu merasa kalau apa yang sudah dimiliki itu akan selalu dimiliki selamanya. 


Aku juga sama, pernah jadi manusia yang nggak tahu diri karena telah memiliki apa yang aku inginkan. 


Dulu, aku pernah mencapai keinginanku, yaitu memiliki berat badan ideal. Waktu itu mungkin berat badanku 43 kilogram karena ikut ekskul PASKIBRA. Tahu sendiri lah ya, ekskul yang nggak pernah jauh dari latihan fisik, keringat, dan panas-panasan. Wah, waktu lihat angka timbangan setelah satu tahun nggak menimbang berat badan (karena dari kelas 7 sampai 9 berat badanku stuck di angka yang sama jadi malas nimbang berat badan), aku senangnya bukan main. Merasa jadi orang paling seksi. Hahahaha oke ini lebay. Terlalu terlarut dalam euforia, akhirnya aku merasa bebas tuh. Aku sering banget berpikir, "Wah, berat badanku sekarang segini, bebas makan apa aja, nggak perlu olahraga juga nggak apa-apa." Gara-gara hal itu, aku jadi makan sembarangan, nggak memperhatikan asupan kalori yang masuk, malas olahraga, semua itu disebabkan karena aku yang nggak tahu diri karena merasa bahwa berat badanku yang sekarang akan aku miliki selamanya. Sampai suatu ketika, kaget banget tuh melihat timbangan mencapai angka 60 kilogram. Mau diet juga nggak turun berat badannya karena olahraga nggak sekonsisten waktu masih ikut PASKIBRA. Jaga pola makan doang juga nggak terlalu berpengaruh banyak. Ujungnya, justru menyesal. 


Kebodohan selanjutnya juga pernah aku lakukan karena nggak konsisten melakukan sesuatu. Dulu, aku punya wajah yang banyak banget jerawat bahkan sampai semuka. Tiap malam menangis karena merasa insecure dan nggak pede. Banyak banget ikut video tutorial di YouTube, ikutin semua tips beauty influencer untuk menyembuhkan jerawat. Dulu aku nggak mau ke dokter, soalnya aku berpikir biayanya pasti mahal. Suatu ketika, aku dikasih serangkaian skincare buat sembuhin jerawat dan jerawat pun sembuh lah lumayan, tinggal bekasnya saja. Setelah itu, aku merasa karena jerawat sudah sembuh, untuk apa ya aku pakai rangkaian skincare khusus untuk jerawat lagi toh sekarang aku sudah nggak berjerawat. Kemudian, kembalilah aku menjadi seorang manusia yang nggak tahu diri dan merasa kalau jerawat nggak akan balik lagi. Akhirnya, aku jadi sering begadang, makan sembarangan seperti minyak dan makanan manis, termakan strategi marketing beauty influencer di YouTube sehingga aku coba produk ini, produk itu, semuanya karena merasa bebas untuk coba skincare--yang mungkin nggak sesuai sama kebutuhan kulitku. Nah, lagi-lagi karena ketidakkonsistenan aku itu, break out lagi tuh mukaku, jerawat datang lagi sampai hampir meradang. Akhirnya, aku kapok dan mulai konsisten untuk belajar tentang kebutuhan kulitku sendiri, apa yang perlu aku lakukan dan apa yang perlu aku hindari supaya jerawat itu nggak balik lagi. Aku juga nggak cuma konsisten untuk menyembuhkan jerawat saja, tentunya aku juga konsisten untuk mengaplikasikan skincare sesuai kebutuhan kulitku untuk merawatnya supaya kulitku tetap dalam keadaan yang baik.

Baca juga Review Jujur: SAFI White Expert Purifying Cleanser 2 in 1


Dari pengalamanku itulah aku belajar, bahwa:

Apa yang kita inginkan itu selalu dimulai dengan konsistensi untuk mewujudkannya dan selalu diakhiri dengan konsistensi untuk mempertahankannya. 


Kita nggak akan menjadi orang kaya selamanya, jika diberi uang satu miliar saja langsung kalap dan tidak konsisten untuk mengolah uangnya sebagai modal bekerja.

Kita nggak akan punya badan yang kurus atau berotot, jika setelah mencapai tubuh impian kita langsung sembarangan dan tidak lagi rutin olahraga.

Kita nggak akan bebas dari jerawat, jika setelah jerawat sembuh masih saja menjalani pola hidup yang nggak sehat dan nggak merawat kulit.

Jadi, jangan pernah lupakan kunci itu, guys! K O N S I S T E N S I


Sekarang, aku sedang memiliki keinginan untuk bisa menjadi seorang penulis yang bisa dikenal banyak orang atau bekerja sebagai seorang editor dalam bidang penerbitan. Oleh karena itu, aku konsisten untuk menulis agar aku terbiasa dan terus berkarya. ( Baca juga perjuangan sang pemimpi: Pejuang Mimpi )

Kalau kalian, apa keinginan yang ingin kalian wujudkan? Kira-kira hal apa yang harus konsisten untuk dilakukan demi mencapainya? Sharing, yuk! Kalian bisa tinggalkan komen di bawah postingan ini atau kontak lewat email.


Semangat untuk mewujudkan keinginan kita semua, semoga kita selalu dapat mencapai apa yang kita inginkan jika disertai dengan konsistensi dalam berusaha dan berdoa. ( Baca tips agar doa terkabul: Zutto Oinorishimashou )


Sekian tulisan untuk hari ini. Sampai jumpa di lain kesempatan!


Have a nice day,



Michiko ♡


Picture by StockSnap from Pixabay

6 Maret 2019

Mirror Hanging On The Wall

9:28 PM 0 Comments
Hari ini sudah berapa kali menghadap cermin?
Hari ini berapa lama menatap paras di cermin?

Kebanyakan orang bercermin untuk memandangi parasnya yang indah. Kadangkala pula, memuji kelebihan fisik yang ada pada dirinya atau bahkan nggak jarang pula ada yang kurang mensyukuri penampilan fisiknya yang dirasa kurang sempurna. 

Fisik mungkin bisa dirawat agar penampakannya sesuai keinginan. Salah satunya menggunakan skincare.

Baca review produk skincare untuk merawat kulit wajah Review Jujur: Safi White Expert Purifying Cleanser 2 in 1

Mirror Hanging On The Wall

Akan tetapi, jarang sekali orang yang bercermin untuk melihat ke dalam dirinya. Bercermin untuk menyadari kekurangan yang ada di dalam dirinya, yaitu rupa hati, sikap, tabiat.

Terkadang, manusia sangat senang membicarakan kekurangan orang lain. Namun, kita nggak pernah paham bahwa diri kita sendiri juga punya kekurangan itu, bahkan mungkin lebih parah. Kadang, kita nggak sadar bahwa kita juga manusia yang nggak sempurna dan punya banyak kekurangan. Cuman, kita kadang luput untuk menyadarinya dan lebih fokus pada kekurangan orang lain.

Misalnya nih:
"Hey, lo tahu nggak sih, si Anu egois banget. Masa kemarin blablabla."

Iya, seseorang selalu merasa asik untuk membicarakan orang lain terutama kekurangan yang ada pada diri orang lain. Padahal, kalau kita bercermin nih, boleh jadi kekurangan orang lain yang kita bicarakan juga terdapat dalam diri kita sendiri. 

Atau... misalnya begini, kita nggak punya kekurangan itu, contoh egois, dan kita merasa... "Oh, aku nggak egois tuh." 

Bisa jadi seperti itu. Namun, sadar nggak sih, kalau kita mungkin punya kekurangan yang nggak dimiliki orang lain, misalnya sombong, suka ngomongin orang lain, suka mengadu domba, dan lain sebagainnya. Padahal orang yang kita omongin belum tentu punya sifat yang kita miliki.

Pernah kepikiran begitu nggak?

Bersyukur pada kelebihan yang dimiliki itu memang perlu, tapi jangan pernah merasa sombong dengan kelebihan itu. Sebab, kita juga memiliki kekurangan yang harus diperbaiki. 

Mulailah bercermin dan kenali diri sendiri, sadari kekurangan diri dan pahami kelebihan diri. Kita juga perlu menjaga lisan kita dan mulailah berbicara hal yang baik-baik saja.

Yuk, mulai perbaiki kecantikan dalam diri dimulai dari penerapan tiga kata ajaib dalam postingan 3 Miracle Words.

Bercerminlah dahulu sebelum kamu menghakimi orang lain.

Have a nice day,


Michiko♡

Source Picture on Pinterest

8 November 2018

Cara Cerdas dalam Mengatur Waktu untuk Belajar

3:34 PM 2 Comments

Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan. --Imam Syafi'i.

Pernah merasa kesulitan dalam belajar? Pernah merasa tugas menumpuk? Jajarkan aja biar gak menumpuk ahahaha. Nggak deng, bercanda.

Seringkali, kita selalu kekurangan waktu untuk belajar dan mengerjakan PR atau tugas. Apalagi, mata pelajaran yang meninggalkan jejak PR bertubi-tubi. Bagaimana caranya untuk mengatur waktu supaya bisa mengerjakan PR tanpa didesak waktu? Mudah. Hal terpenting yang kamu butuhkan adalah sticky note untuk di tempel di dekat meja belajarmu, manajemen waktu yang baik, dan niat. Bagaimana langkah-langkah untuk merealisasikannya? Simak tips yang sering aku terapkan berikut ini.

1. Tulis deadline tugas

Deadline merupakan hari terakhir di mana kamu harus mengumpulkan tugas. Kadang, siswa sering kalang kabut ketika mengetahui kalau tugas harus dikumpulkan besok. Cobalah tips ini, setiap guru memberikan PR:

a. Catat di sticky note

Kamu bisa catat nama mata pelajarannya. Kemudian, materi/halaman PR yang harus kamu kerjakan. Juga tulis deadline pengumpulannya. Setelah itu, kamu tempel sticky note itu di meja belajarmu supaya setiap kamu lewat atau bangun tidur, kamu bisa lihat tugas apa saja yang harus kamu kerjakan. Bisa juga kamu tempel di tempat yang sering kamu kunjungi atau benda yang sering kamu gunakan.

b. Urutkan berdasarkan tanggal deadline

Sticky note yang sudah kamu tulis, kamu urutkan berurutan dari tanggal deadline yang paling dekat sampai ke yang paling jauh. Kalau ada dua atau lebih tugas yang harus dikumpulkan pada hari yang sama, maka kamu harus membuat urutan pengerjaan tugas dari yang sekiranya paling banyak/butuh waktu berpikir lebih banyak terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika kamu terpaksa harus mengerjakan tugas pada H-1 sebelum deadline pengumpulannya supaya kamu nggak perlu mengerjakannya sampai begadang dan kekurangan tidur. 

2. Manajemen waktu

Kemampuan mengatur waktu merupakan hal yang paling penting yang perlu dimiliki seorang pelajar. Kamu harus memiliki waktu yang terjadwal dan nggak berantakan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. 

a. Mengatur porsi waktu dalam melakukan kegiatan

Sebagian besar sekolah menerapkan sistem lima hari sekolah sampai sore dan dua hari libur. Hal ini justru bisa menguntungkan kamu dalam mengatur waktu untuk mengerjakan tugas. Apabila diumpamakan siswa sampai di rumah pukul lima sore, ada waktu untuk mandi, makan, dan istirahat sejenak sebelum memulai menggarap tugas. Usahakan, ketika istirahat sejenak jangan membuka handphone dan media sosial. Kenapa? Kalau kamu terlanjur keasikan bermain handphone dan media sosial, itu justru membuat kamu jadi malas untuk mengerjakan tugas dan berujung menundanya. Tunda sejenak keinginanmu untuk mengenggam handphone.

Kalau nggak bisa meninggalkan media sosial, coba batasi berapa lama kamu harus berhenti. Sebab, kalau nggak bisa berhenti, itu tandanya kamu sudah kecanduan. Berikan jadwal kapan harus memulai dan mengakhiri aktivitas yang kamu lakukan. 

Berdasarkan pengalaman pribadiku, aku memiliki waktu untuk belajar selama tiga jam dari pukul tujuh sampai sepuluh malam tanpa ada iklan seperti main handphone atau chatting dengan orang lain. Aku memegang handphone hanya untuk browsing, jika diperlukan. Untuk ukuran teknologi sekarang, smartphone punya fitur untuk mematikan notifikasi aplikasi tertentu, hal ini membuat kita tidak terusik dengan notifikasi yang berbunyi dan menjauhkan kita dari rasa ingin membuka handphone dan chat. Seandainya terlalu lelah karena ekskul dan ingin tidur cepat, aku biasanya mengajukan jam belajar dan mengurangi porsi jam belajarku (khusus ketika aku kelelahan saja) jadi belajar dari pukul setengah tujuh malam sampai sembilan malam lalu langsung tidur.

b. Jangan menunda pekerjaan dan manfaatkan waktu luang

Jangan menunda pekerjaan sebab itu akan merusak jadwal aktivitas seharian. Tugas yang didapatkan harus segera dikerjakan supaya mereka tidak beranak. Fun fact, tugas jika dibiarkan berlama-lama dan nggak digarap maka semakin lama akan semakin banyak sehingga membuat kita bingung mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. 

Seperti pada poin pertama, ketika kita memiliki waktu luang, lebih baik mengerjakan tugas selanjutnya ketimbang bersantai. Ketika semua tugas sudah selesai dan waktu belajar yang kamu luangkan masih tersisa, lebih baik waktumu untuk mengerjakan digunakan untuk belajar daripada santai-santai. Jangan hentikan rutinitasmu karena kalau kamu santai pada jam rutin untuk belajar maka kamu akan terbiasa merusak jadwal aktivitasmu. 


Lalu kapan ada waktu untuk bersantai? Kamu punya dua hari untuk berlibur. Kamu bisa memanfaatkan satu hari dari akhir pekanmu untuk belajar atau mengerjakan tugasmu seharian sambil diselingi sedikit bermain handphone dan lainnya. Misalnya, kamu memilih hari Sabtu untuk hari menggarap tugas, maka kamu punya satu hari penuh untuk bermain tanpa gangguan tugas yaitu pada hari Minggu. Jika kamu memilih hari Minggu sebagai hari menggarap tugas, maka hari Sabtu adalah hari bebasmu.  

Tips manajemen waktu selengkapnya bisa baca artikel Time Management

3. Niat

Niat merupakan kunci yang paling penting. Sebab, segala amal perbuatan itu tergantung niatnya. Bagaimana sih caranya supaya kita bisa niat dalam belajar dan mengerjakan tugas?

a. Ubah mindset 

Kita harus bisa mengubah mindset kalau belajar atau tugas itu merupakan suatu beban. Anggaplah tugas-tugas itu juga merupakan suatu pelajaran yang dapat kamu ambil dan buatlah itu menjadi suatu hal yang menyenangkan dengan caramu sendiri. Kalau kamu suka mengerjakan tugas sambil mendengarkan lagu, lakukanlah selama itu tidak mengganggumu. Kalau kamu suka sambil menonton TV, lakukanlah selama itu tidak mempengaruhi niatmu untuk menggarap tugas.

b. Hindari faktor yang membuatmu malas

Niat itu munculnya berlawanan dengan rasa malas. Kalau kamu mau punya niat untuk mengerjakan tugas, maka hal pertama yang harus kamu lakukan adalah melawan rasa malas. Bagaimana sih cara melawan rasa malas? Pertama, kamu lihat dulu, apa hal yang membuat kamu malas? 
Apakah kebanyakan main media sosial?
Apakah kebanyakan main game?
Apakah kebanyakan rebahan?
Apakah kebanyakan ngobrol dengan orang lain?

Setelah kamu tahu sumber kemalasanmu, yang harus kamu lakukan adalah menghindarinya terlebih dahulu saat kamu akan melaksanakan tugasmu. Kalau kamu merasa malas karena media sosial, maka matikan saja ponselmu. Kalau malas karena rebahan, kamu cari tempat yang nggak bisa mendukung kamu untuk rebahan. Kalau malas karena kebanyakan mengobrol, coba menyendiri sejenak saat akan mengerjakan tugas. Setelah itu, kumpulkan niatmu. Sebab, yang paling penting adalah niat yang kuat maka akan mempengaruhi hasil dari apapun yang kamu perbuat. Intinya, jangan malas.

Demikian beberapa tips untuk mempermudah dalam mengatur waktu dalam belajar. Semoga tips yang aku berikan ini bisa kamu terapkan dan bermanfaat untuk kamu.

Have a nice day,

Michiko♡

Picture source on Instagram by @GCFC_IPB

3 Oktober 2018

Aturan Tidak Tertulis yang Harus Diketahui

9:00 AM 0 Comments
Hargailah orang lain sebagaimana kau ingin dihargai oleh orang lain.
Berapa banyak upaya yang sudah kita lakukan untuk menghargai orang lain?
Berapa banyak aturan tertulis yang belum kita patuhi?
Berapa banyak aturan tidak tertulis yang belum kita ketahui?

Sebab, kita sebagai manusia hidup secara berdampingan dan saling membutuhkan. Dalam sebuah buku Rinringaku yang ditulis oleh seorang tokoh Jepang yang terkenal bernama Watsuji Tetsurou. Manusia dalam bahasa Jepang adalah ningen (人間). Ningen terdiri dari dua kanji Cina, Nin (人) dan Gen (間). Di dalam bahasa Mandarin, nin berarti dua orang yang saling memperbaiki dan gen berarti di antara. Beliau menyatakan bahwa ningen berarti "manusia yang saling membantu dan hidup di dunia".

Kita hidup di dunia ini tidak sendiri dan bukan hidup untuk diri sendiri saja, melainkan kita hidup untuk orang lain juga. Tetapi, bukan berarti kita harus menuruti keinginan orang lain, kita juga memiliki hak untuk menjadi diri sendiri. Kita boleh melakukan apa pun yang kita mau, asal tidak merugikan orang lain dan hal itu tidak berdampak buruk bagi kehidupan kita sendiri. Orang lain juga berhak melakukan apa pun selama tidak merugikan kita, apabila kita dirugikan maka kita punya hak untuk membela diri dan menentangnya. Selama tidak melanggar norma yang berlaku, manusia bebas melakukan apa saja. 

Kita hidup dalam sebuah aturan yang disepakati bersama-sama oleh seluruh masyarakat. Aturan itu harus kita patuhi dan tidak boleh dilanggar seenaknya. Ada dua jenis aturan; aturan tertulis dan aturan tidak tertulis. Aturan tertulis bertujuan untuk mengatur agar disiplin, sedangkan aturan tidak tertulis berupa etika dan upaya untuk menghargai orang lain. 


Pada kesempatan kali ini, aku akan membahas mengenai etika dalam kehidupan bermasyarakat dan menurutku ini perlu diterapkan oleh masyarakat Indonesia. Sebab, apabila melanggar aturan tidak tertulis ini akan membuat kita dicap sebagai orang yang tidak memiliki etika dan mungkin bisa menyulut emosi orang lain apabila benar-benar keterlaluan. 

Buang sampah pada tempatnya.
Buang sampah sembarangan tentu sudah jadi problematika utama untuk sebagian besar wilayah Indonesia. Bahkan, aku sampai pernah mendengar kalimat sindiran berupa:

"Cari tempat sampah? Buang saja di jalan, toh di Indonesia semua tempat adalah tempat sampah."

Akan tetapi, kalimat itu bukannya dicerna untuk introspeksi diri, melainkan ditelan mentah-mentah sehingga masyarakat jadi terbiasa buang sampah sembarangan. Entah nggak mau peduli dengan lingkungan atau memang kurang cerdas saja dalam memahami kalimat itu. 

Lalu apa yang seharusnya kita lakukan? Lakukanlah mulai dari hal yang kecil seperti:

Saat makan di restoran cepat saji dengan wadah sekali buang (contoh: mukidi), buanglah bekas wadah makanan dan minuman sendiri.
Buanglah sampah cemilan seusai menonton di bioskop.
Buanglah sampah pada tempatnya. Kalau gak ada tempat sampah, bawa dulu sampah tersebut atau masukkan ke kantong plastik/tas sampai menemukan tong sampah.

Netizen bertanya: "Tapi, ada petugas kebersihan yang akan melakukan semua pekerjaan itu, kalau kita melakukannya nanti mereka nganggur dong?"

Jawaban manusia: "Tidak. Pekerjaan mereka bukan hanya mengurus bekas makananmu saja, mereka masih harus membersihkan tempat lain juga dalam waktu yang singkat dengan tangan mereka yang berjumlah dua. Mereka manusia dan punya keterbatasan energi seperti kita. Coba posisikan dirimu di posisinya, apa kamu sanggup melakukannya? Kamu pasti akan berterimakasih jika ada orang yang membuang sampah bekas wadah makanannya sendiri ke tempat sampah. Kalau kita melakukannya, hal itu bisa meringankan pekerjaan orang lain. Bukankah kita juga senang jika ada yang membantu meringankan pekerjaan kita ketika sedang lelah?"

Budayakan antre
Kamu tahu yang namanya antre? Seringkali masih terabaikan oleh manusia-manusia yang ada di Indonesia. Sudah nggak perlu dihitung lagi banyaknya orang yang suka menyela antrean sebab sudah nggak terhitung jumlahnya dengan banyak variasi alasannya.

Saya buru-buru.
Saya sudah kebelet.
Saya takut ketinggalan/terjepit pintu.

Alasan di atas bukanlah alasan untuk menyela antrean ya, Mas, Mbak.

Kalau buru-buru, datanglah lebih awal untuk berdiri di antrean paling depan. Bukannya malah menyela antrean dan bilang buru-buru ada ini atau itu. Memangnya situ doang yang terburu-buru?

Kalau antre di kamar mandi mall atau kamar mandi berbentuk bilik, antre di depan pintu masuk kamar mandi, jangan di depan pintu bilik kamar mandi. Dahulukan orang yang datang lebih dulu, jangan gunakan kata "kebelet" sebagai alasan supaya bisa menyela antrean kamar mandi. Memangnya, orang yang antre ke kamar mandi mau ngapain lagi kalau bukan sama-sama kebelet?

Kalau sedang antri masuk lift atau kereta dan bis, dahulukanlah orang yang mau keluar. Bis dan kereta atau lift punya kapasitas/daya tampung maksimal, kalau dipaksakan segerombolan orang masuk sedangkan yang di dalam belum keluar, bisa berbahaya. Jangan takut ketinggalan atau terjepit pintu karena sopir atau orang yang ada di lift pun nggak bakal cepat-cepat tutup pintu sebelum penumpangnya masuk dengan aman.

Hargai waktu orang lain
Jam karet? Sudah biasa. Janjian jam delapan pagi, datang jam dua belas siang. Ini yang perlu diperbaiki dari orang Indonesia.

Menghargai waktu.

Seringkali, punya janji tapi tidak tepat waktu. Alasannya, tentu saja bermacam-macam. Ada yang alasannya bangun kesiangan, ada keperluan mendadak, macet, dan lain-lain. Ada yang sudah bilang OTW padahal artinya "Oke Tungguin Wae" atau "OTW mandi".

Tapi.. Pernah nggak kita berpikir, apakah orang yang menunggu kita sedang ada acara lain selain menunggu kita datang?
Pernah nggak kita berpikir, sudah berapa lama dia menunggu di sana?
Pernah nggak kita berpikir, dia mengabaikan hal yang mendesak demi menepati janjinya agar tepat waktu?

Justru sebaliknya, kita berpikir untuk diri sendiri, Bung.

"Bentar deh, aku telat aja biar gak perlu nunggu."
"Halah, telat beberapa menit gak apa-apa kali. Paling dia masih tungguin."
"Berangkatnya nanti aja deh, paling dia juga bakal telat."

Saudara dan saudari sekalian, hargailah waktu orang lain. Sebab, jika kita berada di posisi orang yang menunggu, kita akan kesal sendiri. Kalau mau buang-buang waktu, buanglah waktumu sendiri jangan membuang-buang waktu orang lain.

Cara lain menghargai waktu orang lain: 

 Jika tidak sedang terburu-buru, berdirilah di sisi kiri eskalator.

Pada tempat umum seperti stasiun, bandara, mall, atau pasar sekali pun, biasakanlah berdiri di sisi kiri eskalator. Sebab, bisa jadi ada orang yang sedang terburu-buru dan ada keperluan mendesak. Jika kita memblokir jalan eskalator di sisi kanan dan kiri, orang di belakang kita yang sedang tergesa-gesa tidak bisa menyela.

Netizen kompor: "Katanya, tadi disuruh mengantre? Kok sekarang malah menyuruh kasih jalan untuk disela?"

Jawaban manusia: "Beda situasi. Antrean itu memiliki tujuan dan keperluan yang seimbang pada setiap orang yang ada di antrean itu, misalnya; antrean kamar mandi, semua orang punya keperluan yang sama yaitu buang air di kamar mandi dan sama-sama kebelet. Sedangkan di eskalator, tidak semua punya tujuan dan keperluan yang sama: cepat sampai ke lantai atas/bawah. Bisa jadi, ada orang yang santai dan yang penting sampai tujuan, tetapi ada juga yang ingin segera sampai pada tujuan karena ada keperluan."

Ayo, coba terapkan hal sederhana seperti ini untuk memanusiakan manusia. Siapa tahu dengan hal yang sederhana ini bisa membuat negara kita lebih maju. Kalau hal kecil begini saja nggak bisa, oke fix! #2019GantiRakyat :)

Segini dulu aja deh, edukasi kemanusiaan ini. Selamat mencoba untuk menjadi manusia.

Have a nice day,

Michiko♡


Photo credit on Pinterest

16 Juli 2018

Konspirasi Kemacetan

11:42 PM 2 Comments
Macet.

Pasti kalian nggak asing dengan kata yang satu ini. Ini sudah jadi problematika hampir di seluruh penjuru Indonesia, apalagi kota-kota besar seperti ibu kota. Kali ini, aku akan membahas tentang konspirasi kemacetan berdasarkan pemikiran aku sendiri. Sebelumnya aku mau memberitahu kalau pemikiran setiap orang berbeda-beda. Biasa, konspirasi ala-ala anak muda.

Sebenarnya, apa sih yang bisa buat jalanan selebar itu bisa tetap macet panjang kayak lagi main ular naga? Jalanannya kah? Kendaraannya kah? Aturan lalu lintasnya kah? atau pengendaranya?

Konspirasi Kemacetan

Kalau dilihat dari berbagai aspek, banyak sekali penyebabnya. Tapi pernah kepikiran nggak sih siapa biang kerok kemacetan jalan? Siapakah dalang di balik kemacetan ini?

Sudah pasti, masyarakat nggak ada yang tahan dengan kemacetan ini. Sudah membosankan, menjengkelkan, bikin emosi pula. Rasanya kalau terjebak macet jadi ingin terbang naik elang biar nggak dicegat lampu merah dan dikepung kemacetan. Tapi apa daya, kamu bukan Prabu Siliwangi si pengendali elang di channel ikan terbang. Hanya manusia yang tak sempurna dan kadang salah. 

Kalau dipikir-pikir lagi juga, banyak banget lho upaya pemerintah daerah buat mengatasi macet. Dari mulai penutupan jalan, membuat jalan satu arah bahkan sampai buat jalur memutar padahal cuma mau ke rumah tetangga yang dekat lima langkah dari rumah. Tetapi, macet itu bukannya musnah justru berpindah tempat. Heran nggak? Sama, aku juga jadi herman. Hmm. Konspirasi macam apa ini?

Apakah pemerintah membuat konspirasi supaya misteri ini tidak dapat terpecahkan? Atau pengendaranya yang membuat konspirasi supaya pemerintah kebingungan? Memang, sulit sekali.

Seandainya, kemacetan ini disebabkan oleh aturan lalu lintas. Di mana salahnya? Apakah aturannya kurang tegas? Bukankah sejak dahulu kala aturan lalu lintas itu mutlak kalau merah berhenti dan hijau jalan? Bukankah rambu lalu lintas sudah dicantumkan di buku pelajaran dan mainan kartu gambar? Bukankah rambu lalu lintas maknanya juga sama? Lalu apa yang salah dengan aturan lalu lintas? Hm, atau aturan lalu lintas memang sengaja dibuat untuk menyebabkan macet di jalan supaya orang-orang jengkel dan semakin sedikit orang yang menggunakan kendaraan bermotor? Boleh jadi.

Seandainya, kemacetan ini disebabkan oleh pemerintah daerah. Di mana salahnya? Bukankah pemerintah membuat jalanan lebar supaya kemacetan tidak semakin panjang? Bukankah pemerintah membuat jalur satu arah supaya meminimalisir kecelakaan dan kemacetan? Bukankah pemerintah membuat taman di tengah jalan sebagai penunjuk jalur? Hm, atau mungkin pemerintah sengaja memusatkan kemacetan pada satu titik saja agar tidak ada kemacetan di titik lain? Boleh jadi.

Seandainya, kemacetan ini disebabkan oleh kendaraannya. Di mana salahnya? Bukankah memang benar yang terjebak macet itu adalah kendaraan? Bukankah kendaraan bisa diatur untuk menghindari kemacetan? Kalau memang kendaraan, yang mana biang keroknya? Mobil atau motor? Atau mungkin becak dan delman? Tetapi, zaman dahulu orang-orang naik becak dan delman memangnya terdengar bunyi klakson tantantintin di mana-mana? Jadi, yang mana penyebab utamanya? Motor atau mobil?

Seandainya, kemacetan ini disebabkan oleh pengendara. Di mana salahnya? Bukankah pengendara sudah memahami rambu lalu lintas dan mematuhi segala aturannya? Bukankah pengendara sudah memiliki surat izin mengemudi sebelum terjun langsung mengemudi ke jalanan? Hm, atau mungkin sebagian besar pengemudi tidak memiliki kesadaran dan menggunakan jalanan seenaknya sendiri sehingga menyebabkan kemacetan? Boleh jadi.

Jadi, konspirasi yang mana sebenarnya yang menjadi biang kemacetan? 

Kalau menurutku, biang kerok kemacetan ada pada pengendara yang nggak patuh lalu lintas dan pejalan kaki yang sembarangan. Manusia yang mengendarai kendaraan bermotor itu ada banyak dan bermacam-macam isi kepalanya. Ada yang patuh, ada juga yang bandel. Nah, problem utamanya ada pada si pengendara yang nggak patuh terhadap lalu lintas yang telah diatur oleh pemerintah. 

Pengendara mana yang salah? Motor atau mobil? Berdasarkan analisaku, yang salah adalah dua-duanya. Sebab, pengendara yang nggak mematuhi aturan lalu lintas itu benar-benar biang kerok kemacetan. Contohnya, pengendara motor yang hobi menyalip atau menerobos rambu lalu lintas, ia akan membuat kendaraan di belakangnya atau kendaraan yang berpapasan dengannya menginjak rem mendadak. Semula berjalan dengan kecepatan konstan, kendaraan-kendaraan itu harus memperlambat lajunya karena takut menabrak si tukang salip ini. Akibatnya, kendaraan di belakangnya pun harus memperlambat lajunya juga. Kebayang nggak kalau hal ini berlangsung pada antrian kendaraan yang panjang, jelas itu akan menyebabkan sebuah kemacetan.

Contoh yang lainnya, jika pengendara mobil menggunakan mobil nggak sesuai anjuran pemakaian. Misalnya, dia hanya sendiri tapi menggunakan mobil untuk berkendara padahal idealnya mobil itu dibuat setidaknya untuk dua sampai enam orang. Jika semua mobil hanya diisi oleh satu orang, lalu ada sepuluh orang yang menggunakan mobil berbeda, maka antrean mobil akan panjang ke belakang. Sedangkan, jika mereka menggunakan motor atau kendaraan umum yang dapat menampung penumpang sampai delapan orang atau lebih dalam satu mobil, maka jalanan pun nggak akan sesak dan meminimalisir kemacetan.

Sedangkan pejalan kaki yang sembarangan juga sama menyebalkannya seperti pengendara motor yang hobi menyalip kendaraan lain. Hal ini membuat para pengendara motor dan mobil harus mengerem kendaraannya supaya nggak menabrak orang ini. Biasanya, alasannya menyeberang sembarangan karena nggak mau jalan ke zebra cross atau jalan sambil main gadget.

Baca juga dampak negatif gadget: Gadget Mania

Menurutku, kesimpulan dari konspirasi kemacetan ini adalah pengendara dan pejalan kaki yang nggak bijak dalam berkendara dan menaati rambu lalu lintas. Jadi, upaya untuk meminimalisir kemacetan adalah berkendaralah dengan bijak dan sesuai dengan aturan. Kalau menurutmu, konspirasi apa yang menyebabkan kemacetan di jalan?

Have a nice day,


Michiko ♡

Picture source on Pinterest

11 Juni 2018

Zutto Oinorishimashou

10:00 AM 2 Comments
Teruslah kau berdoa seolah kau sedang mengayuh sepeda untuk sampai pada tujuan.

Kejadian itu terjadi pada hari Selasa sekitar pukul 19.00 WIB, mengenai tanggal aku lupa sih itu tanggal berapa tepatnya karena memang sudah lama hehehe. Pada hari itu, ada mata kuliah Japanese Reading atau sebut saja dokkai. Materi kuliah membahas tentang sebuah cerpen yang berjudul "わらしべ長者 warashibe choja". Aku pernah menerjemahkan cerita pendek ini di postingan sebelumnya. 

Cerita pendek ini aku dapat dari dosenku, sebenarnya ini cerita yang dikasih untuk tes harian, tapi karena ceritanya menarik jadi aku terjemahkan ke dalam versi Bahasa Indonesia supaya masyarakat Indonesia bisa ambil hikmah dari cerita itu. Sengaja aku post di blog, siapa tahu ada mahasiswa sastra Jepang yang dapat tugas menerjemahkan cerita ini terus google-ing judulnya biar dapat contekan wkwkwk. Gak deng. 

Baca juga terjemahan kisah Warashibe Chōja (Saudagar Jerami) 

Selain amanat yang bisa diambil dari cerita pendek tersebut, ada amanat yang bisa diambil juga dari perkuliahan pada hari itu. Di dalam cerita, kami menerjemahkan penggalan kalimat:

「太郎は朝までずっとお祈りしました。」
Tarou wa asa made zutto oinorishimashita.
Artinya:
Tarō terus-menerus berdoa sampai pagi.

Keajaiban Doa
Sepenggal klausa yang aku warnai merah itu merupakan garis besar pembahasan postingan ini. Dosenku memberi perumpamaan dalam klausa itu. Begini katanya:

"Kalian tahu? Zutto oinorimashita itu berdoa yang terus-menerus, nggak berhenti-berhenti. Jadi, dalam kalimat itu, 'Asa made zutto oinorishimashita.' Artinya si Taro ini nggak cuma berdoa sekali terus bar (selesai). Nggak gitu. Dia itu terus-terusan berdoa dari sore sampai pagi nggak berhenti-berhenti. Biar apa coba? Biar doanya ini dikabulkan sama Kannon-sama.

Kalian juga harus kayak gitu. Kalau punya kemauan jangan cuma mau aja, berdoa sekali terus wis bar (ya sudah). Jangan. Ibaratnya berdoa itu kayak kalian lagi mengayuh sepeda. Kalau kalian naik sepeda terus nggak dikayuh, apa bakal sampai ke tujuan? Nggak toh? Kalian harus mengayuh sepeda itu biar sampai ke tujuan. Kalau kalian nggak kayuh sepeda itu sampai bar Isya' nggak akan sampai tujuan.

Begitu juga dengan berdoa. Kalian kalau punya kemauan, teruslah berdoa. Supaya apa? Supaya kalian sampai ke tujuan. Supaya keinginan kalian itu tercapai. Paham?

Nggak perlu aku jelaskan juga harusnya kalian sudah paham kan maksudnya apa?  Jadi, pelajaran yang bisa dipetik pada hari itu adalah... sudah aku tulis pada kutipan yang paling atas. Jadi, nggak usah ditulis lagi lah ya? Hahahaha.

Oh iya, jangan lupa diselingi dengan usaha dan keikhlasan juga ya. Masalah hasil, serahkan kepada yang berwenang, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Karena hidup nggak jauh-jauh dari DUIT. Bukan money recehan atau pun dollar seratus ribuan. Tetapi:
Doa
Usaha
Ikhlas
Tawakkal

Have a nice day


Michiko ♡

8 Oktober 2016

Gadget Mania

8:36 PM 0 Comments
Seringkali kita melihat orang-orang sibuk dengan benda elektronik berbentuk persegi panjang. Dari layarnya terpancar cahaya yang membuat semua mata terpaku padanya. Gadget. Siapa sih yang nggak tahu barang elektronik khususnya smartphone? Semua orang pasti tahu apalagi generasi manusia saat ini sangat melek dengan teknologi. Bahkan, generasi-generasi sebelumnya pun mulai mengenalnya walaupun nggak terlalu familiar dengan cara penggunaannya.

Gadget Mania
Teknologi memang bagus sekali untuk perkembangan zaman. Keberadaannya memudahkan peradaban manusia, banyak sisi positif yang didapatkan dari kehadirannya. Namun, setiap hal pasti selalu ada sisi positif dan sisi negatifnya. Maka dari itu, aku membuat postingan ini untuk menjabarkan sisi positif dan sisi negatif yang bisa kita lihat dari kehidupan masyarakat sekarang setelah kemunculannya. 

Dampak Positif Gadget/Smartphone

1. Mendekatkan yang jauh

Ilustration by Nadhira Shafa
Jujur sebenarnya gadget itu memudahkan manusia untuk berkomunikasi. Coba bayangkan, hidup zaman dulu ketika berkomunikasi harus melalui surat dan waktu untuk menyampaikan surat itu memakan waktu yang sangat lama untuk sampai ke tujuan. Orang yang berkomunikasi ini akan menghabiskan banyak waktu hanya untuk bertukar kabar. Setiap menanyakan kabar, kabar yang diterima pun bukan kabar yang terbaru alias itu kabar basi yang ditulis beberapa minggu atau beberapa bulan yang lalu.

Setelah hadirnya teknologi yang disebut gadget yang mengusung fitur SMS dan chat, bertukar kabar dengan orang yang berada nun jauh di sana nggak sesulit sebelumnya. Bahkan, setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari, atau setiap waktu kita bisa saling bertukar kabar. Hal ini membuat kita tetap bisa menjaga komunikasi dengan orang-orang yang bahkan jauh banget jaraknya tanpa merasa kesulitan.

Baca juga tentang hubungan jarak jauh: Long Distance Relationship

2. Membantu kita mengeksplor dunia

Illustration by Nadhira Shafa
Teknologi zaman sekarang selalu mengandalkan internet. Fungsi internet salah satunya adalah untuk menghubungkan kita dengan dunia. Kita bisa tahu semua informasi lokal maupun internasional hanya dengan bermodalkan gadget. Kita juga dibantu fitur GPS untuk mengeksplor dunia seperti melihat peta, mencari petunjuk arah, dan sebagainya. Selain itu, fitur ramalan cuaca juga bisa memperkirakan cuaca hari itu agar ketika kita bepergian, kita bisa mempersiapkan keadaan terlebih dahulu. Sedia payung sebelum hujan gitu. Ditambah lagi, kita bisa melihat dunia dengan lebih luas, misalnya kita mau melihat air terjun Niagara, Menara Pisa, Menara Eiffel dan lain-lain hanya melalui gadget sehingga mempermudah kita untuk memperluas wawasan tentang dunia.

3. Hiburan

Hidup pasti akan tertekan tanpa hiburan. Biasanya, orang-orang yang lelah dan butuh hiburan akan merencanakan kegiatan untuk pergi berlibur saat hari liburnya tiba. Akan tetapi, hal ini ada kekurangannya, yaitu harus sabar menunggu hari itu tiba. Padahal, bisa jadi kalau pekerjaan atau rutinitas yang kita lakukan benar-benar membuat kita tercekik dan sakit kepala sehingga berujung membuat kita stres. Nah, pada saat ini lah, gadget memiliki peran sebagai salah satu sarana hiburan untuk melepaskan stres sejenak agar hidup nggak selalu berada di bawah tekanan.


Kurang lebih itu lah poin-poin fungsi gadget yang memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia dalam berkomunikasi maupun berteknologi. Namun, selain dampak positif, gadget juga memberikan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat. 

Dampak Negatif Gadget/Smartphone

1. Jadi buta

Illustration by Nadhira Shafa
Buta pada poin ini nggak diartikan secara harfiah. Buta pada poin ini bermaksud untuk mewakili kehidupan masyarakat yang nggak peka dengan keadaan sekitar. Masyarakat lebih suka menggunakan gadget-nya ketimbang menolong orang yang sedang membutuhkan bantuan. Nggak jarang pula, orang-orang bermain gadget saat sedang berjalan sehingga dia nggak peka dengan keadaan di sekitarnya. Masih mending kalau yang ditabrak manusia, kalau yang ditabrak adalah kendaraan yang sedang melaju cepat, bagaimana? Ngeri banget kan kalau dampaknya bisa membahayakan seperti ini.

Kalian pernah baca atau mendengar berita tentang pemain game Pokemon yang menggunakan gadget? Permainan yang menelan banyak korban demi menangkap Pokemon. Banyak banget kasus kecelakaan saat sedang asik bermain gadget tanpa memperhatikan keadaan sekitar. Maka dari itu, hati-hati ya.

2. Hobi pencitraan dan narsisme tingkat tinggi

Semenjak hadirnya gadget dan media sosial, kalian menyadari sebuah perubahan dari perilaku  sebagian besar manusia nggak sih? Aku menyadarinya banget. Hampir semua orang yang aku temui, entah itu teman atau orang yang hanya berpapasan di ruang publik, kalau pergi ke mana-mana atau bertemu dengan seseorang selalu saja mengabadikan momen itu dan mengunggahnya ke platform media sosial. Seolah memberitahu kepada dunia kalau dia ini punya kegiatan dan memamerkannya kepada pengikut media sosialnya. Padahal sebenarnya hal-hal itu nggak terlalu penting juga untuk dipublikasikan, khawatir akan membawa petaka bagi si pengunggah sendiri karena penguntit bisa saja ada di mana-mana. Tingkat narsisme orang-orang pun semakin meningkat, masyarakat lebih sering mengabadikan dan mengunggah setiap kegiatan bahkan rutinitasnya. 

Baca juga media sosial yang sudah musnah: Media Sosial Pensiun: WHO IS NEXT? 

Selain tingkat narsisme yang tinggi, sebagian besar manusia jadi hobi pencitraan. Kalian sering melihat sebuah video viral di media sosial? Ini adalah salah satu dampak negatif dari sebuah gadget. Mengapa bisa negatif? Iya, bisa jadi sebuah dampak negatif apabila video tersebut adalah video yang tidak layak untuk dipublikasikan. Contohnya seperti video korban kecelakaan, video musibah, video orang yang sedang berduka cita, dan video lain semacamnya. Alih-alih menolong, orang-orang malah sibuk mendokumentasikannya. Entah apa tujuannya untuk melakukannya padahal mereka juga bukan media massa yang bertugas untuk meliput suatu kejadian. Entah dokumentasi tersebut akan disimpan sebagai dokumen pribadi, entah akan diunggah supaya viral dan memberikan exposure untuk pengunggahnya. 

Mungkin beberapa orang ada yang berdalih kalau itu untuk menyalurkan rasa simpati orang lain yang melihatnya terhadap tragedi yang direkam. Mungkin, ada beberapa penonton yang merasa simpati. Akan tetapi, pernahkah kalian membayangkan jika berada di TKP? Alih-alih bersimpati, orang-orang yang ada di sana justru menodongkan kamera. Hati nurani seseorang seolah mati karenanya. Ada kecelakaan, direkam. Ada yang bertengkar, direkam. Ada orang yang hendak melompat dari gedung tinggi, direkam juga. Hal itu dilakukan hanya untuk sebuah postingan viral yang mungkin hanya akan bertahan sementara. Miris ya?

3. Tidak menghargai orang lain

Kalian pernah diabaikan ketika mengobrol dengan orang lain dan orang tersebut justru memeriksa gadget-nya? Merasa sebal nggak? Apalagi ketika kita sedang berbicara, dia malah nggak fokus dan jawabannya pun nggak nyambung. Jengkel banget tuh kalau kayak gitu, merasa seperti nggak dihargai saat berbicara. Kalian pernah melakukannya juga nggak? Kalau pernah segera bertaubat, Nak. 

Sikap acuh tak acuh karena gadget bisa merusak citra kita sebagai seorang makhluk sosial. Orang-orang di sekeliling jadi malas untuk bercanda atau berbicara dengan kita. Selain itu, tanggapan kita terhadap pembicaraan orang lain itu mencerminkan kepribadian kita. Kalau kita nggak bisa pasang telinga untuk orang yang berbicara, mungkin kita akan dianggap nggak sopan dan nggak punya etika karena kita dianggap nggak menghargainya. Tentu saja, itu akan berdampak bagi kehidupan sosial kita dalam pandangan masyarakat. Menyimpan gadget untuk mengobrol dengan orang lain nggak ada salahnya kok. 

Baca dampak positif menyimpan gadget: Have A Nice Day 

4. Menjauhkan yang dekat

Bertentangan dengan dampak positif gadget yang telah disebutkan, dampak negatif penggunaan gadget yang berlebihan adalah menjauhkan yang dekat. Kalian pernah kumpul keluarga tetapi anggota keluarga justru sibuk masing-masing dengan gadget-nya? Atau kalian pernah nongkrong bareng teman-teman tetapi mereka memegang gadget di tangannya? Hal-hal seperti ini yang bisa merenggangkan hubungan orang-orang yang berada di dekat kita. Kita lebih asik bermain dengan gadget daripada menghabiskan waktu yang berkualitas bersama orang-orang terdekat kita. Semakin lama, kita pun hanya berpapasan saja dengan orang terdekat dan nggak ada obrolan yang berkualitas untuk mempererat hubungan. Kenapa harus mencari yang jauh selama ada yang dekat? 

5. Merusak pola tidur

Kalian tahu nggak, kalau gadget memiliki sinar biru yang dapat mengganggu pola tidur penggunanya? Dilansir dari halodoc, menurut studi dari Universitas Monash, paparan sinar biru dapat menyebabkan turunnya kadar hormon melatonin sebesar 23 persen sehingga seseorang mengalami kesulitan tidur. Cahaya dari layar gadget memancarkan gelombang cahaya biru yang menstimulasi otak seolah-olah masih siang hari yang malah mengaktifkan hormon kortisol untuk tetap terjaga. Siapa di sini yang kalau nggak bisa tidur malah main gadget

6. Diperbudak teknologi

Ekspektasinya gadget adalah sebuah teknologi yang diciptakan untuk memudahkan kehidupan manusia dengan kata lain jadi "babu" untuk manusia. Namun, sepertinya realita berbicara sebaliknya. Gadget yang seharusnya digunakan sebagai sarana komunikasi dan teknologi justru membuat manusia seperti budaknya. Mengapa begitu? Manusia kecanduan dengan gadget. Bahkan ketika gadget-nya kehabisan daya, manusia rela lho untuk duduk di samping stop kontak sampai daya gadget-nya penuh. Kalau begini, kesannya manusia seperti anjing yang dirantai oleh majikannya. Bukan begitu?

Baca juga tentang dampak smartphone dalam kehidupan: Setan Gepeng 

Dari paparan dampak positif dan negatif gadget, kita seharusnya mulai membuka mata bahwa sebagai seorang manusia kita bisa membedakan mana yang baik untuk kita dan mana yang nggak baik untuk kita. Gunakanlah gadget dengan bijaksana, jangan sampai gadget memperbudak penggunanya. Jangan menggunakan gadget secara berlebihan karena sesuatu yang berlebihan itu nggak baik dampaknya. Nggak mau kan kalah pintar daripada smartphone?

Sekian tulisan untuk hari ini. Sampai jumpa di lain kesempatan.
Have a nice day,


Michiko ♡

Illustration by Nadhira Shafa

15 Juni 2016

Long Distance Relationship

8:31 AM 0 Comments
Long Distance Relationship atau yang biasa dikenal LDR oleh para remaja masa kini artinya adalah hubungan (pacaran) jarak jauh. Maksudnya, disaat seseorang menyandang status LDR, bisa diartikan bahwa seseorang itu memiliki kekasih yang berada nun jauh di sana, entah di kota yang berbeda, atau di provinsi yang berbeda, atau di negara yang berbeda, atau di planet yang berbeda (boleh juga). Mungkin yang kekasihnya masih berada jauh di catatan takdir, bisa juga disebut LDR.


LDR ini biasanya terjadi ketika masa SMA nih, yang mana kisah kasih di sekolah berlanjut ke kisah kasih masa kuliah. Biasanya, terpisah jarak karena berbeda perguruan tinggi. Jadi, mereka yang berada di daerah, provinsi atau bahkan negara yang berbeda terpaksa harus menjalani hubungan jarak jauh ini. Istilah long distance relationship ini berlaku buat kamu yang sudah pernah bertemu dengan orangnya, tahu bentuknya kayak apa, tingginya seberapa, intinya melihat dia secara langsung kemudian harus menjalani hubungan jarak jauh. Kalau pacaran lewat sosial media doang sih beda lagi namanya, orang bilang love cyber relationship.

Long distance relationship ini untuk beberapa orang mungkin nggak segampang itu untuk dijalani karena harus mempertahankan hubungan dengan batas jarak di antara kedua belah pihak alias benar-benar harus ekstra supaya hubungan tetap mulus berjalan lancar. Hubungan jarak jauh ini punya sisi positif dan negatif, penjelasan lebih lanjut bisa disimak pada poin-poin berikut ini.

Sisi Positif Long Distance Relationship

1. Nggak ada pertengkaran fisik

Jelas banget lah ya, nggak akan ada pertengkaran fisik di antara keduanya karena emang kedua belah pihak dipisahkan oleh jarak. Nggak akan ada drama tampar-tamparan, jambak-jambakan, atau cubit-cubitan.

2. Hemat

Poin yang ini memang betul banget. Disebabkan oleh jarak yang jauh, maka nggak perlu tuh ajak jalan setiap saat. Jadi, nggak perlu keluar uang untuk makan, jalan-jalan, atau bensin. Uang yang dibutuhkan paling untuk beli pulsa dan kuota. Hanya saja, mungkin bakal keluar ongkos banyak jika mau sekali-sekali bertemu melepas rindu karena menempuh jarak antar kota, provinsi, atau negara. Cuma kan itu paling sebulan atau setahun sekali.

3. Membuat hubungan lebih intens

Percaya nggak, kalau long distance relationship itu justru membuat hubungan menjadi lebih intens? Sebab, jika ada masalah pasti kedua belah pihak harus mengomunikasikannya dan mencari jalan keluar bersama-sama jika ingin mempertahankan hubungannya. Jadi, komunikasi bisa berjalan dua arah dan nggak ada yang lari dari masalah. Kalau seandainya satu belah pihak lari, itu tandanya memang hubungannya memang harus diakhiri. 

Sisi Negatif Long Distance Relationship

1. Mudah salah paham

Tulisan itu sangat rancu maknanya kalau dibaca dengan intonasi yang berbeda. Ujungnya, justru menimbulkan kesalahpahaman atau malah jadi ribut. Padahal, long distance relationship itu biasanya mengandalkan chat untuk saling bertukar kabar. Jadi, harus hati-hati kalau mau membalas pesan. Salah salah kata, bisa diamuk ibu negara. Belum lagi, kalau nggak ada kabar, pasti di kepala isinya hal-hal yang menduga-duga seperti dia selingkuh, nggak mau balas chat, bosan, atau hal-hal yang ujungnya malah membuat overthinking sendiri.

2. Sulit melepas rindu

Jarak yang memisahkan itu membuat kedua belah pihak jadi sulit untuk bertemu. Seringkali dihampiri rasa rindu tetapi terhalang waktu, mungkin salah satunya sibuk belum punya kesempatan untuk menghampiri, atau belum ada ongkos untuk menyeberangi lautan. 

3. Cinta memudar

Untuk sebagian orang, long distance relationship merupakan hubungan yang sangat menantang. Misalnya, beberapa orang yang gaya pacarannya adalah menghabiskan waktu bersama atau bertukar afeksi, biasanya mereka akan kesulitan untuk menjalani hubungan jarak jauh ini. Sehingga cenderung lebih suka mencari pengganti yang mungkin lebih bisa hadir di sisi dan memberi afeksi secara langsung. Hal ini bisa berujung hubungan berakhir atau diselingkuhi.

Kunci Utama dalam Menjalani Hubungan Asmara 

Ada 2 kunci utama dalam menjalani hubungan; komunikasi dan kepercayaan. 

Setelah memaparkan sisi positif dan sisi negatif dari hubungan jarak jauh, ada beberapa hal yang perlu kalian ketahui untuk memelihara hubungan yang terpisah oleh jarak.

1. Komunikasi

Komunikasi itu sangat penting. Jalin komunikasi yang baik, komunikasi ini harus dijaga oleh kedua belah pihak. Sebab, komunikasi yang baik itu harus berjalan dua arah, bukan hanya satu yang mempertahankannya. Sesibuk apa pun, sempatkanlah untuk bertukar kabar, setidaknya memberitahu sampai kapan kamu akan sibuk dan kapan bisa dihubungi jika kesibukanmu benar-benar nggak bisa diinterupsi. Dengan begitu, doi nggak akan berpikir negatif dan akan tetap merasa kalau kamu punya waktu untuk dia.

Selain itu, apa pun yang dirasakan sebaiknya dikomunikasikan. Misalnya, keinginan untuk bertemu, rindu, marah, kesal, atau apa pun itu sampaikanlah, jangan pakai kode-kodean. Doi kan bukan anak pramuka yang paham kode atau cenayang yang tahu isi hati kamu. 

2. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan kunci dalam setiap hubungan. Tanpa kepercayaan, pasti selalu akan ada celah yang membuat hubungan berantakan dan jadi sering bertengkar. Maka dari itu, selalu berpikir positif, sebab kadang keributan itu terjadi karena pikiran yang terlalu menduga-duga dan negatif melulu. Jangan mudah cemburu buta, lihat doi cuma bahas tugas aja bisa ngamuk kayak mengajak perang saudara, justru itu membuat hubungan jadi terkekang dan terancam bubar. Selain menaruh kepercayaan kepada orang tercinta, kalian juga harus menjaga kepercayaan orang yang mencintai kalian alias jangan disalahgunakan kepercayaannya. Intinya harus saling jaga.

Baca juga tips-tips lainnya tentang percintaan klik di sini

Setelah menguraikan hal-hal tersebut, bagaimana sudut pandangmu terhadap hubungan jarak jauh?
Kira-kira bakal kuat nggak kalau menjalaninya? Atau kamu punya kisah long distance relationship juga? Boleh banget lho, sharing sama aku di kolom komentar atau lewat formulir kontak.

Sekian untuk pembahasan kali ini, sampai jumpa di lain kesempatan.
Have a nice day,


Michiko ♡