Aduhai Mak. Anakmu ini benar-benar sedang jatuh cinta. Entah yang ke-berapa kalinya.
Mungkin kau sudah lelah Mak mendengar berita anakmu jatuh cinta melulu. Ada makhluk tampan di TV, jatuh cinta. Ada lelaki tinggi sedikit, jatuh cinta. Ada lelaki wangi sedikit, jatuh cinta. Ada lelaki senyum sedikit, jatuh cinta. Ada lelaki baik sedikit, jatuh cinta. Bosan kali pasti kau dengar anakmu yang mudah jatuh cinta ini.
Sungguh, yang kali ini berbeda, Mak. Sakitnya cinta telah membuat anakmu berpikir berulang kali untuk jatuh cinta. Namun, setelah dipikir-pikir berulang kali pun aku tetap jatuh cinta, Mak. Bagaimana ini, Mak?
Kepalaku setiap malam berisik menggemakan nama dia. Kepalaku pusing membayangkan senyum dia dalam benakku. Tersulut kembang api yang menggelegar meramaikan dadaku setiap aku bertemu dia. Aduh, Mak. Anakmu ini sepertinya sedang benar-benar dimabuk asmara.
Kira-kira, dia membalas cintaku tidak, Mak? Alamak, betapa hancurnya aku kalau tidak dibalas rasaku.
Apa sebaiknya aku kejar saja dia, Mak? Akan tetapi, dia terlalu indah bak kupu-kupu, Mak. Semakin dikejar, semakin menjauh. Apa sebaiknya anakmu ini menjadi sebuah bunga agar dihinggapi makhluk indah sepertinya? Tidak juga, Mak. Kupu-kupu juga pilih-pilih tempat untuk hinggap dan itu belum tentu aku yang dia pilih.
Sepertinya, aku akan tetap duduk di taman kebahagiaan ini memandangi dia dari jauh saja, Mak. Dia hinggap di jariku, atau tidak, mungkin aku akan menanti sampai aku bosan mengaguminya terbang saja, Mak. Walaupun dari dalam lubuk hatiku ini, ingin membawa ia pulang bersamaku saja.
Mak, doakanlah aku pulang membawa kupu-kupu indah untuk kuhadiahkan untukmu.
Kupu-kupu, Maukah Kau Pulang Bersamaku |
Baca juga karya-karya lainnya di sini
Michiko ♡
Picture by Calvin Mano on Unsplash